Anda di halaman 1dari 66

KEANDILAN EKOLOGI

DEMI KEUTUHAN
CIPTAAN

BAHAN PENDALAMAN IMAN APP 2023

Komisi Ibadat dan Pewartaan Keuskupan Jayapura


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................... 1


PENGANTAR ....................................................................... 3
GAGASAN UMUM ............................................................... 4
Pertemuan I .......................................................................... 8
TRANSFORMASI SPIRITUAL ........................................... 8
I. PEMBUKA ............................................................... 12
II. PENGALAMAN MANUSIAWI ............................... 14
III. INSPIRASI KITAB SUCI .................................... 18
IV. AKSI NYATA ....................................................... 21
V. PENUTUP ............................................................... 21
Pertemuan II ....................................................................... 24
BERTINDAK EKOLOGIS .................................................. 24
I. PEMBUKA ............................................................... 27
II. PENGALAMAN MANUSIAWI ............................... 30
III. INSPIRASI KITAB SUCI .................................... 35
IV. AKSI NYATA ....................................................... 37
V. PENUTUP ............................................................... 38
Pertemuan III ...................................................................... 40
PROFETIS EKOLOGIS ..................................................... 40
I. PEMBUKA ............................................................... 42
II. PENGALAMAN MANUSIAWI ............................... 43

1
III. INSPIRASI KITAB SUCI .................................... 45
IV. AKSI NYATA ....................................................... 48
V. PENUTUP ............................................................... 48
Pertemuan IV ...................................................................... 51
PERTOBATAN DEMI MEWUJUDKAN KEUTUHAN
CIPTAAN ............................................................................. 51
I. PEMBUKA ............................................................... 54
II. PENGALAMAN MANUSIAWI ............................... 56
III. INSPIRASI KITAB SUCI .................................... 57
IV. AKSI NYATA ....................................................... 63
V. PENUTUP ............................................................... 63

2
PENGANTAR

Selamat memasuki dan menjalani retret agung, Masa


Prapaskah. Masa retret agung ini merupakan suatu
kesempaan bagi kita untuk belajar mengenal dan
bermenung tentang dimensi keselamatan, cinta Allah
yang sungguh luar biasa dalam hidup kita. Melalui Yesus
Kristus, cinta Allah itu menjadi nyata dan konkret. Cinta
Allah yang mengantar kita untuk mengalami keselamatan
terisimewa melalui peristiwa Paskah.
Selain dimensi keselamatan yang direnungkan dalam
masa prapaskah ini, kita juga diundang untuk
memperbaharui diri kita. Kita menata diri kita agar keluar
dari dosa dan mengalami kasih Allah di Hari Raya
Paskah.
Untuk membantu retret kita maka dalam buku ini
disediakan materi pendalaman iman yang dapat
digunakan dalam kegiatan pendalaman iman di kombas.
Materi ini merupakan materi yang disusun oleh tim
pastoral paroki ST. Petrus dan Paulus Argapura yang
kemudian diedit dan dimodifikasi oleh Komisi Ibadat dan
Pewartaan Keuskupan Jayapura.
Diharapkan dalam proses pendalaman pemimpin
memanfaatkan peran sebagai fasilitator yang
mengarahkan proses. Hindarilah kesan
menggurui/mengajar. Utamakan sharing bersama,
bertukar pengalaman iman.
Semoga kita semua terbantu untuk mengalami kasih
Allah di masa Paskah. Selamat menjalani retret agung.

3
GAGASAN UMUM

Sejak dikeluarkannya Ensiklik Laudato Si oleh Paus


Fransiskus, tema tentang Ekologis menjadi pusat
perhatian Gereja hingga saat ini. Latar belakang
dikeluarkannya ensiklik ini karena kenyataan bumi kita
yang amat meresahkan. Di mana-mana terjadi polusi
udara dan perubahan iklim, ketersediaan air yang
menipis (bahkan ada yang mengalami kekeringan),
hilangnya keanekaragaman hayati, penurunan kualitas
hidup manusia dan kemerosotan hidup sosial.

Dalam situasi yang rumit tersebut bapak Paus mengajak


kita untuk menjaga keutuhan ciptaan. Keutuhan ciptaan
yang dimaksud bukan saja bumi, makluk hidup, tumbuh-
tumbuhan melainkan juga diri kita sendiri. Sebagai
makhluk ciptaan Tuhan, Allah menghendaki kita agar
menjaga dan merawat tata ciptaan yag sudah disediakan
Allah. Menjaga dan merawat dalam arti tertentu adalah
menjaga dan merawat serta mempergunakan untuk
menunjang hidup kita.

Sejalan dengan harapan bapak Paus tersebut maka tema


Aksi Puasa Pembangunan Nasional (APPN) 2023 adalah
Keadilan Ekologis Bagi Seluruh Ciptaan: Semakin
Mengasihi dan Lebih Peduli. Hal yang sama pula
dikehendaki oleh bapak Uskup Keuskupan Jayapura.

Kenyataan Papua hari ini menunjukkan adanya


perubahan iklim yang tak menentu. Perubahan iklim itu
dapat dilihat dengan adanya penurunan debet air di mata
air dan menurunnya tingkat kesuburan tanah, punahnya

4
keanekaragaman spesies (habitat) misalnya burung
cenderawasih yang semakin jauh dan berkurang,
berkurangnya luas dan kualitas hutan akibat pengambilan
kayu atau pembabatan hutan dalam jumlah yang besar-
besaran, memburuknya kesehatan di mana banyak
warga menderita berbagai penyakit bahkan wabah,
dsbnya.

Selain pengaruh perubahan iklim - untuk konteks kita di


Papua, perilaku manusia juga menjadi penyebab
ketidakadilan ekologis. Banyak praktek ketidakadilan
ekologis seperti: penjualan tanah yang menjadi bagian
hak ulayat suku tertentu kepada pihak perusahaan
(misalnya, Kebun Kelapa Sawit di Arso, Taja-Lereh,
Merauke,), yang mengakibatkan menurunnya kualitas
dan kuantitas air dan tanah. Memburuknya kesehatan
yang berakibat pada hilangnya generasi penerus yang
tangguh. pembakaran semak dan hutan secara tidak
bertanggung jawab, penebangan kayu ilegal (Illegal
Logging) selalu menyisahkan penderitaan bagi
masyarakat. Selain itu, banjir biasa maupun bandang
akibat penggundulan atau pembabatan hutan selalu
terjadi setiap saat yang berdampak pada munculnya
korban baik harta maupun nyawa. Mentalitas malas yang
menjangkiti kebanyakan para petani juga seringkali
menjadi salah satu penyebab banyak lahan pertanian
tidak diolah dengan baik. Di sisi lain ketergantungan pada
bantuan pemerintah seperti raskin (beras untuk keluarga
miskin) dan dana bantuan desa semakin tinggi.

Dengan melihat kondisi Papua akhir-akhir ini bapak


uskup mengajak kita agar memperhatikan keadilan

5
Ekologis dalam menjaga keutuhan ciptaan. Keadilan
ekologis berarti adil terhadap sesama manusia (sosial)
dan sekaligus adil terhadap ciptaan lainnya. Ciptaan
memiliki arti lebih luas dari lingkungan hidup, karena ada
hubungannya dengan rencana kasih Allah di mana setiap
makhluk memiliki nilai dan arti (bdk. Laudato Si/LS,76).
Keadilan ekologis bertumpu pada prinsip bahwa seluruh
ciptaan saling terhubung dan tergantung satu sama lain,
sebagai suatu persekutuan universal. Paus Fransiskus
menawarkan pendekatan ekologis yang
mengintegrasikan soal keadilan dalam lingkungan untuk
mendengar dan merespon seruan bumi dan kaum
pinggiran (bdk. LS, 49).

Selama masa Prapaskah ini, bapak Uskup Jayapura


menghendaki agar umat di keuskupan Jayapura
melakukan 3 hal berikut ini:

Pertama, transformasi spiritual. Kita diajak mengakui dan


menyadari bahwa krisis ekologis terjadi karena wujud
sikap manusia yang tidak bertanggung jawab. Kita diajak
untuk memperbaharui dan mengubah pemahaman dan
konsep iman tentang alam semesta, bahwa manusia dan
alam semesta adalah obyek karya keselamatan Allah.

Kedua, bertindak ekologis. Kita hendaknya menjadi


pribadi-pribadi yang mengasihi dan menyayangi setiap
bentuk kehidupan serta menjaga, merawat dan
melestarikan alam semesta. Umat perlu didorong
melakukan aksi-aksi nyata untuk pelestarian
alam/lingkungan mulai dari keluarga, kombas,paroki,
sekolah-sekolah, perguruan tinggi, asrama-asrama,

6
kelompok-kelompok kategorial maupun di tengah
masyarakat.

Ketiga, profetis ekologis. Kita mesti berani melakukan


kritik konstruktif terhadap berbagai kebijakan dan
tindakan publik, politik, sosial, dan ekonomi yang
cenderung menghancurkan lingkungan hidup. Kegiatan
kongkrit dapat dilakukan sesuai dengan konteks di mana
kita hidup dalam semangat kerja sama dengan orang lain.

Ketiga hal tersebut dapat berjalalan dengan baik,


bilamana orang mengalami pertobatan sebagaimana
yang ditekankan bapa Paus dalam dokumen Laudato Si.
Maka untuk melengkapi pendalaman ini ditambahkan
pula tema Pertobatan sebagai bentuk kesadaran akan
betapa pentingnya keutuhan ciptaan.

7
Pertemuan I

TRANSFORMASI SPIRITUAL

GAGASAN DASAR

Tema Aksi Puasa Pembangunan Nasional (APPN) 2023


adalah “Keadilan Ekologis Bagi Seluruh Ciptaan:
Semakin Mengasihi dan Lebih Peduli”. Keadilan ekologis
berarti adil terhadap sesama manusia (sosial) dan
sekaligus adil terhadap ciptaan lainnya. Ciptaan memiliki
arti lebih luas dari lingkungan hidup, karena ada
hubungannya dengan rencana kasih Allah di mana setiap
makhluk memiliki nilai dan arti (bdk. Laudato Si/LS,76).
Keadilan ekologis bertumpu pada prinsip bahwa seluruh
ciptaan saling terhubung dan tergantung satu sama lain,
sebagai suatu persekutuan universal. Paus Fransiskus
menawarkan pendekatan ekologis yang
mengintegrasikan soal keadilan dalam lingkungan untuk
mendengar dan merespon seruan bumi dan kaum
pinggiran (bdk. LS, 49).

Bagi Umat Kristiani, kepeduliaan akan keadilan ekologis


bagi seluruh ciptaan adalah bagian dari pewartaan
Gereja (bdk. Mrk 16:15). Gereja dipanggil dan diutus
menjadi saksi keadilan dalam dunia dengan mencari
Langkah Nyata dalam menerapkan prinsip menghormati
martabat manusia, memperjuangkan kesejahteraan
bersama, membangun solidaritas dan keberpihakan pada

8
yang rentan berdasarkan cinta kasih sekaligus
melestarikan alam semesta.

Bumi saudara kita sekarang ini menjerit karena segala


kerusakan yang telah kita timpakan padanya karena
penyalagunaan kita yang tidak bertanggung jawab atas
kekayaan yang telah diletahkan Allah Kepada
kita.(bdk.LS.2).Paus Yohanes Paulus II menjadi semakin
khawatir akan masalah ini.Dalam ensikliknya yang
pertama (Redemptory Hominis) Ia memberi peringatan
bahwa manusia tampaknya sering tidak melihat makna
lain dari lingkungan alam selain apa yang berguna untuk
segera dipakai dan dikonsumsi (lih.LS,5).

Penghancuran lingkungan manusia merupakan perkara


yang sangat berat, tidak hanya karena Allah telah
mempercayakan dunia kepada manusia tetapi karena
hidup manusia itu sendiri merupakan anugerah Allah
yang harus dilindungi dari berbagai
kemerosotan.Keperihatinan ini juga ternyata disikapi oleh
Mgr.Yanuarisu Matopai You dalam Surat Gembalanya
yang dengan tegas menyatakan bahwa Alam kita
khususnya di tanah papua sedang sekarat akibat ulah
dan Tindakan manusia yang tidak bertanggung jawab.
Perubahan iklim untuk kita di Papua dapat dialami
dengan menurunnya debet air di mata air dan
menurunnya tingkat kesuburan tanah, punahnya
keanekaragaman spesies (habitat) misalnya burung
cenderawasih yang semakin jauh dan berkurang,
berkurangnya luas dan kualitas hutan akibat pengambilan
kayu atau pembabatan hutan dalam jumlah yang besar-
besaran, memburuknya kesehatan di mana banyak

9
warga menderita berbagai penyakit bahkan wabah,
dsbnya. Selain pengaruh perubahan iklim - untuk konteks
kita di Papua -, perilaku manusia juga menjadi penyebab
ketidakadilan ekologis

Paus Fransiskus dalam Ensikliknya Laudato Si Kembali


mengajak kita untuk mengenangkan semangat iman St.
Fransiskus Assisi berkaitan dengan pandangannya
terhadap makhluk ciptaan Allah. Menyitir penghayatan St.
Fransiskus Assisi, Paus mengajak semua umat beriman
untuk memandang ibu bumi ini sebagai 'saudari, rumah
kita bersama.' Kepada saudari ini, umat beriman
seharusnya berbagi kehidupan. Selain itu, umat beriman
juga harus memuji keindahan ibu bumi ini yang
lengannya terbuka lebar untuk memeluk semua umat
manusia. Paus mengajak umat beriman supaya jangan
lupa bahwa manusia berasal dari tanah. Badan jasmani
manusia dibentuk dari elemen-elemen bumi. Manusia
menghirup udara bumi dan menikmati kehidupan dan
kesegaran dari air yang dialirkan ibu bumi ini.Paus
mengingatkan umat beriman pada perilaku manusia
terhadap ibu bumi ini. Bumi pertiwi diperlakukan secara
semena-mena, dieksploitasi, dan diporak-porandakan.
Semuanya itu akibat keserakahan serta arogansi dan
rendahnya rasa menghormati manusia terhadap
saudarinya, ibu bumi ini. Paus Fransiskus membicarakan
pentingnya St. Fransiskus Assisi bagi kehidupan dan
pelayanannya sendiri, dan menyebutnya sebagai 'contoh
unggul perlindungan orang rentan dan ekologi yang
integral, yang dihayati dengan gembira dan otentik.'

10
Gambaran tentang kenyataan Ibu bumi seperti ini dan
harapan dari Paus Fransiskus untuk sebuah pertobatan
ekologis inilah yang mau kita dalami Bersama dalam
Tema 1 pendalaman APP :Transformasi Spiritual.Dalam
Tema ini umat diajak untuk mengakui dan menyadari
bahwa krisis ekologis terjadi karena wujud sikap manusia
yang tidak bertanggung jawab.Umat juga diajak untuk
memperbaharui dan mengubah pemahaman dan konsep
iman tentang alam semesta, bahwa manusia dan alam
semesta adalah obyek karya keselamatan Allah

TUJUAN

1. Agar umat dapat memahami Sabda Tuhan


sebagai kunci utama dalam mentransformasi diri
demi menjaga keutuhan dan kelsetarian alam
ciptaan.
2. Agar umat mampu mentransformasi diri seuturut
sabda Tuhan dalam kehidupan sehari-hari
terutama dalam menjaga keutuhan dan
kelestarian alam ciptaan.
3. Agar umat dapat menerapkan sikap adil dalam
kehidupan terutama kepada sesama dan alam
ciptaan.

11
I. PEMBUKA
(Pertemuan dibuka dengan lagu pembuka - tanda salib –
salam)

1. Lagu Pembuka MB. 478


2. Tanda Salib

P Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus

U Amin.

3. Salam

P Semoga kasih karunia Tuhan dan damai sejahtera


dari Allah Bapa dan dari Tuhan kita Yesus Kristus
menyertai kita sekalian

U Sekarang dan selama-lamanya.

4. Doa Pembuka
(Didoakan bersama-sama)

Ya Allah pencipta langit dan bumi, kami bersyukur


dan sungguh mengagumi alam ciptaan-Mu. Kami
sadar bahwa seringkali mengabaikan perintah-Mu
untuk menjaga keutuhan dan kelestarian ciptaan-Mu.
Jadikanlah kami pembawa damai bagi setiap orang
yang kami temui, bagi setiap ciptaan-Mu di bumi ini,
sehingga kami boleh terus merubah diri untuk menjadi
pribadi yang lebih baik dan tetap menjadi bagian yang
utuh dari ciptaan-Mu dan boleh menjadi pewarta-Mu
yang sejati. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami

12
yang hidup dan meraja bersama Roh Kudus, kini dan
sepanjang segala masa. Amin.

5. Pengantar

(Dibawakan oleh seorang peserta atau fasilitator)

Kepeduliaan akan keadilan ekologis bagi seluruh


ciptaan adalah bagian dari pewartaan Gereja (bdk.
Mrk 16:15). Gereja dipanggil dan diutus menjadi saksi
keadilan dalam dunia dengan mencari Langkah Nyata
dalam menerapkan prinsip menghormati martabat
manusia, memperjuangkan kesejahteraan bersama,
membangun solidaritas dan keberpihakan pada yang
rentan berdasarkan cinta kasih sekaligus
melestarikan alam semesta.

Manusia sebagai pemeran utama dalam dunia, wajib


untuk menjaga kelestarian alam ciptaan. Oleh karena
itu, Gereja merasa perlu agar umat Allah mengalami
transformasi diri demi menjaga kelestarian alam
ciptaan. Perumpamaan tentang seorang penabur
(Mat. 13:1-9) yang mengajarkan kita untuk menjadi
benih yang baik yang ditabur di tanah yang baik.
Sabda Tuhan yang adalah benih yang baik harus bisa
membawa perubahan dalam diri kita. Kita harus
menyiapkan lading hati kita dengan baik sehingga
Sabda Tuhan yang diwartakan dapat mampu
membawa perubahan dan kita dapat menjadi pribadi
yang lebih baik lagi dalam menjaga keutuhan dan
kelestarian alam ciptaan.

13
Sebagai bagian dari ciptaan Allah, kita harus sungguh
merasa bahwa sesama kita manusia dan alam
semesta merupakan satu kesatuan yang utuh, yang
hidup saling bergantung satu sama lain. Sebagai
mahluk sosial, kita membutuhkan sesama yang lain
dan alam semesta agar kita dapat hidup. Oleh karena
itu, tema transformasi diri hendaknya juga
menyadarkan kita bahwa kita harus berubah dan
menjadi saksi bagi sesama dan alam ciptaan.

II. PENGALAMAN MANUSIAWI


(Fasilitator meminta peserta membaca teks secara
berkelompok atau meminta salah seorang membacanya)

Fransiskus Asisi Yang dekat dengan Para Binatang

St. Fransiskus Asisi, terkenal sangat dekat dengan para


binatang-binatang. Seringkali diceritakan bahwa St.
Fransiskus Asisi tidak hanya mewartakan kabar gembira
kepada orang-orang saja tapi juga kepada burung-burung
dan ikan-ikan. Burung-burung dan ikan-ikan ini dengan
setia mendengarkan khotbah St. Fransiskus Assisi dan
baru pergi bila St. Fransiskus Assisi selesai berkhotbah
dan menyuruh mereka pergi.

Kisah interaksi St. Fransiskus dengan binatang yang


paling terkenal adalah kisah St. Fransiskus Assisi
menjinakkan seekor serigala di kota Gubbio. Waktu
Fransiskus tinggal di kota, terjadi peristiwa serigala
meneror para penduduk dan juga hewan ternak yang
dimiliki oleh penduduk. Penduduk melakukan segala cara

14
untuk mengusir serigala itu tapi mereka merasa gagal,
karena serigala itu terus mengusik ketentraman
penduduk kota. Fransiskus menjadi sangat kasihan
dengan penduduk kota dan memutuskan untuk menemui
serigala tersebut dan menemuinya, tapi penduduk
menahannya, tapi Fransiskus mengatakan Tuhan akan
menjaganya.

