Anda di halaman 1dari 3

Pembacaan : Mazmur 40:12-18

Tema : Merasa Tidak Sanggup

Tmn” yang diberkati oleh Tuhan, dalam perjalanan kehidupan manusia tentu ada kalanya kita
melakukan kesalahan baik kesalahan yang kecil maupun besar. Manusia pada dasarnya memang selalu
dihantui dengan perasaan bersalah ketika melakukan suatu kesalahan. Ada rasa bersalah, tertuduh,
tidak layak dan perasaan tertolak lainnya dialami oleh setiap kita. Bahkan, banyak diantara kita yang
gagal sebagai orang tua, sebagai muda-mudi bahkan sebagai hamba Tuhan yang terkadang juga dapat
berbuat salah. Rasa bersalah itu pun lebih diperparah oleh ejekan dari orang lain, tertawaan orang dan
hinaan yang datang dari sesama kita saat berjumpa dengan kita. Terkadang ketika kita melakukan suatu
kesalahan, ada orang-orang tertentu yang malah membuat kita semakin merasa bersalah atas kesalahan
yang kita lakukan. Padahal, kita tak menyadari bahwa setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan
dalam hidupnya. Mungkin, saat ini kita merasa kita sudah benar dan yang lainnya salah. Tetapi, kita tak
akan pernah tahu bagaimana kehidupan kita kedepannya mungkin malah kita yang kesalahannya lebih
besar dari mereka. Dalam hal ini, kita perlu menyadari bahwa hidup kita di dunia ini seperti bola kadang
kita di atas tetapi bisa juga kita di bawah. Rasa bersalah juga dapat membuat kita lari dari hadapan Allah
untuk menghindari hukuman-Nya atas kita. Namun, dalam hal ini kita akan belajar dari kehidupan Daud,
di mana disaat hidupnya telah jatuh ke dalam dosa ia tak pernah mengeluh dengan penderitaan yang
diberikan kepadanya atas setiap kesalahan-kesalahan yang dia perbuat.

Mazmur pasal 40 ini merupakan tulisan pemazmur Daud sendiri, di mana didalamnya berisikan
pengalaman iman Daud selama hari hidup yang ia jalani dengan begitu banyak perbuatan dosa yang
dilakukannya dihadapan Tuhan, baik dosa dalam keluarganya maupun ketika ia memimpin bangsa Israel.
Meskipun, kita tahu bersama bahwa Daud merupakan salah seorang yang dipilih Tuhan untuk menjadi
raja. Tetapi, seiring dengan berjalannya waktu ternyata ia dapat jatuh juga dalam perbuatan dosa.

Tmn” yang diberkati oleh Tuhan, Melalui kitab Mazmur 40 ini, sebagaimana judul pembacaannya yaitu
Syukur dan Doa, ini mengartikan bahwa pemazmur Daud mensyukuri akan setiap balasan dari Tuhan
atas dosa-dosa yang telah ia perbuat. Ia tidak lari dari kenyataan, tetapi ia tetap menerima konsekuensi
tersebut dengan tetap mengucap syukur kepada Allah. Bahkan, ayat-ayat sebelum pembacaan kita saat
ini Mazmur 40:12-18, pemazmur Daud sangat menyadari bahwa dalam pengalaman hidupnya dan
sejarah bangsanya, ia menyadari banyaknya karya yang Tuhan berikan dalam sejarah perjalanan
hidupnya bersama bangsanya. Dalam kesadaran itulah, ia tak pernah berhenti untuk menuliskan
berbagai pengalaman iman yang ia alami sendiri. Pemazmur Daud pun bermaksud agar pengalaman
iman yang ia alami tidak ia terima saja sendiri, tetapi juga ia ingin agar kita semua yang pada zaman ini
dapat belajar dari pengalaman imannya.

Pemahaman Teks
Seperti dalam pembacaan kita saat ini, Daud sangat mennyadari campur tangan Tuhan yang luar bisa
dalam hidupnya. Ia ditegur melalui peringatan kecil dengan berbagai kesusahan atau kesulitan yang
datang dalam hidupnya. Dalam hal ini, atas dasar pengalaman, ia memohon kepada Tuhan agar
mencurahkan rahmatNya kepadanya. Ia berharap agar semua sifat Tuhan, menjadi seperti tentara yang
menjaga dan melindunginya (ay.12). Hal itu amat penting sebab ia merasa hidupnya terancam
malapetaka amat besar dan banyak, tetapi itu semua terjadi karena dosa dan salahnya (ay.13). Itu
sebabnya ia memohon agar Allah membebaskan dari semua ancaman itu (ay.14). Selain karena
kesalahannya sendiri, rupanya ada juga musuh yang menghendaki dan merancangkan celaka atas hidup
pemazmur. Tetapi ia tetap berharap kepada Tuhan. Kalau Tuhan bertindak maka lawan yang
membencinya akan malu (ay.15-16). Pada ayat 17, pemazmud Daud juga mengimani bahwa jika Tuhan
yang bertindak memberikan pertolongan dan menegakkan kebenaran, maka orang suci akan bersukacita
dan bergembira karena Tuhan. Pemazmur Daud walaupun dalam keadaan sengsara dan miskin tetapi
Tuhan berkenan memperhatikan dia, Tuhan menolong dia. Atas dasar itu ia berseru di akhir mazmur: Ya
Allahku, janganlah berlambat! inilah sikap hati orang yang hidupnya selalu menaruh harapannya kepada
Tuhan.

