Anda di halaman 1dari 3

Seperti yang telah kita bahas kemarin, Tuhan memulihkan Daud sekaligus

menghukum dia. Inilah bedanya ketika Tuhan menghukum orang fasik


dengan menghukum anak-anak-Nya sendiri. Ibrani 12:6 mengatakan
bahwa Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya. Demikian juga 1
Korintus 11:32 menyatakan bahwa penghukuman kita dengan
penghukuman bagi dunia itu berbeda. Apakah bedanya? Bedanya adalah
Tuhan menghukum dunia ini dengan kehangatan murka-Nya, sedangkan
Tuhan menghukum anak-anak-Nya dengan kehangatan cinta kasih-Nya
untuk mendisiplin kita. Itulah sebabnya kerohanian Daud tidak mungkin
dipulihkan tanpa adanya hukuman dari Tuhan. Kerohanian Daud harus
pulih sejalan dengan hukuman yang sedang ditanggungnya.

Bacaan kita hari ini menunjukkan bagaimana bibit-bibit kekacauan mulai


terjadi di tengah-tengah keluarga Daud. Bibit yang akan memuncak dalam
kematian Amnon dan juga Absalom. Tetapi apakah adil kalau Tuhan
menghantam anak-anak Daud untuk menghukum Daud? Jawabannya
adalah Allah pasti adil. Jika Allah tidak adil bagaimana mungkin bisa ada
standar keadilan yang dapat diterapkan di dunia ini. Allah yang adil
memilih untuk menghukum Daud dengan membunuh anak-anak Daud
karena Dialah yang memegang nyawa anak-anak Daud, yaitu Amnon dan
Absalom. Walaupun misalnya Amnon dan Absalom tidak melakukan dosa
yang setimpal dengan hukuman mati,

tetaplah Allah yang berhak menentukan hidup mati mereka. Faktanya


adalah bahwa Amnon dan Absalom memang pantas diberikan hukuman
mati karena kefasikan mereka. Amnon adalah orang fasik yang dengan
kejam memperkosa Tamar. Tetapi meskipun demikian manusia tidak
boleh menghukum mati Amnon, karena hukuman bagi pemerkosa
bukanlah hukuman mati. Karena itu Absalom, yang membunuh Amnon,
dan lebih lagi, yang memberontak terhadap ayahnya sendiri, memang
seharusnya dihukum mati. Jadi kita lihat, tidak pernah ada tindakan Tuhan
yang melawan konsep keadilan-Nya sendiri.

Kisah dimulai dengan Amnon yang jatuh cinta kepada adiknya sendiri,
yaitu Tamar. Tamar adalah anak Daud tetapi dari perempuan yang
berbeda dengan ibu dari Amnon. Di sini dikatakan bahwa begitu besar
perasaan cintanya kepada Tamar sehingga Amnon menjadi sakit.
Perasaan dari seorang yang begitu jahat karena ayat 2 mengatakan
bahwa alasan Amnon menjadi sakit adalah karena Amnon tidak bisa
meniduri Tamar. Mengapa bisa disimpulkan demikian? Karena ayat 2
mengatakan bahwa Tamar adalah gadis yang telah cukup usia untuk
menikah, tetapi masih perawan. Ini berarti dia tinggal di tempat dengan
penjagaan sangat ketat karena dia adalah gadis perawan yang merupakan
anak raja. Maka, karena adanya keinginan yang tidak bisa dipenuhi inilah
Amnon menjadi begitu tertekan.

Keadaan Amnon sebagai anak raja membuat dia terbiasa mendapatkan


apa pun yang diinginkannya. Keadaan yang diperparah dengan
pergaulannya dengan Yonadab yang penuh dengan strategi cerdik.
Yonadab mengusulkan agar Amnon pura-pura sakit dan meminta tolong
agar dia dirawat oleh Tamar. Inilah kesempatan Amnon bisa tidur dengan
Tamar karena Tamar akan berada satu kamar dengan dia. Narasi cerita
memasuki pesan utamanya ketika gadis itu diperkosa oleh Amnon pada
ayat 14. Pesan yang menyatakan beberapa hal, yaitu bahwa perasaan
takut akan Tuhan masih belum dengan sempurna dinyatakan di dalam
keluarga Daud. Amnon adalah seorang yang fasik, hanya mengincar
kesenangan hawa nafsunya sendiri dan yang tidak memedulikan apa pun
yang lain. Setelah memperkosa Tamar, dia mengusir gadis itu. Ini adalah
penghinaan yang sangat besar. Amnon memperlakukan Tamar seperti
perempuan sundal dan mengusirnya begitu saja. Perkosaan dan
penghinaan yang sangat berat yang dialami Tamar membuat Absalom,
kakak dari Tamar (dari ibu yang sama), menyimpan dendam yang sangat
besar kepada Amnon. Dendam yang sebenarnya tidak harus berujung
pada pembunuhan Amnon andai kata Daud bertindak tegas kepada anak-
anaknya. Ayat 21 mengatakan bahwa Daud sangat marah karena kejadian
perkosaan Tamar oleh Amnon. Tetapi, jika kita lihat dalam bagian
selanjutnya, tidak ada tindakan apa pun yang dilakukan Daud kepada
Amnon.

1. Kaitan bagian ini dengan seluruh Kitab 2 Samuel

Bagian ini mulai mengisahkan hal-hal yang terjadi yang


menyebabkan adanya pemberontakan paling besar dalam sejarah
pemerintahan Daud sebagai raja Israel. Pemberontakan satu-
satunya yang berhasil menyingkirkan Daud dari Yerusalem untuk
sementara waktu. Pemberontakan yang sanggup merebut hati
orang-orang Israel dengan sangat mulus dan penuh perhitungan.
Pemberontakan yang merupakan bagian dari hukuman Tuhan bagi
Daud, namun juga terjadi dari keputusan-keputusan Daud yang
tidak bijaksana. Kasus ini misalnya, tidak ditangani Daud hingga
tuntas. Daud gagal mendisiplin anak-anaknya sendiri dan itulah
sebabnya mereka tidak pernah belajar takut akan Tuhan.

1. Apa yang dapat kita pelajari dari bagian ini


Bagian ini membukakan kepada kita sebuah fakta yang
menyedihkan, yaitu makin kaya dan bebasnya seorang anak, makin
liar hidupnya. Anak yang terbiasa dengan kelimpahan harta dan
tidak pernah belajar menangani kesulitan akan menjadi orang yang
rusak. Anak yang tidak pernah mengenal kekurangan dan kesulitan,
dan hanya terus diberikan kelonggaran dan kelimpahan, akhirnya
akan membuat kesulitan yang tidak habis-habis di tengah
masyarakat. Anak yang tidak pernah menerima jawaban “tidak”
pada akhirnya akan menjadi beban bagi semua orang karena
semua keinginannya harus dipenuhi. Amnon adalah contoh
kerusakan yang sedemikian. Setiap anak perlu dilatih beberapa hal
untuk mencegah dia menjadi anak kaya yang manja yang akan
segera menjadi sampah masyarakat. Dia perlu diajar untuk
memedulikan orang lain. Ini yang paling utama. Orang lain tidak
diciptakan Tuhan untuk melayani dia! Dia yang harus belajar untuk
melayani orang lain. Yang kedua adalah dia perlu belajar untuk
menghormati orang lain. Menghargai mereka sebagai manusia yang
sama dengan dirinya sendiri. Entah orang lain kaya, miskin,
pendidikan tinggi, rendah, semua harus dihormati. Yang ketiga
adalah dia perlu belajar hemat. Banyak anak orang kaya diberi
kelimpahan uang dan harta. Apa pun yang dia mau, dibelikan. Itu
sama saja dengan membelikan tiket ke neraka! Akar dari segala
kejahatan adalah cinta uang (1Tim. 6:10), jadi jangan biasakan
anak mendapat kesenangan yang dihasilkan dari hidup mewah.
Anak-anak yang tidak bisa hidup susah akan membuat hidup
banyak orang susah, demikian dikatakan Pdt. Stephen Tong dalam
khotbahnya. Salah satu kelemahan Daud yang paling menonjol
adalah dia tidak pernah mengatakan tidak kepada anak-anaknya
(1Raj. 1:6).
2. Bayang-bayang Kristus
Kitab 2 Samuel menyatakan bahwa satu-satunya anak Daud yang
dikasihi Tuhan adalah Salomo (2Sam. 12:24). Tetapi nama Salomo
hanya disebut dua kali dalam kitab ini. Nama Salomo pun tidak
pernah muncul lagi setelah pasal 12. Salomo seperti tenggelam dan
baru muncul ketika akan dilantik menjadi raja. Ini merupakan salah
satu cara Kitab 2 Samuel untuk memberitahu kita bahwa tidak satu pun
anak-anak Daud selain Salomo yang mempunyai keagungan seorang
raja. Tidak satu pun mewarisi jiwa besar Daud selain Salomo. Maka Kitab
2 Samuel mencatat kegagalan mereka. Apakah Amnon anak yang
dijanjikan Tuhan akan membangun bait-Nya? Tidak. Bukan dia. Apakah
Absalom? Bukan. Jangan memandang parasnya yang gagah sebab
Tuhan sudah menolak dia. Bukan mereka, tetapi Salomo. Demikian juga
nanti Kristus akan muncul dan sebelum Dia datang untuk mengklaim
takhta-Nya, tidak ada yang menyadari kemuliaan-Nya. Kedatangan
Kristus yang pertama begitu tenang dan rendah sehingga dunia tidak
menyadari bahwa Sang Pencipta mereka tengah menjelma menjadi
manusia. (JP)

Anda mungkin juga menyukai