Anda di halaman 1dari 71

Making safety a way of life ………..

worldwide

SMART SAFETY

Safety Culture
Improvement
Program
1 PENDAHULUAN

2 K3 HOLISTIK
LINGKUP
BAHASAN
3 SMART SAFETY CONCEPT

4 PENERAPAN SMART SAFETY


2 PENDAHULUAN
• Setiap perusahaan wajib menjaga keselamatan dan kesehatan
pekerja, alat kerja dan lingkungan
• Angka kecelakaan masih tinggi menimbulkan kerugian
MENGAPA baik materi, sosial dan manusia
PERLU • Sebagian besar kecelakaan bersumber dari aspek
manusia dengan perilaku dan tindakan yang tidak aman.
BUDAYA K3
• Pemerintah mencanangkan Indonesia berbudaya K3
tahun 2015
• Untuk mencapai budaya K3 yang diinginkan perlu dilakukan
PROGRAM BUDAYA KESELAMATAN
BUDAYA K3

"Terwujudnya Pekerjaan Layak yang


2023 Berbudaya K3 Guna Mendukung
Keberlangsungan Usaha di Setiap
Tempat Kerja".
Menuju Indonbesia berbudaya K3
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Ida Fauziyah
"Dengan budaya K3 yang baik, maka angka kecelakaan kerja bisa ditekan, dan pada
akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja,"
“Berdasarkan data tersebut, kita semua dituntut untuk lebih serius dalam
menerapkan budaya K3,"
Menurut dia kecelakaan kerja tidak hanya menyebabkan kematian, kerugian materi,
moril dan kerusakan lingkungan, namun juga dapat mempengaruhi produktivitas dan
kesejahteraan masyarakat. Kecelakaan kerja juga mempengaruhi indeks
pembangunan manusia dan indeks pembangunan ketenagakerjaan.
"Saya mengingatkan kembali dan mengajak kepada kita semua para pemangku
kepentingan untuk ikut serta mengawal pelaksanaan K3 di semua tempat, karena
permasalahan K3 bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga bagi
pengusaha dan perusahaan untuk selalu menerapkan Sistem Manajemen K3 (SMK3)
sesuai amanat UU Nomor 13 tahun 2003,"
2 K3 HOLISTIK

PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO


HUMAN FACTOR IN SAFETY
Human Factors Engineering Human Behavior safety
1 2
SAFETY ENGINEERING SAFETY CULTURE

ERGONOMIC
CARA KERJA

HUMAN

UNSAFE CONDITION
DESIGN HUMAN ERROR
FACTOR HUMAN
ENGINEERING BEHAVIOR

UNSAFE ACT
COMPETENCY
MAN-MACHINE

PERILAKU
ENVIRONMENT

TEMPAT KERJA PEKERJA


UNSAFE CONDITION UNSAFE PRACTICES
ACCIDENT

PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO


3 Pilar K3

SAFETY CULTURE-BUDAYA KESELAMATAN

9
3 PILLAR KESELAMATAN KERJA

Pilar 1Technical Safety Pilar 3 Organisasi dan


Aspek Keteknikan Faktor Manusia
yang berkaitan Menyangkuta
dengan tempat kerja, organisasi, pekerja
peralatan, sarana dan dan semua unsur
proses kerja yang laik yang terlibat dalam
dan aman kegiatan yang aman

Pilar 2. Manajemen System


Untuk mengelola aspek keteknikan dan
manusia dip[erlukan system
manajemen dan prosedur , standar
kerja yang baik
TIGA PILAR KESELAMATAN

Diterapkan di
perusahaan kelas dunia

SMART SAFETY
MENGADOP
3 PILLAR

11
12
KASUS JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA

Mengapa jembatan sampai


roboh? Jembatan Baru,
dibangun dengan teknologi
tinggi
• Engineering
• Sistem Manajemen
• Manusia

Jembatan dibangun 1937

Jembatan dibangun 2001


runtuh 2011
1

SMK3 WOLRD CLASS


Harus SMS
dicegah 2

KOMITMEN

SAFE
3
ACCIDENT SAFETY OPERATION
KECELAKAAN LEADERSHIP ZERO
LOSS

4
BUDAYA K3

UNSAFE BEHAVIOR SAFE BEHAVIOR


MEMBANGUN BUDAYA
Safety Culture Improvement Phase
Fase I Fase II Fase III
OHS Implementation Safety Culture Survey Safety Culture Improvement SCL Certification

Safety
Ladder

• SMK3
• ISO
• Programs

World Class
Safety
Mengukur level Budaya Memperbaiki budaya Performance
Level Budaya K3 (Safety Culture Maturity Level)