Fransiskus pergi bersama para rahib dan para petani,


tetapi para petani menjadi gentar dan kembali ke kota.
Fransiskus dan rahibnya mulai berjalan dan tiba-tiba
serigala ganas tersebut muncul dari hutan dan dengan
rahang ternganga menyerang mereka. St. Fransiskus
segera membuat tanda salib ke arah serigala. Dengan
kuasa Tuhan, serigala itu memperlambat larinya dan
menutup rahangnya. Kemudian Fransiskus berteriak:
"Datanglah kepadaku, Saudara Serigala. Dalam nama
Yesus, aku memerintahkan kamu untuk tidak lagi
menyakiti siapa pun." Maka pada saat itu juga serigala
menundukkan kepalanya dan datang berbaring di bawah
kaki St. Fransiskus. Serigala itu menjadi jinak seperti
seekor anak domba. St. Fransiskus menjelaskan kepada
serigala bahwa serigala telah menakutkan penduduk
kota, karena ia tidak saja memangsa binatang, tetapi juga
manusia yang diciptakan seturut gambaran Allah.

"Saudara Serigala," kata Fransiskus, "aku ingin


mengadakan perdamaian antara kamu dan penduduk
Gubbio. Mereka tidak akan menyakiti kamu dan kamu
juga tidak boleh lagi menyakiti mereka. Semua kejahatan
di masa lampau harap dimaafkan. "Serigala menyatakan
persetujuannya dengan menggoyang-goyangkan

15
badannya dan menggangguk-anggukkan kepalanya. Dan
puncak dari peristiwa yang menakjubkan itu, Fransiskus
meminta serigala untuk membuat janji. Sementara
Fransiskus mengulurkan tangannya untuk menerima
janji, serigala mengulurkan kaki depannya dan
meletakkannya di atas tangan orang kudus itu.
Kemudian, Fransiskus memerintahkan serigala untuk
mengikutinya masuk ke dalam kota untuk mengadakan
perjanjian damai dengan penduduk kota. Maka tanpa
melawan sedikit pun serigala mengikuti St. Fransiskus.
Serigala itu kemudian dinamai Lupo.

Kini ia dikenal sebagai santo pelindung bagi binatang dan


lingkungan hidup. Patungnya sering kali diletakkan di
taman untuk menghormati minatnya terhadap alam.
Pesta santo Fransiskus dirayakan pada 4 Oktober.

1. Pertanyaan Pendalaman
(Setelah membaca kisah di atas, fasilitator meminta
peserta untuk membicarakan ceritera tersebut berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan berikut ini:)

a. Mengapa Para penduduk dan serigala saling


bermusuhan?
b. Mengapa para Binatang begitu taat dan amat
menyayangi Santu Fransiskus?Perbuatan bai
kapa yang dibuat Santu Fransiskus kepada Para
Binatang?
c. Pesan penting apa saja yang mau disampaikan
kepada kita sehubungan dengan bagaimana

16
sikap kita terhadap alam dan makluk hidup yang
lain seperti teladan santu Fransiskus?

2. Penegasan
(Setelah sharing bersama, fasilitator meminta peserta
untuk membacakan beberapa penegasan di bahwa ini )

a. Kepedulian Fransiskus terhadap sesama


manusia, sesama makhluk ciptaan dan
lingkungan alam berakar pada relasinya
dengan Allah Pencipta. Ia melihat dirinya,
segala makhluk dan lingkungan alam sebagai
sama-sama atau sesama ciptaan yang
berasal dari satu asal, yaitu Allah Pencipta
semesta alam. Oleh karena itu, semua
makhluk ciptaan dipandang, diperlakukan dan
dicintainya sebagai saudara dan saudari.
b. Mengapa Fransiskus bersikap demikian? Ia
memandang alam semesta dan segala isinya
bukan terutama dari segi kegunaannya demi
pemenuhan kebutuhan dan peningkatan mutu
hidup manusia, tetapi lebih pada nilai yang
ada dalam dirinya sendiri dan arti simbolis
sakramentalnya. Keberadaan setiap makhluk
bukan saja karena bermanfaat bagi manusia,
tetapi juga karena memiliki nilai dalam dirinya
sendiri dan menjadi tanda yang menghadirkan
Allah. Setiap makhluk pun memiliki
kesamaan, yakni sama-sama sebagai ciptaan
Allah, sehingga semuanya sederajat dan

17
Fransiskus menyapanya dengan sebutan
saudara-saudari.

III. INSPIRASI KITAB SUCI


(Fasilitator meminta peserta secara bergilir membaca teks
Kitab Suci berikut ini)

Matius 13:1-9

Ayat 1 Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu


dan duduk di tepi danau.

Ayat 2 Maka datanglah orang banyak berbondong-


bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia
naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan
orang banyak semuanya berdiri di pantai.

Ayat 3 Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam


perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya:
"Adalah seorang penabur keluar untuk
menabur.

Ayat 4 Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu


jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung
dan memakannya sampai habis.

Ayat 5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu,


yang tidak banyak tanahnya, lalu benih
itupun segera tumbuh, karena tanahnya
tipis.

Ayat 6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia


dan menjadi kering karena tidak berakar.

18
Ayat 7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri,
lalu makin besarlah semak itu dan
menghimpitnya sampai mati.

Ayat 8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu


berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada
yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga
puluh kali lipat.

Ayat 9 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

1. Pertanyaan Pendalaman
(Setelah membaca kisah di atas, fasilitator meminta
peserta untuk membicarakan ceritera tersebut berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan berikut ini:)

a) Apa yang dilakukan Yesus saat orang banyak


mengerumuni Dia?
b) Berapa jenis tanah yang ditaburi benih oleh
seorang penabur benih dalam kisah di atas?
c) Jenis tanah ke berapakah yang dapat
menghasilkan buah? Dan berapakali lipat kah
tanah tersebut menghasilkan buah?

2. Penegasan
(Setelah sharing bersama, fasilitator meminta peserta
untuk membacakan beberapa penegasan di bahwa ini )

Saat orang banyak datang mengerumuni Yesus, Dia


kemudian naik ke dalam perahu dan mulai

19
menceritakan banyak perumapamaan. Salah satu
perumpamaan yang diangkat oleh Yesus yakni
tentang seorang penabur benih.

Ada 4 jenis tanah yang terkandung dalam


perumpamaan tersebut, tanah di pinggir jalan, tanah
berbatu-batu, semak duri dan tanah yang baik. Empat
jenis tanah ini mewakili sifat khas manusia dalam
menerima Sabda Allah dan menerapkannya dalam
hidup. Penabur adalah sang pewarta, bisa seorang
pastor, atau siapa saja yang mewartakan injil, benih
ialah Sabda Tuhan, dan tanah adalah ladang hati kita.
Ketika hati kita seperti tanah yang dipinggir jalan,
maka kita akan menjadi seorang pribadi yang
munafik. Hanya sesaat saja berubah lalu kemudian
kembali lagi ke kebiasaan lama kita. Ketika kita
menjadi tanah berbatu, kita akan menjadi seorang
katolik KTP, yang hanya mengakui diri sebagai
seorang katolik, tetapi tingkah dan perbuatan kita
tidak terlihat sebagai murid Kristus. Ketika kita
menjadi semak duri maka kita dapat menerima Sabda
Tuhan tetapi kita tidak pernah menerapkannya dan
mengaplikasikannya dalam keseharian kita. Tetapi
ketika kita menjadi tanah yang baik, maka sabda
Tuhan mampu mengubah diri kita dan membuang
kebiasaan kita yang buruk dan akhirnya kita dapat
bertransformasi menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

20
IV. AKSI NYATA
(Sebagai aksi nyata, kita dapat menentukan satu waktu
untuk secara bersama-sama melakukan satu aksi entah
pergi mengunjungi orang di penjara, memungut sampah di
pinggir pantai atau kegiatan lainnya yang berkaitan dengan
keadilan, keutuhan dan kelastarian alam ciptaan)

V. PENUTUP
(Pertemuan diakhiri dengan Doa umat, Doa Penutup,
lagu penutup dan tanda salib. Kolekte dapat
dikumpulkan saat lagu penutup)

1. Doa Umat
(Didoakan oleh peserta secara spontan. Sebaiknya salah
satu ujud doa untuk pertemuan kita dalam pendalaman ini)

Setelah kita mendengarkan sabda Tuhan dan


membicarakan-Nya marilah kita memanjatkan doa
permohonan kita

a. Semoga kami dapat menjadi pribadi yang


dapat menyalurkan rahmat-Mu kepada
semua makhluk ciptaaa. Marilah kita
mohon..
b. Fasilitator mempersilahkan 3 orang untuk
menyampaikan doa permohonan secara
spontan.

21
2. Doa Bapa Kami

Marilah kita menyatukan semua ujud permohonan


kita dengan doa yang diajarkan Yesus kepada kita.
Bapa kami…

3. Doa Penutup

(Doa Fransiskus Asisi)

TUHAN, jadikanlah aku pembawa damai.

Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta


kasih.

Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa


pengampunan.

Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa


kerukunan.

Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa


kebenaran.

Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa


kepastian.

Bila terjadi keputus-asaan, jadikanlah aku pembawa


harapan.

Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa


terang.

Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa


sukacita.

22
Ya Tuhan Allah,

ajarlah aku untuk lebih suka menghibur daripada


dihibur;

mengerti daripada dimengerti;

mengasihi daripada dikasihi;

sebab dengan memberi kita menerima;

dengan mengampuni kita diampuni,

dan dengan mati suci kita dilahirkan ke dalam Hidup


Kekal. Amin.

23
Pertemuan II

BERTINDAK EKOLOGIS

GAGASAN POKOK

Manusia dipanggil oleh Allah untuk senantias


memperhatikan alam lingkungannya. Allah memberikan
kekuasaan kepada manusia untuk menguasai alam
dengan mengolah, mempergunakan dan melestarikan
alam ciptaan ini. Oleh karena itu, kita sebagai manusia
yang telah diberi tanggung jawab oleh Allah, hendaknya
senantiasa hidup bersama dengan alam sesuai dengan
panggilan kita sebagai makhluk ciptaan yang telah diberi
kepercayaan oleh Allah. Allah adalah pencipta seluruh
alam semesta. Dia mengubah kekacauan dan
ketidakteraturan menjadi kehidupan dan keteraturan.
Alam semesta dengan segala isinya diciptakan oleh
Allah dalam keadaan baik. Manusia menjadi puncak
karya ciptaaNya. Manusia diciptakan seturut gambar dan
rupa Allah dan memperoleh kehidupan dari hembusan
Roh Allah sendiri. Manusia mendapat kepercayaan dari
Allah untuk menjadi penjaga, pemelihara dan pengelola
dunia ciptaan supaya semuanya tetap dalam keadaan
baik dan berkembang ke arah kebaikan (baca Kej.1:26-
31)

Kita telah melihat bahwa sekarang ini,perusakan dan


pencemaran alam lingkungan terjadi dalam berbagai
bentuk seperti yang disampaikan oleh Bapak Uskup

24
Keuskupan Jayapura dalam Surat Gembalanya.
Perubahan iklim untuk kita di Papua dapat dialami
dengan menurunnya debet air di mata air dan
menurunnya tingkat kesuburan tanah, punahnya
keanekaragaman spesies (habitat) misalnya burung
cenderawasih yang semakin jauh dan berkurang,
berkurangnya luas dan kualitas hutan akibat pengambilan
kayu atau pembabatan hutan dalam jumlah yang besar-
besaran, memburuknya kesehatan di mana banyak
warga menderita berbagai penyakit bahkan wabah,
dsbnya.

Selain pengaruh perubahan iklim - untuk konteks kita di


Papua -, perilaku manusia juga menjadi penyebab
ketidakadilan ekologis. Banyak praktek ketidakadilan
ekologis seperti: penjualan tanah yang menjadi bagian
hak ulayat suku tertentu kepada pihak perusahaan
(misalnya, Kebun Kelapa Sawit di Arso, Taja-Lereh,
Merauke), yang mengakibatkan menurunnya kualitas
dan kuantitas air dan tanah. Memburuknya kesehatan
yang berakibat pada hilangnya generasi penerus yang
tangguh. pembakaran semak dan hutan secara tidak
bertanggung jawab, penebangan kayu ilegal (Illegal
Logging) selalu menyisahkan penderitaan bagi
masyarakat.

Selain itu, banjir biasa maupun bandang akibat


penggundulan atau pembabatan hutan selalu terjadi
setiap saat yang berdampak pada munculnya korban baik
harta maupun nyawa. Mentalitas malas yang menjangkiti
kebanyakan para petani juga seringkali menjadi salah
satu penyebab banyak lahan pertanian tidak diolah

25
dengan baik. Di sisi lain ketergantungan pada bantuan
pemerintah seperti raskin (beras untuk keluarga miskin)
dan dana bantuan desa semakin tinggi. Perusakan
lingkungan dan dampak yang dialami oleh manusia
terkhusus kita di Papua ini memperlihatkan adanya
tindakan yang keliru dalam sikap kita terhadap alam
ciptaan. Dengan Kata lain, kerusakan alam lingkungan
hidup dan dampak yang terjadi disebabkan oleh ulah
manusia itu sendiri. Manusia bukan merawat ciptaan
justru merusaknya. Manusia hanya memandang alam
sebagai objek untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mau


memanfaatkan alam tetapi mengabaikan usaha
memeliharanya. Manusia mengabaikan tugasnya untuk
mengelola alam ciptaan dengan baik. Manusia bertindak
seakan-akan sebagai pencipta yang mempunyai
kekuasaan mutlak terhadap ciptaan lain. Oleh karena itu,
manusia harus kembali kepada panggilannya, yaitu
mengembangkan dan mengarahkan ciptaan kepada
kesempurnaan. Hal itu dapat dilakukan dengan berusaha
sebaik mungkin untuk menjalani hidup yang bersahabat
dengan Alam. Semua orang harus mengambil bagian
dalam usaha katif menjaga dan melestarikan lingkungan
hidup.

Senada dengan apa yang disampaikan oleh Bapak


Uskup Keuskupan Jayapura dalam surat Gembalanya
yakni umat perlu didorong melakukan aksi-aksi nyata
untuk pelestarian alam/lingkungan mulai dari keluarga,
kombas, paroki, sekolah-sekolah, perguruan tinggi,

26
asrama-asrama, kelompok-kelompok kategorial maupun
di tengah masyarakat

I. PEMBUKA
1. Lagu Pembuka : Mb 482
2. Tanda Salib

P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus

U Amin

3. Salam

P Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta


kasih Allah Bapa dalam persekutuan dengan
Roh Kudus beserta kita sekalian.

U Sekarang dan selama-lamanya

4. Pengantar

P Saudara/I yang terkasih dalam Yesus….

Dalam masa mempersiapkan diri dengan pantang


dan puasa ini, marilah kita kembali menyadari
bahwa dunia kita saat ini sedang mengalami apa
yang dinamakan Krisis Iklim. Bumi Saudari kita ini
menjerit karena segala kerusakan yang telah
ditimpakan padanya. Semua ini karena ulah kita
manusia. Manusia bukan merawat ciptaan, justru
merusaknya. Manusia hanya memandang alam

27
sebagai objek untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri.

Dalam kehidupan sehari hari, manusia hanya mau


memanfaatkan alam tetapi mengabaikan usaha
memeliharanya. Manusia mengabaikan tugasnya
untuk mengelola alam ciptaan dengan baik.
Manusia bertindak seakan akan sebagai pencipta
yang mempunyai kekuasaan mutlak terhadap
ciptaan lain. Bagi Umat Kristiani, krisis ekologis
berakar pada krisis iman.

Krisis iman terjadi karena relasi manusia dengan


Sang Pencipta, antara manusia dengan sesama
ciptaan lain terganggu akibat dosa ekologis.
Kerusakan alam disebabkan oleh manusia yang
tidak peduli lagi pada kehendak Allah (Pencipta).
Maka dalam pendalaman tema 2 ini, setelah kita
disadarkan akan pentingnya pertobatan ekologis
dalam tema 1, kita diajak untuk bertindak
ekologis. Kita diajak untuk menjadi pribadi pribadi
yang mengasihi dan menyayangi setiap bentuk
kehidupan serta menjaga, merawat dan
melestarikan alam semesta.

Bapak Uskup dalam Surat Gembalanya mengajak


kita semua untuk segera merencanakan dan
melakukan aksi-aksi nyata untuk pelestarian
alam/lingkungan mulai dari keluarga, kombas,
paroki, sekolah-sekolah, perguruan tinggi,
asrama-asrama, kelompok-kelompok kategorial
maupun di tengah masyarakat. Supaya

28
Pertemuan Tema 2 ini bermanfaat bagi tugas
panggilan kita dalam hubungan dengan tindakan
ekologis Maka marilah kita buka diri, mengundang
Tuhan hadir dalam diri kita.

5. Doa Pembuka

P Marilah Kita Berdoa

Allah Bapa Maha Pencipta, kami bersyukur atas


ciptaan-Mu, alam semesta beserta isinya,
sebagai tempat dan pendukung hidup kami.
Selamatkanlah kami umat-Mu dari akibat
kerusakan sumber daya alam dan lingkungan
hidup, yang pada saat ini semakin
memprihatinkan.

Semoga kami tidak larut dalam kedosaan kami


dan saling menyalahkan, melainkan ikut aktif
menyumbangkan tenaga, pikiran dan hati dalam
melestarikan ciptaan-Mu. Berikanlah kami
kekuatan, agar kami mampu menjaga dan
melestarikannya sesuai dengan rencana
penciptaan-Mu, sebagai wujud pertobatan kami.

Utuslah Roh Kudusmu Tuhan, untuk kami semua


dalam pertemuan ini agar kami mampu
memperoleh pemahaman akan pentingnya
sebuah kesadaran ekologis dan dimampukan
untuk melakukan aksi nyata demi pelestarian
lingkungan alam beserta isinya yang Kau

29
percayakan kepada kami. Demi Kristus Tuhan
dan pengantara kami…….

U Amin

II. PENGALAMAN MANUSIAWI


(Fasilitator meminta peserta membaca teks secara
berkelompok atau meminta salah seorang membacanya)

SEORANG DIRI SADIMAN MEMERDEKAN DESANYA


DARI KEKERINGAN

Sejak awal 1990-an, Sadiman terus menanam bibit


pohon di Hutan Gendol yang adalah hutan negara.
Sampai saat ini sedikitnya 11.000 pohon — 4.000 di
antaranya beringin — sudah ia sedekahkan untuk alam.
Karenanya, Sadiman menjadi satu-satunya orang yang
mendapat izin menanami lahan yang dikelola oleh
Perhutani itu. “Niat saya dari awal hanya ingin
menghidupkan sumber air di gunung yang sudah lama
kering. Saya pertama kali menanami beringin karena
pohon ini bisa menyimpan cadangan air tanah,” kata
Sadiman. Kebakaran yang pernah melanda dan
penebangan pohon telah membuat hutan gundul dan
mata air mati. Penduduk Desa Geneng dan Conto yang
terletak di lereng selalu mengalami defisit air bersih pada
musim kemarau. Sungai yang menjadi satu-satunya
sumber air mengering.

30
Namun keadaan mulai membaik beberapa tahun lalu.
Usaha Sadiman menuai hasil setelah beberapa mata air
yang bersumber di Gunung Gendol kembali mengalir dan
mampu menghidupi sedikitnya 3.000 jiwa. Pekerjaan
Sadiman sebagai petani dan pencari rumput untuk ternak
memang tidak menjanjikan banyak materi, bahkan
mungkin jauh dari cukup. Namun, ia rela mengeluarkan
uangnya sendiri untuk membeli bibit pohon beringin,
sedikit demi sedikit.

Sadiman menanam dan merawat pohon-pohonnya


dengan serius. Ia membeli sendiri pupuk untuk
mendukung pertumbungan tanaman, membuat tulisan
larangan penebangan pohon di hutan, dan menyiapkan
beberapa kader pemuda untuk peduli merawat
hutan.“Saya selalu mengajak anak muda untuk menanam
pohon dan melarang menebangnya. Pohon menopang
hidup kita, menyediakan air bersih dan menahan erosi
dan banjir,” kata Sadiman. “Pak Sadiman itu kalau dikasih
uang Pak camat, bupati, atau siapa saja, semuanya
dibelikan bibit pohon, tak pernah untuk kebutuhan pribadi
dia,” ujar Rahmat, warga desa sekaligus tetangga yang
mengagumi semangat petani tua itu.

Pekerjaan Sadiman bukanlah tanpa kesulitan. Tidak


semua pohon yang ia tanam tumbuh begitu saja. Banyak
yang rusak, mati, atau dipangkas orang untuk makanan
kambing, namun ia tak gampang menyerah dan terus
menanam bibit baru. Bahkan ada juga pohon yang
dicabut orang yang tidak setuju lahan yang disewa untuk
merumput, ditanami pohon oleh Sadiman. Beberapa kali
ia terpaksa mengumpulkan uang untuk membayar sewa

31
lahan agar ia bebas menanami pohon.“Saya bayar
sebagai ganti rumputnya agar saya bebas menanami
pohon tanpa diganggu,” kata Sadiman.

Dari rumah menuju hutan, Sadiman harus berjalan kaki 3


kilometer karena tak memiliki sepeda, motor, maupun alat
transportasi lainnya. Karenanya, ia bisa pulang-pergi ke
lereng gunung membawa bibit pohon untuk ditanam dua
kali sehari. Sadiman sadar bahwa penghijauan adalah
pekerjaan jangka panjang yang hasilnya baru bisa
dinikmati dalam hitungan tahun. Karenanya,
menghijaukan hutan tidak hanya butuh kesabaran,
melainkan juga usaha yang terus berkesinambungan.

Melihat usaha Sadiman yang gigih dalam memulihkan


hutan, masyarakat setempat menobatkannya sebagai
salah satu tokoh inspiratif lokal di bidang lingkungan.
Namun, Sadiman tidak terlalu peduli dan berharap
penghargaan. Sebab, tujuannya menanam pohon adalah
melestarikan hutan dan mata airnya untuk kehidupan
masyarakat, bukan mencari popularitas.

1. Pertanyaan Pendalaman
Setelah membaca kisah di atas, fasilitator meminta peserta
untuk membicarakan ceritera tersebut berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1) Apa yang melatarbelakangi usaha Sadiman


dalam menanam pohon di desanya?

32
2) Sebutkan kegiatan kegiatan apa saja yang
dilakukan oleh sadiman dalam rangka
menghijaukan desanya yang gundul?
3) Apakah dalam menjalankan usahanya ,Sadiman
menemui kesulitan atau tantangan?Jika
ada,sebutkan!
4) Pesan penting apa yang disampaikan dalam
ceritra ini?

2. Penegasan
(Setelah sharing bersama, fasilitator meminta peserta
untuk membacakan beberapa penegasan di bahwa ini )

1) Karena kepeduliannya terhadap manusia dan


makluk hidup yang lain.Akibat Kebakaran dan
penggundulan hutan yang dilakukan oleh
manusia yang tidak bertanggung jawab,maka
desanya mengalami kesulitan air.Sumber sumber
mata air mengalami kekeringan.Inilah yang
mendorong Sadiman untuk melakukan aksi nyata
menanam pohon demi mengidupkan Kembali
sumber sumber mata air.
2) Ia membeli bibit pohon beringindari uangnya
sendiri,kemudian menanam dan merawatnya.Ia
bahkan membeli pupuk sendiri untuk
menyuburkan bibit bibit pohon yang
ditanamnya.Ia juga mengedukasi masyarakat
dengan melibatkan pra pemuda dalam
kegiatannya dan membuat papan nama larangan
menebang pohon.

33
3) Tidak semua pohon yang ia tanam tumbuh begitu
saja. Banyak yang rusak, mati, atau dipangkas
orang untuk makanan kambing, namun ia tak
gampang menyerah dan terus menanam bibit
baru.Bahkan ada juga pohon yang dicabut orang
yang tidak setuju lahan yang disewa untuk
merumput, ditanami pohon oleh Sadiman.
Beberapa kali ia terpaksa mengumpulkan uang
untuk membayar sewa lahan agar ia bebas
menanami pohon. Dari rumah menuju hutan,
Sadiman harus berjalan kaki 3 kilometer karena
tak memiliki sepeda, motor, maupun alat
transportasi lainnya.
4) kesadaran ekologis tidak hanya dingkapkan
melalui ide atau membangun dialektika saja. Atau
tidak hanya dibangun dengan membuat niat atau
angan angan saja tetapi harus diwujudkan
dengan tindakan ekologis seperti yang dilakukan
oleh pak Sadiman. Walaupun seorang diri tetapi
karena disertai tekad dan niat yang tulus maka
usaha pak Sadiman berbuah. Apalagi jika
tindakan ekologis ini dijalankan oleh sebuah
komunitas atau kelompok besar pasti dampaknya
juga luar biasa.

34
III. INSPIRASI KITAB SUCI
(Fasilitator meminta umat untuk membaca Kitab Suci
secara bergantian. Fasilitator kemudian membacakan lagi
kutipan teks Kitab Suci ini untuk didengarkan umat).

Kejadian 1: 26-31

Ayat 26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan


manusia menurut gambar dan rupa Kita,
supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di
laut dan burung-burung di udara dan atas
ternak dan atas seluruh bumi dan atas
segala binatang melata yang merayap di
bumi."

Ayat 27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut


gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka.

Ayat 28 Allah memberkati mereka, lalu Allah


berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah
dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan
di laut dan burung-burung di udara dan atas
segala binatang yang merayap di bumi."

Ayat 29 Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku


memberikan kepadamu segala tumbuh-
tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan
segala pohon-pohonan yang buahnya
berbiji; itulah akan menjadi makananmu.

35
Ayat 30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan
segala burung di udara dan segala yang
merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan
segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi
makanannya." Dan jadilah demikian.

Ayat 31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-


Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang
dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

1. Pertanyaan Pendalaman
(Setelah membaca kisah di atas, fasilitator meminta
peserta untuk membicarakan ceritera tersebut
berdasarkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:)

1) Apa tugas manusia terhadap alam berdasarkan


bacaan Kitab Suci?
2) Apakah Tugas manusia terhadap alam bersiafat
mutlak? Mengapa?
3) Apa yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan
tugas tersebut dalam kehidupan sehari hari?

2. Penegasan
(Setelah sharing bersama, fasilitator meminta peserta
untuk membacakan beberapa penegasan di bahwa ini )

1) Manusia mendapat kepercayaan dari Allah untuk


menjadi penjaga, pemelihara dan pengelola dunia
ciptaan supaya semuanya tetap dalam keadaan

36
baik dan berkembang ke arah kebaikan
(kejadian,1:26-31)
2) Kita telah melihat bahwa sekarang ini,
perusakandan pencemaran lingkungan terjadi
dalam pelbagai bentuk, seperti penebangan
pohon/hutan untuk industri, pembuangan sampah
atau limbah beracun, pembunuhan binatang
untuk pakayan atau hiasan, dan lain lain
sebagainya.
3) Oleh karena itu, manusia harus Kembali kepada
panggilannya, yaitu mengembangkan dan
mengarahkan ciptaan kepada kesempurnaan.
Hal ini dapat dilakukan dengan berusaha sebaik
mungkin untuk menjalani hidup yang bersahabat
dengan alam
4) Ada berbagai tindakan yang dapat dilakukan
untuk memelihara alam lingkungan di mana kita
hidup antara lain: berusaha untuk membuang
sampah pada tempatnya,mengusahakan adanya
penghijauan di sekitar rumah dengan menanam
bunga atau penghijauan di sekita lahan kosong
dari rumah, menggunakan air secara bertanggung
jawab, ikut melindungi tanaman ataupun Binatang
yang langka, dsbnya.

IV. AKSI NYATA


Umat diminta untuk membangun niat dan rencana konkret
sebagai bentuk tindakan ekologis dalam rangka memelihara
alam semesta beserta isinya. Diharapkan agar aksi nyata yang
dilakukan ini konkret yang melibatkan semua umat di kombas
dan ada hasilnya. Misalnya Umat merencanakan untuk

37
melakukan penghijauan di salah satu tempat, maka hendaknya
diatur waktunya, tempatnya di mana, kapan dilaksanakan,
siapa saja yang terlibat dan ada dokumentasinya. Atau umat
melakukan penghijauan di rumahnya masing-masing.

1. Doa Permohonan (Doa Umat)


Umat boleh memilih beberapa ujud doa yang disiapkan
dalam kombas. Beberapa usulan doa yang bisa
dijadikan doa permohonan. Baiknya doa-doa ini
disiapkan oleh fasilitator.

a. Doa untuk Umat Paroki dan Kombas


b. Doa untuk para pengusaha sumber daya
alam, lingkungan hidup dan industri
c. Doa untuk para pegiat, pemerhati dan
aktivis lingkungan hidup
d. Doa untuk para pemimpin sekolah, para
guru dan murid
e. Doa untuk para pemuka agama, biarawan
dan biarawati
f. Doa bagi Pemimpin Negara

V. PENUTUP
1. Doa Penutup

P Marilah kita berdoa….

Ya Allah Pencipta,Terpujilah nama-Mu atas


segala karya tangan-Mu. Biarlah hati kami
terangkat untuk memujiMu, Allah yang
Mahakuasa, yang telah menciptakan alam

38
semesta bagi kami, dan menciptakan kami
seturut gambar dan rupa-Mu. Bantulah kami
mensyukuri kebaikan-Mu dengan menjaga
dan memelihara alam ciptaan, dan
menghargai semua orang, sebab kami semua
diciptakan seturut gambar-Mu. Demi Kristus
Tuhan kami….

U Amin

2. Berkat

P Semoga Tuhan beserta kita

U sekarang dan selama-lamanya

P Semoga kita semua berkat bantuan Tuhan


dapat melaksanakan apa yang menjadi aksi
nyata kita untuk mewujudkan keharmonisan
alam ini. Dalam nama bapa dan Putera dan
Roh Kudus

U AMIN

P Umat yang terkasih…demikianlah pendalam


Bahan APP tema 2 kita pada hari ini

U Syukur pada Allah

P Mari kita pergi karena kita diutus

U Amin

3. Lagu Penutup : Mb.528

39
Pertemuan III

PROFETIS EKOLOGIS

GAGASAN DASAR

Pada pertemuan ke II kita sudah bersama-sama


membahas tema BERTINDAK EKOLOGIS. Pada
pertemuan ke III ini kita akan bergumul bersama dengan
tema PROFETIS EKOLOGIS. Pada Materi ke III ini kita
dihantar untuk bergumul tentang bagaimana kita harus
berani bertindak untuk menjaga lingkungan hidup kita
baik melalui kritik yang membangun atau juga tindakan
yang menyelamatkan alam lingkungan hidup. Lebih dari
itu kita juga diharapkan agar dengan dasar iman yang
hidup dalam diri kita menjadi panduan dan pedomaan
dalam mengarahkan segala bentuk tingkah laku kita
dalam menjaga keutuhan dan keselamatan lingkungan
hidup.

