Dosen:
Mita Manalangkuba
Jennifer Moningka
Jesika Mandiangan
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus yang telah memberikan rahmat sehingga
kami dapat menyelesaikan Makalah dengan pembahasan materi “Peran Orang Tua”
Terima kasih kami ucapkan kepada Mem Merline M.Kukus M.Th sebagai dosen
pengampuh kami dalam mata kuliah PAK KELUARGA yang telah memberikan arahan
dalam pembuatan makalah kami.
Kami menyadari, bahwa Makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar kami sebagai penulis bisa menjadi lebih baik lagi.
Semoga Makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa maksud dengan Peran Orang tua
2. Untuk mengetahui apa saja peran Orang tua
BAB 2
PEMBAHASAN
Seorang ayah memunyai peranan yang penting dalam keluarga. Ayah adalah
kepala keluarga yang mengendalikan "bahtera" keluarga. Seringkali ada pandangan
yang keliru tentang peranan ayah dalam keluarga dalam pendidikan anak. Pandangan
ini mengemukakan bahwa ayah yang mencari uang ibu yang mendidik anak di rumah.
Pandangan ini merupakan pandangan yang salah. Tanggung jawab pendidikan anak
tetap pada ayah tetapi ibu sebagai penolong dalam pendidikan anak. Anak laki-laki
memerlukan model bagi kehidupannya, yaitu ayahnya. Anak perempuan memerlukan
suatu pola untuk mengenal dan menilai seorang laki-laki dari ayahnya.
Anak-anak memerlukan cinta dan kasih sayang dari seorang ayah Data dan kasih
perlu diungkapkan dan didemonstrasikan. Ini merupakan ebutuhan yang akan berlanjut
sepanjang hidup dari bayi, menjadi anak dolah, remaja, dan pemuda. Mereka harus
tahu kalau ayahnya mengasihinya.Namun, bagi beberapa orang pengungkapan kasih
sayang ini tidak begitu mudah. Ada seorang ayah yang begitu dalam mengasihi dan
menyayangi anaknya tetapi menemui kesulitan untuk mengungkapkan rau
menunjukkan kasihnya secara emosional. Bagaimanapun juga seorang ayah harus
dapat mengungkapkan kasihnya itu kepada anaknya. Cara yang paling mudah adalah
dengan kata-kata. Seorang ayah harus bisa bercerita kepada anaknya bahwa ia
mengasihi dan menyayanginya. Misalnya dengan berkata: "Aku mengasihi engkau"
atau "Ibumu dan aku sangat mengasihimu." Kata-kata ini sungguh sangat berarti
apalagi saat anak-anak dalam menghadapi kesulitan. Jika kata-kata itu tidak madah
maka tulislah. Seorang bapak perlu menunjukkan kasihnya dengan menyentuh anak-
anaknya saat mereka masih bayi. Kebutuhan untuk dijamah sama pentingnya bagi
anak laki-laki dan anak perempuan. Saya sering mendengar seorang ayah yang baik
memberi dorongan kepada anaknya yang masih kecil ketika nenek atau ibunya
meninggal dunia, Jangan menangis sekarang, Kuatkanlah. Jadilah seorang laki-laki!"
Ayah perlu memberi peraturan untuk kehidupan anaknya dengan hikmat dan perlu
dikomunikasikan dengan kasih. Peraturan itu sangat diperlukan dalam kehidupan
keluarga. Beberapa aturan kepada anak seperti bagaimana memperlakukan orang lain,
sikap pada waktu makan, penggunaan mobil, kapan harus pulang pada waktu malam
hari. Peraturan peraturan itu sangat diperlukan supaya keluarga berfungsi secara
efektif. Seorang ayah yang jujur dan kuar akan dapat menjawab keperluan anak
anaknya.
Seorang ayah perlu menyadari dan mau mengakui di hadapan anak-anaknya bahwa
ia manusia biasa. Ia tidak maha tahu atau maha kuasa. Pengakuan ini tidak akan
mengurangi cinta dan hormat anak anak. Justru pengakuan ini akan mendorong anak-
anaknya menjadi lebih dekat dan lebih berani berkomunikasi dengan ayahnya.Seorang
ayah harus berani minta maaf kepada anak-anaknya karena sesuatu yang telah
dikatakan atau yang telah dilakukannya. Anak-anak yang mengetahui, mengasihi, dan
menghormati ayahnya akan lebih mudah menyampaikan kejujuran kepada anak-anak
mereka kelak setelah mereka menikah nanti.
