worldwide
SMART SAFETY
Safety Culture
Improvement
Program
1 PENDAHULUAN
2 K3 HOLISTIK
LINGKUP
BAHASAN
3 SMART SAFETY CONCEPT
ERGONOMIC
CARA KERJA
HUMAN
UNSAFE CONDITION
DESIGN HUMAN ERROR
FACTOR HUMAN
ENGINEERING BEHAVIOR
UNSAFE ACT
COMPETENCY
MAN-MACHINE
PERILAKU
ENVIRONMENT
9
3 PILLAR KESELAMATAN KERJA
Diterapkan di
perusahaan kelas dunia
SMART SAFETY
MENGADOP
3 PILLAR
11
12
KASUS JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA
KOMITMEN
SAFE
3
ACCIDENT SAFETY OPERATION
KECELAKAAN LEADERSHIP ZERO
LOSS
4
BUDAYA K3
Safety
Ladder
• SMK3
• ISO
• Programs
World Class
Safety
Mengukur level Budaya Memperbaiki budaya Performance
Level Budaya K3 (Safety Culture Maturity Level)
Interdependent
Independent
Dependent
Reactive
16
PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO
Safety Culture Maturity Level
Level 5
Progressives
Level 4 • Tidak ada pemisahan
Proactive antara produksi dan K3
• Semua memandang K3
Level 3 • Pimpinan memandang
sebagai perioritas rutin
Calculating budaya K3 sebagai
dalam menjalankan tugas
perioritas dalam bisnis
• K3 telah menjadi bagian
Level 2 • Pimpinan telah • Pimpinan cepat tanggap
integral dalam
Reactive memahami prisip dasar terhadap semua masalah
menjalankan bisnis
budaya K3 K3 yang timbul dan
• Pimpinan banyak bicara • Penerapan K3 berjalan
Level 1 • Kami telah punya penerapan K3 berjalan
konsisten berkelanjutan
Pathological K3 dan setelah itu tidak sistem untuk mengelola secara konsisten dan
ada tindak lanjut dan dan ada ukuran
bahaya K3 terus dipantau
kinerjanya
• Pengawas memandang kembali seperti semula • Keberhaslan dicapai • Strategi K3 berjalan baik
• Pekerja peduli K3 ketika • Strategi dan program K3
K3 sebagai Beban karena penerapan yang dan diimplementasikan
dikomunikasikan
• Pekerja tidak terkibat kecelakaan terjadi kondistn dalam secara konsisten
• Strategi K3 perusahaan dipahami dan didukung
dalam K3.Sikap tidak perusahaan • Pekerja sudah peduli K3
sudah lebih lengkap semua pekerja
peduli terhadap K3 • Strategi organisasi K3 dan aktif terlibat dalam
• Dokumentasi K3
• Strategi K3 perusahaan namun yang tahu dan telah dikembangkan berbagai program dan
paham terbatas terpelihara dan
tidak dipahami atau dan telah dimengerti kegiatan K3.
• K3 penting dan akan didokumentasikan
didefinisikan dengan baik dan dipahami sebagian • K3 telah menjadi bagian
dengan konsisten
• K3 hanya dijalankan melalukan apa saja agar pekerja dari fungsi lini
tidak terulang kembali • Proses K3 dapat
sepanjang tidak • Pelanggaran K3 dan • Kinerja K3 diukur secara
• Prosedur dan sistem dirasakan semua pekerja
mengganggu bisnis perilaku tidak aman komprehensif
mendukung K3 sudah • Semua pekerja terlibat
perusahaan tidak ditolerir didokumentasikan dan
aktif dan peduli dengan
• Dokumen K3 sangat tersedia namun tidak • Pross dan program K3 dijadikan acuan dalam
lengkap dan tidak keselamatan Bersama
minim dan belum ada didokumentasikan dan mengembangkan
sistem yang baku ditinjau ulang ditinjau berkala program K3
SMART Bagaimana
SAFETY membangun
budaya K3?