Bapa uskup, Yanuarius Theofilus Matopai You


dalam surat gembalanya menjelaskan kepada kita apa itu
PROFETIS EKOLOGIS. Berikut kutipan dari isi surat
gembala itu “Kita mesti berani melakukan kritik konstruktif
terhadap berbagai kebijakan dan tindakan publik, politik,
sosial, dan ekonomi yang cenderung menghancurkan
lingkungan hidup. Kegiatan kongkrit dapat dilakukan
sesuai dengan konteks di mana kita hidup dalam
semangat kerja sama dengan orang lain. Keterlibatan
umat Kristiani dalam memulihkan dan melestarikan

40
keutuhan ciptaan bukan semata-mata didorong oleh
kerusakan lingkungan hidup, tetapi merupakan
perwujudan iman akan Allah Sang Pencipta dan
Pemelihara Kehidupan. Iman yang hidup dan penuh
kasih menjadi dasar spiritualitas segala upaya untuk
mendatangkan keselamatan bagi semua ciptaan. Oleh
karena itu, berbagai bentuk kegiatan pastoral lingkungan
hidup hendaknya selalu bersumber pada kasih Allah yang
menciptakan dan menjaga seluruh alam semesta ini.
Akhir kata, ingatlah selalu bahwa kita sebagai umat
Kristiani dipanggil dan diutus untuk mewartakan Injil
kepada semua Makhluk (Mrk. 16:15).

Tujuan :

1. Agar umat dapat berani melakukan kritik yang


membangun terhadap berbagai kebijakan dan
Tindakan public, politik, social, ekonomi yang
cendrung menghancurkan lingkungan hidup
2. Agar umat dapat terlibat dalam melestarikan
keutuhan ciptaan sebagai perwujudan iman akan
Allah Sang Pencipta dan Pemelihara Kehidupan
3. Agar umat menyadari bahwa iman yang hidup dan
penuh kasih adalah dasar spiritualitas untuk
mendatangkan keselamatan bagi semua ciptaan

41
I. PEMBUKA
1. Lagu Pembukaan MB :471
2. Tanda Salib
P Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh
Kudus
U Amin.

3. Salam
P Semoga kasih karunia Tuhan dan damai
sejahtera dari Allah Bapa dan dari Tuhan kita
Yesus Kristus menyertai kita sekalian
U Sekarang dan selama-lamanya.

4. Doa Pembuka

Terpujilah Engkau Tuhan, karena saudari kami ibu


pertiwi yang menyuapi dan mengasuh kami, dan
menumbuhkan bereneka ragam buah-buahan
beserta bunga warna-warni dan rumput-rumputan.
Saudari ini sekarang menjerit karena kerusakan
yang telah kita timpahkan padanya. Karena tanpa
tanggung jawab, kita menggunakan dan
menyalahgunakan kekayaan yang telah diletakan
Allah di dalamnya. Ajarilah kami Tuhan agar kami
dapat berkata dan bertindak benar dalam menjaga
dan melestarikan alam ciptaaMu bagi kami di bumi
ini kini dan sepanjang segala masa. Amin

42
II. PENGALAMAN MANUSIAWI
(Fasilitator meminta peserta membaca teks secara
berkelompok atau meminta salah seorang membacanya)

Anto di lahirkan di sebuah desa di Jawa Timur pada


bulan Mei 1974. Karena aktifitasnya
memperjuangkan hak-hak rakyat, khususnya petani,
tak jarang ia harus berhadapan dengan perusahaan-
perusahaan perkebunan kelapa sawit (palm oil) di
Sumatera Utara (Sumut) yang merasa terusik
kepentingan modalnya. Dalam menjalankan
aktivitasnya mengeruk keuntungan dari perkebunan
kelapa sawit, banyak praktek penyerobotan tanah-
tanah warga yang dialihkan sebagai lahan tanaman
sawit. Benturan kepentinganpun tak terelakkan
antara masyarakat dengan pihak perusahaan yang
melibatkan aparat keamanan, ormas-ormas tertentu,
preman dan lain sebagainya. Dalam hal ini, Anto
berusaha selalu berada dipihak masyarakat yang
hak-haknya terampas.

Anto menilai tanaman kelapa sawit selain merusak


lingkungan juga berpotensi merusak mental
masyarakat. Tepatnya, pada tahun 2012, ketika itu ia
mendampingi para petani yang melakukan
demonstrasi dengan cara mogok makan dan jahit
mulut di depan DPRD Sumatera Utara selama lebih
kurang satu bulan. Ada seseorang yang mewakili
pihak perusahaan HTI (Hutan Tanaman Indutri)
menemuinya secara diam-diam dan menawarkan
uang senilai 1 Milyar rupiah. Pihak perusahaan
meminta Anto agar tidak mendampingi petani lagi dan

43
meredam tuntutan warga terhadap perusahaan sawit.
Jumlah yang tidak sedikit nilainya memang namun
terpaksa ia tolak. “Hidup adalah pilihan dan setiap
pilihan ada resikonya masing-masing. Ketika saya
memilih hidup bersama orang-orang tersingkir dan
orang-orang miskin, maka saya harus siap untuk
segala resiko yang ada, termasuk kesulitan hidup.
Bukan menjadikan kesulitan mereka dijadikan nilai
tawar ekonomi demi kepentingan pribadi. Bagi saya
seorang perampok lebih terhormat daripada seorang
yang berlagak suci seolah berada di pihak orang-
orang miskin tetapi menjadikan kemiskinan sebagai
alat tawar demi kepentingan pribadinya,” ungkap
Anto.

Tahun 1998, Anto turut aktif dalam gerakan reformasi


di Jakarta dan sempat beredar isu bahwa dia menjadi
target penculikan. Namun Anto sangat berterima
kasih karena jiwanya selamat atas bantuan Almarhum
Munir. Anto mempunyai mimpi yang sederhana ketika
bergerak dan berjuang bersama masyarakat yakni
ingin menciptakan kesetaraan bagi umat manusia.
Selepas menyelesaikan Sekolah Dasar, Anto
meninggalkan kampung halaman dan merantau ke
berbagai kota di Pulau Jawa, dan kini 13 tahun sudah
ia tinggal di Sumatera Utara. Dalam perjalanan hidup
selama merantau, ia menempa dirinya dengan
berbagai persoalan sosial di masyarakat. Keputusan
menjadi seorang aktivis sosial yang penuh dengan
tantangan diambilnya dengan mengkritisi kebijakan-
kebijakan pemerintah yang dianggapnya

44
bertentangan dengan kepentingan rakyat. Baginya
hidup adalah pengabdian, ia tengah belajar menjadi
‘manusia’ seperti kata bijak yang disampaikan oleh
Multatuli “Tugas utama manusia adalah menjadi
manusia”. Sederhana, tetapi ternyata sulit dalam
implementasinya, jika hal ini tidak dilakukan secara
bersama-sama.

1. Pertanyaan Pendalaman
(Setelah membaca kisah di atas, fasilitator meminta
peserta untuk membicarakan ceritera tersebut
berdasarkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:)

1) Apa yang diperjuangkan Anto demi


keselamatan Alam dan Manusia?
2) Apa yang memotivasi Anto untuk tetap berjuang
demi keselamatan Alam dan Manusia
3) Hal apa saja yang dapat mendorong kita dalam
kisah Anto ini untuk juga bisa berjuang demi
keselamatan alam dan manusia ?

III. INSPIRASI KITAB SUCI


(Fasilitator meminta peserta secara bergilir membaca teks
Kitab Suci berikut ini)

KEJADIAN 1: 24-28

Ayat 24 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi


mengeluarkan segala jenis makhluk yang
hidup, ternak dan binatang melata dan segala
jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.

45
Ayat 25 Allah menjadikan segala jenis binatang liar
dan segala jenis ternak dan segala jenis
binatang melata di muka bumi. Allah melihat
bahwa semuanya itu baik.

Ayat 26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan


manusia menurut gambar dan rupa Kita,
supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di
laut dan burung-burung di udara dan atas
ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala
binatang melata yang merayap di bumi."

Ayat 27 Maka Allah menciptakan manusia itu


menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka.

Ayat 28 Allah memberkati mereka, lalu Allah


berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah
dan bertambah banyak ; penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan
di laut dan burung-burung di udara dan atas
segala binatang yang merayap di bumi."

1. Pertanyaan Pendalaman
(Setelah membaca kutipan teks Kitab Suci di atas,
fasilitator meminta peserta untuk membicarakan teks
tersebut berdasarkan pertanyaan-pertanyaan berikut
ini:)

46
1. Apa makna tersembunyi dari Sada Tuhan
“SUPAYA MEREKA BERKUASA” dalam
kaitannya dengan melestarikan lingkungan hidup.
2. Apa sesungguhnya arti dari Allah menciptakan
manusia menurut gambarNya?
3. Jelaskan apa pesan Tuhan bagi kita yang termuat
dalam kutipan teks Kitab Suci "Beranakcuculah
dan bertambah banyak ; penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di
laut dan burung-burung di udara dan atas segala
binatang yang merayap di bumi."

2. Penegasan
(Setelah sharing bersama, fasilitator meminta peserta
untuk membacakan beberapa penegasan di bahwa ini )

a. Ciptaan memiliki arti yang luas dari lingkungan


hidup, karena ada hubungannya dengan rencana
kasih Allah dimana setiap makhluk memiliki nilai
dan arti (bdk. Laudato Si/LS, 76)
b. Penghancuran lingkungan manusia merupakan
perkara sangat berat, tidak hanya karena Allah
telah mempercayakan dunia kepada manusia,
tetapi karena hidup manusia itu sendiri
merupakan anugrah yang harus dilindungi dari
berbagai bentuk kemerosotan (bdk. LS,5)
c. Iman dengan menyatakan kasih Allah Pencipta
memampukan kita untuk menghargai alam tempat
kediaman yang dipercayakan untuk kita lindungi
dan pelihara.

47
d. Manusia diciptakan MENURUT GAMBAR ALLAH
artinya bahwa didalam diri manusia terdapat sifat-
sifat baik yang berasal dari Allah sendiri sehingga
kita dapat memikul tanggung jawab menguasai
dan menaklukan bumi seturut kehendak Allah

IV. AKSI NYATA


(Setelah menggali pengalaman hidup dan meneguhkan diri
dengan Sabda Tuhan maka umat diarahkan untuk dapat
membangun niat bersama dalam Komunitas Basis)

Niat apa yang ingin dibangu bersama dalam Komunitas


basis terkait dengan tema PROFETIS EKOLOGIS.