Aplikasi

Tmn” yang diberkati oleh Tuhan, dari Firman Tuhan pada saat ini, kita dapat belajar dari
kehidupan Daud yang sebenarnya juga sering kita alami dalam langkah perjalanan kehidupan kita
sebagai anak” Tuhan. Disini saya dapat memberikan 3 poin sebagai perenungan dalam hidup kita untuk
mengerti kehendak Tuhan dalam hidup ini, antara lain:

1. Konsekuensi Dosa

Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, dosa telah berkuasa dalam kehidupan manusia, dosa memiliki
kekuatan yang aktif, jahat dan sangat merusak. Dosa telah merusak tatanan yang baik yang Allah
rancangkan dan tetapkan bagi kehidupan manusia dan dunia ini. Jika kita habis melakukan kejahatan
dan bertemu polisi dijalan takut atau tidak? Pasti takut, akan tetapi jika tidak melakukan kejahatan dan
bertemu polisi dijalan pasti akan tenang-tenang saja. Respon dari perbuatan jahat itu tidak timbul dari
pihak polisi melainkan dari pihak pelakunya, demikian juga ketika orang percaya berbuat dosa, respon
itu pasti timbul dari manusianya. Kadang kita merasa tidak layak, kita ketakutan, kita tidak menikmati
hadirat Tuhan. itu konsekuensi dari dosa. Keadilan dan kekudusan Allah membuat orang berdosa
menjadi takut dan gentar dihadapannya. Segala sesuatu yang kita lakukan pasti akan memberikan hasil
yang baik bahkan buruk. Semua itu tergantung dari apa yang kita kerjakan, lakukan dalam hidup ini. Kita
harus menrima setiap akibat atas apa yang kita lakukan.

2. Tetap Bersyukur di dalam penderitaan

Jika kita mencermati pola hidup burung rajawali, mereka belajar tumbuh dimulai ketika induknya
membongkar-bangkir sarangnya yang nyaman dan hangat. Untuk belajar terbang, seekor burung
rajawali harus dilemparkan dari punggung induknya yang ia tumpangi untuk belajar terbang. Bahkan
ketika dewasa pun seekor rajawali memanfaatkan badai yang dasyat untuk terbang bebas menuju
tempat yang jauh. ketika dewasa pun seekor rajawali memanfaatkan badai yang dasyat untuk terbang
bebas menuju tempat yang jauh. Manusia pun tumbuh besar dari masalah yang ia hadapi.

Untuk menjadi pribadi yang sabar, kita akan diperhadapkan pada orang yang menguji batas kesabaran
kita. Untuk menjadi pribadi yang mengasihi dengan apa adanya, kita harus mengalami pengkhianatan
dari orang yang sangat dekat dengan kita. Masalah dan kesulitanlah yang mendewasakan kita. Bukan
kenyamanan dan bukan pula kebebasan dari masalah. "Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah
memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi,
jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi
anak-anak gampang." (Ibrani 12:7-8). Inilah alasan kita untuk tetap hidup dalam ucapan syukur kepada
Tuhan, karena Ia selalu baik dalam setiap keadaan. Bahkan masalah yang timbul karena kesalahan kita
sendiri, merupakan bukti Tuhan ingin mendidik kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

3. Perlu Ada Evaluasi Diri

Hidup dalam waktu yang Tuhan berikan membutuhkan evaluasi diri terhadap hidup yang telah
dilalui, memperbaiki hidup saat ini, dan meningkatkan kehidupan yang akan datang. Perlu ada evaluasi
diri yang dilakukan secara teratur untuk mengetahui di mana kita sudah baik, kurang baik, atau belum
baik. Selanjutnya, perlu pula secara konsisten memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri. Sarana yang
paling baik untuk itu adalah dengan membaca firman Tuhan dan mengaplikasikannya dalam hidup
sehari-hari.

Tmn” yang diberkati oleh Tuhan, marilah kita selalu hidup dengan berpengharapan kepada
Tuhan dan selalu mengucap syukur dalam sgala hal yang kita alami dalam hidup ini. Biasanya kita
bersyukur nanti ketika dalam keadaan senang tetapi dalam keadaan susah kita cenderung untuk merasa
mengeluh kepada Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai