Anda di halaman 1dari 17

APP REMAJA 2019

PERSEMBAHAN BUAH BUNGARAN

KOMISI PENGEMBANGAN IMAN


DAN
KARYA KEPAUSAN INDONESIA (KKI)
KEUSKUPAN TANJUNG KARANG
Jln. Way Lubuk No.4 Kotak Pos 93, Bandar Lampung 35001
Telp. (0721) 252531 : Fax (0721) 260358
Email: tanjungkarangkompi@gmail.com

1|APP 2019 Remaja


Pertemuan 1
REMAJA MISIONER
REMAJA YANG BERKURBAN

Tujuan : - Remaja memahami arti berkurban, memberi


persembahan
- Remaja memahami pengetahuan tentang arti
buah bungaran
- Remaja mau berkurban di tengah dunia masa
kini.
Pikiran Dasar

Kurban dari bahasa Ibrani, atau sacrifice dari


bahasa inggris, artinya persembahan atau sesuatu yang
dikuduskan, persembahan yang ditujukan kepada Allah. Kurban
merupakan tradisi yang berkembang dari kebiasaan Yahudi
dalam Perjanjian Lama. Ketentuan kurban ditentukan oleh Allah
sendiri dan Allah berkenan jika persyaratan kurban dipenuhi
(Bdk .1Raj. 8,62-66). Sejak awal sejarah manusia, manusia telah
memberikan persembahan kepada Allah. Persembahan kepada
Allah terdiri dari dua jenis, yaitu persembahan berupa hasil
bumi yang tidak berdarah; roti, buah dan sayuran hasil pertama
kebun ataupun ladang, dan persembahan berupa hewan; anak
domba, lembu, kambing dan lain–lain. Dengan
mempersembahkan kurban, manusia mau menyatakan bahwa
mereka menyerahkan kembali kehidupan yang mereka terima
dari Allah. Dalam Perjanjian Baru, Kristus menyatakan kepada
para rasul-Nya bahwa ialah anak domba sejati yang
dikurbankan, sesuai dengan rencana Allah Bapa (Bdk. 1Pet.
1,18–20).
Buah Bungaran adalah hasil panen pertama.
Dengan kata “pertama” dimaksudkan utama atau bernilai bagus
atau bermutu atau pilihan secara kualitas. Kitab suci
menyebutkan bahwa mempersembahkan buah bungaran
tersebut terkait dengan “yang sulung” atau buah panen pertama
yang dipersembahkan kepada Tuhan. Remaja Katolik dipanggil
untuk bersatu dengan kurban Kristus (yang dirayakan dalam
Ekaristi) dan ikut memanggul salib hidupnya dalam kehidupan
sehari-hari. Panggilan dan kesadaran untuk berkurban harus
ditanamkan sejak dini dan diingatkan terus menerus agar
remaja memahami kewajiban untuk berkurban bagi Tuhan,
sesama dan alam ciptaan. Allah tidak menghendaki kurban
bakar atau persembahan dari para remaja namun Allah
menginginkan agar remaja mengurbankan dirinya sendiri
menjadi alat Allah sebagai misionaris cilik di tengah dunia,
pergaulan masa kini.
Persembahan kepada Tuhan tidak mengacu kepada
besar kecilnya persembahan, selaras dengan ini remaja
diingatkan tentang kewajiban untuk memberi persembahan
kepada Tuhan. Dengan kata lain, remaja harus menyadari
bahwa segala rahmat dan anugerah yang diberikan Allah
kepada dirinya, harus dipersembahkan kembali bagi Tuhan;
talenta, prestasi, ketekunan dalam hal berdoa, sikap taat dan
patuh kepada orang tua, peduli terhadap sesama dan
lingkungan sekitar .
Menjadi persembahan hidup bagi Allah adalah
menyerahkan secara total diri kita bagi kemuliaan Allah.
Persembahan itu harus dipersembahkan secara sempurna;
berupa seluruh pikiran, perkataan, perbuatan, dan seluruh
kemampuan serta aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Di
dalam Gereja, remaja diajak pula untuk memberikan
persembahan berupa harta milik, barang, atau benda-benda
material lainnya (uang kolekte, iuran anggota, dan lain-lain)
yang diperoleh dengan cara menyisihkan sebagian atau
keseluruhan uang jajan dan hasil usaha lainnya.

Sumber bahan : Alkitab


Metode : sharing, permainan
Sarana : kertas koran, alat tulis
Durasi : 60 – 90 menit

PEMBUKA

1. Prakondisi
Pendamping mengajak remaja menyanyikan lagu “Mars Sekami”
atau yel-yel SEKAMI atau tepuk SEKAMI atau memilih lagu lain
yang cocok dengan tema pertemuan.
a. LAGU MARS SEKAMI
1. Marilah kita bersama-sama, anggota Serikat Kepausan
Anak Misioner. Kita membantu kawan-kawan, yang susah
dan yang papa, kita wartakan kerajaan Allah. Kepada
sesama manusia, kita bawa kasih sayang, agar semua
bahagia.
2. Marilah kita bersama-sama anggota Serikat Kepausan Anak
Misioner. Ulurkanlah tangan hati kita membagi harta, cinta,
kita wartakan kasih sayang Kristus. Kepada sesama
manusia, kita bawa kurban, dan doa agar semua bahagia.

HPN (Hatiku Penuh Nyanyian) no. 237


b. Yell Sekami atau yel – yel yang sudah dimiliki
c. Tepuk Sekami

3. Doa Pembuka
Animator/tris meminta salah satu peserta untuk membuka
pertemuan dengan doa pembuka. Bisa secara spontan atau pun
membaca doa yang telah disediakan.
Salah satu contoh doa :

P Marilah berdoa:
Allah Bapa di surga, sungguh kuduslah nama-Mu. Engkau telah
menganugerahkan kepada kami kesempurnaan hidup. Engkau
melengkapi diri kami dengan bakat, sifat-sifat serta tingkah
laku yang baik. Semoga semua berkat, anugerah istimewa dan
berharga ini, dapat kami persembahkan kepada Tuhan dan
kepada orang lain. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan dan
pengantara kami, yang bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah
sepanjang segala masa.
U Amin

4. Pengantar
Animator/tris menjelaskan tema pertemuan
Animator/tris: adik-adik, tema pertemuan kita hari ini tentang
remaja yang tangguh. Kita sebagai manusia sangat dicintai oleh
Allah. Contohnya adalah kita diberikan akal budi, talenta, dan
lain sebagainya oleh Allah. Kita sebagai remaja diajak untuk
mempersembahkan Buah Bungaran.
Buah Bungaran adalah hasil panen pertama. Dengan kata
“pertama” dimaksudkan utama atau bernilai bagus atau
bermutu atau pilihan secara kualitas. Kitab suci menyebutkan
bahwa mempersembahkan buah bungaran tersebut terkait
dengan “yang sulung” atau buah panen pertama yang
dipersembahkan kepada Tuhan. Dengan mempersembahkan
buah bungaran, kita sebagai remaja, diajak untuk
mempersembahkan yang terbaik untuk Allah dan sesama.

PENDALAMAN

5. Materi
Animator/tris meminta salah satu peserta untuk membaca Kitab
Suci, yang diambil dari Surat Paulus kepada Jemaat di Roma (12:1-
2)

Teks Roma 12: 1-2


Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku
menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu
sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan
kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu
menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan
manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada
Allah dan yang sempurna.

Pertanyaan Pendalaman
1. Apa yang perlu dipersembahkan sebagai persembahan kepada
Allah?
2. Persembahan tubuh disebut sebagai persembahan apa?
3. Perubahan macam apa yang menjadi pesan dalam bacaan di
atas?
4. Mana yang lebih mendalam, serupa dengan dunia atau
pembaruan budi? Mengapa?
6. Ulasan
Adik-adik, coba sebutkan talenta yang kalian miliki apa saja?
(beri kesempatan peserta untuk menjawab). Luar biasa talenta
kalian masing-masing. Hari ini kita diajak untuk merenungkan
bacaan kitab suci dari Roma 12:1-2. Bacaan kitab suci hari ini
mengajak kita untuk mempersembahkan sesuatu yang terbaik
untuk Tuhan. Persembahan terbaik bagi Tuhan menurut santo
Paulus adalah diri (tubuh) kita sendiri. Dalam kehidupan
sehari-hari, kita dapat mempersembahkan juga hal yang terbaik
untuk Tuhan berupa talenta yang kita miliki, keikutsertaan dan
keaktifan kita dalam kegiatan di stasi, di paroki, di sekolah dan
lingkungan di sekitar kita. Sebagai anak-anak yang dicintai oleh
Allah, kita diajak untuk mempersembahkan yang terbaik untuk
Tuhan.

