(1) Samuel adalah hakim terakhir dan yang pertama memegang jabatan nabi (sekalipun dia
bukan nabi yang pertama, bd. Ul 34:10; Hak 4:4). Sebagai seorang yang amat saleh dan
berkarunia nubuat, Samuel
1.
(a) dengan bijaksana memimpin Israel kepada kebangunan ibadah yang sejati
(pasal 7; 1Sam 7:1-17),
2.
(b) meletakkan landasan yang memberikan para nabi kedudukan yang layak di Israel
(1Sam 19:20; bd. Kis 3:24; Kis 13:20; Ibr 11:32), dan
3.
(c) dengan jelas mendirikan kerajaan itu sebagai suatu kerajaan teokratis (1Sam
15:1,12,28; 1Sam 16:1). Pentingnya Samuel sebagai pemimpin rohani umat Allah
selama masa perubahan besar dalam sejarah Israel digolongkan sebagai nomor dua
setelah pentingnya Musa pada masa keluaran.
2.
(2) Saul menjadi raja pertama Israel karena bangsa itu menuntut seorang raja "seperti pada
segala bangsa-bangsa lain" (1Sam 8:5,20). Saul dengan cepat menunjukkan bahwa secara
rohani ia tidak cocok untuk memangku jabatan teokratis itu; karena itu dia kemudian ditolak
oleh Allah (pasal 13, 15; 1Sam 13:1-22; 1Sam 15:1-35).
3.
(3) Daud, pilihan berikutnya untuk mewakili Allah sebagai raja, diurapi oleh Samuel
(pasal 16; 1Sam 16:1-23). Daud menolak untuk merebut takhta Saul dengan kekerasan atau
pemberontakan melainkan menyerahkan kenaikan pangkatnya kepada Allah. Sebagian besar
pasal 19-30 (1Sam 19:1--30:31) menguraikan baik pelarian Daud dari Saul yang iri secara
membabi buta maupun kesabaran Daud dalam menantikan Allah untuk bertindak pada waktu
yang ditentukan-Nya. Kitab ini diakhiri dengan kematian Saul yang menyedihkan
(pasal 31; 1Sam 31:1-13).
Ciri-ciri Khas
Enam ciri utama menandai 1 Samuel.
1.
(1) Kitab ini dengan jelas menyajikan standar-standar kudus Allah bagi kerajaan Israel. Para
raja Israel harus menjadi pemimpin yang tunduk kepada Allah selaku Raja sesungguhnya atas
bangsa itu, menaati hukum-hukum-Nya dan membiarkan dirinya dibimbing dan ditegur oleh
penyataan-Nya melalui para nabi.
2.
(2) Kitab ini mencatat dasar bagi permulaan pentingnya jabatan nabi di Israel sebagai
sederajat secara rohani dengan jabatan imam. Kitab ini memuat beberapa rujukan pertama
dalam PL kepada sekelompok nabi (1Sam 10:5; 1Sam 19:18-24).
3.
(3) Pertama Samuel menekankan pentingnya doa dan kuasanya (1Sam 1:10-28; 1Sam 2:110; 1Sam 7:5-10; 1Sam 8:5-6; 1Sam 9:15; 1Sam 12:19-23), Firman Allah (1Sam 1:23; 1Sam
9:27; 1Sam 15:1,10,23), dan Roh nubuat (1Sam 2:27-36; 1Sam 3:20; 1Sam 10:6,10; 1Sam 19:2024; 1Sam 28:6).
4.
(4) Kitab ini berisi informasi biografis yang kaya dan wawasan mengenai tiga pemimpin penting
Israel -- Samuel (pasal 1-7; 1Sam 1:1--7:17), Saul (pasal 8-31; 1Sam 8:1--31:13), dan Daud
(pasal 16-31; 1Sam 16:1--31:13).
5.
(5) Kitab ini penuh dengan kisah-kisah Alkitab yang terkenal, misalnya Allah berbicara kepada
Samuel muda (pasal 3; 1Sam 3:1-21), Daud dan Goliat (pasal 17; 1Sam 17:1-58), Daud dan
Yonatan (pasal 18-20; 1Sam 18:1--20:43), iri hati dan ketakutan Saul akan Daud (pasal 1830; 1Sam 18:1--30:31), dan Saul serta perempuan pemanggil arwah di En-Dor (pasal28; 1Sam
28:1-25).
6.
(6) Kitab ini merupakan sumber dari istilah-istilah yang sering kali dipakai: "Ikabod" yang
artinya "tanpa kemuliaan," karena "telah lenyap kemuliaan dari Israel" (1Sam 4:21); "EbenHaezer" yang artinya "batu pertolongan," karena "Sampai di sini Tuhan menolong kita" (1Sam
7:12); dan "Hidup raja!" (1Sam 10:24). Kitab ini juga merupakan kitab PL pertama yang
memakai istilah "Tuhan semesta alam" (mis. 1Sam 1:3).
(1) Sebagai nabi dan imam yang menjadi wakil utama Allah kepada Israel, Samuel
melambangkan pelayanan Yesus yang sebagai nabi dan imam menjadi wakil terutama Allah
kepada Israel.
2.
(2) Daud -- lahir di Betlehem, seorang gembala dan raja yang diurapi Allah dan yang mengabdi
kepada maksud-maksud Allah bagi angkatannya (Kis 13:36) -- menjadi lambang utama PL dan
pendahulu raja Mesias Israel. PB menyebut Yesus Kristus sebagai "Anak Daud" (mis. Mat
1:1; Mat 9:27; Mat 21:9), "keturunan Daud" (Rom 1:3), dan "tunas, yaitu keturunan Daud" (Wahy
22:16).
2.
3.
2.
3.
2.
3.
2.
4.
5.
2.
2.
3.
1. Pemilihan Saul
(1Sam 9:1-27)
2.
3.
4.
5.
2.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
4. Daud di Gat
(1Sam 21:10-15)
5.
6.
7.
7. Kematian Saul
(1Sam 31:1-13)
tepat, jakni Radja2. Hingga sekarang tradisi ini masih diikuti, sehingga kitab 2 itu dikutip sebagai: I dan II
Radja2 (=I dan II Sjemuel, menurut tradisi Hibrani) dan III dan IV Radja 2 (=I dan II Radja 2 menurut kebiasaan
umum Hibrani. Terdjemahan2 modern pada umumnja mengikuti kebiasaan Hibrani, hal mana diikuti pula
dalam terdjemahan ini.