18
PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO
Human Need-Teori Maslow
SMART
SAFETY • Keselamatan
Kebutuhan manusia
• Keselamatan bukan
kebutuhan primer
19
PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO
APAKAH PERILAKU DAPAT DIUBAH
KOMPAS, Sabtu, 18 Oktober
2003
2012
2003 2013
20
TERNYATA…..DAPAT DIUBAH
2015
Pendekatan Top Down dari Jonan dikombinasi dengan Pendekatan Kesisteman dan
Engineering, dapat merubah perilaku
21
MEMBANGUN BUDAYA SAFETY
Membangun budaya dengan pendekatan Perilaku
SMART Safety (Attitude Reinforcement Technique
MEMBANGUN
BUDAYA PERILAKU
SAFETY AMAN
MENANAM BUDAYA
NILAI2 SAFETY
22
1 MEMBANGUN NILAI-NILAI K3
Nilai-nilai ini memiliki peran penting untuk menumbuhkan
budaya K3 karena sangat relevan misalnya
• Nilai Amanah yang memberikan dorongan untuk menjaga
keselamatan dalam menjalankan tugas yang diberikan
perusahaah,
• Nilai Kompeten yang sangat diperlukan untuk menjalankan
K3 dengan cara yang aman dan professional.
• Nilai Harmonis yang membangun rasa peduli sesama atau
dalam aspek K3 yang disebut budaya saling ingat
mengingatkan.
• Nilai Loyal yang sangat penting dalam menerapkan K3
untuk menjaga asset perusahaan dan kelangsungan bisnis.
• Nilai Adaptif untuk terus berinovasi meningkatkan K3
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi dan yang
terakhir
• Nilai Kolaboratif untuk saling berkerjasama menerapkan
K3 melalui partisipasi dan peran aktif semua unsur dalam
perusahaan.
25
PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO
Behavior Based Safety BBS
• Mengurangi Accident dengan SAFETY PARADOX
mengurangi unsafe behavior.
Safety Awareness
• Mengurangi unsafe behavior secara
konsisten dan berkesinambungan akan
menjadikan safe attitudes
• Jawabannya adalah BUDAYA SAFETY
YANG KUAT.
Kecelakaan
27
2 Perilaku yang Terlihat
terlihat
Didalam
diri
30
PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO
KONSEP SMART SAFETY
SMART SAFETY
• SMART Safety (Safety Management & Attitude Reinforcement
Techniques) dikembangkan oleh Prosafe Institute sejak tahun 2010
• Menjalankan misi WSO making safety a way of life..world wide
• SMART Safety adalah pendekatan K3 dengan mensinergikan
pendekatan Kesisteman, Operasional Safety dan Human Factors.
• SMART Safety berdasarkan pendekatan kultur atau budaya lokal
dengan mengadopsi pendekatan K3 yang sudah berkembang seperti
OHS Management System, BBS, STOP dan Process Safety
Management
• Telah dijalankan dan diaplikasi diberbagai perusahaan
5P • Penanggungjawab umum
5 MENIT 5 TASK • Pendorong keberhasilan
BEKAL K3 • Penanggungjawab K3
BICARAKAN-KERJAKAN - • Pengawas Langsung
LAKSANAKAN
SIM K3
SALING INGAT • Subjek dan objek
MENGINGATKAN • Ujung tombak K3
PATUH
PARTISIPASI
DISIPLIN
PEDULI
35
Peran dalam SMART Safety Program SMART
36
PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO
• PERAN DALAM MEMBANGUN BUDAYA K3
01
Direksi/Top Management
Penentu Kebijakan, Role Model, Komitmen,Dukungan
02 5-M
Manajemen Senior-Manajemen Lini
Seluruh fungsi terlibat dalam mendukung K3 dalam operasinya,memimpin
pelaksanaan K3 di bidang masing-masing
03
Supervisor,Pengawas
Kegiatan
• Melakukan kunjungan ke lapangan berkala (STAR) mimimal 3 bulan sekali
• Melakukan review K3 setiap bulan (managemen review)
• Memberikan pesan K3 setiap melakukan pertemuan manajemen
• Menjadi roles model dalam setiap kesempatan
5M 2.
3.
4.