Menjadi persembahan hidup bagi Allah adalah menyerahkan


secara total diri kita bagi kemuliaan Allah. Persembahan itu
harus dipersembahkan secara sempurna; berupa seluruh
pikiran, perkataan, perbuatan, dan seluruh kemampuan serta
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam Gereja, remaja
diajak pula untuk memberikan persembahan berupa harta
milik, barang, atau benda-benda material lainnya (uang kolekte,
iuran anggota, dan lain-lain) yang diperoleh dengan cara
menyisihkan sebagian atau keseluruhan uang jajan dan hasil
usaha lainnya.

7. Aktivitas : Permainan
“Carpet Kurban”
(Pendamping Menyampaikan tata cara permainan)
Cara Permainan:
Permainan dilakukan dengan cara berkelompok dengan jumlah
kelompok 7-10 anak. Tetapkan jarak tempuhnya, start dan finish
dengan jarak yang sesuai (semakin jauh semakin baik). Berikan
setiap kelompok 3 buah pijakan kertas koran. Tugas
tim/kelompok adalah menempuh jarak sampai finish dengan
menggunakan 3 buah pijakan tersebut. Selama permainan, kaki
tidak diperbolehkan menyentuh tanah. Bila menyentuh tanah,
maka tim tersebut dinyatakan gugur dan harus mengulang lagi
dari awal. Tim yang berhasil sampai duluan ke garis finish dengan
baik, dinyatakan sebagai pemenang.

“Aksi Paskah”
Adik remaja diberi kesempatan untuk diskusi dalam kelompok
selama 15 menit untuk bermusyawarah menentukan aksi atau
kegiatan nyata untuk membantu teman yang susah, atau lansia
atau kerja bakti di lingkungan sekitar.

8. Refleksi/Penegasan
(Pendamping meminta utusan setiap kelompok berbagai makna
permainan)
Adik–adik remaja yang dikasihi Tuhan, ternyata untuk
mencapai kesuksesan tim itu dibutuhkan pengorbanan anggota tim.
Mungkin harus bersedia kaki terinjak atau menolong teman supaya
tidak sampai terjatuh ke tanah. Perlunya anggota tim untuk menyatu
dengan tujuan kelompok. Yesus juga sudah berkurban untuk kita,
maka kita juga marilah berkurban untuk teman–teman kita seperti
dalam permainan tadi. Pengorbanan itu pasti akan menghasilkan
kebahagiaan. Dengan pengorbanan Yesus di salib maka kita merasakan
kebahagiaan Paskah. Dengan pengorbanan adik–adik maka banyak
orang akan selamat dan berbahagia.
PERAYAAN IMAN

9. Doa Syukur

P. Adik–adik yang terkasih, Allah menciptakan manusia menurut


gambar-Nya, secitra dengan diri-Nya. Allah mengasihi kita,
menopang hidup kita dan selalu menanti kita datang pada-Nya
dalam doa. Marilah dengan penuh syukur memuji Dia.
R. Kami memuji Engkau ya Allah, dan bersyukur kepada-Mu

P. Ya Allah, Engkau menciptakan kami sangat baik adanya,


semoga kami semakin menyadari keagungan-Mu yang Engkau
nyatakan dalam diri kami.
R. Kami memuji Engkau ya Allah, dan bersyukur kepada-Mu.