Nama "kitab2 Sjemuel" ini lebih menurut tradisi daripada tepat. Betul, beberapa lama adalah pendapat
Jahudi, jang berdasarkan salah tafsir dari I Twr. 29,29, bahwasanja Sjemuel mendjadi pengarangnja. Tetapi
hal ini tidak dapat diterima bagi suatu kitab, jang untuk sebagian besar mentjeritakan kedjadian 2 jang
terdjadi lama sesudah Sjemuel meninggal. Sjemuelpun bukan tokoh terpenting didalam kitab ini, sehingga
kitab tadi boleh diberi namanja, sebagaimana halnja dengan kitab Josjua. Dawud djauh lebih penting
didalam kitab ini. Boleh djadi nama Sjemuel dipakai, karena nama Daud sudah dibubuhkan selaku pengarang
pada kitab Masmur, sedangkan nama Sjaul, radja jang sudah ditolak itu, tidak dapat digunakan untuk djudul
bagi sebuah kitab jang sutji.
Tjeritera kitab Sjemuel muat laporan fragmentaris mengenai periodos, jang berlangsung dari djaman para
Hakim -- Sjemuel sendiri diutarakan sebagai jang terachir dari para Hakim, -- sampai dengan achir hidup
Dawud, jang kematiannja baru ditjeriterakan dalam I Radja 2 (1-2). Kemarian Dawud serta penggantiannja
oleh Sulaiman djatuh kira2 dalam tahun 970 seb. Mas. Berdasarkan keterangan 2 dari kitab itu sendiri, maka
lahirnja Sjemuel pada awal kitab itu, pada masa keimaman 'Eli, djatuh kira 2 dalam th. 1070 seb Mas. Dengan
demikian kitab Sjemuel melingkupi l.k. satu abad dari sedjarah Israil.
Sedjarah politik dalam abad, jang merupakan latarbelakang kitab Sjemuel itu, agak katjau, namun amat
penting djuga bagi perkembangan umat Allah. Daripada kekatjauan besar didjaman para Hakim, waktu
suku2 Israil berpidjak tetap ditanah Kanaan masing 2 suku berdiri sendiri dengan tiada kesatuan sedikitpun,
selain keasatuan keigaman, berkembanglah didjaman jang baru itu suatu negara kesatuan dibawah pimpinan
seorang radja. Perubahan susunan pemerintahan ini, jang dari segi kenegaraan merupakan suatu kemadjuan
jang njata, terdjadi karena pengaruh pelbagai faktor dari luar. Faktor jang terutama ialah antjaman dahsjat
dari pihak orang2 Felesjet, jang malaham membahayakan hidup Israil. Adapun orang-2 Felesjet itu suatu
bangsa jang berasal dari Asia Depan. Setelah beberapa kali gagal usahanja untuk menetap dinegeri Mesir,
bangsa itu berhasil berpidjak tetap dipantai Palestina, (nama Palestina berasal dari nama orang 2 "Felesjet")
dimana mereka mendirikan sedjumlah kota kerajaan jang tjukup kuat. Dari Pantai mereka masuk
kepedalaman, dimana tak dapat tidak mereka berbentrok dengan suku 2 Israil, jang baru menduduki tanah
itu, dan itupun belum seluruhnja. Dengan banjak susah pajah suku 2 jang masih primitif itu dapat bertahan
terhadap orang2 Felesjet jang gagah perkasa dan diorganisir dengan baik itu. Kitab Sjemuel mulai dengan
masa perang mati2an itu sedang hebat2nja. Orang2 Felesjet sudah djauh masuknja dan sudah menduduki
sebagian besar dari tanah itu dan menaklukkan penduduknja. Terhadap bahaja itu suku Israil membutuhkan
persatuan jang kokoh dibawah pimpinan pemerintahan pusat. Dimasa itu pula bangsa 2 tetangga Israil jaitu
Edom, Moab dan Aram mendirikikan keradjaan 2 nasional dan mendapat kekuatan jang tak terkenal hingga itu
dari organisasi pemerintahan jang baru. Tidak mengherankan, kalau Israil dipengaruhi djuga oleh tjontoh 2 itu
(I Sjem.8,5.19.20), meskipun kejakinan keigamannja ikut menentukan susunan keradjaan itu. Israilpun
mengorganisir negerinja djadi suatu keradjaan.
Gagasan jang sungguh baru itu diwujudkan setjara lambat-laun, kendati djalannja tjukup tjepat djuga. Dan
itupun tidak berdjalan tanpa oposisi, lebih-lebih dari kalangan 2 keigaman, jang berdasarkan pendapat
keigaman mereka, sukar menerima keradjaan itu. Langkah pertama diambil karena tekanan dari pihak
orang2 'Amon, jang memusuhi mereka. Sebagaimana dahulu halnja dengan para Hakim, demikianpun
sekarang seorang petani muda dihinggapi langsung oleh roh Allah, untuk menjelamatkan bangsanja. Kalau
dulu para Hakim setelah memperoleh kemenangan, segera kembali lagi kepekerdjaannja, dan persatuan
sementara dari suku lenjap lagi, maka kali ini Sjaul diproklamir sebagai radja setjara definitif oleh Rakjat,
bahkan dengan persetudjuan pihak oposisi, jang diwakili oleh Sjemuel dan jang tidak dapat mentjegah
perkembangan itu lagi.
Usaha jang pertama itu menemui kegagalan. Sungguhpun Sjaul berhasil memukul mundur orang 2 Felesjet
beberapa waktu lamanja dan memperoleh kemenangan 2 jang gemilang dalam perang-tanding jang perwira
dan dalam pertempuran2 umum, namun ia se-kali2 tidak berhasil mematahkan kekuasaan mereka atau
sedikit2nja membatasinja. Lagi pula oposisi dari kalangan 2 keigaman bertambah kuat. Achirnja didalam
pertempuran jang hebat dipegunungan Gilboa' Israil menderita kekalahan dan Sjaul serta putera 2-nja
menemui adjalnja. Keadaan politik Israil pada achir pemerintahan Sjaul tidak banjak bedanja dengan
keadaan waktu ia mulai tampil kemuka (I Sjem.31).
Namun demikian, Israil tidak mau melepaskan lagi gagasan keradjaan. Suku 2 di Utara memaklumkan Isjabaal,
putera Sjaul, mendjadi radja, sedangkan Juda menerima seorang pemimpin gerombolan jang populer, jaitu
Dawud, sebagai radjanja. (II Sjem. 2,1-10) Kedua keradjaan itu bermusuhan. Tetapi setelah Isjabaal
dilikwidir, Dawud berhasil mendapat pengakuan dari semua suku. Persatuan dibawah satu radja dipulihkan.