Menghadiri safety training dan rapat-rapat K3
Memeriksa dan memastikan K3 telah dijalankan
Menjadi role model setiap waktu
for 5. Meninjau dan mengapresiasi hasil kinerja K3 yang dicapai
hari ini
Senior
Manage
ment 5 menit
5 perkara
K3
for
Supervisor
worker
SIM K3 sudah sadar untuk saling ingat mengingatkan satu dengan lainnya
• Setiap pekerja dilengkapi Safety Passport
for
worker
Roles of
Everybody's
PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy
46
– WSO
PENERAPAN
SMART SAFETY
5 M (untuk Umum)
Home Observer Report Company Department Area User Master Point Delete Search Login Logout Yes No
1.Memulai setiap kegiatan &rapat dengan pesan SHEQ
2.Menghadiri safety training dan rapat-rapat SHEQ
UPDATED 3.Memeriksa dan memastikan SHEQ telah dijalankan dan menjadi bagian dalam setiap kegiatan
Aplikasi Tgl Input 27/06/20 Resiko Point 4.Meninjau dan mengapresiasi hasil kinerja SHEQ yang dicapai hari ini
5.Menjadi contoh, role model 24x7, setiap waktu
PENGAMAT OBYEK (HARUS DIISI LENGKAP)
SMART SAFETY NIP Perusahaan
Nama Departemen
ONLINE Departemen Section 5 M (Khusus untuk Evaluator)
Seksi Tanggal
UNTUK Perusahaan Lokasi
27/06/20
5 4 3 2 1
1.Memulai setiap kegiatan &rapat dengan pesan SHEQ
PENERAPAN Area
2.Menghadiri safety training dan rapat-rapat SHEQ
STAR 5M AWAS Plus AWAS 3.Memeriksa dan memastikan SHEQ telah dijalankan dan menjadi
Type ART
4W: What, Where, When, Why + 1H: How bagian dalam setiap kegiatan
Kondisi 4W: 4.Meninjau dan mengapresiasi hasil kinerja SHEQ yang dicapai hari ini
5.Menjadi contoh, role model 24x7, setiap waktu
PENILAIAN:
1. Hampir tidak pernah - 5 M tidak dianggap sebagai bagian dari tanggungjawabnya
Tindakan 1H: 2. Pernah - Menjalankan 5M jika ada waktu
3. Kadang-kadang - Menjalankan 5M namun belum optimal/tidak terjadwal
4. Sering - Berupaya melaksanakan 5Mwalaupun dalam keadaan sibuk
5. Selalu - 5M sudah menjadi kebutuhan dalam kegiatan sehari-hari
Menelan/
Kondisi
Cara
Tidak
Menabrak
Ditabrak
Tertimpa
Jatuh
Terjepit
Terpapar
Terkena
Beban
Gerakan menghirup/
menggunakan
sesuai
dari
kerja
rusak/tidak
arus tidakmenyerap bahanKondisi
berulang-ulang
benda/objek
benda/objek
suhu
ketinggian
benda/objek
berlebihan
peruntukannya
listrik
tinggiaman berbahaya
Cara
Tidak
Menyesuaikan
Mengubah
Menyusun
Menghentikan
Memasang
menggunakan
sesuai
rusak/tidak
Ulang
Posisi
kabel
Lock
peruntukannya
APD
Pekerjaan
Out
Pekerjaan
grounding
aman
tidak Lock&cairan
Blind
Preventive
Pre-Start
Peralatan
Pelindung
Gas,
Visual/Audible
Lepas/Patah/Retak
Karat/Lapuk/Keropos
Bypass
Cap Out
System
Plug
(permit/prosedur)
Up
dan
Pengaman
mesin
Maintenance
bocor
Tag
Alarm
ygOutbergerak
Proses Binatang
Suhu
Blind
Tpreventive
Pre-Start
Peralatan
Gas,
Visual/Audible
Lepas/Patah/Retak
Karat/Lapuk/Keropos
Bakteri/kuman
Cahaya
Alat
Lantai
Tidak
Kebersihan/kerapihan
Sistemukur
cairan
ekstrim
System
ada
licin/kotor
peringatan
ekstrim
berbisa
Up
tidak
Pengaman
alat
bocor
Maintenance
pengaman
Alarmkurang
berfungsi
Proses
burukbaik
48
PROSAFE INSTITUTE OSHAcademy – WSO
Hanya utk AWAS Plus dan
AWAS, range score
APLIKASI SMART SAFETY PT BADAK LNG disesuaikan; 5, 10, 15, 20
Kriteria Nilai :
5; Hanya
menulis
temuan dan
Tindakan
secara tdk
terstruktur
10. Temuan
menjelaskan;
Apa, dimana,
Kapan dan
Mengapa
Tindakan;
menjelaskan
bagaimana.