P. Ya Allah, semoga kami mampu mengembangkan bakat, talenta,


kemampuan dan kebaikan hati kami untuk mengembangkan diri
dan melayani Engkau.
R. Kami memuji Engkau ya Allah, dan bersyukur kepada-Mu.

P. Ya Allah, bentuklah kami sedemikian rupa untuk mencintai-Mu


dalam diri sesama dan ciptaan-Mu, semoga kami selalu melihat
keindahan hidup dengan saling menolong serta saling berbagi.
R. Kami memuji Engkau ya Allah, dan bersyukur kepada-Mu

P. Ya Allah. Jadikan kami alat-Mu, bentuklah kami seperti bejana-


Mu, sehingga mampu mempersembahkan diri kami dalam
pelayanan.
R. Kami memuji Engkau ya Allah, dan bersyukur kepada-Mu.

10. Bapa Kami


(Pendamping mengajak anak–anak remaja saling berpegangan
tangan dan menyanyikan lagu “Bapa Kami”)

11. Aksi Derma


P : Marilah kita “mengurbankan” (mempersembahkan) sedikit
apa yang kita miliki untuk kita persembahkan kepada Tuhan
untuk meringankan penderitaan teman– teman kita yang tidak
mempunyai apa–apa. Kurban/bantuan meski kecil sangat berarti
untuk orang yang membutuhkannya.

PERUTUSAN

12. Perutusan Misioner

Mengumpulkan uang atau barang: alat tulis, koran, baju layak


pakai, kado paskah sesuai kesepakatan tiap kelompok, sebagai
bentuk perwujudan solidaritas selama masa Prapaskah.

13. Doa Penutup

P Marilah berdoa:
Tuhan Yesus Kristus, Misionaris sejati dan sahabat kami, kami
remaja Katolik bersyukur dan bangga karena Engkau
mengundang kami untuk terlibat dalam karya-Mu,
menanggapi panggilan-Mu semoga kami berusaha sungguh–
sungguh untuk mengembangkan sikap terbuka, saling
menerima, terbuka, tidak pilih kasih dan tidak membeda–
bedakan orang. Jauhkan kami dari sikap egois, serakah dan
mau menang sendiri, sebaliknya semakin taat dan tekun
mengikuti bimbingan Roh Kudus sesuai dengan kehendak-Mu.
Amin
14. Penutup
15. Berkat

Lagu Pengutusan: PS 382 – Ambillah, Tuhan

Pertemuan 2

MENJADI PRIBADI YANG SOLIDER DAN PENUH KASIH

Tujuan: : - Remaja dapat menyebutkan sikap yang


menggambarkan sikap solider dan kasih.
- Remaja mempunyai sikap solider pada sesama
dan alam sekitar
- Remaja mampu mewujudkan sikap solidaritas
dalam hidup sehari-hari.

Pikiran Dasar

Solidaritas mempunyai arti sifat satu rasa


(senasib), perasaan setia kawan. Solidaritas adalah integrasi
yang ditunjukkan oleh masyarakat atau kelompok tertentu
dengan orang lain atau tetangga mereka. Hal ini mengacu pada
hubungan sosial bahwa di antara anggota ada saling keterikatan
yang kuat. Solidaritas juga bisa diartikan rasa kebersamaan,
rasa kesatuan, rasa empati. Manfaat solidaritas adalah agar
tercipta keter-saling-an di antara satu dengan yang lain dalam
satu kelompok besar atau kecil. Dengan adanya sikap solidaritas
diharapkan setiap anggota saling membantu, menumbuhkan
rasa peduli dengan teman atau orang lain. Sikap ini juga dapat
menumbuhkan dan menjaga kekerabatan yang baik sehingga
suasana dalam kelompok menjadi kondusif. Prinsip–prinsip
solidaritas yang dimaksud adalah terciptanya rasa
persaudaraan dan pertemanan terhadap sesama, tumbuhnya
rasa kepedulian terhadap keluarga dan teman, terciptanya
kekompakan antar teman.

