Anda di halaman 1dari 2

PERSIAPAN MATERI PELAJARAN SEKOLAH MINGGU

PAR PNIEL KOTARAJA

Senin, 24 Maret 2014

Minggu Ke / Tanggal : 13 / Minggu, 30 Maret 2014

POKOK UTAMA : ALLAH

POKOK BAHASAN : Manusia Di Selamatkan

TUJUAN UMUM : agar anak dapat menyadari dan mengaku bahwa Allah bertindak
menyelamatkan mereka yang percaya kepada-Nya.

SUB POKOK BAHASAN : Lot Di Selamatkan

BAHAN ALKITAB : Kejadian 19:1-29

TIK : Anak Dapat

1. Menyebutkan berapa jumblah keluarga Lot yang diselamatkan.


2. Menceritakan kembali kisah tentang Lot yang diselamatkan.
3. Belajar bahwa keselamatan hanya didapat dari Allah.

Penjelasan Teks.

(ayat 1-3), Lot merupakan anak dari saudara Abraham. Abraham membawa Lot ketika mereka keluar
dari tanah leluhur mereka Ur-Kasdim. Lalu Abraham dan Lot berpisah, Abraham menetab di Kanaan
dan Lot di Lemah Yordan di kota Sodom. (kej. 13: 1-18). Rupanya berhasil memperoleh kedudukan
terpandang di antara sesama penduduk kota yang fasik itu Sodom dan Gomora. Mungkin kebiasaannya
duduk di gerbang menunjukkan bahwa dia membantu memberikan keadilan kepada orang-orang kota
itu. Maka, Lot langsung menawarkan diri sebagai tuan rumah yang sangat ramah kepada kedua orang
asing itu.
(ayat 4-22), Pengalaman yang menyedihkan dengan penduduk kota yang terjadi di rumah Lot
menunjukkan bahwa situasi paling parah yang dapat dipikirkan orang sedang meliputi Sodom. Para
malaikat yang datang atas perintah Allah untuk memeriksa sampai sejauh manakah kebejatan manusia
di tempat tersebut tidak memerlukan bukti lagi. Dosa yang paling najis dan tidak terungkapkan
dilaksanakan secara terbuka dan terang-terangan. Para utusan Allah tersebut hanya perlu menjatuhkan
hukuman resmi, mengutarakan peringatan yang diperlukan, dan berusaha sedapat mungkin untuk
meloloskan Lot dan keluarganya yang ragu-ragu itu dari dalam kota. Hal itu harus dilaksanakan
dengan cepat. Diperlukan ketaatan tanpa syarat. Tetapi, sebagaimana dikisahkan dalam Alkitab,
Lot dipandang oleh kedua bakal menantunya itu sebagai orang yang berolok-olok saja.
Lot telah bertindak mementingkan diri dan bodoh ketika dia memilih untuk menjadi bagian dari
Sodom, di mana anak-anaknya akan menjadi kotor oleh keadaan kota yang memalukan. Sekalipun dia
mendapat kedudukan yang terhormat di antara penduduk, dia tidak pernah mempengaruhi mereka
untuk berperilaku yang baik; dengan demikian dia gagal untuk berusaha menjadi pemimpin moral di
tengah-tengah masa kritis itu. Keluarganya sendiri, pada akhirnya, tidak mempercayai berbagai
peringatan paling mendesak yang ia berikan. Betapa kontrasnya kehidupan Lot yang buruk moral
dengan kehidupan Abraham yang benar! Seluruh anggota keluarga Lot menjadi rusak. Tidak seorang
pun dari mereka yang memiliki sedikit saja keadilan dan kebenaran. Ketika Lot, istrinya dan kedua
TIM PELAJARAN.
putrinya berjalan meninggalkan kota yang terkutuk itu, Allah menahan sejenak penghukuman sampai
para utusan-Nya dapat melepaskan Lot dan keluarganya dari cengkeraman keji Sodom. Terlihat
penyelamayan Allah yang luar biasa, ketika Lot salah memilih kota tempat ia dan keluarganya tinggal,
tetapi juga kehidupannya tidak mempengaruhi orang-orang di kota Sodom pada waktu itu, padahal ia
adalah salah satu pemimpin disana.
(ayat 23-25), hukuman Allah adalah pasti bagi manusia-manusia yang sudah demikian rusak sehingga