Tetapi tetapla monarchi-rangkap, dan antar ke-dua 2nja tiada ikatan dalam jang sesungguhnja.
Kali ini keradjaan berhasil. Dawud tampak sebagai orang jang saleh, sehingga ia berhasil merebut hati pihak
oposisi dari kalangan keigaman, untuk menerima kenjataan itu. Ia adalah seorang politikus jang tjerdik, jang
tahu membatasi persaingan antar-suku. Ia membuat ibu-kota politik jang baru di Jerusjalem, jang djuga
dijadikannja pusat keigamaan jang terpenting; hal mana sudah semestinjalah didalam suasana, dimana
negara dan agama dipertalikan dengan amat eratnja. Kantong 2 terachir penduduk aseli Kena'an, jang sedikit
banjak berdiri sendiri2, diasimilasikan dengan bangsa Israil oleh Dawud. Dengan membentuk angkatan perang
jang tetap, jang dapat digunakan sebagai inti didalam mobilisasi umum, Dawud melengkapi keradjaannja
dengan alat pertahanan jang kuat, jang disegani pula diluarnegeri. A.l. berkat alat pertahanan jang kuat itu
Dawud mentjatat hasil2 jang gemilang dalam politik luarnegerinja. Orang 2 Felesjet ditundukkan secara
definitif dan sebagian dari wilajah diduduki Dawud, sehingga peranan mereka digantikan samasekali oleh
orang2 bani Israil. Sedjumlah negeri tetangga ditaklukkannja dan wilajahnja sendiri sangat diperluas
karenanja, sehingga keradjaannja tidak hanja luas, tetapi djuga dikelilingi dengan serentetan
negeri2 taklukan, jang melindungi wilajah keradjaannja sendiri. Dibawah pimpinan Dawud Israil mendjadi
keradjaan nasional, jang djuga termasjhur didunia internasional. sungguh suatu masa kedjajaan, jang tidak
pernah ditjapai lagi sesudah itu. Perkembangan dimungkinkan pula, karena negara 2 besar pada waktu itu
tidak dapat mengembangkan kekuasaannja. Asjur baru sadja muntjul dan belum merentjanakan perebutan
kekuasaan dinegeri2 jang djauh. Mesir terlalu lemah dedalam dan terlalu terbagi, untuk dapat menuntuk hakhaknja jang kuno atas Palestina. Demikianlah Israil karena kearifan Dawud dan karena keadaan 2 politik jang
menguntungkan, mendjadi keradjaan jang kuat.
Tetapi mendjelang achir hidup Dawud, mulai kelihatanlah kelemahan 2nja kedalam. Tjatjat jang terbesar
terletak dalam persaingan antara Juda, suku dari Dawud, dan suku 2 lainja. Dawud tidak pernah membuat
kedua bagian keradjaan mendjadi suatu kesatuan jang kokoh. Keradjaannja tetap berbentuk monarchi
rangkap. Kesatuannja hanja bersandar pada diri radja, dan oleh karena itu sangat bergantung dari
ketjakapan dan populernja orang jang mendjadi radja. Dan kepopuleran Dawud diutara mengalami
kemunduran dimasa pemerintahannja. Pemberontakan Absjalom mendapat pengikut 2nja terutama dari
suku2 diluar Juda (II Sjem.15), sedang Dawud hanja didukung oleh suku Juda dan daerah-daerah
Transjordania (II Sjem. 17). Betul, Dawud berhasil menindas pemberontakan Absjalom serta kelandjutannja
dalam pemberontakan seorang-orang dari suku Binjamin, tetapi api itu tidak pernah padam lagi. Sesudah
kematian Sulaiman kesatuan Israil petjah setjara definitif, dan mendjadi dua keradjaan jang berdiri sendiri
dan sering bermusuhan, tetapi benihnja sudah terdapat dalam masa kegemilangan Dawud (II Sjem.20,1; I
Rdj. 12,16).
Latar belakang sedjarah ini lebih tersirat daripada tersurat dalam kitab Sjemuel. Kitab ini tidak begitu
memperhatikan hal-ihwal keradjaan, melainkan perbuatan 2 orang2 tertentu. Betul, tokoh2 itu memainkan
peranan politik jang menentukan, namun lebih dilihat sebagai oknum daripada sebagai tokoh 2 kenegaraan.
Ada tiga tokoh, jang minta seluruh perhatian dan bahan 2tjeritera dikumpulkan sekitar ketiga tokoh itu, jaitu
Sjemuel, Sjaul dan Dawud. Tetapi djelaslah, bahwa Dawud merupakan tokoh jang utama, sedang Sjemuel
dan Sjaul dipakai sebagai persiapan dan pendahuluan, dan chususnja Sjaul djuga sebagai kontras terhadap
tokoh jang utama. Djelas pula, bahwa kitab ini terbagi atas tiga rangkaian tjerita 2 disekitar ketiga tokoh ini;
dibubuhi pula dengan tambahan2 mengenai tokoh utama jang menghentikan djalannja tjerita, sampai itu
disambung lagi dalam kitab I Radja2.
Bagian pertama (I Sjem 1-7) menjadjikan beberapa keterangan tentang diri Sjemuel. Sebagai akibat dari doa
jang dikabulkan, ia dilahirkan dari wanita jang mandul dimasa imam-agung 'Eli. Akan tanda sjukur, maka
kanak2 itu dibaktikan kepada ibadah Jahwe dikuilNja di Sjilo, dimana terdapat peti perdjandjian. Disana ia
mendapat panggilan sebagai nabi dan memaklumkan kebiasaan keturunan 'Eli, jang anak-anaknja melanggar
peraturan2 Jahwe. Hukuman itu dilaksanakan didalam perang dengan orang 2 Felesjet. Orang2 Felesjet
mengalahkan Israil,d an merampas peti perdjandjian dan menewaskan kedua anak 'Eli. 'Eli sendiri mati
mendadak karena ketjelakaan. Kemudian hal-ihwal peti perdjandjian di-tengah 2 orang2 Felesjet ditjeritakan.
Karena malapetaka, jang rupa2nja ditimpakan atas diri mereka karena peti perdjandjian itu, terpaksalah
orang2 Felesjet mengembalikannja ketanahnja jang aseli, jaitu Israil. Jahwe senantiasa nampak lebih kuat
daripada dewa2 Felesjet. Achirnja peti perdjandjian itu sampai ke Kirjat-je'arim, kerena Silo agaknja sudah
dihantjurkan. Baru kemudian (II Sjem.6) kisah mengenai peti perdjandjian itu dilandjutkan. Bagian pertama
ditutup dengan ichtisar tentang kegiatan Sjemuel.