Santo Yohanes Paulus II menyatakan bahwa


solidaritas bukan sebagai rasa iba atau belas kasih yang semu,
melainkan tekad dan komitmen untuk memberikan atau
membaktikan diri demi sesama yang menderita, miskin dan
terpinggirkan. Tugas perutusan kita sebagai murid Yesus adalah
mewartakan kerajaan Allah atau kabar keselamatan. Kerajaan
Allah itu sejalan dengan dambaan kesejahteraan hidup manusia,
yang ditandai dengan terjadinya perubahan situasi dan kondisi
hidup manusia, dari kondisi ketidakadilan dan penindasan, ke
situasi kebebasan dan keadilan. Keadilan dan kebebasan
merupakan kabar baik dan kabar sukacita bagi orang–orang
kecil, miskin dan tertindas. Maka kabar gembira (Injil) itu
dialamatkan Yesus kepada mereka yang miskin (Luk 6:20, Mat
11:5), kepedulian yang diajarkan Yesus tidak hanya tertuju
kepada orang miskin, tetapi juga kepada mereka yang terbuang,
korban kekerasan, tersingkir maupun sengaja disingkirkan.

Sumber bahan : Alkitab


Metode : sharing, refleksi , praktek langsung
Sarana : Benda/barang yang sudah dikumpulkan, alat tulis
Durasi : 60 – 90 menit
PEMBUKA

1. Prakondisi
Pendamping mengajak remaja menyanyikan lagu “Mars Sekami”
atau yel-yel SEKAMI atau tepuk SEKAMI atau memilih lagu lain
yang cocok dengan tema pertemuan. Misalnya:
Lagu “Dalam Yesus kita bersaudara”

2. Doa Pembuka
Animator/tris meminta salah satu peserta untuk membuka
pertemuan dengan doa pembuka. Bisa secara spontan ataupun
pembaca doa yang telah disediakan.
Salah satu contoh doa :
P Marilah berdoa:
Allah Bapa di surga, sungguh kuduslah nama-Mu dan agunglah
karya-Mu dalam hidup kami. Engkau menciptakan manusia
dan alam semesta demi kesejahteraan dan kebahagiaan kami.
Engkau murah hati dan selalu tergerak oleh belas kasihan.
Bentuklah hati kami seperti hati-Mu dan jadikan kami tangan-
Mu dalam menyalurkan berkat dan kasih-Mu, terutama
kepada teman–teman yang papa dan menderita. Dengan
pengantaraan Kristus Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa,
bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa.
U Amin

3. Pengantar
Animator/tris menjelaskan tema pertemuan
Animator/tris : adik-adik, tema pertemuan kita hari ini tentang
menjadi pribadi yang solider. Solider atau solidaritas adalah
sikap yang mulia, di dalamnya terkandung suatu sikap senasib
dan sepenanggungan. Sikap ikut merasakan kesulitan atau
penderitaan orang lain. Sehingga dibutuhkan kepekaan dan
keberanian untuk berkorban bahkan memberikan diri secara
tulus ikhlas.

Allah kita adalah Allah yang solider, hal itu tampak dalam diri
Yesus Kristus, Sang Allah Putra, yang diutus ke dunia sebagai
jalan keselamatan dan penebusan bagi dosa–dosa kita. Selama
masa Prapaskah ini kita telah melakukan mati raga, pantang
dan puasa, juga tekun serta rajin berdoa dan membaca kitab
suci. Selain itu kita juga telah sepakat untuk mengumpulkan
derma, dalam bentuk uang atau barang yang akan kita
sumbangkan bagi teman–teman yang tidak punya alat tulis,
tidak bisa bayar SPP atau lansia yang sakit dan miskin.
Secara khusus kita akan merenungkan dan refleksi bersama
atas segala hal yang telah kita lakukan selama masa Prapaskah
ini.

PENDALAMAN

4. Materi
Animator/tris meminta salah satu peserta untuk membaca Kitab
Suci

Bacaan: Yohanes 6:1-13

Pertanyaan Pendalaman
 Apa judul perikopa (bacaan) di atas?
 Apa yang dikatakan Yesus saat melihat orang banyak
yang kelelahan dan kelaparan
 Bagaimana reaksi Andreas?
 Bagaimana sikap anak kecil pemilik 5 roti jelai dan 2
ekor ikan?
 Bagaimana sikapmu tentang mukjizat penggandaan roti?

5. Ulasan

Sikap Yesus dan anak kecil dalam perikopa (bacaan) tadi ialah,
bahwa Tuhan Yesus menghendaki agar para murid mau peduli
kepada orang–orang yang mengalami kelelahan dan kelaparan
karena telah seharian mengikuti Yesus. Karena kepedulian tidak
muncul secara spontan dari dalam diri para murid, maka Ia
menggunakan seorang anak kecil untuk mengajarkan dan
mendidik para murid-Nya. Kerelaan hati seorang anak kecil
membuat para murid terpana, malu dan juga terharu. Dia rela
membagikan 5 roti jelai dan 2 ikan yang dimilikinya untuk
diberkati oleh Tuhan dan dibagikan bagi semua orang. Tuhan
Yesus telah memberi kesempatan bagi seorang anak kecil untuk
berbagi, Dia ingin memperlihatkan agar para murid memiliki
hati yang sama dengan anak kecil tadi, yaitu hati yang solider
dengan orang lain yang diwujudkan dalam sikap mau memberi
yang terbaik dan mau berbagi.

Hidup berbagi juga menjadi ciri khas/pokok/intisari dari


perayaan Ekaristi: ketika Yesus memecah–mecah roti dan
memberikannya kepada para murid-Nya. Demikian kita yang
sekarang ini menjadi murid Tuhan Yesus

6. Aktivitas :
“Membuat doa, puisi”
(Pendamping mengajak adik–adik remaja untuk membuat satu
doa atau puisi yang menggambarkan sikap atau perbuatan
solidaritas, misal doa untuk korban bencana alam, doa untuk
korban perang, doa untuk orang sakit, puisi anak jalanan, puisi
untuk anak yatim piatu).

“Aksi Paskah”
Adik remaja diberi kesempatan sesuai kelompok masing-masing
untuk memberikan bingkisan/bantuan uang atau benda yang
akan disumbangkan sesuai kesepakatan kelompok.

7. Refleksi
Perintah yang utama dan terutama adalah kasihilah Tuhan Allah-
Mu dengan segenap akal budimu, segenap kekuatanmu dan
kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tuliskanlah
refleksi pribadimu, tentang bagaimana perasaanmu setelah
berhasil bersikap solider kepada orang lain. Sikap–sikap apa saja
yang ingin lebih kamu kembangkan dalam dirimu sebagai bentuk
pengembangan diri dan wujud dari tugas perutusanmu sebagai
remaja Katolik yang misioner?

PERAYAAN IMAN

8. Doa Syukur/Permohonan
Adik–adik diajak berdoa secara spontan berdoa untuk:
- pemimpin Gereja,
- pemimpin negara,
- orang tua,
- orang miskin, menderita, cacat dan terlantar

9. Bapa Kami
(Pendamping mengajak anak–anak remaja saling berpegangan
tangan dan berdoa “Bapa Kami”)

10. Aksi Derma


Adik–adik mengumpulkan derma/persembahan di dalam
kantong persembahan dengan menyanyikan lagu “Betapa Hatiku”

PERUTUSAN

11. Perutusan Misioner

Mendoakan doa yang telah dibuat oleh masing–masing atau


mendoakan doa Kasih dari Puji Syukur No. 23, dan membaca
Kitab Suci setiap hari selama satu minggu ke depan.

12. Doa Penutup

P Marilah berdoa:
Allah Bapa yang maha Kasih, Engkau adalah Allah yang selalu
berbuat kasih, Kasih-Mu tak terbatas dan selalu baru setiap
hari. betapa indahnya jika kami hidup saling mengasihi, hidup
damai dan saling mengampuni. Semoga dengan terang Roh
Kudus-Mu kami menjadi remaja yang penuh kasih, ramah,
mau peduli dan bersikap solider kepada semua orang. Sesuai
dengan teladan dan kehendak-Mu
Demi Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.

13. Penutup
14. Berkat

Lagu Pengutusan: PS 661 – Andaikan Aku Pahami

Anda mungkin juga menyukai