5. Ayah Adalah Pemimpin
Ketika seseorang berkata tentang "ibu" kepada anak kecil, di pikiran anak
terlintas fungsi dan perasaan ibu. "la memberi makan kepadaku dan membersihkan
rumah" dan "ibu mengasihi aku". Pada umumnya anak-anak lebih dekat dengan ibunya
daripada kepada ayahnya, karena sebagian besar waktu ibu ada di rumah. Sedangkan
ayah berada di luar rumah untuk bekerja.Meskipun tanggungjawab pendidikan yang
terutama adalah ayah, peranan ibu tidak bisa diabaikan. Ibu menjadi "tangan" ayah
dalam membimbing anak untuk mengenal Tuhan. Kelak pada akhirnya nanti dia dapat
memutuskan secara pribadi untuk menerima Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamat
pribadinya. Jadi ayah dan ibu merupakan dua pribadi yang tidak bisa dipisahkan dalam
mendidik anak-anaknya.Timotius bertumbuh menjadi pribadi yang kuat dalam iman dan
pelayanan karena pendidikan ibunya, Eunike dan neneknya, Louis. Agustinus
bertumbuh menjadi seorang bapak gereja pada abad permulaan karena doa-doa
ibunya, Monica.
1. Mendengarkan Anak-anak
Ayah dan ibu harus memberi kesempatan kepada anak-anaknya berbicara. Dari apa
yang dikatakan oleh anak, ayah-ibu dapat mengetahui permasalahan-permasalahan
yang dihadapi anak dan menolong peme cahannya. Demikian juga melalui kata-kata
anak dapat diketahui bakat, minat dan tingkat kedewasaan kerohaniannya serta kepri-
badiannya.Baik sekali kalau setiap hari, misalnya sehabis makan malam ayah ibu
memberi kesempatan anak-anak untuk berbicara satu-persatu. Setelah itu mereka
menanggapi pembicaraan anak-anak mereka kalau ada yang perlu ditanggapi saat
itu.Adakalanya apa yang dikatakan oleh anak berupa kritik-kritik kepada orang tuanya.
Dalam keadaan seperti ini ayah-ibu perlu bijaksana dalam menanggapi dan harus
bersedia membuka diri dan menerima kritik dari anak-anak kalau kritik tersebut
memang bermanfaat.
2. Kebaktian Keluarga dan Saat Teduh
Ada dua hal penting yang seharusnya dilakukan dalam keluarga agar keluarga
tersebut dapat tumbuh secara rohani menuju kepada kedewasaan penuh, yaitu:
kebaktian keluarga dan saat teduh.Kebaktian keluarga dilaksanakan secara
bersama oleh seluruh ang gota keluarga dan seisi rumah. Dalam kebaktian keluarga
dilibatkan semua anggota keluarga. Misalnya, ayah menyampaikan firman Tuhan,
ibu me mimpin acara, anak-anak sebagai pemimpin pujian. Kemudian, dilakukan
secara bergantian. Kebaktian keluarga dapat diadakan pada malam hari sehingga
semua anggota keluarga dapat mengikutinya. Bila memungkin kan dapat diadakan
setiap hari atau dua hari sekali dengan waktu 30 sampai 60 menit.
Saat teduh merupakan waktu yang disisihkan setiap hari oleh setiap pribadi,
biasanya pagi hari, untuk bersekutu dengan Allah, melalui doa, pujian, dan
membaca firman Allah. Saat Teduh merupakan hal yang sangat penting sebagai
sarana pertumbuhan rohani. Saat Teduh ini harus dilaksanakan setiap hari, karena
sehari tanpa Saat Teduh akan berdampak hari yang dijalani akan penuh dengan
kekalahan dan kekalahan. Sebaliknya mendisiplin diri mengadakan Saat Teduh
setiap hari akan membawa pertumbuhan rohani dan perilaku yang semakin
diperbaharui.
BAB
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA