Anda di halaman 1dari 2

Rancangan Damai Sejahtera, Sekalipun Di Dalam Rancangan Kejahatan Manusia

Kejadian 20: 1-18


Pengantar
Ada beberapa pertanyaan yang dapat mengantar kita dalam perenungan akan nas Alkitab ini. Yaitu, bolehkah
kita berbohong untuk kebaikan? Salahkah atau tidak? Karena, tokoh Alkitab yang kita kenal dengan sebutan
Abraham, dikisahkan melakukan kebohongan untuk menyelamatkan dirinya.
Pendalaman teks
Abraham terjerumus dalam hal yang sama, yaitu menipu banyak orang perihal Sara(istri) dikatakan sebagai
saudarinya dengan tujuan agar ia luput dari kebinasaan. Kejadian 12 mengkisahkan Abraham menipu Firaun
dan seluruh bangsa Mesir yang berdampak pada mereka tertipa kutuk/musibah. Kejadian 20, hal yang sama
dilakukan Abraham kepada Abimelekh dan seluruh penduduk Gerar dan kalau mau dilihat lebih jauh lagi, Ishak,
anak Abraham melakukan hal yang sama dengan menipu orang Filistin bahwa Ribka saudarinya bukan istrinya
hanya supaya selamat.
Ada alasan dibalik keputusan berbohong tersebut. Yaitu, konteks kehidupan bangsa asing saat itu ialah bebas
mengingini milik sesama. Ketika dilihat ada wanita cantik, orang akan melakukan apa saja untuk memilikinya,
termasuk dapat membunuh suaminya(inilah juga alasan mengapa Allah memberi 10 perintah yang didalamnya
terdapat larangan jangan mengingini milik sesamamu supaya Israel hidup berbeda dari bangsa lain).
Ketakutan inilah yang mempengaruhi Abraham dan Ishak. Lalu, apakah perbuatan ini benar? Apakah perbuatan
tersebut berkenan di hadapan Allah. Jawabannya jelas “Tidak!” Bukan Allah membenarkan tindakan tersebut
sehingga Abraham selamat. Allah tidak berkenan pada segala bentuk tipu muslihat. Tetapi hanya karena Kasih
Setia Allah pada perjanjianNya. Abraham, Ishak, Yakub, Daud, Salomo, dll, mereka sering menipu untuk
mencari aman. Allah tidak membenarkan Tindakan itu, tetapi Allah mendidik mereka untuk tidak terjerumus
kembali pada hal tersebut. Allah memelihara dalam kesetianNya pada janjiNya.
Dalam kehidupan sebagai orang beriman, kita mengenal istilah etika dalam pengambilan keputusan etis. Yaitu
keputusan-keputusan yang diambil dengan memperhatikan konteks. Secara Teleologis orang bisa mengambil
keputusan karena mempertimbangkan kosekuensi/ hasil akhir/ dampak. Dalam nas ini, Abraham berbohong
demi selamat. Namun, kalau secara Deontologis keputusan yang diambil berdasarkan prinsip/aturan/hukum,
jelas, Abraham berbohong itu salah. Secara khusus lagi, kita dapat merenungkan bahwa kalau berbohong dan
membahayakan kehidupan orang lain/ mendatangkan kerugian atau kecelakaan bagi orang lain, jelas salah!!
Itulah mengapa Allah tidak berkenan pada tindakan Abraham. Karena, dampak dari tindakan menipunya
mendatangkan kutuk, sakit penyakit dan mengancam kehidupan orang lain.
Di dalam kisah Abraham ini ada juga hal menarik yang dapat kita renungkan dari Abimelekh. Yaitu ketulusan
hatinya. Dalam ayat 6 jelas bahwa Allah melihat ketulusan Abimelekh sehingga Allah mencegahnya untuk tidak
jatuh dalam dosa. Sekalipun rancangan tipu muslihat mewarnai kehidupan Abraham dan berdampak buruk bagi
Abimelekh, Allah tetap menyelamatkan Abimelekh dari dosa dan kutuk dan Allah menyelamatkan Abraham
dari keterputusan dalam perjanjianNya/Allah mendidik Abraham untuk tetap ada dalam jalan perjanjian yaitu
jadi berkat bukan pembawa kutuk. Abimelekh tidak dikisahkan menjadi pribadi yang dipilih dalam perjanjian
dengan Allah. Tetapi, dia mendapatkan keselamatan karena kasih dan sayang Allah jauh lebih tinggi dari janji-
janjiNya.
penutup
Banyak hal yang dapat dijadikan poin refleksi dalam masa muda ini, diantaranya:
1. Penghiburan bagi kita ialah Allah senantiasa merancangkan damai sejartera sekalipun saat ini ada
persoalan, ada penderitaan, ada pergumulan yang berat.
2. Mari jadi perpanjangan tangan Tuhan untuk menyatakan Allah selalu merancangkan damai sejahtera
bagi kita semua dengan cara menjaga diri supaya tidak mencelakakan orang lain atau tidak merugikan
orang lain terutama orang tua.
3. Allah adalah Setia dan Adil. Namun, jangan pernah memanfaatkan kesetiaanNya dengan terus kita
berbuat dosa. Benar Allah pasti mendidik karena Dia rindu kita kembali padaNya. Tetapi, tidak ada yang
tahu kapan waktu kesudahan kita. kalau-kalau belum sempat berbalik dan tidak ada kesempatan lagi,
maka terputuslah kita dari Kasih Karunai Allah. Semangat ingin tahu dan hasrat ingin bebas dalam
kehidupan masa muda jangan sampai membawa kita pada kesia-sian.
4. Allah penuh dengan Kasih Karunia sehingga Abimelekh juga mendapat kasih sayang dari Allah. Kita
juga yang hidup sampai dengan saat ini hanya karena kasih dan sayang Allah, bukan karena kekuatan
dan kehebatan masa muda. Dan, Allah menyayangi orang-orang dengan ketulusan hati karena itu mari
jaga hati.
5. Jangan asal terjebak dengan kebiasaan berbohong untuk kebaikan. Tetapi perhatikanlah baik-baik semua
keputusan di masa muda ini dengan takut akan Tuhan.
6. Selebihnya dapat dijabarkan lebih lanjut oleh rekan-rekan terkasih, berdasarkan hasil PA kita bersama di
Senin kemarin…Tuhan memberkati dan selamat melayani…

Anda mungkin juga menyukai