Bagian kedua (ISjem 8-15) dipusatkan pada tokoh Sjaul. Pada achir hidupnja Sjemuel dengan berat hati
meluluskan tuntunan rakjat untuk seorang radja. Dengan diam 2 ia mengurapi seorang anak petani, jaitu
Sjaul, djadi radja Israil jang akan datang. Sjaul bertindak tegas lawan orang 2 'Amon. Sesudah itu ia diakui
dengan resmi oelh seluruh rakjat sebagai radja jang umum. Sjemuel mengundurkan diri. Dengan hasil jang
gemilang Sjaul dengan putera mahkotanja, Jonatan, memerangi orang 2 Felesjet. Tetapi Sjaul berlaku kurang
setimbang, dan kadang2 terlalu tegas. Berhubung dengan tindakannja terhadap orang 2 'Amalek serta radjanja
dan ke-sewenang2annja, maka ia berbentrok dengan Sjemuel, bahkan dengan Jahwe sendiri. Ia ditolak
sebagai radja.
Bagian ketiga (I Sjem. 16 - II Sjem.1) menjadjikan serentetan tjerita tentang muntjulnja Dawud dan
binasanja Sjaul. Dengan diam2 Dawud diurapi Sjemuel djadi radja jang akan menggantikan Sjaul. Dawud
bekerdja pada Saul sebagai biduan, tetapi djuga tampil sebagai pemimpin pertempuran jang tjakap dan
pedjuang jang berani. Mula2 ia diperlakukan baik2oleh Sjaul.Tetapi hasil2nja jang gemilang dalam
pertempuran dan bertambah populernja menimbulkan tjemburu dan tjuriga pada Sjaul, jang lalu
memandangnja sebagai saingan berat bagi tachtanja. Beberapa kali ia, setjara lansung atau tak langsung,
mentjoba melenjapkan Dawud, sementara ia sendiri dihinggapi kemurungan, jang makin lama makin
mendjadi penjakit. Pertjobaan2nja tidak berhasil. Achirnja Dawud terpaksa melarikan diri, dengan bantuan
sahabat karibnja, putera-mahkota Jonatan sendiri. Dawud lolos kegurun, dimana ia mengembara sebagai
pemimpin gerombolan. Tetapi disanapun ia di-tjari 2 djuga oleh Sjaul, kendati Dawud menundjukkan djuga,
bahwa ia tahu menghormati orang urapan Jahwe, dan tidak mau menewaskannja. Terpaksa Dawud
menggabungkan diri dengan musuh kawakan Israil, jakni orang 2 Felesjet. Tetapi dengan ketjerdikannja jang
luarbiasa Dawud pandai bersiasat, untuk tidak melakukan sesuatu jang merugikan kaum sebangsanja dan
tidak menguntungkan bagi orang 2 Felesjet. Waktu peperangan berketjamuk lagi antara orang 2 Felesjet
dengan Israil, tjuriga pemimpin2 Felesjet menghalangi, Dawud menepati kewadjibannja sebagai sekutu untuk
bertempur bersama2 dengan radja Felesjet lawan bangsanja sendiri. Ketika Dawud berada ditempat lain,
terdjadilah pertempuran hebat digunung Gilboa', dan Israil menderita kekalahan. Jonatan dan putera 2 Sjaul
lainnja gugur, sedang radja membunuh diri. Hukuman atas Sjaul sudah terlaksana dan djalan ketachta
terbuka bagi Dawud.
Bagian jang keempat dan terachir (II Sjem.2-20) se-mata 2 mengenai Dawud dan keluarganja. Dawud jang
sudah popuker dimasa penerintahan Sjauld an mempunjai banjak pengikut di Juda, diakui sebagai radja oleh
suku Juda. Ia menetap di Hebron. Berkat kegiatan panglima Abner, maka putera Sjaul mendjadi radja atas
bagian terbesar dari Israil. Tetapi kekuatan Isjba'al makin lama makin ter- petjah 2 dan pasukannja menderita
kekalahan jang hebat di Gibe'on. Karena perselisihan dengan Abner maka kedudukannja sangat terdjepit.
Abner mengadakan perundingan dengan Dawud dan mendapat dukungan dari hampir seluruh wilajah Isjba'al.
Abner dibunuh oleh Joab, panglima dari Dawud, dengan alasan jang tjurang. Alasannja ialah bela darah,
karena Abner telah menewaskan seorang saudara Joab didalam pertempuran. Hampir pada waktu jang sama
Isja'baal dibunuh dengan tjara jang kotor. Sedjenak kedudukan Dawud terantjam. Tetapi dengan
mendjauhkan diri dengan terang 2an dari kedua pembunuhan itu, ia berhasil mendapat dukungan terus dari
pengikut2nja dikalangan suku2 Israil. Disanapun ia diakui sebagai radja.
Dawud merebut Jerusjalem dari tangan penduduk aseli dan memindahkan kedudukannja kesana. Peti
perdjandjian dipindahkan ke ibukota jang baru. Hal ini mendatangkan berkah Jahwe kepadaNja dalam
bentuk nubuat jang mulia oelh Natan, nabi Dawud, tentang abadinja keturunannja. Selintas-pintas lalu
diutarakan ekspedisi2 Dawud. Hasilnja ialah diusirnja orang 2Flesjet dan perluasan wilajahnja. Beberapa
bangsa tetangga ditaklukkan.
Pasal2 terachir dari bagian keempat ini muat kisah jang pandjang-lebar tentang drama jang terdjadi didalam
keluarga Dawud. Kebesaran djiwanja dilukiskan dengan beberapa tjontoh. Tetapi sebaliknja, didalam rangka
perang dengan orang2 'Amon, dikisahkan djuga, bagaimana Dawud berdjinah dengan isteri dari salah seorang
perwiranja jang setiawan, jaitu Uria. Untuk menjembunjikan djinahnja dan untuk tetap memiliki Batsjeba',
maka dengan tjara jang litjik ia menjuruh lenjapkan orang jang mendjadi perintang bagi pelampiasan hawanafsunja. Teguran2 nabi Natan menginsjafkan Dawud, sehingga ia bertobat dan bersedia menerima hukuman
apapun dari tangan Jahwe. Batsjeba' kemudian melahirkan baginja Sulaiman, jang akan menggantikan dia
sebagai radja.
Pelaksanaan hukuman itu terdjadi didalam keluargnja sendiri. Putera sulungnja, Amnon, memperkosa adik
tirinja, Tamar. Sikap Dawud agak lemah terhadap kedjahatan ini. Absjalom, puteranja jang lain, membalas
dendam sendiri atas adik kandungnja. Amnon dibunuh olehnja. Sesudah itu Absjalom melarikan diri terhadap
murka bapaknja. Tetapi beberapa waktu kemudia radja Dawud, atas desakan panglima Joap, mengidjinkan
Absalom kembali ke Jerusalem, meskipun ia tidak segera dimaafkan olehnja. Sekali lagi Joab bertjampur
tangan. Meskipun alasan2 Joab dalam perkara ini tidak begitu djelas, namun ia berhasil memperdamaikan
radja dengan puteranja.
Adapun Absalom mulai bersiasat. Teranglah ia berusaha merebut tachta kerajan. Dawud sgaknja kurang
awas. Achirnja Absalom mempermaklumkan dirinja sebagai radja di Hebron, ibukota lama Dawud. Perebutan
kekuasaan ini berhasil, karena pemerintahan Dawud agaknja diterima dengan tiada sukahati oleh suku 2 diluar
Juda, sehingga Absjalom mendapat dukungan kuat dari mereka. Dawud terpaksa lari dari Jerusjalem, hal
mana ditjeritakan dengan pandjang lebar. Absjalom menduduki ibukota. Karena siasat salah seorang sahabat
Dawud, pengedjaran ditunda, sehingga Dawud mendapat kesmepatan untuk mengerahkan pasukan jang
besar didaerah Transjordania. Didalam pertempuran berikutnja Absajlom dan pengikut 2nja menderita
kekalahan. Absjalom sendiri dibunuh oleh Joab, ketika ia melarikan diri. Dukatjita Dawud waktu menerima
kabar itu mengharukan, tetapi tidak pada tempatnja menurut Joab. Kembalinja Dawud ke Jerusjalem
ditjeritakan sedjadjar dengan larinja dari sana. Karena pertikaian antara suku Juda dengan suku 2 lainnja,
maka pemberontakan berketjamuk lagi sedjenak. Joab, jang karena membunuh Absjalom kena murka radja,
berhasil menindas pemberontakan itu, tetapi menggunakan kesempatan itu djuga untuk melenjapkan bekaspanglima dari Absjalom, jang ditundjuk Dawud untuk menggantikan Joab sendiri, dan untuk memaksakan
dirinja kepada Dawud.
Pasal2 terachir (II Sjem. 21-24) terdiri atas beberapa tambahan, jang mengenai riwajat hidup Dawud, jang
tidak mendapat tempatnja dalam kitab itu sendiri dan mungkin berasal dari sumber lain. Ditjeritakan
bagaimana keturunan Sjaul ditumpas, hal mana dipandang hukuman atas ingkar sumpah Sjaul. Berikutlah
ichtisar tentang pertempuran2 dengan kaum Felesjet dan dua sadjak jang ditaruh dalam mulut Dawud.
Kemudian disusul dengan serentetan perbuatan 2 kepahlawanan dari anggota2 pasukan pilihan Dawud dengan
daftar nama pasukan pilihan itu. Achirnja suatu kisah tentang tjatjah-djiwa, jang diadakah Dawud tapi
dihukum dengan wabah sampar. Sebuah mesbah didirikan oleh radja sebagai tanda sjukur atas berhentinja
malapetaka itu, jaitu ditempat jang kemudian didirikan Bait Allah.
Namun kesemuanja itu didalam kitab Sjemuel tidak merupakan tjerita jang harmonis djalannja dan baik
susunannja. Lebih tepat dikatakan suatu kumpulan tjerita 2 jang tjoraknja berlainan dan berasal dari pelbagai
sumber. Kitab Sjemuel tidak merupakan keseluruhan jang bulat, melainkan suatu kumpulan tjeritapendek 2.
Terutama dalam kitab jang pertama tjerita 2 ini bertjorak sangat populer dan mirip dongengan rakjat.
Beberapa dari antaranja menundjukkan pelbagai tradisi, jang sebagian bertentangan satu sama lain. Maka
itu didalam kitab Sjemuel terdapat tidak sedikit tjerita jang sukar untuk diselaraskan, ataupun tjeritarangkap tentang kedjadian jang satu dan sama djua, jang disampaikan dalam pelbagai bentuk dan oleh
karenanja ditjeritakan dua kali. Si penghimpun sering mengambil tjerita 2 tanpa banjak perubahan.
Terdjemahan kami, entah dalam petundjuk 2 ditepi halaman entah didalam tjatatan 2 dibawah,
kadang2 menundjukkan ketidak-selarasan itu, tetapi tidak semuanja disebutkan. Kisah pandjang tentang
keluarga Dawud didalam kitab jang kedua merupakan kesatuan jang lebih besar, dan sudah barang tentu
ditulis oleh orang, jang menjaksikan sendiri peristiwa 2 itu. Si penghimpun tjerita2 dalam kitab Sjemuel hanja
disana-sini sadja mentjoba selaraskan tjerita 2 itu, dan djuga disana-sini sadja mengemukakan gagasan 2nja
sendiri serta tafsiran dari peristiwa 2 itu dan mengolah sedikit-banjak bahan 2 itu menurut pandangannja
sendiri.
Kalau orang mengindahkan tjorak chas kitab ini, dengan sendirinja akan timbul pertanjaan mengenai
kebenaran historisnja. singkatnja dapat dikatakan begini. Kebenaran historisnja pada umumnja dan dalam
garis besarnja harus diterima, mengingat sangat kunonja bahan 2 itu. Sebaliknja tjorak populer dari banjak
tjeritanja itu adalah sedemikian rupa, hingga orang tidak dapat memperoleh kepastian sampai hal jang
ketjil2, karena kesemuanja itu lebih dipakai sebagai hiasan dan pengungkapan daripada sebagai laporan
saksama dari kedjadian2 jang njata, jang ditjeritakan dan lagi pengetahuan jang tepat tentang tokoh 2, jang
tampil kedepan. Tetapi mengenai hal jang ketjil 2 tersendiri tidak dapat diperoleh kepastian jang besar. Itu
tergantung dari tjorak chas tjerita 2 itu sendiri.
Mengenai pertanjaan, bilamana kitab itu disusun, harus diberi djawaban jang agak berbelit. Sebab
sebagaimana halnja dengan banjak kitab Perdjandjian Lama, kitab Sjemuelpun tidak terdjadi sekali djadi.
Dapat dan harus diterima, bahwa kitab ini menurut keadaannja sekarang, telah terdjadi dari sedjumlah
tjerita2 tersendiri, jang sudah dikumpulkan dalam kumpulan 2 ketjil dan sudah tertulis pula. Daripadanjalah
achirnja kitab jang sekarang ini disusun. Kadang 2 sukarlah menentukan, bagian2 mana sudah ada sebagai
kumpulan tersendiri; tetapi bahwasanja kumpulan 2 itu ada sukarlah disangsikan. Lebih sukar lagi
menentukan, bilamana kumpulan2 tjerita itu mendapat bentuk tertulisnja jang pertama; tetapi sudah
teranglah, bahwa beberapa dari antaranya dari djaman kuno dan ditulis tak beberapa lama sesudah
terdjadinja peristiwa2 itu sendiri. Dengan lebih saksama dapatlah ditetapkan, bila kitab ini mendapat
bentuknja jang sekarang, lepas dari beberapa tambahan ketjil jang disisipkan sesudah kitab ini seluruhnja
ada. Menurut pendapat umum para ahli, kitab ini sudah pasti disusun sebelum dynasti Dawud lenjap setjara
definitif tahun 587 seb. Mas., karena penjusun kitab ini tidak mengetahui sedikitpun tentang kedjadian itu.
Sebaliknja, kitab ini tentulah disusun sesudah perpisahan antara Juda dengan suku 2 lainnja, kerena
perpisahan itu ber-ulang2 diandaikan. Djadi kitab ini sebagai keseluruhan disusun sesudah perpisahan jang
terdjadi pada kematian Sulaiman dalam tahun 931 seb. Mas. Karena didalam kitab ini, lebih 2 didalam
fasal2 jang ditambahkan oleh si penghimpun sendiri, terdjalin gagasan 2 jang menundjukkan pembaharuan
agama oleh Josjijahu dan kalangan 2 dari kitab 'Ulangtutur, tentulah kitab ini disusun tak berapa lama
sebelum pembuangan, djadi sekitar 580 seb.Mas.
Nama para pengarang dari tiap2 bagian maupun dari keseluruhan tidak dapat disebutkan dengan kepastian.
Dan melihat terdjadinja kitab ini, maka lebih tepatlah orang berbitjara tentang penghimpun daripada
pengarang kitab ini. Mana jang terdjadi bagian pribadi si penghimpun jang terachir, sukarlah ditentukan
lebih landjut.
Tjorak keigaman kitab itu djelas. Kitab ini menjadjikan sedjarah bukannja demi untuk sedjarah, tetapi dari
sudut keigamaan dan dengan maksud keigamaan, dan lebih memberikan tafsiran tentang sedjarah daripada
laporan terperintji dari peristiwa2 politik. Gagasan pokok keigamaan jang mendjadi dasar karja itu
seluruhnja ialah terpilihnja Israil. Israil adalah umat Allah, jang karena perdjadjian dengan Jahwe dipilih
untuk merupakan keradjaanNja didunia. Kitab ini memberikan suatu kesan dari hal-ihwal keradjaan itu serta
kesulitan2nja, hingga keradjaan itu mendapatkan perwudjudannja sementara didalam keradjaan Dawud.
Pilihan ini dengan sjarat2nja serta tuntutan2nja dikonkretisir dalam tokoh2 tertentu. Nasib rakjat dan manusia
bergantung dari tuntutan2nja. Semua tokoh penting dalam kitab ini dipandang dari sudut itu. 'Eli dan
keturunannja adalah imam pilihan Jahwe. Tetapi karena ketidaksetiaan keturunannja akan perintah 2 Allah,
mereka disingkirkan dan dihukum. Akan gantinja dipilihlah imam-agung lain jang "setiawan". Sjemuel
dilahirkan setjara adjaib dan dipilih langsung oleh Jahwe sendiri serta dipanggil mendjadi nabiNja dan
pemimpin umatNja. Tetapi anak2 Sjemuel pun tidak setia djuga, sehingga pilihan itu tidak dilandjutkan dalam
diri mereka. Sjaul dipanggil dimasa jang amat sulit, untuk mewujudkan keradjaan Jahwe didalam bentuk
jang baru, jaitu bentuk keradjaan. Ia adalah radja pilihan, tetapi bukan radja jang berdiri sendiri, jang
dapat menentukan sendiri apa jang hendak dilakukannja. Sebaliknja ia hanja mendjadi wakil dari radja Israil
jang sesungguhnja, jaitu Jahwe. Sjaul tidak tetap setia. Ia mengutamakan kehendak rakjat diatas kehendak
Jahwe, se-akan2 ia radja dan atas kerelaan rakjat, bukannja atas kerelaan Jahwe. Dari sebab itu ia
disingkirkan dan Jahwe mentjari penggantinja, jang akan tetap setia kepada kedudukannja sebagai radja
thokratis. Dalam diri radja Dawud terwudjud pula keradjaan Allah, meskipun dalam bentuk sementara
Dawud adalah seorang manusia, jang berdosa berat, tetapi radja itu tidak pernah lupa, bahwa ia hanja wakil
dari Jahwe, jang harus mendengarkan suaraNja, untuk sungguh 2 mendjadi radja Israil. Karena pengakuan dari
pihak Dawud ini, maka sekali lagi pilihan Jahwe mendjadi kenjataan. Keturunan Dawud seluruhnja dipilih
untuk mendjadi wakil dari Allah pada umatNja. Pandangan 2 djauh jang besar dimasa jang datang dibukakan;
pandangan2 itu menudju keperwudjudan jang terachir dan sempurna dari Keradjaan Allah didunia. Seluruh
Perdjadjian Baru penuh dengan penghargaan jang dipertalikan pada keturunan Dawud, untuk menundjukkan
bagaimana kesemuanja itu terpenuhi dalam Jesus Kristus, Putera Dawud.
Disamping gagasan jang fundamentil dan mendjadi alas kesemuanja itu, kitab Sjemuel ini sungguh amat kaja
akan gagasan2 keigamaan jang luhur, jang djuga terdapat ditempat lain didalam Perdjandjian Lama, dalam
bentuk ini atau bentuk itu.