tidak lagi berhak untuk hidup. Allah mampu mengadakan suatu gempa bumi yang membelah batu-
batu sehingga mengeluarkan gas yang tersimpan di dalamnya yang akan meledak dan menyemburkan
sejumlah besar minyak ke udara. Ketika semua bahan yang mudah terbakar itu menyala, lautan api
kembali tercurah untuk melengkapi kehancuran kota tersebut. Api yang berkobar dan asap hitam pasti
memenuhi setiap jengkal tanah dari kota tersebut, membakar dan menghanguskan semua makhluk
hidup.
(ayat 26), Istri Lot berusaha meloloskan diri dari kehancuran. Namun dia membiarkan dirinya dikuasai
oleh rasa ingin tahu dan kasih yang luar biasa atas hal-hal yang dari Sodom (termasuk, mungkin,
keluarganya) sehingga dia tidak menaati perintah dan menoleh ke belakang. Tindakan itu fatal.
Perempuan itu terpaku di tempat tersebut, dan tubuhnya menjadi tiang garam, yang ditutup dan
dilapisi endapan belerang. Di situ tiang itu berdiri selama bertahun-tahun, sebuah tugu peringatan yang
mengerikan tentang ketidaktaatan pada perintah Allah.
(ayat 27-29), Abraham berdiri di sebuah bukit dekat Hebron dan menyaksikan kebakaran besar di
lembah yang terletak di bawahnya. Dia telah melakukan segala sesuatu untuk membantu Lot dan
keluarganya. Kini dia memandang keempat kota tidak bertuhan yang begitu biadab kelakuannya
dihancurkan. Memang upah dosa adalah maut.
Pada masa kini, dapat kita lihat kehidupan manusia bahwa Betapa mudahnya seorang meniru dan
mempraktikkan perbuatan dan perkataan buruk daripada meniru perbuatan dan perkataan yang baik.
Anak-anak yang masih usia SD bermain dengan saling memaki dengan kata-kata kasar yang
didapatnya dari salah satu sinetron yang mereka tonton tanpa kami dampingi. Sungguh berdosa ketika
kita membiarkan mereka dirasuki hal-hal buruk tanpa saringan iman dan hati nurani yang diisi oleh
firman Tuhan.
Kita belajar dari kisah hidup Lot, bahwa Betapa lebih parah lagi kehidupan Lot dan keluarganya yang
tinggal di tengah-tengah lingkungan yang sangat tidak bermoral. Setiap hari mereka melihat,
mendengar, dan bahkan mungkin ikut 'menikmati' tanpa sadar segala tingkah laku kebinatangan yang
dilakukan penduduk Sodom. Ciri hidup hedonisme, materialisme seperti itu rupanya sedikit banyak
sudah terserap oleh keluarga Lot. Buktinya, ketika mereka diperintahkan untuk meninggalkan Sodom
karena Tuhan akan menghancurkan kota itu, Lot berlambat-lambat (ayat 15-16). Mungkin ia tidak
percaya bahwa Tuhan akan menghan-curkan Sodom, mungkin pula sayang meninggalkan kekayaan
dan kenikmatan hidup di situ. Yang jelas istri Lot binasa karena hatinya tidak bisa lepas dari Sodom
(ayat 26). Hanya oleh anugerah Allah, Lot dan kedua putrinya luput dari penghukuman Allah.
Sebaliknya, Sodom dan Gomora menerima hukuman yang sesuai dengan keberdosaan mereka.
Kadang memang kita tidak dapat memilih lingkungan yang lebih baik. Bahkan, mungkin kita dipanggil
untuk menjadi saksi di lingkungan yang memerlukan kasih Tuhan. Yang penting bagi kita adalah selalu
waspada, dan tetap memelihara persekutuan dengan Tuhan dalam firman dan doa.
Bersyukurlah, Kita sekarang memiliki Roh Kudus yang tinggal di hati, boleh mengingatkan kita untuk
tidak hanyut mengikuti pengaruh jahat lingkungan kita.

TIM PELAJARAN.

Anda mungkin juga menyukai