Anda di halaman 1dari 3

Menjadi Pemuda-Remaja Yang Bijaksana

Ayat bacaan : 1 Raja-raja 3: 16-28

Ilustrasi Cerita :

Ketika Salomo menjadi seorang Raja,mengantikan posisi ayahnya Daud, Salomo masih
sangat muda, berumur belasan tahun. Suatu ketika Tuhan datang kepada Salomo melalui
mimpinya dan berkata “Salomo, apa yang kamu inginkan, untuk kuberikan kepadamu?”.
Mendengar hal itu, Salomo menjawab “Tuhan, aku masih sangat muda dan aku tidak tahu
bagaimana mestinya memerintah, Maka kiranya Engkau memberikan Hikmat daripadaMu saja,
supaya aku dapat memerintah rakyat dengan cara yang benar”. Tuhan senang mendengar
permintaan Salomo lalu berkata “Karena kamu meminta hikmat dan bukan umur panjang atau
kekayaan, maka Aku akan memberikan kepadamu hikmat yang lebih banyak daripada yang
pernah dimiliki oleh siapa saja yang pernah hidup, disamping itu aku juga memberimu kekayaan
dan kemuliayaan meski kamu tidak memintanya.

Tidak lama kemudian dua ibu-ibu datang kepada Salomo .mereka mengalami kesulitan
yang sukar diatasi lalu menjelaskan permasalahannya kepada salomo.

Ibu A mengatakan kepada Salomo “aku tinggal satu rumah dengan ibu B, waktu itu aku
melahirkan bayi lelaki, dan dua hari kemudian ibu B juga melahirkan bayi lelaki. Lalu pada
suatu malam bayinya meninggal. Tetapi ketika aku sedang tertidur ibu B itu menaruh anaknya
yang sudah mati didekatku dan mengambil bayiku. Ketika aku terbangun dan melihat anak yang
mati itu, aku tahu bahwa itu bukan anakku”.

Kemudian ibu B menjawab “ Tidak! Anak yang hidup itu anakku, dan yang mati itu anak si ibu
A!”. lalu Ibu A menjawab “Tidak Raja, anak ibu B yang mati, dan bayi yang hidup ini adalah
anakku, bukan anak dari ibu B”. begitulah kedua wanita itu bertengkar.

Kemudian, Raja Salomo mempunyai cara untuk membuktikan bahwa ibu mana yang berbohong
dengan berkata kepada pengawalnya “ Ambilkanlah pedang, biar sama-sama adil, penggallah
bayi yang hidup itu menjadi dua, dan berikan separuh kepada masing-masing wanita ini supaya
adil bagi mereka !”.
Lalu, pada saat bayi hidup itu hampir di penggal menjadi dua, Ibu A berkata sambil menangis :
Jangan penggal bayi itu, Berikanlah bayi itu kepada ibu B, supaya dirawatnyalah dan tetap
hidup.

Akhrinya Salomo berbicara kepada pengawalnya “ jangan bunuh bayi itu, berikanlah bayi itu
kepada ibu A, karena Dialah ibu yang sebenarnya. Salomo tahu mengapa ibu A adalah ibu yang
sebenarnya, karena tidak mungkin seorang ibu membiarkan anaknya dibunuh. Ketika rakyat
mendengar bagaimana cara Salomo mengatasi kesulitan itu, mereka bersukacita karena mereka
mendapat raja yang begitu bijaksana untuk menegakkan keadilan.

Isi :

Teman-teman muda-remaja yang dikasihi Tuhan, terkadang kita semua terlalu terburu-
buru dalam menyikapi suatu hal atau bertindak dalam mengambil keputusan. Terlebih lagi,
keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang mendasar dari ego kita, dari keinginan kita,
kita tidak Tanya kepada Tuhan dulu, kita asal melangkah seenak hati kita. Harus kita akui bahwa
kita sebagai remaja pemuda memiliki sikap egoisme yang tinggi, kita merasa kita bisa
melakukan sesuatu dengan kemampuan kita sendiri, seringkali kita lupa, bahwa kemampuan
yang kita miliki, kepintaran kita, skill kita, keahlian kita semuanya itu dari Tuhan, kita tidak
mampu untuk menciptakan itu semua, kalau Tuhan sendiri yang tidak memberikan kepada kita.

Melalui cerita dari hikmat raja Salomo tadi, ada dua pesan yang dapat kita ambil untuk
kita renungkan dan aplikasikan kedalam hidup kita :

1. Kita diingatkan untuk selalu menyertakan Tuhan disetiap keputusan yang kita ambil,
disetiap hal yang akan kita lakukan, kita jangan bersandar pada pengertian kita sendiri,
karena ketika kita bersandar pada pengertian kita sendiri, itu akan menjadikan kita
sombong dihadapan Tuhan.
2. Kita sebagai anak-anak Tuhan, kerap kali, berdoa meminta sesuatu yang kita mau, yang
kita perlukan untuk kebutuhan kita pribadi, seperti; minta diberi kelancaran dalam
sekolah,minta supaya diberikan kepintaran, minta diberikan keadaan hidup yang baik-
baik saja. Kita jarang atau bahkan tidak pernah berdoa kepada Tuhan meminta Hikmat.
Padahal kalau kita tahu, Hikmat jauh lebih berharga dari kepintaran, dari kekayaan, dari
kedudukan, kalau kita melihat dalam Amsal 16:16 dikatakan “Memperoleh Hikmat
sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga
dari pada mendapat perak”.

Pesan :

Oleh karena itu, firman Tuhan pada malam ini mengajak kita semua, untuk belajar
mengandalkan Tuhan dan belajar untuk memiliki hikmat seperti raja Salomo, supaya didalam
keseharian kita, kita selalu menjadi remaja-pemuda yang bijaksana, hidup dalam tuntunan dan
penyertaan Roh Kudus.

Diskusi :

1. Menurut kalian, ciri-ciri orang yang bijaksana seperti apa ?


2. Apa arti bijaksana menurut kalian?
3. Apakah kalian sudah belajar untuk melibatkan Tuhan didalam hidup kalian?

Kesimpulan :

Arti dari bijaksana yaitu; mampu menggunakan akal budi dan pemikiran yang sehat,
cermat serta teliti sehingga menghasilkan perilaku yang tepat di kehidupan.

Jadi, orang yang bijaksana adalah orang yang selalu hidup dengan cara :

1. berfikir sebelum bertindak


2. bersikap adil kepada siapapun orangnya
3. selalu mencoba memahami keadaan orang lain
4. tidak gegabah dalam memberikan penilaian terhadap orang lain
5. tidak menghakimi
6. rendah hati, dan tidak egois

kita sebagai anak Tuhan harus menyertakan Tuhan dalam proses hidup kita supaya kita mampu
memperbaiki kualitas diri menjadi lebih bijak dalam mengerjakan hal-hal yang ada di hidup kita
sesuai kehendak Tuhan, bukan hidup dengan kehendak kita sendiri. Kiranya Kita dimampukan
untuk menjadi remaja-pemuda yang bijaksana.

Anda mungkin juga menyukai