PENGANTAR
Jadi, ada dua krisis yang dihadapi dan saling terkait satu sama lain yakni
krisis ekologis sekaligus krisis kemanusian. Yang terkena dampak dan
menjadi korban adalah bumi dan manusia yang paling lemah atau paling
rentan.
Jelas terlihat bahwa keberpihakan Gereja terhadap orang miskin tidak
pernah terlepas dari keberpihakan pada alam ciptaan yang juga miskin
dan tertindas. Dengan kata lain, Gereja menyadari perutusannya, bukan
saja untuk memperjuangkan dan berpihak pada orang miskin (prefential
option for the poor), tetapi juga pada lingkungan hidup (prefential option
for the creation-ecology). Gereja dipanggil untuk menyelamatkan orang
miskin sekaligus lingkungan hidup yang sedang berteriak dalam
penderitaannya.
Ada dua kata penting yang juga menjadi perhatian di dalam tema APP
tahun ini: keadilan dan ekologi. Menurut Ajaran Sosial Gereja, keadilan
adalah “kehendak yang teguh untuk memberikan kepada Allah dan juga
kepada sesama apa yang menjadi hak mereka“ (Katekismus Gereja
Katolik (KGK) 1807). Sementara, ekologi berasal dari bahasa Yunani,
oikos yang artinya ‘rumah’ (bumi, bahkan alam raya beserta seisinya) dan
logos yang berarti pengetahuan tentang sesuatu. Sebagai sebuah ilmu,
ekologi berjuang untuk memahami bagaimana alam terorganisir dan
berfungsi. Keadilan ekologis, karena itu, dapat didefinisikan sebagai
usaha manusia untuk memberikan kepada alam dan semua yang ada di
dalamnya, apa yang menjadi hak mereka. Hal ini berkaitan dengan
bagaimana manusia menjalin relasi yang selaras dan seimbang dengan
spesies non-manusia dan alam.
Keadilan ekologis setidaknya sejalan dan dapat menjawabi keprihatinan
Laudato Si. Perlakuan yang seimbang dan benar kepada alam dan isinya,
juga memberi efek bagi kemakmuran dan kesejahteraan manusia. Alam
akan kembali memberikan kepada manusia apa yang menjadi hak
manusia juga secara gratis. Pemurnian air secara alami, penyaringan
radiasi sinar ultra violet, pembersihan udara secara natural; semuanya itu
adalah contoh pengembalian yang adil oleh alam bagi manusia. Jika alam
dikelolah secara baik dan terhormat, maka tingkat kesejahteraan manusia
Terima kasih.
PERTEMUAN I
Alam Sebagai Tanda Cinta Allah Bagi Manusia
Teks Inspirasi: Kejadian 1: 1-31
keenam, setelah seluruh alam semesta selesai dan siap, barulah manusia
diciptakan. Alam disiapkan sedemikian rupa bagi manusia, sebagai
tempat yang layak agar manusia dapat hidup dan tidak mengalami
kesulitan. Di satu sisi, proses ini menunjukkan betapa istimewanya
manusia. Jika hari-hari sebelumnya dikatakan “baik”, maka pada saat
penciptaan manusia, Allah berfirman secara istimewa: “…sungguh amat
baik” (Kej. 1:31). Di sisi lain, proses penciptaan juga berarti: manusia
tanpa jerih lelah yang berlebihan, tinggal menikmati apa yang telah
disiapkan oleh Allah untuknya.
Setelah menciptakan alam semesta, Allah memberi kepercayaan kepada
manusia untuk memelihara, merawat dan bertanggung jawab atas ciptaan
(Kej. 2:15). “Beranak cuculah dan bertambah banyak, penuhilah dan
taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di
udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi” (Kej. 1:28b).
Manusia, dengan demikian, hendaknya menjaga kelangsungan hidup
alam semesta dan isinya.
Ensiklik Laudato Si menegaskan bahwa „:..cerita-cerita penciptaan dalam
Kitab Kejadian mengandung ajaran mendalam tentang eksistensi manusia
dan realitas sejarah. Cerita-cerita ini menunjukkan bahwa eksistensi
manusia didasarkan pada tiga relasi dasar yang terkait: hubungan dengan
Allah, dengan sesama, dan dengan bumi“ (LS 66). Tanggung jawab
terhadap bumi yang telah diciptakan Allah, menyiratkan bahwa manusia
yang diberkati dengan akal budi, hendaknya menghormati hukum alam
dan menjaga keseimbangan yang lembut di antara makhluk-makhluk
dunia ini. „Dia memberikan semuanya untuk seterusnya dan selamanya
dan memberi ketetapan yang tidak dapat dilanggar (Mzm. 148:5b-6).”