Hanya dipakai khusus hanya 15. Ditto
utk AWAS Plus dan AWAS dengan 10
ditambah
ART STAR 5M AWAS Plus AWAS dapat
Kolom ini akan menuliskan
4W: What, Where, When, Why. 1H: How selalu muncul utk penyebabnya
semua pengamatan, 20. Ditto 10
Kondisi 4W: dan 15 dan
tertulis : Kondisi
(utk menguraikan bisa
kejadian) dan membuat
Tindakan 1H :
Tindakan (saran rekomendasi
atau tindaklanjut yg hasil analisa
diperlukan) temuannya.
Kriteria Nilai :
5; Hanya menulis temuan
dan Tindakan secara tdk
terstruktur
10. Temuan menjelaskan;
Apa, dimana, Kapan dan
Mengapa
Tindakan; menjelaskan
bagaimana.
15. Ditto dengan 10
Hanya dipakai khusus hanya ditambah dapat
utk AWAS Plus dan AWAS menuliskan penyebabnya
ART STAR 5M AWAS Plus AWAS 20. Ditto 10 dan 15 dan
bisa membuat
4W: What, Where, When, Why. 1H: How
rekomendasi hasil analisa
Kondisi 4W: temuannya.
Tindakan 1H :
Kriteria Nilai :
5; Hanya menulis temuan dan
Tindakan secara tdk
terstruktur
10. Temuan menjelaskan; Apa,
dimana, Kapan dan Mengapa
Tindakan; menjelaskan
bagaimana.
15. Ditto dengan 10 ditambah
dapat menuliskan penyebabnya
Hanya dipakai khusus hanya
utk AWAS Plus dan AWAS 20. Ditto 10 dan 15 dan bisa
membuat rekomendasi hasil
ART STAR 5M AWAS Plus AWAS analisa temuannya.
CATATAN ; Formulir diatas khusus diisi oleh evaluator – SHEQ Dept. atau yang di tunjuk
Hanya utk AWAS Plus dan
AWAS, range score
disesuaikan; 5, 10, 15, 20
Kriteria Nilai :
5; Hanya menulis temuan
dan Tindakan secara tdk
terstruktur
10. Temuan menjelaskan;
Apa, dimana, Kapan dan
Mengapa
Tindakan; menjelaskan
bagaimana.
15. Ditto dengan 10
ditambah dapat menuliskan
Hanya dipakai khusus hanya penyebabnya
utk AWAS Plus dan AWAS 20. Ditto 10 dan 15 dan
AWAS Plus AWAS bisa membuat
ART STAR 5M rekomendasi hasil analisa
4W: What, Where, When, Why. 1H: How temuannya.
Kondisi 4W:
Tindakan 1H :
Kriteria Nilai :
5; Hanya menulis temuan
dan Tindakan secara tdk
terstruktur
10. Temuan menjelaskan;
Apa, dimana, Kapan dan
Mengapa
Tindakan; menjelaskan
bagaimana.
15. Ditto dengan 10
Hanya dipakai khusus hanya ditambah dapat
utk AWAS Plus dan AWAS
menuliskan penyebabnya
ART STAR 5M AWAS Plus AWAS 20. Ditto 10 dan 15 dan
bisa membuat
4W: What, Where, When, Why. 1H: How
rekomendasi hasil analisa
Kondisi 4W: temuannya.
Tindakan 1H :
Level 2 38
Leval 3 36
Total 79
Terimakasih
Thank you
IMPLEMENTATION PROCESS SMART SAFETY
Roadmap Membangun Budaya Keselamatan (Safety Culture)
Fase I Fase II Fase III
Menerapkan K3 Mengukur level budaya Membangun Budaya Sertifikasi Level Budaya
Safety Ladder
• SMK3
• ISO Budaya
• Program Kelas dunia
SAFETY CULTURE LEVEL
Safety Culture Dimension
Membangun Budaya Keselamatan
Peran
Dalam Penerapan
SMART Safety
Participation
63
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
Manajemen Puncak Pengawas
Manajemen merupakan kunci keberhasilan keselamatan dengan peran Pengawas merupakan ujung tombak keberhasilan keselamatan .
dan tanggung jawab sebagai berikut: • Mengawasi secara langsung semua kegiatan di bawah
• Menunjukkan komitmen yang kuat dan terlihat (visible commitment) pengawasannya
terhadap keselamatan angkutan • Memastikan semua peralatan kerja yang digunakan, prosedur dan
• Menunjukkan kepemimpinan keselamatan (safety leadership) yang metoda kerja telah sesuai dengan kaidah keselamatan yang berlaku
tinggi dan aman digunakan
• Menetapkan Kebijakan Keselamatan (Safety policy) • Memastikan bahwa semua awak dan staf yang lain telah paham
• Sebagai roles model dalam setiap kegiatan tentang keselamatan dalam menjalankan tugas masing-masing
• Terlibat dalam semua kegiatan keselamatan yang dijalankan dalam • Melakukan pembinaan secara terus menerus untuk meningkatkan
perusahaan budaya keselamatan para pekerja melalui intervensi dan observasi
• Memberikan dukungan sumber daya dan kebijakan untuk keselamatan
terlaksananya program keselamatan • Memastikan bahwa keselamatan menjadi bagian integral dalam semua
• Memantau terlaksananya keselamatan dalam kegiatan operasi kegiatan.
melalui tour, walkthrough atau tinjauan manajemen.
Manajemen Lini Awak Angkutan
• Manajemen Lini memiliki peran penting untuk menjamin keberhasilan • Mematuhi semua prosedur keselamatan angkutan yang ditetapkan
keselamatan yang meliputi: • Menjalankan kendaraan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang
• Menjadikan keselamatan sebagai tanggung jawab manajemen (line
management responsibility)
telah ditetapkan
• Memastikan bahwa keselamatan dijalankan dalam kegiatan dibawah kendalinya • Menggunakan sarana keselamatan yang diwajibkan
• Menyediakan sumberdaya dan dukungan terjaminnya keselamatan operasi • Melaporkan semua kondisi atau potensi bahaya yang ada dalam
• Menetapkan prosedur kerja aman di lingkungan masing-masing menjalankan armada
• Memantau tercapainya keselamatan dalam kegiatan operasi di bawah • Berupaya mencegah kecelakaan jika melihat, menemukan kondisi
kendalinya. berbahaya atau tidak aman, yang berpotensi terjadinya kecelakaan.
• Melakukan pembinaan terhadap semua personil termasuk mitra kerja yang
berada dibawah wewenangnya.
Peran Manajemen Puncak
STAR • Manajemen puncak memegang peranan kunci keberhasilan K3 melalui program STAR (Safety
Tour And Review)
• Keberhasilan ditentukan oleh komitmen manajemen puncak seperti bintang (STAR) yang
menyinari seluruh perusahaan
• Manajemen bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan keberhasilan K3 dalam perusahaan
• Manajemen berkepentingan dengan K3
• Manajemen menjadi Roles Models dan menunjukkan komitmannya (visible commitment) dalam
membangun budaya K3
Kegiatan
• Melakukan kunjungan ke lapangan berkala (STAR) mimimal 3 bulan sekali
• Melakukan review K3 setiap bulan (managemen review)
• Memberikan pesan K3 setiap melakukan pertemuan manajemen
• Menjadi roles model dalam setiap kesempatan
Star for Top
Management
• Top management is the key to
the success of safety in the
company
66
Peran Manajer Senior
5M • Setiap manajer senior harus terlibat langsung dalam penerapan
K3 di organisasinya masing-masing melalui program 5M
• K3 harus menjadi bagian integral dari operasinya
• Manajer harus meluangkan waktunya sekurangnya 5 Menit setiap
hari untuk melihat dan meninjau apakah K3 sudah berjalan dan
masalah apa yang ada di lingkungan kerjanya
70
SAFETY CHAMPION
SAFETY CHAMPION adalah Untuk mendukung peningkatan budaya K3 di kalangan
program WSO Indonesia masyarakat khususnya perusahaan WSO Indonesia telah
untuk mendukung mengembangkan program Safety Champion dan WISPASS
peningkatan budaya di
Indonesia
• Sebagai kader dalam SAFETY SAFETY
membangun budaya K3
diperusahaan/kampus CHAMPION PASSPORT
• Menjadi “Agent of Change”
perubahan budaya menjadi
contoh ‘Roles model”
• Menjadi fasilitator untuk
menyampaikan pesan- PEKERJA STUDENT
pesan K3
• Dipilih oleh
perusahaan/kampus
• Level pengawas,mandor Mengikuti training
atau pemuka Safety Champion
• Siswa SMK Kelas 8 Yellow passport White passport
• Mahasiswa tingkat semester
4-5