FIRMAN
Pendapat Jeni tentang dua temannya, Asa dan Sam, dua-duanya orang Kristen.
“Si Asa orang baik banget, peduli sama semua orang. Tetapi memang dia tidak
mau bersikap tegas terhadap hal-hal yang tidak benar.
Kalau Sam, dia sebaliknya. Asal dia tahu ada orang yang melakukan sesuatu
yang dia anggap salah, dia galak benar, tidak mau bergaul dengan orang itu.
Ya, mungkin hampir sampai membenci orang yang berbuat sesuatu yang tidak
benar.”
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai
Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Karena dari
kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia
sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran
datang oleh Yesus Kristus. (Yohanes 1 : 14 - 17)
Yohanes 8 : 10, 11. Sebagai contoh kasih karunia dan kebenaran.
Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di
manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" 8:11
Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum
engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
Dia beristirahat pada hari Sabtu, terus hari Minggu ke gereja. Tema khotbah :
“Kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan.” Suatu khotbah yang menyentuh
hati jemaat.
Kata pendeta : “Selama minggu ini harap agar menaati perintah firman Tuhan
ini dengan melakukan sesuatu yang baik terhadap orang yang bersikap jahat
terhadap kalian.”
NANCY (dalam hati) : Memang indah pesan Firman Tuhan, tetapi tidak praktis.
‘mana mungkin kita sebagai manusia, darah dan daging bisa berbuat baik
kepada orang yang jahat terhadap kita?
Perintah Tuhan melalui firman tertulis (di atas) yang manakah yang
dilanggar/dianggap enteng dalam kasus di bawah ini:
BARBARA : Si Titi berjanji akan mendukung saya untuk menjadi Ketua 3 tahun
yl. Tetapi akhirnya dia mendukung Ibu Sulis. Sekarang si Titi minta
dukunganku karena dia mau maju sebagai calon ketua. Tentu aku enggak mau.
Kalau dia tidak mendukung saya, enggak bakal saya mau mendukung dia.
Justru saya sudah beritahu teman-temanku untuk tidak mendukung si Titi.
Efesus 4 : 32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain,
penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam
Kristus telah mengampuni kamu. (Efesus 4 :32)
Ibu BETTY : Ya, saya biasanya mengaku bahwa mukaku bengkak karena saya
jatuh. Tetapi sebenarnya, kalau saya mengemukakan pandangan yang sedikit
berbeda dengan pendapat suamiku dia gampang marah dan sering pukul saya,
pada hal saya berusaha menyampaikan pendapatku dengan cara sopan dan
masih menghormati dia sebagai suami.
_________________________________
4
IBU LESTARI : Kenapa aku harus dapat suami yang tidak pernah dipromosi?
Gaji segini-gini terus. Dan Mbakku enggak pernah bisa bikin makanan yang
enak. Kenapa orang lain bisa dapat Mbak yang pintar? Aku saja yang dapat
pembantu yang goblok!
____________________________________
BAPAK JUSTIN : Ada tiga pendeta di gereja kami. Dan jemaat kami juga terbagi
tiga. Ada yang membela Bpk. Pdt. Yunus, ada yang hanya datang kalau Pdt.
Debora yang memimpin ibadah, ada yang selalu menentang Pdt. Yunus dan
Pdt. Debora tetapi selalu menanggap Pdt. Silvanus sebagai satu-satunya
pendeta yang berwibawa. Jadi selalu terjadi keributan dalam rapat majelis.
______________________________________
Ibu SUZI : Kalau suamiku dapat bonus, aku selalu minta dibeliin perhiasan.
Koleksiku sudah lumayan bagus. Aku bangga pakai beberapa gelang emas dan
kalung kalau pergi arisan. Seperti lelucon saat Olimpiade – aku bisa menjadi
juara emas bidang arisan !
Ibu AGNES : Ah, kalau lihat Ibu Suzi teringat akan peribahasa tentang wanita
yang tidak berakal budi seperti babi pakai cincin emas di moncongnya !!
[Istri-istri]…perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan
perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan
tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. (I Petrus 3 : 4)
Bapak ANTON : (yang sedang bertugas sebagai penerima tamu saat kebaktian
di gereja). Ibu Suzi, silakan mengambil tempat duduk di depan, ya. Coba saya
mengantar ke depan, ya.
(dalam pikiran : Waduh, Bapak Len yang melayani di toko kecil di dekat sini
mau ikut ibadah !! Pakaiannya kurang rapi. Ompong juga!)
Pak Len! ‘sini, ya. Masih ada tempat di bangku belakang.
___________________________________________________________________________