Interdependent

Independent

Dependent

Reactive

16
PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO
Safety Culture Maturity Level
Level 5
Progressives
Level 4 • Tidak ada pemisahan
Proactive antara produksi dan K3
• Semua memandang K3
Level 3 • Pimpinan memandang
sebagai perioritas rutin
Calculating budaya K3 sebagai
dalam menjalankan tugas
perioritas dalam bisnis
• K3 telah menjadi bagian
Level 2 • Pimpinan telah • Pimpinan cepat tanggap
integral dalam
Reactive memahami prisip dasar terhadap semua masalah
menjalankan bisnis
budaya K3 K3 yang timbul dan
• Pimpinan banyak bicara • Penerapan K3 berjalan
Level 1 • Kami telah punya penerapan K3 berjalan
konsisten berkelanjutan
Pathological K3 dan setelah itu tidak sistem untuk mengelola secara konsisten dan
ada tindak lanjut dan dan ada ukuran
bahaya K3 terus dipantau
kinerjanya
• Pengawas memandang kembali seperti semula • Keberhaslan dicapai • Strategi K3 berjalan baik
• Pekerja peduli K3 ketika • Strategi dan program K3
K3 sebagai Beban karena penerapan yang dan diimplementasikan
dikomunikasikan
• Pekerja tidak terkibat kecelakaan terjadi kondistn dalam secara konsisten
• Strategi K3 perusahaan dipahami dan didukung
dalam K3.Sikap tidak perusahaan • Pekerja sudah peduli K3
sudah lebih lengkap semua pekerja
peduli terhadap K3 • Strategi organisasi K3 dan aktif terlibat dalam
• Dokumentasi K3
• Strategi K3 perusahaan namun yang tahu dan telah dikembangkan berbagai program dan
paham terbatas terpelihara dan
tidak dipahami atau dan telah dimengerti kegiatan K3.
• K3 penting dan akan didokumentasikan
didefinisikan dengan baik dan dipahami sebagian • K3 telah menjadi bagian
dengan konsisten
• K3 hanya dijalankan melalukan apa saja agar pekerja dari fungsi lini
tidak terulang kembali • Proses K3 dapat
sepanjang tidak • Pelanggaran K3 dan • Kinerja K3 diukur secara
• Prosedur dan sistem dirasakan semua pekerja
mengganggu bisnis perilaku tidak aman komprehensif
mendukung K3 sudah • Semua pekerja terlibat
perusahaan tidak ditolerir didokumentasikan dan
aktif dan peduli dengan
• Dokumen K3 sangat tersedia namun tidak • Pross dan program K3 dijadikan acuan dalam
lengkap dan tidak keselamatan Bersama
minim dan belum ada didokumentasikan dan mengembangkan
sistem yang baku ditinjau ulang ditinjau berkala program K3

PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO


Fenomena Covid-19-PSBB

SMART Bagaimana
SAFETY membangun
budaya K3?

18
PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO
Human Need-Teori Maslow
SMART
SAFETY • Keselamatan
Kebutuhan manusia
• Keselamatan bukan
kebutuhan primer

•Manusia Tidak butuh


keselamatan
•Keselamatan barang
mewah

19
PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO
APAKAH PERILAKU DAPAT DIUBAH
KOMPAS, Sabtu, 18 Oktober
2003

2012
2003 2013

20
TERNYATA…..DAPAT DIUBAH

2015
Pendekatan Top Down dari Jonan dikombinasi dengan Pendekatan Kesisteman dan
Engineering, dapat merubah perilaku
21
MEMBANGUN BUDAYA SAFETY
Membangun budaya dengan pendekatan Perilaku
SMART Safety (Attitude Reinforcement Technique
MEMBANGUN
BUDAYA PERILAKU
SAFETY AMAN

BOTTOM UP APPROACH TOP DOWN APPROACH


• Membangun • Mengawasi dan
kesadaran dan nilai2 paksaan
K3 • Lama kelamaan
• Lama kelamaan menjadi budaya
menjadi budaya • Lebih cepat
• Perlu waktu • Tidak pasti permanen
• Permanen

MENANAM BUDAYA
NILAI2 SAFETY

22
1 MEMBANGUN NILAI-NILAI K3
Nilai-nilai ini memiliki peran penting untuk menumbuhkan
budaya K3 karena sangat relevan misalnya
• Nilai Amanah yang memberikan dorongan untuk menjaga
keselamatan dalam menjalankan tugas yang diberikan
perusahaah,
• Nilai Kompeten yang sangat diperlukan untuk menjalankan
K3 dengan cara yang aman dan professional.
• Nilai Harmonis yang membangun rasa peduli sesama atau
dalam aspek K3 yang disebut budaya saling ingat
mengingatkan.
• Nilai Loyal yang sangat penting dalam menerapkan K3
untuk menjaga asset perusahaan dan kelangsungan bisnis.
• Nilai Adaptif untuk terus berinovasi meningkatkan K3
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi dan yang
terakhir
• Nilai Kolaboratif untuk saling berkerjasama menerapkan
K3 melalui partisipasi dan peran aktif semua unsur dalam
perusahaan.

PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO


The 4Ps of Safety Management
1. Safety is an Ethical Responsibility

1 Philosophy (Safety adalah tanggungjawab moral)


2. Safety is a Culture Not a Program
(Safety bukan sekadar program,tetapi budaya)
3. Management is Responsible.
(Manajemen bertanggungjawab)
4. Employees Must Be Trained to Work Safely.
2 Policy (Pekerja harus dididik bekerja aman)
5. Safety is a Condition of Employment.
(Safety cerminan kondisi ketenagakerjaan)
6. All Injuries Are Preventable.
(Setiap kecelakaan dapat dicegah)

3 Procedures 7. Safety Programs Must Be Site Specific


(Safety harus sesuai dengan kondisi setempat).
8. Safety is Good Business.
(Safety baik untuk bisnis)

4 Practices IASP SAFETY PHILOSOPHY

PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO


AKHLAK MULIA KESELAMATAN
ATAU TERPUJI
DIRI SENDIRI
AKHLAK (Al-Akhlakul
Mahmudah atau
Karimah)
Perilaku aman
KELUARGA DAN
LINGKUNGAN
• Akhlak dari kata khuluk yang berarti
tingkah laku, tabiat atau perangai.
• Akhlak yaitu sifat yang dimiliki
seseorang, telah melekat dan
biasanya akan tercermin dari perilaku
AKHLAK K3
SAFETY
orang tersebut
• Akhlak adalah tingkah laku seseorang
yang didorong keinginan mendasar
untuk melakukan suatu perbuatan AKHLAK BURUK KECELAKAAN DAN
ATAU TERCELA BENCANA
Perilaku tidak
(Al-Akhlaqul BAGI DIRI SENDIRI
aman KELUARGA DAN
Madzmumah)
LINGKUNGAN

25
PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO
Behavior Based Safety BBS
• Mengurangi Accident dengan SAFETY PARADOX
mengurangi unsafe behavior.
Safety Awareness
• Mengurangi unsafe behavior secara
konsisten dan berkesinambungan akan
menjadikan safe attitudes
• Jawabannya adalah BUDAYA SAFETY
YANG KUAT.
Kecelakaan

Mencegah kecelakaan adalah


WHAT IS BEHAVIOR menjaga safety awareness
• Safety Talk
APA PERILAKU • Safety Induction
• Safety Inspection
• Safety Supervision
• Safety Training
• Safety Meeting etc
26
MEMBANGUN NILAI-NILAI
• Membangun perilaku aman dalam bekerja
• Menjalankan K3 sebagai bagian integral dalam setiap
BBS pekerjaan/tugas
• Disiplin dalam menjalankan persyaratan K3

• Membangun nilai-nilai bahwa safety penting bagi setiap


manusia
• Menanamkan safety sebagai philosophy dalam
Safety kehidupandan menjalankan pekerjaan
Culture
• Menjadikan safety sebagai keyakinan Belief) dan sikap
(attitudes)

27
2 Perilaku yang Terlihat
terlihat

Didalam
diri

• Mengurangi Accident dengan mengurangi unsafe


behavior. Safety culture adalah nilai-nilai yang ada dalam diri
• Mengurangi unsafe behavior secara konsisten dan manusia yang menganggap bahwa Safety adalah
berkesinambungan akan menjadikan safe attitudes unsur penting dalam kehidupannya yang kemudian
• Jawabannya adalah BUDAYA SAFETY YANG KUAT. akan tercermin dalam sikap dan tindakannya

PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO


Safety Culture Tool
SAFETY CULTURE TOOLS
OGP Guide 435 : A guide to selecting appropriate tools to improve HSE culture
Table 1 – HSE tool types and HSE culture levels

NO Tool type Description Pathological Reactive Calculative Proactive Generative


1 Reporting and recording Mandatory reporting
HSE information Anonymous reporting
(incidents & near misses) Confidential reporting
Open (non-confidential) reporting
2 Incident investigation Incident investigation (mandatory)
and analysis Root cause analysis
Proactive analysis
3 Auditing Professional audits
Benchmarking
Management system audits
Management site visits
Peer assists
4 Human factors in design HF design standards – mandatory
HF design standards – voluntary
HF design analysis
Operator design review
HF design validation
5 Work practices and Mandatory standards
procedures Decision-based practices
6 HSE risk management Process risk management
JSA led by supervisor
JSA led by workers
PTRA by individual
Change management (MOC)
7 HSE management Industry systems (ISO, OHSAS, etc.)
systems Company systems
29
PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO
Safety Culture Tool
8 HSE training and Workforce HSE training
competence Supervisory HSE training
Manager HSE training
Executive HSE training
9 HSE appraisals Performance appraisals
HSE leadership assessments
360-degree appraisals
Upwards appraisals
10 Situation awareness Supervisor-led task discussions
Self-led task evaluations
11 Questionnaires and HSE climate survey
surveys HSE culture diagnostic
Personnel and attitude surveys
Personality and team function tests
12 Observation/intervention Observation by supervisor
Observation by peer
Intervention of at-risk actions
Reinforcement of positive actions
Results shared beyond participants
13 Incentive schemes Performance (lagging) recognition
Behaviour (leading) recognition
14 HSE communications Toolbox talks
HSE meetings
HSE alerts
HSE newsletters
Handover information
15 Other HSE tools Issue-specific HSE tools

30
PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO
KONSEP SMART SAFETY
SMART SAFETY
• SMART Safety (Safety Management & Attitude Reinforcement
Techniques) dikembangkan oleh Prosafe Institute sejak tahun 2010
• Menjalankan misi WSO making safety a way of life..world wide
• SMART Safety adalah pendekatan K3 dengan mensinergikan
pendekatan Kesisteman, Operasional Safety dan Human Factors.
• SMART Safety berdasarkan pendekatan kultur atau budaya lokal
dengan mengadopsi pendekatan K3 yang sudah berkembang seperti
OHS Management System, BBS, STOP dan Process Safety
Management
• Telah dijalankan dan diaplikasi diberbagai perusahaan

Karya anak bangsa berdasarkan budaya lokal dan nilai-


nilai spiritual dalam menerapkan K3
SMART SAFETY
• Membangun budaya safety tidak mudah perlu waktu,
proses, sistem dan komitmen manajemen
• Salah satu teknik adalah SMART Safety
• Safety Management & Attitude Reinforcement
Techniques (SMART) adalah pendekatan K3 dengan
mensinergikan pendekatan Kesisteman, Operasional
Safety dan Human Factors.
• SMART Safety berdasarkan pendekatan kultur atau
budaya lokal dengan mengadopsi pendekatan K3
yang sudah berkembang seperti OHS Management
System, BBS dan Process Safety Management

PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO


Peran dalam Penerapan SMART Safety
Leadership
Role Model DUKUNGAN

STAR • Penentu Kebijakan


SAFETY TOUR AND REVIEW • Dukungan sumberdaya

5P • Penanggungjawab umum
5 MENIT 5 TASK • Pendorong keberhasilan

BEKAL K3 • Penanggungjawab K3
BICARAKAN-KERJAKAN - • Pengawas Langsung
LAKSANAKAN

SIM K3
SALING INGAT • Subjek dan objek
MENGINGATKAN • Ujung tombak K3
PATUH
PARTISIPASI
DISIPLIN
PEDULI

PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO


MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN
Manajemen merupakan pondasi
dalam menjamin keberhasilan
budaya K3
• Safety Leadership
• Kebijakan K3
• Program STAR, Safety
Observation, Safety Champion
Mengkordinir, mengelola dan
mengawasi penerapan K3
• Certified ahli K3 sesuai level
• Audit & Implemented SMK

Menerapkan syarat2 K3 dalam


kegiatyan
• Certified tenaga teknis yang
sesuai
• Memiliki Safety Passpor
• Ahli K3 yang sesuai

35
Peran dalam SMART Safety Program SMART

36
PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO
• PERAN DALAM MEMBANGUN BUDAYA K3

01
Direksi/Top Management
Penentu Kebijakan, Role Model, Komitmen,Dukungan

02 5-M
Manajemen Senior-Manajemen Lini
Seluruh fungsi terlibat dalam mendukung K3 dalam operasinya,memimpin
pelaksanaan K3 di bidang masing-masing
03
Supervisor,Pengawas

Menjadi agent of Changer, Champion dalam membangun bdaya dilingkungannya


04
Seluruh Pekerja
Objek dan Subjek K3, menjadi ujung tombing K3 untuk Saling Ingat Mengimgatkan
Peran Manajemen Puncak
• Manajemen puncak memegang peranan kunci keberhasilan K3 melalui program
STAR (Safety Tour And Review)
• Keberhasilan ditentukan oleh komitmen manajemen puncak seperti bintang
STAR (STAR) yang menyinari seluruh perusahaan
• Manajemen bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan keberhasilan K3
for dalam perusahaan
• Manajemen berkepentingan dengan K3
Management • Manajemen menjadi Roles Models dan menunjukkan komitmannya (visible
commitment) dalam membangun budaya K3

Kegiatan
• Melakukan kunjungan ke lapangan berkala (STAR) mimimal 3 bulan sekali
• Melakukan review K3 setiap bulan (managemen review)
• Memberikan pesan K3 setiap melakukan pertemuan manajemen
• Menjadi roles model dalam setiap kesempatan

PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO


STAR
Star for Top Management
• Top management is the key to
the success of safety in the
company

• Management is like a star in the


sky that provides direction, light
and inspiration for safety
implementers

“The Leader is a Mirror of the Company.”


-- Business Quote
39
Visible commitment
STAR • Manajemen harus menunjukkan
komitmennya terhadap Keselamatan
for • Komitmen manajemen harus dilihat,
dirasakan dan dipahami oleh semua
Manage unsur dalam perusahaan.

ment “You will achieve the level of


safety that
you demonstrate
you
want to achieve.”

PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO


Peran Manajer Senior

5M • Setiap manajer senior harus terlibat


langsung dalam penerapan K3 di
organisasinya masing-masing melalui
for program 5M
• K3 harus menjadi bagian integral dari
operasinya
Senior • Manajer harus meluangkan waktunya
sekurangnya 5 Menit setiap hari untuk
Manage melihat dan meninjau apakah K3 sudah
berjalan dan masalah apa yang ada di
ment lingkungan kerjanya

Berapa banyak waktu


diluangkan setiap hari
untuk K3?????

PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO


Peran Manajer Senior
1. Memulai setiap kegiatan &rapat dengan pesan K3

5M 2.
3.
4.
Menghadiri safety training dan rapat-rapat K3
Memeriksa dan memastikan K3 telah dijalankan
Menjadi role model setiap waktu
for 5. Meninjau dan mengapresiasi hasil kinerja K3 yang dicapai
hari ini

Senior
Manage
ment 5 menit
5 perkara

PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO


Peran Pengawas
• Pengawas merupakan ujung tombak keberhasilan K3

BEKAL • Pengawas berperan mengawasi dan membina langsung


bawahannya
• Melakukan BEKAL Keselamatan (Bicarakan, Kerjakan dan

K3 Lanjutkan) semua hasil observasi yang dilakukan untuk


memperbaiki kondisi lingkungan kerja.
• Sebagai Safety Champion di tempat masing-masing
for
Supervisor • Bicarakan
• Kerjakan
• Lanjutkan

PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO


• BEKAL Keselamatan dilaksanakan oleh pengawas untuk
mengobservasi perilaku tidak aman di lingkungan kerjanya
• Bicarakan , mengapa seseorang melakukan tindakan tidak aman

BEKAL • Kerjakan langkah perbaikan yang diperlukan untuk memperbaiki


perilaku tidak aman
• Lanjutkan standar kerja aman yang sudah disepakati

K3
for
Supervisor

PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO


Peran setiap pekerja
• Keberhasilan K3 ditentukan oleh keterlibatan dan kepedulian
semua orang terhadap K3
• Setiap pekerja dan setiap individu wajib terlibat dalam K3 dan
peduli dengan kondisi tidak aman dan berbahaya yang ada
SIM K3 disekitarnya
• Setiap orang wajib melaporkan keadaan tidak aman dan keadaan
for berbahaya

worker

PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO


• SIM-K3 (Saling Ingat Mengingatkan dalam K3) merupakan kunci
keberhasilan program SMART dalam perusahaan
• Saling ingat mengingatkan adalah ajaran semua agama yang mengajar untuk
berbuat baik dan saling ingat mengingatkan dalam kebaikan dan kebenaran
• Budaya K3 level tertinggi adalah “interdependent” dimana setiap orang

SIM K3 sudah sadar untuk saling ingat mengingatkan satu dengan lainnya
• Setiap pekerja dilengkapi Safety Passport

for
worker

Roles of
Everybody's
PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy
46
– WSO
PENERAPAN
SMART SAFETY
5 M (untuk Umum)
Home Observer Report Company Department Area User Master Point Delete Search Login Logout Yes No
1.Memulai setiap kegiatan &rapat dengan pesan SHEQ
2.Menghadiri safety training dan rapat-rapat SHEQ
UPDATED 3.Memeriksa dan memastikan SHEQ telah dijalankan dan menjadi bagian dalam setiap kegiatan
Aplikasi Tgl Input 27/06/20 Resiko Point 4.Meninjau dan mengapresiasi hasil kinerja SHEQ yang dicapai hari ini
5.Menjadi contoh, role model 24x7, setiap waktu
PENGAMAT OBYEK (HARUS DIISI LENGKAP)
SMART SAFETY NIP Perusahaan
Nama Departemen
ONLINE Departemen Section 5 M (Khusus untuk Evaluator)
Seksi Tanggal
UNTUK Perusahaan Lokasi
27/06/20
5 4 3 2 1
1.Memulai setiap kegiatan &rapat dengan pesan SHEQ
PENERAPAN Area
2.Menghadiri safety training dan rapat-rapat SHEQ
STAR 5M AWAS Plus AWAS 3.Memeriksa dan memastikan SHEQ telah dijalankan dan menjadi
Type ART
4W: What, Where, When, Why + 1H: How bagian dalam setiap kegiatan
Kondisi 4W: 4.Meninjau dan mengapresiasi hasil kinerja SHEQ yang dicapai hari ini
5.Menjadi contoh, role model 24x7, setiap waktu

PENILAIAN:
1. Hampir tidak pernah - 5 M tidak dianggap sebagai bagian dari tanggungjawabnya
Tindakan 1H: 2. Pernah - Menjalankan 5M jika ada waktu
3. Kadang-kadang - Menjalankan 5M namun belum optimal/tidak terjadwal
4. Sering - Berupaya melaksanakan 5Mwalaupun dalam keadaan sibuk
5. Selalu - 5M sudah menjadi kebutuhan dalam kegiatan sehari-hari

Menelan/
Kondisi
Cara
Tidak
Menabrak
Ditabrak
Tertimpa
Jatuh
Terjepit
Terpapar
Terkena
Beban
Gerakan menghirup/
menggunakan
sesuai
dari
kerja
rusak/tidak
arus tidakmenyerap bahanKondisi
berulang-ulang
benda/objek
benda/objek
suhu
ketinggian
benda/objek
berlebihan
peruntukannya
listrik
tinggiaman berbahaya
Cara
Tidak
Menyesuaikan
Mengubah
Menyusun
Menghentikan
Memasang
menggunakan
sesuai
rusak/tidak
Ulang
Posisi
kabel
Lock
peruntukannya
APD
Pekerjaan
Out
Pekerjaan
grounding
aman
tidak Lock&cairan
Blind
Preventive
Pre-Start
Peralatan
Pelindung
Gas,
Visual/Audible
Lepas/Patah/Retak
Karat/Lapuk/Keropos
Bypass
Cap Out
System
Plug
(permit/prosedur)
Up
dan
Pengaman
mesin
Maintenance
bocor
Tag
Alarm
ygOutbergerak
Proses Binatang
Suhu
Blind
Tpreventive
Pre-Start
Peralatan
Gas,
Visual/Audible
Lepas/Patah/Retak
Karat/Lapuk/Keropos
Bakteri/kuman
Cahaya
Alat
Lantai
Tidak
Kebersihan/kerapihan
Sistemukur
cairan
ekstrim
System
ada
licin/kotor
peringatan
ekstrim
berbisa
Up
tidak
Pengaman
alat
bocor
Maintenance
pengaman
Alarmkurang
berfungsi
Proses
burukbaik

48
PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO
Hanya utk AWAS Plus dan
AWAS, range score
APLIKASI SMART SAFETY PT BADAK LNG disesuaikan; 5, 10, 15, 20

Kriteria Nilai :
5; Hanya
menulis
temuan dan
Tindakan
secara tdk
terstruktur
10. Temuan
menjelaskan;
Apa, dimana,
Kapan dan
Mengapa
Tindakan;
menjelaskan
bagaimana.
Hanya dipakai khusus hanya 15. Ditto
utk AWAS Plus dan AWAS dengan 10
ditambah
ART STAR 5M AWAS Plus AWAS dapat
Kolom ini akan menuliskan
4W: What, Where, When, Why. 1H: How selalu muncul utk penyebabnya
semua pengamatan, 20. Ditto 10
Kondisi 4W: dan 15 dan
tertulis : Kondisi
(utk menguraikan bisa
kejadian) dan membuat
Tindakan 1H :
Tindakan (saran rekomendasi
atau tindaklanjut yg hasil analisa
diperlukan) temuannya.

PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO


Hanya utk AWAS Plus dan
AWAS, range score
disesuaikan; 5, 10, 15, 20

Kriteria Nilai :
5; Hanya menulis temuan
dan Tindakan secara tdk
terstruktur
10. Temuan menjelaskan;
Apa, dimana, Kapan dan
Mengapa
Tindakan; menjelaskan
bagaimana.
15. Ditto dengan 10
Hanya dipakai khusus hanya ditambah dapat
utk AWAS Plus dan AWAS menuliskan penyebabnya
ART STAR 5M AWAS Plus AWAS 20. Ditto 10 dan 15 dan
bisa membuat
4W: What, Where, When, Why. 1H: How
rekomendasi hasil analisa
Kondisi 4W: temuannya.

Tindakan 1H :

Attachment (Film, Picture)


PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO
Hanya utk AWAS Plus dan
AWAS, range score
disesuaikan; 5, 10, 15, 20

Kriteria Nilai :
5; Hanya menulis temuan dan
Tindakan secara tdk
terstruktur
10. Temuan menjelaskan; Apa,
dimana, Kapan dan Mengapa
Tindakan; menjelaskan
bagaimana.
15. Ditto dengan 10 ditambah
dapat menuliskan penyebabnya
Hanya dipakai khusus hanya
utk AWAS Plus dan AWAS 20. Ditto 10 dan 15 dan bisa
membuat rekomendasi hasil
ART STAR 5M AWAS Plus AWAS analisa temuannya.

4W: What, Where, When, Why. 1H: How


Kondisi 4W:

Tindakan 1H : Attachment (Film, Picture)

PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO


5 M (KHUSUS UNTUK EVALUATOR )
Page2 1
5 2
5M 5 Langkah: Pesan -> Datang/hadir-> Cek & pastikan-> Apresiasi -> C 24x7
4 3
5 4 3 2 1
1. Memulai setiap kegiatan &rapat dengan pesan SHEQ
2. Menghadiri safety training dan rapat-rapat SHEQ
3. Memeriksa dan memastikan SHEQ telah dijalankan dan
menjadi bagian dalam setiap kegiatan
4. Meninjau dan mengapresiasi hasil kinerja SHEQ yang
dicapai hari ini
5. Menjadi contoh, role model 24x7, setiap waktu

5 Selalu 5M sudah menjadi kebutuhan dalam kegiatan sehari-hari

4 Sering Berupaya melaksanakan 5Mwalaupun dalam keadaan sibuk

3 Kadang-kadang Menjalankan 5M namun belum optimal/tidak terjadwal


2 Pernah Menjalankan 5M jika ada waktu

1 Hampir tidak pernah 5 M tidak dianggap sebagai bagian dari tanggungjawabnya

CATATAN ; Formulir diatas khusus diisi oleh evaluator – SHEQ Dept. atau yang di tunjuk
Hanya utk AWAS Plus dan
AWAS, range score
disesuaikan; 5, 10, 15, 20

Kriteria Nilai :
5; Hanya menulis temuan
dan Tindakan secara tdk
terstruktur
10. Temuan menjelaskan;
Apa, dimana, Kapan dan
Mengapa
Tindakan; menjelaskan
bagaimana.
15. Ditto dengan 10
ditambah dapat menuliskan
Hanya dipakai khusus hanya penyebabnya
utk AWAS Plus dan AWAS 20. Ditto 10 dan 15 dan
AWAS Plus AWAS bisa membuat
ART STAR 5M rekomendasi hasil analisa
4W: What, Where, When, Why. 1H: How temuannya.
Kondisi 4W:

Tindakan 1H :

PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO


Hanya utk AWAS Plus dan
AWAS, range score
disesuaikan; 5, 10, 15, 20

Kriteria Nilai :
5; Hanya menulis temuan
dan Tindakan secara tdk
terstruktur
10. Temuan menjelaskan;
Apa, dimana, Kapan dan
Mengapa
Tindakan; menjelaskan
bagaimana.
15. Ditto dengan 10
Hanya dipakai khusus hanya ditambah dapat
utk AWAS Plus dan AWAS
menuliskan penyebabnya
ART STAR 5M AWAS Plus AWAS 20. Ditto 10 dan 15 dan
bisa membuat
4W: What, Where, When, Why. 1H: How
rekomendasi hasil analisa
Kondisi 4W: temuannya.

Tindakan 1H :

Attachment (Film, Picture)


PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO
Kendaraan berbahaya ?

PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO


Bagaimana Membangun Budaya
KLASIFIKASI PENGHARGAAN
Silver - Bintang 3
Gold - Bintang 4
Platinum - Bintang 5
Level 1 5

Level 2 38

Leval 3 36

Total 79
Terimakasih
Thank you
IMPLEMENTATION PROCESS SMART SAFETY
Roadmap Membangun Budaya Keselamatan (Safety Culture)
Fase I Fase II Fase III
Menerapkan K3 Mengukur level budaya Membangun Budaya Sertifikasi Level Budaya

Safety Ladder

• SMK3
• ISO Budaya
• Program Kelas dunia
SAFETY CULTURE LEVEL
Safety Culture Dimension
Membangun Budaya Keselamatan

Peran
Dalam Penerapan
SMART Safety
Participation

63
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
Manajemen Puncak Pengawas
Manajemen merupakan kunci keberhasilan keselamatan dengan peran Pengawas merupakan ujung tombak keberhasilan keselamatan .
dan tanggung jawab sebagai berikut: • Mengawasi secara langsung semua kegiatan di bawah
• Menunjukkan komitmen yang kuat dan terlihat (visible commitment) pengawasannya
terhadap keselamatan angkutan • Memastikan semua peralatan kerja yang digunakan, prosedur dan
• Menunjukkan kepemimpinan keselamatan (safety leadership) yang metoda kerja telah sesuai dengan kaidah keselamatan yang berlaku
tinggi dan aman digunakan
• Menetapkan Kebijakan Keselamatan (Safety policy) • Memastikan bahwa semua awak dan staf yang lain telah paham
• Sebagai roles model dalam setiap kegiatan tentang keselamatan dalam menjalankan tugas masing-masing
• Terlibat dalam semua kegiatan keselamatan yang dijalankan dalam • Melakukan pembinaan secara terus menerus untuk meningkatkan
perusahaan budaya keselamatan para pekerja melalui intervensi dan observasi
• Memberikan dukungan sumber daya dan kebijakan untuk keselamatan
terlaksananya program keselamatan • Memastikan bahwa keselamatan menjadi bagian integral dalam semua
• Memantau terlaksananya keselamatan dalam kegiatan operasi kegiatan.
melalui tour, walkthrough atau tinjauan manajemen.
Manajemen Lini Awak Angkutan
• Manajemen Lini memiliki peran penting untuk menjamin keberhasilan • Mematuhi semua prosedur keselamatan angkutan yang ditetapkan
keselamatan yang meliputi: • Menjalankan kendaraan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang
• Menjadikan keselamatan sebagai tanggung jawab manajemen (line
management responsibility)
telah ditetapkan
• Memastikan bahwa keselamatan dijalankan dalam kegiatan dibawah kendalinya • Menggunakan sarana keselamatan yang diwajibkan
• Menyediakan sumberdaya dan dukungan terjaminnya keselamatan operasi • Melaporkan semua kondisi atau potensi bahaya yang ada dalam
• Menetapkan prosedur kerja aman di lingkungan masing-masing menjalankan armada
• Memantau tercapainya keselamatan dalam kegiatan operasi di bawah • Berupaya mencegah kecelakaan jika melihat, menemukan kondisi
kendalinya. berbahaya atau tidak aman, yang berpotensi terjadinya kecelakaan.
• Melakukan pembinaan terhadap semua personil termasuk mitra kerja yang
berada dibawah wewenangnya.
Peran Manajemen Puncak
STAR • Manajemen puncak memegang peranan kunci keberhasilan K3 melalui program STAR (Safety
Tour And Review)
• Keberhasilan ditentukan oleh komitmen manajemen puncak seperti bintang (STAR) yang
menyinari seluruh perusahaan
• Manajemen bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan keberhasilan K3 dalam perusahaan
• Manajemen berkepentingan dengan K3
• Manajemen menjadi Roles Models dan menunjukkan komitmannya (visible commitment) dalam
membangun budaya K3

