Anda di halaman 1dari 2

Kitab Amsal merupakan kitab yang diperkirakan ditulis oleh Raja Salomo, yang mengajarkan

tentang hikmat untuk hidup dengan benar. Salomo adalah seorang raja yang meneruskan
kepemimpinan ayahnya yaitu Raja Daud. Dalam memimpin bangsa Israel, Salomo meminta
hikmat kepada Tuhan agar ia dapat memimpin bangsa itu, doa-doa Salomo didengar oleh Tuhan
agar ketika ia memimpin bangsa itu dapat mencapai puncaknya dalam hal politik, ekonomi,
budaya dan spiritualitas.
Salomo menulis buku ini sekitar tahun 970 SM dan menulis sekitar 3000 peribahasa, di
antaranya adalah kata-kata bijak yang disusun oleh Raja Salomo. Buku ini ditulis tentang ajaran
kebijaksanaan, moral dan etika yang berlaku untuk semua orang dan untuk semua waktu. Salomo
sendiri memiliki tujuan dalam menulis buku ini, yaitu untuk memperoleh kebijaksanaan dalam
mempertimbangkan segala sesuatu dan juga agar dapat menghindari kesalahan sehingga orang
tersebut dapat mengendalikan diri. makanya di tengah kejayaan bangsa itu, Raja Salomo tetap
mendidik mereka untuk tidak sombong dengan apa yang mereka punya.

Dalam Amsal 10:1, salomo menunjuk pada cara hidup orang berhikmat dan cara hidup
orang bebal. Salomo memberikan nasihat dan pengajaran untuk hidup berhikmat dan bijaksana.
Pengajaran tersebut diawali dan dimulai dari dalam keluarga. Menjadi tanggungjawab orangtua
untuk mendidik, mengajar dan membimbing anak-anaknya. Untuk menjadi orang yang
bijaksana, orangtua harus menanamkan sikap takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan harus menjadi
pegangan yang kuat untuk mendidik dan memperlengkapi anak-anaknya agar menjadi anak yang
bijak dan berakal budi sehingga mendatangkan sukacita bagi orangtuanya. Sedangkan anak yang
bebal mendatangkan dukacita dan penderitaan bagi orangtuanya. Anak yang bijak, ia akan
bekerja dengan rajin dan benar, ia akan menggunakan waktu dengan baik dan kesempatan untuk
berusaha sehingga Tuhan memberkati hidupnya. Ia menjadi anak yang berguna dan menjadi
berkat dalam hidupnya.

Berbeda dengan anak yang bebal, Ia lebih suka mengatur dirinya sendiri, tidak mau
dididik, suka melawan dan merasa dirinya paling benar. Setiap keluarga kita terpanggil untuk
melaksanakan tanggung jawab yang diberikan Tuhan sebagai panggilan pelayanan dalam
keluarga. Keluarga menjadi tempat dan fondasi dasar yang akan mempegaruhi kehidupan
seseorang. Orangtua harus menjadi guru yang baik dan harus menajdi guru yang paham materi
apa yang akan di ajarkan untuk memuridkan anaknya dengan baik. Karna itu keluarga sering
disebut sebagai sekolah kehidupan. Karna itu, Firman Tuhan saat ini mengajarkan dan
mengingatkan untuk senantiasa hidup bijak.

Anda mungkin juga menyukai