Misalnya :

1. Membuat poster berisi ajakan menjaga


lingkungan hidup kemudian disebarkan di WA
Grup (kombas, paroki,dll)
2. Aksi nyata terkait menjaga lingkungan hidup

V. PENUTUP
1. Doa Permohonan
(Didoakan oleh peserta secara spontan. Sebaiknya
salah satu ujud doa untuk pertemuan kita dalam
pendalaman ini)

Setelah kita mendengarkan sabda Tuhan dan


membicarakan-Nya marilah kita memanjatkan doa
permohonan kita

a. Semoga kami dapat menjadi kami dapat


menjaga bumi yang kau anugerahkan kepada

48
kami ini dan juga mampu mengasihi sesame
kami. Marilah kita mohon..
b. Fasilitator mempersilahkan 3 orang untuk
menyampaikan doa permohonan secara
spontan.

2. Bapa kami
P Marilah kita menyatukan seluruh ujud
permohonan kita dengan doa yang diajarkan
Yesus kepada kita. Bapa kami ….

3. Doa Penutup

Tuhan Sang Pencipta, Engkau menciptakan kami


manusia sesuai dengan gambar[Mu agar kami
dapat bertindak seturut kehendakmu. Namun
terkadang Tindakan kami melukai, merusak alam
ciptaanMu. Curahkanlah kami Roh Kudus-MU agar
kami semakin menyadari betapa pentingya alam
ciptaan-Mu bagi hidup kami manusia, sehingga
harus kami jaga dan lestarikan. Semoga kami dapat
menjalankan tugas perutusan dari-Mu untuk
menguasai bumi ini dan menaklukan segala isinya
seturut kehendak-Mu agar tetap terjalin
keharmonisan, kedamaian, ketenangan,
kenyamanan di bumi ini karena hanya Engkaulah
yang selalu mengarahkan hidup kami kini dan
sepanjang segala masa…Amin

49
4. Berkat

P Semoga Tuhan beserta kita

U sekarang dan selama-lamanya

P Semoga kita semua berkat bantuan Tuhan


dapat melaksanakan apa yang menjadi aksi
nyata kita untuk mewujudkan keharmonisan
alam ini….Dalam nama bapa dan Putera dan
Roh Kudus

U Amin

P Umat yang terkasih…demikianlah pendalam


Bahan APP tema 3 kita pada hari ini

U Syukur pada Allah

P Mari kita pergi karena kita diutus

U Amin

5. Lagu Penutup : MB 489

50
Pertemuan IV

PERTOBATAN DEMI MEWUJUDKAN KEUTUHAN


CIPTAAN

GAGASAN DASAR

Pada pertemuan ke IV ini, umat dihantar untuk kembali


merenungkan situasi dan kondisi bumi kita yang lagi tidak
baik-baik saja. Bumi kita saat ini mengalami krisis iklim
yang diakibatkan oleh pemanasan global dan perubahan
iklim.

Perubahan iklim adalah perubahan signifikan pada iklim,


suhu udara dan curah hujan. Perubahan iklim terjadi
karena meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida
dan gas-gas lainnya di atmosfer yang menyebabkan efek
gas rumah kaca. Peningkatan konsentrasi gas rumah
kaca disebabkan oleh berbagai kegiatan manusia seperti
emisi bahan bakar fosil (batu bara) perubahan fungsi
lahan, limbah dan pembakaran hutan, tempat
pembakaran akhir sampah dan kegiatan-kegiatan industri
(bdk. Ditjenppi.menlnk.go.id).

Perubahan iklim merupakan masalah global dengan


dampak buruk untuk lingkungan, masyarakat, ekonomi,
perdagangan dan politik (lih. LS, 25).

Selain perubahan iklim, kurangnya penghargaan


terhadap harkat dan martabat manusia pun marak terjadi.
Di mana-mana kita melihat dan mendengar terjadi
perendahan terhadap manusia. Melalui aneka tindakan

51
kekerasan, pemerasan, pemaksanaan, dan lain-lain,
harkat dan martabat manusia tidak dipandang berharga.

Bagi kita umat Kristiani, krisis lingkungan hidup dan krisis


moral manusia berakar pada krisis iman. Krisis iman
terjadi karena relasi manusia dengan Sang Pencipta,
manusia dengan sesamanya dan manusia dengan
ciptaan lainnya terganggu akibat dosa ekologis.
Kerusakan alam disebabkan oleh manusia yang tidak
peduli lagi pada kehendak Allah sebagai Sang Pencipta,
tidak lagi mencermati misteri atau rahasia serta hukum-
hukum alam, ekosistem, kesatuan universal ciptaan, ciri
sosial harta benda serta sentralitas Yesus dalam seluruh
ciptaan. Paus Fransiskus mengatakan “penyalahgunaan
ciptaan dimulai ketika kita tidak lagi melihat apapun
kecuali diri kita sendiri “ (lih. LS. 6;8).

Melihat kondisi lingkungan hidup kita yang lagi tidak baik-


baik saja maka iman akan mampu memberi kita suatu visi
yang lebih utuh tentang makna bumi, manusia dan semua
makhluk hidup lainnya, dan memberi kita motivasi untuk
melindungi alam ciptaan dan sesama yang paling rentan
dengan adil. Ada satu kebutuhan mendesak bagi kita
manusia saat ini terkait dengan kondisi lingkungan hidup
yaitu menemukan kembali bahwa iman merupakan suatu
terang, sebab ketika nyala iman padam, terang-terang
lain akan mulai meredup. Terang iman merupakan
sesuatu yang unik, sebab terang itu mampu menerangi
setiap aspek keberadaan manusia (bdk. Lumen Fidei/LF,
2013, 4).

52
Untuk memperbaiki situasi ini sangat dibutuhkan suatu
pembaharuan akan relasi yang lebih. Maka dari itu
dibutuhkan adanya tindakan untuk memperbaiki
hubungan yang rusak itu dengan jalan BERTOBAT.

Pada pertemuan ini kita diajak untuk mengambil sikap


tobat yang mendalam. Kita diajak juga untuk berani
mengambil tindakan yang membawa perubahan,
sehingga mampu menghasilkan buah-buah cinta kasih
kepada sesama dan peduli kepada alam ciptaan.

TUJUAN

Agar para peserta:

1. Menyadari kelemahan manusiawinya dan


mengambil sikap tobat.
2. Mampu berubah dan berbuah dalam karya bagi
sesama dan alam ciptaan.

53
I. PEMBUKA
1. Lagu Pembuka: Mb. 366
2. Tanda Salib

P Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh


Kudus.

U Amin

P Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus,


cinta kasih Allah Bapa dalam persekutuan
dengan Roh Kudus beserta kita sekalian.

U Sekarang dan selama-lamanya

3. Kata Pengantar

Selamat malam bapak, ibu dan saudara-saudari


terkasih. Saat ini kita telah berada pada
penghujung Pertemuan terakhir Pendalaman
Iman APP 2023. Tema pada Pertemuan Keempat
ini adalah "Aksi Tobat: Bertindak, Berubah dan
Berbuah". Pada pertemuan ini kita diajak untuk
mengambil sikap tobat yang mendalam. Kita
diajak juga untuk berani mengambil tindakan yang
membawa perubahan, sehingga mampu
menghasilkan buah-buah cinta kasih kepada
sesama dan peduli kepada alam ciptaan.
Dalam pertemuan ini kita akan mendengarkan
Sabda Tuhan dari Kisah Para Rasul 22:3-16. Kita
diajak untuk menimba inspirasi dari Paulus yang
mampu berbalik dari masa lalunya yang gelap dan

54
berubah menjadi saksi Kristus yang penuh
semangat. Semoga kita yang telah mengenal
Kristus, juga mampu mewujudnyatakan iman kita.

4. Doa Pembuka

P Allah Bapa Maharahim, kami bersyukur untuk


setiap rahmat yang Engkau anugerahkan
kepada kami. Bantulah kami dengan rahmat-
Mu, khususnya rahmat pertobatan yang
memampukan kami menjadi pribadi yang lebih
terbuka, rendah hati, saling mengasihi sesama
dan menjaga alam ciptaan dalam tindak-
tanduk serta laku tapa kami. Semoga berkat
baptisan yang kami terima, kami selalu Kau
perbaharui dari manusia lama kami, menjadi
manusia yang baru. Dengan pengantaraan
Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang
Hidup dan Berkuasa, bersama Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, Allah sepanjang segala
masa

55
II. PENGALAMAN MANUSIAWI

Asal Mula Danau

Cerita Rakyat dari Suku Wally Kabupaten Jayapura-


Papua

“Kam harus dengar orang tua dan guru pu pesan supaya


kam terhindar dari bahaya.” Pada zaman dahulu hiduplah
dua pemuda dari marga Wally. Nama mereka Roo Wally
dan Habhoye Wally. Keduanya pergi belajar kepada
seorang guru yang Bernama Holo Robhonnoye. Mereka
belajar bagaimana berburu, membuat rumah, dan
mencari mata air. Lalu mereka ingin kembali ke kampung.
Gurunya memberi sebuah anggay atau pelepah pohon
nibun yang berisi air. “Kam bawa anggay ini dan jang
sampai de sentuh tanah. Kalau de jatuh di tanah, kalian
harus lari ke tempat tinggi.” Begitulah pesan guru. Kedua
pemuda Wally itu bergantian membawa anggay. Selama
perjalanan, mereka melihat banyak jenis binatang.
Mereka berusaha untuk tidak memburu binatang-
binatang itu.

Suatu hari mereka melihat seekor kasuari yang sangat


cantik. Keduanya lupa pesan dari guru. Mereka menaruh
anggay di tanah dan segera memburu kasuari itu. Mereka
mengejar kasuari sampai ke tengah hutan. Namun
kasuari tidak bisa tertangkap. Mereka merasa lelah.
Ketika istirahat, mereka teringat anggay yang mereka
tinggalkan. Kedua pemuda itu lari kembali ke tempat
mereka menaruh anggay. Mereka ingin tahu apa yang
terjadi pada anggay itu “Aduh, bagaimana kah ini?”

56
keduanya terkejut. Air keluar dari anggay, semakin lama
semakin deras. Air dari anggay terus mengalir dengan
deras. Akhirnya menjadi sebuah genangan yang luas.
Genangan itu sekarang dikenal sebagai danau Sentani.
Di sekitar danau hidup juga banyak kasuari yang indah.

Keduanya sadar telah berbuat salah. Sesuai pesan guru,


mereka berlari tempat yang tinggi. Dengan susah payah
akhirnya mereka selamat.

PERTANYAAN REFLEKSI

1) Hal apakah yang dipelajari oleh Roo Wally dan


Habhoye Wally untuk hidup mereka di masa
depan ?
2) Kesalahan apa yang dilakukan oleh ke dua anak
itu ?
3) Apa yang menjadi alasan sehingga ke dua anak
itu kemudian melanggar aturan yang diberikan
oleh gurunya ?
4) Apa kaitannya cerita rakyat ini dengan tema
Mewujudkan Keutuhan Ciptaan ?

III. INSPIRASI KITAB SUCI


Kis 22:3-16

Ayat 3 "Aku adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di


tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini; dididik
dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam
hukum nenek moyang kita, sehingga aku

57
menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah
sama seperti kamu semua pada waktu ini.

Ayat 4 Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut


Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan
perempuan kutangkap dan kuserahkan ke
dalam penjara.

Ayat 5 Tentang hal itu baik Imam Besar maupun Majelis


Tua-Tua dapat memberi kesaksian. Dari mereka
aku telah membawa surat-surat untuk saudara-
saudara di Damsyik dan aku telah pergi ke sana
untuk menangkap penganut-penganut Jalan
Tuhan, yang terdapat juga di situ dan membawa
mereka ke Yerusalem untuk dihukum.

Ayat 6 Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku


sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari,
tiba-tiba memancarlah cahaya yang
menyilaukan dari langit mengelilingi aku.

Ayat 7 Maka rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar


suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus,
Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?

Ayat 8 Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya:


Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya
itu.

Ayat 9 Dan mereka yang menyertai aku, memang


melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang
berkata kepadaku, tidak mereka dengar.

58
Ayat 10 Maka kataku: Tuhan, apakah yang harus
kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah
dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan
diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang
ditugaskan kepadamu.

Ayat 11 Dan karena aku tidak dapat melihat oleh karena


cahaya yang menyilaukan mata itu, maka
kawan-kawan seperjalananku memegang
tanganku dan menuntun aku ke Damsyik.

Ayat 12 Di situ ada seorang bernama Ananias, seorang


saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal
baik di antara semua orang Yahudi yang ada di
situ.

Ayat 13 Ia datang berdiri di dekatku dan berkata: Saulus,


saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah!
Dan seketika itu juga aku melihat kembali dan
menatap dia.

Ayat 14 Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah


menetapkan engkau untuk mengetahui
kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan
untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-
Nya.

Ayat 15 Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya


terhadap semua orang tentang apa yang
kaulihat dan yang kaudengar.

Ayat 16 Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-


ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan

59
dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada
nama Tuhan!

1. Pertanyaan Pendalaman
1) Siapakah Saulus?
2) Apa yang terjadi dengan Saulus Ketika sedang
dalam perjalanan ke Damsyik?
3) Apakah yang dilakukan Saulus setelah dari
Damsyik?
4) Hal apakah yang anda petik dari bacaan tadi
dalam kaitannya dengan menjaga keutuhan
ciptaan?

2. Peneguhan
1) Aksi tobat: Saulus (sebelum bertobat) adalah
orang yang sangat terpelajar dan bersemangat.
Dengan penuh semangat ia menganiaya orang-
orang Kristen karena kepercayaan agama Yahudi
yang diyakininya. Pada masa mudanya, saulus
hidup sebagai orang Farisi menurut aliran yang
paling keras dalam agama Yahudi. Mulanya ia
seorang penganiaya orang Kristen. Namun,
perjumpaan secara pribadi dengan Kristus Sang
Sumber Kebenaran membuat Saulus harus
memikirkan ulang segala sesuatu yang telah
dipelajari dan diyakini seumur hidup. Akhirnya,
setelah mengalami proses yang panjang dan
menyakitkan, Saulus berubah totalKarya
penebusan Allah dalam diri Yesus Kristus juga
ingin menjangkau semua ciptaan. Dengan Darah

60
Salib Kristus segala sesuatu di bumi dan di surga
diperdamaikan oleh Allah (kol 1 : 19-20; Rm. 8)
2) Kita mengenalnya sebagai Rasul Paulus (setelah
mengalami pertobatan). Perjumpaanya dengan
Kristus secara pribadi sungguh merupakan
pengalaman yang mengubah hidup. Sebab,
perjumpaan Paulus secara pribadi dengan Kristus
yang telah bangkit. Pertobatan Paulus ini
memang menjadi titik awal yang tidak hanya
mengubah kehidupan Paulus secara pribadi,
tetapi juga sangat berpengaruh terhadap
kehidupan seluruh Gereja.
3) Di awal perjalanan imannya sebagai seorang
Kristiani, Paulus “bertindak”, mau dibaptis (artinya
membaharui diri) di Damsyik. Sejak masa
pertobatannya, Rasul Paulus memiliki
pengalaman rohani dengan Kristus yang sungguh
mengubahnya menjadi manusia yang baru, yang
hidup secara baru. Dengan pengelamannya
bertemu dengan Kristus dalam perjalanan ke
Damsyik dan pengalaman rohaninya dengan
Kristus, Paulus dengan tegas menyatakan bahwa
Injil yang diberitakannya itu tidak berasal dari
manusia namun berasal dari wahyu Yesus Kristus
(Lih. Gal 1:11-12).
4) Dari Paulus kita belajar banyak hal, di hadapan
Dia yang Mahakuasa, kita menyadari kekecilan,
kelemahan, dan keberdosaan kita. Karena Dia
adalah Allah penuh kasih, jika kita merendahkan
diri, membuka diri, dan menyerahkan seluruh diri
kita untuk mau dibentuk, maka Ia akan

61
mengampuni, memulihkan, dan mengutus kita
untuk mewartakan kasih-Nya dan menjadi “alat
efektif” ditangan-Nya. “Api adalah kekuatan yang
besar namun netral. Ia dapat menjadi berguna
atau berbahaya tergantung siapa yang
menggunakannya”.
5) Pemulihan dunia yang sedang sakit
membutuhkan kegigihan bukan hanya secara
personal tetapi juga secara komunal,
sebagaimana digambarkan dalam upaya kawan-
kawan seperjalanan Paulus, memegang dan
menuntunnya pergi ke Damsyik karena ia tidak
dapat melihat (bdk. Kis 22:11).
6) Upaya memulihkan dunia juga perlu didasari oleh
perubahan mentalitas sebagai bentuk pertobatan
secara spiritual.
7) Dalam usaha memulihkan Kesehatan bumi,
setiap pribadi perlu menghindari tindakan-
tindakan yang berpotensi merusak ekosistem dan
keanekaragaman hayati seperti perdagangan
satwa liar, penggundulan hutan, pertanian tidak
ramah lingkungan, pertambangan dan
penebangan pohon secara liar.
8) Setiap pribadi juga perlu membangun kesadaran
bahwa kerusakan ekosistem alam meningkatkan
bahaya virus baru, dan mungkin lebih mematikan
yang berevolusi untuk menginfeksi manusia.
9) Beberapa prinsip dasar yang juga perlu dihidupi
oleh setiap pribadi dalam upaya mewujudkan
bumi yang sehat ialah “Prinsip martabat, prinsip
kepentingan umum, prinsip keberpihakan kepada

62
kaum miskin, prinsip solidaritas, subsidiaritas
(yang kuat membantu yang lemah), prinsip peduli
dan perhatian terhadap rumah kita bersama”
(dokpenkwi.org diakses 31 Jan 2023).
10) Kesehatan bumi dan kesejahteraan manusia
hanya akan terwujud jika di dalam diri setiap
pribadi senantiasa dikembangkan semangat
kerendahan hati atau ugahari. Ini dikarenakan
“Hilangnya kerendahan hati pada manusia, yang
terlalu terpesona dengan kemungkinan untuk
menguasai segala sesuatu tanpa batas, akhirnya
akan membawa kerugian bagi masyarakat dan
lingkungan” (Laudato Si 225).

IV. AKSI NYATA


(setelah menggali pengalaman hidup dan meneguhkan
diri dengan Sabda Tuhan maka umat diarahkan untuk
dapat membangun niat bersama dalam Komunitas Basis).

Umat membicarakan kegiatan konkret apakah yang


dapat dilakukan untuk menjaga keutuhan ciptaan.

V. PENUTUP
1. Doa Permohonan
Saudara-saudari yang terkasih, setelah kita
merenungkan Sabda Tuhan dan membaginya
satu sama lain, marilah kita memanjatkan doa-
doa permohonan kita.
a. Ya Allah semoga kami mampu
menanamkan sikap pertobatan dalam diri

63
kami demi menjaga keutuhan ciptaan.
Marilah kita mohon…
b. Kepada umat yang mau menyampaikan
doa umat dipersilahkan (fasilitator
memberikan 3 orang untuk menyampaikan
doa permohonan secara spontan).

2. Bapa Kami
Marilah kita menyatukan segala ujud
permohonan kita dengan doa yang diajarkan
Yesus kepada kita, Bapa Kami ….

3. Doa Penutup
P Marilah bedoa
Ya Bapa yang Mahakasih, hati PutraMu
senantiasa tergerak oleh belas kasih
terhadap umatMu dan alam ciptaaan-Mu.
Kobarkanlah hati kami dengan kasih sejati
supaya kami senantiasa mampu untuk
bertindak, berubah dan berbuah, bukan
hanya dengan kata-kata, namun dengan
perbuatan nyata bagi sesama dalam
ketulusan dan kerendahan hati. Pakailah
hidup kami, dan semua yang kami miliki
sebagai sarana berkatMu bagi semua
orang dan alam semesta yang Engkau
anugerahkan sehingga kasihMu dan
kesejahteraan di bumi ini boleh terwujud di
tengah-tengah kami. Dengan
pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
P Amin

64
4. Berkat

P Semoga Tuhan beserta kita

U sekarang dan selama-lamanya

P Semoga kita semua diberkati oleh Allah


yang mahakuas. Dalam nama bapa dan
Putera dan Roh Kudus

U Amin

P Demikianlah pendalam iman tema ke-4


telah selesai.

U Syukur pada Allah

P Mari kita pergi karena kita diutus

U Amin

5. Lagu Penutup : Mb 478

65

Anda mungkin juga menyukai