Kegiatan
• Melakukan kunjungan ke lapangan berkala (STAR) mimimal 3 bulan sekali
• Melakukan review K3 setiap bulan (managemen review)
• Memberikan pesan K3 setiap melakukan pertemuan manajemen
• Menjadi roles model dalam setiap kesempatan
Star for Top
Management
• Top management is the key to
the success of safety in the
company

• Management is like a star in the


sky that provides direction, light
and inspiration for safety
implementers

“The Leader is a Mirror of the Company.”


-- Business Quote

66
Peran Manajer Senior
5M • Setiap manajer senior harus terlibat langsung dalam penerapan
K3 di organisasinya masing-masing melalui program 5M
• K3 harus menjadi bagian integral dari operasinya
• Manajer harus meluangkan waktunya sekurangnya 5 Menit setiap
hari untuk melihat dan meninjau apakah K3 sudah berjalan dan
masalah apa yang ada di lingkungan kerjanya

1. Memulai setiap kegiatan &rapat dengan pesan


5 menit K3
2. Menghadiri safety training dan rapat-rapat K3
5 perkara 3. Memeriksa dan memastikan K3 telah
dijalankan
4. Menjadi role model setiap waktu
Berapa banyak waktu 5. Meninjau dan mengapresiasi hasil kinerja K3
diluangkan setiap hari yang dicapai hari ini
untuk K3?????
BEKAL Peran Pengawas
K3 • Pengawas merupakan ujung tombak
keberhasilan K3
• Pengawas berperan mengawasi dan membina
langsung bawahannya
• Melakukan BEKAL Keselamatan (Bicarakan,
Kerjakan dan Lanjutkan) semua hasil
observasi yang dilakukan untuk memperbaiki
kondisi lingkungan kerja.
• Sebagai Safety Champion di tempat masing-
masing
• Bicarakan
• Kerjakan
• Lanjutkan
SIM Peran setiap pekerja
K3
• Keberhasilan K3 ditentukan oleh
keterlibatan dan kepedulian semua
orang terhadap K3
• Setiap pekerja dan setiap individu
Roles of wajib terlibat dalam K3 dan peduli
Everybody's dengan kondisi tidak aman dan
berbahaya yang ada disekitarnya
• Setiap orang wajib melaporkan
keadaan tidak aman dan keadaan
berbahaya
SIM SIM-K3
K3 • SIM-K3 (Saling Ingat Mengingatkan dalam K3)
merupakan kunci keberhasilan program SMART
dalam perusahaan
• Saling ingat mengingatkan adalah ajaran semua
agama yang mengajar untuk berbuat baik dan saling
ingat mengingatkan dalam kebaikan dan kebenaran
• Budaya K3 level tertinggi adalah “interdependent”
dimana setiap orang sudah sadar untuk saling ingat
mengingatkan satu dengan lainnya
• Setiap pekerja dilengkapi Safety Passport

70
SAFETY CHAMPION
SAFETY CHAMPION adalah Untuk mendukung peningkatan budaya K3 di kalangan
program WSO Indonesia masyarakat khususnya perusahaan WSO Indonesia telah
untuk mendukung mengembangkan program Safety Champion dan WISPASS
peningkatan budaya di
Indonesia
• Sebagai kader dalam SAFETY SAFETY
membangun budaya K3
diperusahaan/kampus CHAMPION PASSPORT
• Menjadi “Agent of Change”
perubahan budaya menjadi
contoh ‘Roles model”
• Menjadi fasilitator untuk
menyampaikan pesan- PEKERJA STUDENT
pesan K3
• Dipilih oleh
perusahaan/kampus
• Level pengawas,mandor Mengikuti training
atau pemuka Safety Champion
• Siswa SMK Kelas 8 Yellow passport White passport
• Mahasiswa tingkat semester
4-5

Anda mungkin juga menyukai