Djika orang ingin menilaikan kitab Sjemuel, djuga sebagai orang Kristen, maka haruslah kitab itu dibatja
dengan semangat, jang mendjadi sikap hati si pengarang kitab itu, jaitu dengan sikap hati keigamaan. Betul,
kitab Sjemuel penuh dengan tjerita 2 jang tegang dan kadang2 menggunakan seni-tjerita jang djitu. Tetapi
apabila orang berhenti disitu sadja, maka kitab ini tidak dibatja sebagai sebagian dari Kitab Sutji. Kitab ini
mempunjai maksud jang lain djuga, jaitu mampu menjampaikan kabar keigamaan, warta bahwa Allah
memanggil dan memilih manusia, dan bahwa manusia harus menjesuaikan diri dengan panggilan serta pilihan
itu, dengan mendengarkan suara Allah se-setia 2nja. Kalau tidak, manusia akan disingkirkan. Hanja kalau
dibatja setjara demikian, maka kitab ini adalah Kitab Sutji sesungguhnja dan tidak diturunkan sebagai
batjaan hiburan. Dan djika dibatja demikian sebagai Kitab Sutji, dengan hati jang pertjaja dan terbuka bagi
Sabda Allah, maka kitab ini mempunjai nilainja jang tetap dan nilai kekristenan. Didalamnja manusia
mendapatkan Allah jang berbitjara dan berbuat, jang memilih dan mengemukakan tuntunan 2Nja djustru
kepada orang2 pilihanNja.
PENDAHULUAN 1 SAMUEL
Judul. Judul kedua kitab ini berasal dari nama tokoh utamanya di awal I Samuel. Kata
Ibrani Samuel memiliki banyak arti. Sekalipun demikian, arti yang pertama kali diusulkan oleh sarjana
bahasa Ibrani dari Jerman, Gesenius, "Nama Allah" tampaknya masih menduduki peringkat paling banyak
dianut para sarjana Alkitab.
Tanggal Penulisan dan Penulisnya. Seperti halnya Kitab Perjanjian Lama lainnya, tanggal penulisan kedua
kitab ini tidak diketahui dengan pasti. Sebagian dari kesulitan untuk menentukan tanggal penulisan tersebut
terletak pada kenyataan bahwa sebagian besar peristiwa yang terdapat di dalamnya terjadi sesudah
kematian Samuel. Bagian awal dari I Samuel mungkin ditulis sekitar tahun 1000 sM, sisanya kira-kira
tiga .puluh hingga lima puluh tahun kemudian. Sekalipun Talmud menyebutkan bahwa Samuel adalah
penulisnya, sangat mungkin sang nabi hanya menulis bagian-bagian sejarah Israel yang terjadi sebelum masa
purna baktinya dari jabatan sipil. Ada yang berpendapat, pendapat ini cukup menarik, bahwa Abiatar
menulis sebagian besar Kitab pertama dan kedua Samuel, khususnya bagian-bagian yang membahas
kehidupan di istana Daud. Abiatar sangat dekat dengan kemunculan dan nasib baik raja besar Israel itu
karena dia ikut beberapa waktu bersama Daud dalam pelariannya. Abiatar juga berasal dari keluarga imam
sehingga memiliki kemampuan untuk menulis dan mencatat. Pendapat yang lain mengatakan bahwa salah
satu murid dari salah satu sekolah yang didirikan Samuel telah melanjutkan tugas yang dimulai gurunya.
Latar Belakang Sejarah. Panggilan Samuel untuk menjadi nabi dan hakim Israel merupakan sebuah titik balik
yang kuat di dalam perkembangan Kerajaan Allah Perjanjian Lama. Pada masa peralihan dari kepemimpinan
para hakim pilihan Allah ke masa kerajaan, Samuel mempunyai tugas amat besar untuk memimpin
pembangunan kembali kesatuan sosial dan religius bangsa itu. Dia merupakan alat yang dipakai Allah untuk
mendirikan kerajaan Israel pada saat krisis nasional yang hebat ini, yang pentingnya hanya bisa ditandingi
oleh pengalaman eksodus saja. Tugas Samuel ialah memimpin Israel keluar dari masa hakim-hakim dan
memasuki masa raja-raja.
Dia menyelesaikan tugas para hakim bukan dengan kekuatan fisik tangannya saja, namun dengan kuasa
rohani dari ucapan dan doanya. Dia juga meletakkan landasan bagi jabatan nabi dan mengembangkan
jabatan tersebut hingga mencapai tingkatan imamat dan kerajaan. Sejak saat itu, para nabi memelihara dan
mengasuh kehidupan rohani bangsa itu dan merupakan sarana melalui siapa kehendak Allah disampaikan
kepada pemimpin dan kepada rakyat.
2.
3.
2.
3.
2.
3.
III. Kehidupan dan Masa Tugas Mula-mula Daud (15:1-II Samuel 20:26)
1.
2.
3.
4.
5.
4.
6.
7.
A. Kelaparan (21:1-14)
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
5.
Tujuan
Supaya anggota jemaat, dengan mengetahui isi kitab I Samuel, dapat mengerti bahwa kesejahteraan umat
Allah tergantung dari kesetiaannya melaksanakan perintah dan kehendak Allah.
Pendahuluan
Penulis : Samuel.
Isi Kitab: Kitab I Samuel terdiri dari 31 pasal. Kitab I Samuel menceritakan tentang tiga tokoh utama
dari bangsa Israel: nabi Samuel, raja Saul, dan raja Daud.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Samuel
1. Pasal 1-8 (1Sam 1:1-8:22).
Kehidupan Samuel Samuel bekerja dengan penuh usaha membangun kehidupan baik dan ketaatan
agama bangsa Israel. Kemudian Samuel memegang jabatan hakim. Ia berhasil mengalahkan bangsa
Filistin dan mempersatukan bangsa Israel (pasal 5-7; 1Sam 5:1-7:17).
Pada waktu Samuel sudah menjadi tua, bangsa Israel ingin memiliki seorang raja, karena itu ia
melakukan perintah Tuhan untuk melantik seorang raja, yakni Saul (pasal 8; 1Sam 8:1-22).
Pendalaman
a.
Bacalah pasal 1Sam 1:20,26-28. Apakah arti nama Samuel? Dan apakah teladan yang baik
dari Ibu Samuel?
b.
Bacalah pasal 1Sam 3:19-20; 8:15. Bagaimanakah kehidupan rohani Samuel? Berapa lamakah
ia menjadi hakim atas orang Israel?
c.
2.
Bacalah pasal 1Sam 8:19-22. Atas kehendak siapakah orang Israel meminta seorang raja?
Pasal 9-15 (1Sam 9:1-15:35).
Kehidupan raja Saul Raja Saul memulai pemerintahannya dengan berhasil, tetapi pada akhirnya
menjadi tidak taat pada Firman Tuhan. Hal ini membuat Tuhan akhirnya menolak dia sebagai raja.
Pendalaman
a.
b.
3.
a.
Bacalah pasal 1Sam 16:11-13. Apakah pekerjaan Daud? Dan apakah yang terjadi setelah
Daud diurapi oleh Samuel?
b.
Bacalah pasal 1Sam 17:45-50. Mengapakah Daud merasa tersinggung dan marah terhada
orang Filistin?
c.
Bacalah pasal 1Sam 18:6-9. Mengapakah Saul membenci Daud? Apakah saudara sering iri hati
juga?
d.
Bacalah pasal 1Sam 31:1-4. Bagaimanakah kematian Saul? Mengapakah ia melakukan hal itu?
II. Kesimpulan/penerapan
1.
2.
Keberhasilan Samuel di dalam pelayanan merupakan hasil dari kesetiaan pada panggilan, suka
berdoa dan tidak kompromi dengan dosa.
Saul memulai pemerintahannya dengan rendah hati, sabar, tetapi diakhiri dengan kesombongan dan
menolak Firman Allah. Ini adalah penyebab kegagalannya.
Siapakah tokoh-tokoh penting dalam I Samuel? Dan bagaimanakah sifat mereka masing-masing?
2.
3.
Pesan
1. Samuel, seorang hamba Tuhan
o Samuel adalah jawaban dari doa, dan dedikasi ibunya yang saleh memberikan kepadanya permulaan
kehidupan yang terbaik. Ini mungkin berarti bahwa ia harus hidup sebagai seorang Nazir, walaupun biasanya
hal ini berarti disumpah sementara dan tidak seumur hidup. 1Sa 1:10,11,27,28; 2:26; Bil 6:1-21.
o Pada waktu suara Tuhan tidak terdengar di Israel. Samuel menonjol sebagai seorang yang kepadanya Tuhan
menampakkan diri dan yang mempunyai karunia sebagai peramal -- ia dapat melihat apa yang tidak tampak
oleh orang lain. 1Sa 3:1-10, 19-21; 9:9.
o Samuel ternyata seorang hamba Allah yang jujur dan dapat dipercaya. Ia tidak mau melakukan sesuatu
yang dapat menguntungkan dirinya, tidak seperti anak-anaknya. Reaksinya terhadap kemunduran Saul
menunjukkan bahwa ia lebih mementingkan Allah. 1Sa 9:6; 12:3-5; 15:11,35.
Penerapan
1. Allah menjawab doa
Kitab ini menceritakan bahwa Allah menjawab doa yang sungguh-sungguh, baik doa pribadi orang yang
berada dalam kesusahan maupun doa syafaat para pemimpin untuk bangsa mereka. Berdoa merupakan
pelayanan yang harus kita lakukan atas nama orang lain. Dalam menjawab doa, Allah memberikan dan
melakukan apa yang secara manusiawi tidak mungkin dilakukan.
2. Allah memelihara milik-Nya
Tanpa memandang ketidaktaatan umat-Nya, Allah berjanji untuk melaksanakan misi penyelamatan-Nya dan
membela kehormatan-Nya. Jika perlu, Dia dapat melakukannya tanpa bantuan manusia sama sekali. Pada
kesempatan lain Dia memberikan kepada umat-Nya pemimpin-pemimpin yang akan membawa mereka pada
kemenangan. Jika kita berada dalam kehendak Allah, keberhasilan tidak tergantung pada kekuatan atau
keahlian manusia. Dia dapat mengambil yang terlemah dan memakai mereka bagi kemuliaan-Nya jika
mereka mempercayai Dia.
3. Kita harus benar di hadapan Allah
Allah memilih dan memakai mereka yang hatinya benar di hadapan-Nya. Dia memberi karunia, kuasa dan
berkat bagi mereka yang melayani-Nya. Dia juga dapat menghakimi dan mempermalukan mereka yang tidak
taat kepada-Nya. Oleh karena itu, suatu permulaan yang baik bukan merupakan jaminan untuk keberhasilan
di masa datang. Kita perlu benar di hadapan-Nya, taat dan percaya, jika kita ingin mengalami berkat-Nya
secara berkesinambungan.
Tema-tema Kunci
1. Doa dan pujian
Kitab ini banyak bercerita tentang doa dan pujian. Khususnya, kita melihat bagaimana orang pilihan Allah
mencari pimpinan-Nya sebelum mengambil keputusan-keputusan besar. Lihat1Sa 1:10-18; 2:1-10; 7:5,6,12;
8:6,21; 12:18,19,23; 15:11; 22:15; 23:2-4, 9-12; 30:7,8.
2. Syarat-syarat pengabdian
Ada beberapa persyaratan pokok yang tidak boleh dilupakan jika kita ingin mengenal berkat-berkat Allah.
Lihat 1Sa 2:30; 7:3,4; 12:14,15,20-25; 15:22,23,26; 16:7; 26:23. Bandingkanlah dengan ketakhayulan orang
Israel yang menganggap bahwa mereka dapat memanipulasi Allah untuk melakukan sesuatu bagi mereka (1Sa
4:1-11). Camkanlah bahwa mereka mempunyai reputasi, tetapi tidak mempunyai kuasa.
3. Karunia roh
Seperti halnya dalam kitab Hakim-hakim, kita melihat bahwa Allah secara khusus mengaruniakan kuasa roh
kepada mereka yang melayani Dia. Apabila Roh Allah turun atas mereka, mereka dapat melakukan apa yang
pada umumnya tidak dapat mereka lakukan sebelumnya. Lihat 1Sa 10:6,7,9-13; 11:6; 6:13 (Bandingkan 1Sa
19:23,24 Allah seakan-akan mengendalikannya, tetapi tidak memberikan kuasa kepada Saul). Pada saat yang
sama kita mendapat bukti bahwa hal ini tidak perlu terjadi secara permanen, juga tidak berarti bahwa
mereka seterusnya hidup dalam kekudusan. Tidak ada yang dapat menggantikan hubungan yang
berkesinambungan dengan Allah.
SEMUA
Tampilkan
Pencarian Universal:
Cari
Hanya dalam TB
Pencarian Tepat
Pencarian Khusus
Tafsiran/Catatan
Studi Kamus
Studi Kata
Leksikon
Sistem Studi Peta
Ilustrasi Khotbah
Ekspositori
Gambar
Resource
Bacaan Alkitab Harian
SABDA web
CD SABDA
Alkitab Mobile
TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakanBoks Temuan pada Tampilan Alkitab.
[SEMUA]
dibuat dalam 0.32 detik
dipersembahkan oleh YLSA
Alkitab SABDA
Antarmuka : Indonesia | Inggris Versi :
Alkitab Terjemahan Baru
Preferensi
Pencarian Khusus
| FAQ | Interaktif | Tentang Kami