Untuk itu, manusia semestinya mengatur dan mengelolah alam semesta
ini secara sadar dan bertanggung jawab. Cinta Allah kepada segala
makhluk, hendaknya terus dikembangkan lebih lanjut oleh manusia;
terutama dengan usaha manusia untuk menghargai seluruh ciptaan. Allah
mencipta karena cintaNya. Dan manusia merawat, menjaga dan
memanfaatkan alam atas dasar cinta yang sama.
Tema APP Nasional tahun ini adalah: “Keadilan Ekologis Bagi Seluruh
Ciptaan-Semakin Mengasihi Dan Lebih Peduli.” Sementara itu, sesuai
dengan amanat MUSPAS VIII Keuskupan Agung Ende, tema APP
Keuskupan kita adalah: Keluarga Katolik Keuskupan Agung Ende yang
semakin mengasihi dan lebih peduli pada lingkungan hidup.
Orang Muda Katolik, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
keluarga, diharapkan menjadi pelopor pemelihara lingkungan hidup. Di
pundak kaum muda digantungkan harapan agar keutuhan ciptaan benar-
benar terjaga dan terpelihara. Dalam pesannya kepada orang muda, di
hari Hari Orang Muda Sedunia ke-35 (2020), Paus Fransiskus
menggambarkan betapa besarnya aksi-aksi yang sudah diberikan oleh
kaum muda, juga dalam menjaga bumi. ”Di mana ada kekacauan, gempa
bumi, banjir, di situ selalu ada barisan sukarelawan anak muda yang siap
sedia untuk membantu. Demikian juga gerakan besar orang-orang muda
yang ingin membela ciptaan memberi kesaksian akan kemampuan kalian
untuk mendengarkan jeritan bumi”, begitu kata Paus Fransiskus.
Fokus dari pertemuan pertama ini adalah: PENYADARAN AKAN
CINTA ALLAH bagi manusia, yang secara nyata ditunjukanNya, melalui
bumi dan segala isinya. Orang Muda Katolik kiranya menyadari sungguh
bahwa hadirnya alam adalah bentuk pernyataan cinta Allah kepada
manusia. Mencintai dan merawat alam, hendaknya juga menjadi usaha
Orang Muda Katolik, untuk menjaga dan melanjutkan cinta Allah
tersebut. Karena itu, tema yang akan direnungkan pada pertemuan
pertama ini adalah: Alam Sebagai Tanda Cinta Allah Bagi Manusia.
JALANNYA PERTEMUAN
1. Lagu Pembuka: Madah Bakti no. 160, Kelana.
2. Tanda Salib dan Salam
F: Dalam Nama Bapa dan Putera dan Rohkudus
U: Amin
F: Kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan
persekutuan Roh Kudus beserta kita sekalian
U: Sekarang dan selama-lamanya
4. Doa Pembuka
F: Marilah kita berdoa
Ya Allah yang Mahakuasa, kami bersyukur atas karya ciptaanMu yang
mengagumkan. Engkau telah menciptakan segala sesuatu dan
menganugerahkan semuanya bagi kami umat manusia. Buatlah, agar
sebagai orang muda, kami sungguh menyadari karya agungMu ini dan
ikut serta melestarikan alam semesta demi kelangsungan hidup kami
di dunia ini. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.
U: Amin.
5. Bacaan Kitab Suci: Kej. 1:1-31
6. Pendalaman Kitab Suci
F: Teman-teman terkasih, kita telah mendengarkan Kisah Penciptaan.
Mari kita mendalami bacaan ini. Ada beberapa pertanyaan penuntun
yang kiranya membantu kita:
a. Bagaimana proses penciptaan sejak hari pertama sampai hari
terakhir ?
b. Bagaimana Allah memberi penilaian terhadap semua hasil
ciptaannya? (Allah melihat semuanya baik adanya. Dan
terhadap penciptaan manusia disebutkan kata “sungguh amat
baik”).
Pertemuan II
Orang Muda yang Peduli Merawat Alam
Teks Inspirasi: Yohanes 2: 1-12
9. Doa Penutup
F: Marilah kita berdoa:
Allah bapa yang Mahabijaksana, sebagai Orang Muda Katolik, kami
bersyukur untuk alam ciptaan yang Engkau berikan kepada kami,
yang menjadi sumber makanan dan minuman serta rezeki hidup kami.
Kami mohon, penuhilah hati kami dengan karunia Roh KudusMu agar
kami memiliki sikap tobat yang benar. Tanamkanlah sikap peduli
terhadap alam ciptaanMu dalam hati kami. Kiranya kami mampu
melestarikan alam cipataan-Mu dengan penuh rasa tanggungjawab.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U: Amin
10. Lagu Penutup: Madah Bakti no. 477, Semua Bunga Ikut Bernyanyi.
Pertemuan III
PERTOBATAN EKOLOGIS:
Allah memulihkan alam sebagai buah dari pertobatan manusia
Teks Inspirasi: 2 Tawarikh: 7:12-16
bahwa semua itu baik (Kej. 1:11-13). Penciptaan dunia dan segala isinya
menunjukkan cinta Allah yang nyata kepada segenap ciptaanNya: kepada
manusia, kepada alam dan segenap isinya. Cinta Allah kepada ciptaan itu
juga nyata dalam pemberian kepercayaan dan tanggungjawab kepada
manusia untuk mencintai dan merawat alam.
Bersamaan dengan tugas dan kepercayaan tersebut, Allah memberikan
juga pilihan bagi manusia. Jika manusia merawat alam dengan baik dan
merendahkan diri di hadapan Allah, maka bumi akan dipulihkan dan
menjadi rumah yang ramah selamanya (2 Taw. 7: 16). Sementara itu,
ketidaksetiaan pada tugas untuk merawat alam mengakibatkan langit
tanpa hujan, hasil bumi yang berkurang, serta hama yang menyerang (2
Taw. 7: 13).
Pencemaran alam dan lingkungan yang terjadi dewasa ini menjadi bukti
dari ketidakpatuhan manusia terhadap perintah Allah untuk merawat
alam. Alam bereaksi terhadap ketidakpatuhan manusia dengan caranya
sendiri: ada tanah longsor, banjir bandang, gempa bumi, hama belalang,
wabah covid, dan sebagainya.
Masihkah ada harapan bahwa manusia kemudian berbalik? Jawabannya:
YA. Allah selalu memberikan kesempatan bagi manusia untuk berbalik
dan bertobat (metanoia). Sebagai mahkluk yang bisa berpikir jernih serta
memiliki hati nurani, manusia dapat menjadi panglima yang memimpin
seluruh alam semesta untuk bertobat.
Manusia dapat memulihkan kembali alam sekitar menjadi “rumah” yang
nyaman bagi semua, dengan memperbaiki kebiasaan hidupnya.
Ada beberapa langkah yang dianjurkan, misalnya:
a. Menerapkan prinsip 4R: Reduce: mengurangi pemakaian barang
yang tidak berguna; Reuse: memakai ulang barang yang masih bisa
digunakan; Recycle: mendaur ulang barang atau sampah untuk
menjadi barang yang berguna; Replant: menimbun sampah
organik untuk dijadikan kompos.
b. Menggalakan kembali reboisasi hutan.
d. Bagaimana cara supaya hal buruk dapat dihindarkan dan hal baik
itu bisa diperoleh? (Menyebut nama Allah, merendahkan diri,
berdoa, mencari wajah Allah, berbalik dari jalan dan cara hidup
yang jahat, ay, 14).
7. Sharing Pengalaman Hidup
F: Sekarang kita diberi kesempatan untuk sharing pengalaman hidup.
Pertanyaan berikut kiranya membantu kita dalam sharing:
a. Kita menjumpai kenyataan saat ini, bahwa alam raya yang indah
ini telah mengalami kerusakan yang hebat: terjadi kemarau
panjang, cuaca ekstrim yang menyebabkan banjir bandang dan
tsunami, tanah longsor, dan sebagainya. Boleh jadi ini suatu
hukuman, karena manusia “tega berbuat nista” dengan merusakan
alam. Sharingkan pengamatan dan pengalaman, tentang “ulah
manusia” merusakan alam ciptaan!
b. Kira-kira pertobatan ekologis yang dapat Orang Muda Katolik
lakukan?
8. Rencana Tindak Lanjut
9. Doa Penutup
F: Marilah kita berdoa
Allah Bapa yang Mahabaik, terima kasih, Engkau telah menyapa kami
melalui FirmanMu dan kami boleh menyadari dan menyesali dosa
ketidakpatuhan kami untuk menjaga, merawat dan mencintai alam
ciptaanMu, serta memohon ampun dari padaMu. Bantulah kami agar
sungguh-sungguh bertobat dan siap sedia dengan hasrat hati yang
baru mencintai alam ciptaanMu, seperti Engkau sendiri telah
mencintainya. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.
U: Amin.
10. Lagu Penutup: Yubilate no. 430, Lihatlah Salib.