3:1 Lalu Salomo menjadi menantu Firaun, raja Mesir; ia mengambil anak Firaun, dan
membawanya ke kota Daud, sampai ia selesai mendirikan istananya dan rumah
TUHAN dan tembok sekeliling Yerusalem.
3:5 Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu
malam. Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu."
3:6 Lalu Salomo berkata: "Engkaulah yang telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar
kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar
dan jujur terhadap Engkau; dan Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang
besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya
seperti pada hari ini.
3:9 Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk
menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat,
sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?"
3:10 Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian.
3:11 Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang
demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu,
melainkan pengertian untuk memutuskan hukum,
3:13 Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun
kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di
antara raja-raja.
3:14 Dan jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap mengikuti segala
ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti ayahmu Daud, maka Aku akan
memperpanjang umurmu."
TUJUAN
1. Anak-anak dibukakan mengenai doa Salomo yang bukan meminta kekayaan dan
kemuliaan melainkan meminta bijaksana.
2. Anak-anak didorong untuk meminta bijaksana kepada Allah agar mereka dapat
membedakan yang benar dan salah.
AYAT HAFALAN
Kelas Kecil:
“Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulutnya datang pengetahuan dan
kepandaian.” (Amsal 2:6)
Kelas Besar:
“Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena
keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas.” (Amsal
3:13-14)
PENDAHULUAN
Tanyakan kepada anak-anak, Jika kalian diberikan 1 kesempatan oleh Tuhan untuk
meminta sesuatu, apakah yang kalian ingin minta?. Kemudian minta mereka menjelaskan
mengapa meminta hal tersebut?
Apa yang dimaksud dengan hikmat? Bagaimana kita tahu bahwa pilihan kita adalah yang
terbaik? Apakah kita dapat membuat diri kita berhikmat?. Anak-anak mungkin belum
mengalami pertimbangan demikian dalam kehidupan mereka, tetapi ini perlu didiskusikan.
Anak-anak perlu memahami apa itu hikmat dan darimana asalnya. Merka perlu belajar
pentingnya memiliki kemampuan untuk membedakan sesuatu meskipun masih dalam usia
muda. Kisah raja Salomo merupakan sebuah kesempatan untuk merenungkan hikmat dan
mengenalinya sebagai suatu harta yang berharga dari Allah.
KELAS KECIL:
Perlihatkan beberapa gambar yang mewakili pilihan yang anak-anak perlu lakukan, misal:
makanan sehat dan tidak sehat, mainan vs buku dll. Berikan kesempatan anak-anak untuk
menentukan pilihan mana hal yang benar dan bijaksana. Memiliki pertimbangan dasar
yakni bijaksana adalah hal penting yang mendasari setiap keputusan apa yang akan
dilakukan. Laoshi dapat memberikan eksperimen: membangun lego diatas permukaan meja
untuk menjelaskan pentingnya dasar yang kuat. Bandingkan dengan membangun lego
diatas bantal. Tentu saja akan mudah jatuh karena dasarnya tidak kuat.
Alkitab mengajarkan kita tentang mempelajari hikmat. Hikmat berkaitan dengan apa
yang kita lakukan berdasarkan pilihan kita dan bagaimana kita menghidupinya. Hikmat
sejati bukan berasal dari pemahaman kita, melainkan dari doa dan mempelajari Alkitab.
PEMBAHASAN
Salomo mengasihi Tuhan, berjalan seperti Daud ayahnya, tetapi masih mempersembahkan
dan memberikan korban bakaran di bukit-bukit pengorbanan (1 Raja-raja 3:3). Salomo
telah mengambil alih tahta Daud. Salomo mengikuti Tuhan, tetapi disisi lain ia kadang
membuat kesalahan.
1 Raja-raja 3:4-5 menyatakan Salomo mempersembahkan korban bagi Allah. Allah datang
kepadanya melalui sebuah mimpi dan menjaminnya sebuah permohonan, apapun yang
diinginkan. 1 Raja-raja 3:6-9 menyatakan bahwa Salomo mengetahui bahwa ia harus
memimpin umat Allah, ia perlu tahu bagaimana memilih yang benar dari yang salah. Ia
perlu membuat suatu keputusan penting berkaitan dengan rakyatnya dan memerintah
mereka, sehingga memerlukan hikmat. Maka ia meminta hikmat dan pengetahuan kepada
Allah.
Istri-istri bangsa asing Salomo lebih dari sekedar contoh yang buruk, mereka
menghancurkan kehidupan rohaninya (1 Raja-raja 11:1-4). Hal ini terjadi ketika
Salomo menjadi tua. 2 Samuel 3-3 juga memberitahu kita bahwa Daud menikah
dengan puteri bangsa asing, Maakha, anak perempuan Talmai raja Gesur. Menikah
dengan wanita asing tidak bertentangan dengan hukum Musa – hanya jika ia menjadi
seorang yang bertobat kepada Allah Israel. Apa yang dilakukan Daud menghancurkan
Salomo. Meskipun hal ini diijinkan dalam hukum Musa, tetapi tidak baik dan bijaksana
bagi Salomo melakukannya. Di kemudian hari, isteri-isteri bangsa asingnya menjadi
penyebab hatinya berpaling dari Allah (1 Raja-raja 11:4).
Namun disaat yang sama, akhir hidupnya sungguh menyedihkan. Dapat dikatakan
bahwa Salomo membuang anugerah yang Allah berikan padanya. Meskipun ia telah
mencapat banyak dan memiliki banyak, tapi hatinya sudah berpaling dari Allah di akhir
hidupnya (1 Raja-raja 11:4-11).
APLIKASI:
1. Kita membutuhkan hikmat Tuhan untuk bisa menjalani hidup ini dan memutuskan
setiap pilihan hidup.
Salomo menyadari bahwa untuk menjadi seorang raja yang memimpin umat Israel
yang besar, ia membutuhkan hikmat Tuhan. Oleh karena itu, ia memintanya dari
Tuhan, Sumber Hikmat.
2. Kita tidak boleh kompromi dengan dosa, karena itu akan membuat hidup kita
terjerumus dan jauh dari Tuhan. Salomo mengawali kepemimpinannya dengan sangat
luar biasa karena Allah mengaruniakan hikmat, namun karena ia berkompromi
terhadap dosa melalui pernikahannya dengan perempuan asing, di akhir hidupnya ia
berpaling dari Tuhan dan jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala.