Anda di halaman 1dari 5

“Memelihara Iman dalam masa sukar”

by admin | Oct 16, 2020 | youth | 0 comments


Renungan Harian Youth, Jumat 16 Oktober 2020
Syalom teman-teman Youth yang dikasihi Tuhan, bagaimana kabar kalian hari ini , saya
berharap kalian semua dalam keadaan sehat, dan tetap semangat dalam menjalankan setiap
aktifitasmu.
Ada istilah yang berlaku “Memelihara dan Merawat Lebih Sulit dari pada Membangun ‘’. Ya
benar sajaistilah ini tidak hanya berlaku dalammembangun gedung, membangun cita cita dan
keinginan tetapi juga berlaku dalam membangun relasi / hubungan baik dengan Tuhan maupun
dengan sesama.
Suatu hari saya pergi kesuatu Kota, sambil menikmati perjalanan saya melihat pemandangan
dikiri dan dikanan sampai suatu saat mata saya tertarik untuk melihat suatu bangunan besar
dipinggir jalan dalam keadaan yang kotor dan tidak terawat. Sepertinya bangunan tersebut
bekas suatu penginapan/hotel yang sudah tidak dihuni dan dibiarkan begitu saja sampai kotor
bahkan banyak rumput rumput liar mulai memenuhi setiap bangunan. Dalam hati saya berfikir,
kok sayang banget padahal untuk membangun gedung ini pasti dibutuhkan perencanaan,
perhitungan dan ada harapan supaya bangunan ini bisa ada dan menghasilkan sesuai keinginan
pemiliknya, tetapi karena suatu hal bangunan ini menjadi tidak terpelihara dan tidak terawat
dengan baik sehinga, ditinggalkan. Mulai berfikir lagi pasti bangunan yang kotor  ini banyak
hantunya, namun Roh Kudus berbicara dan mengingatkan pada saya, seperti gedung itu kondisi
jiwa manusia jika tidak dirpelihara dan dirawat dengan baik. Wah cukup mengerikan juga,
sekaligus mengingatkan pada saya dan pada kita semua untuk benar benar menjaga,
memelihara dan merawat hubungan kita dengan Tuhan..
Sudah menjadi karakter dan tabiat manusia bahwa sesuatu yang awalnya semangat menggebu-
gebu dalam mewujudkan suatu cita-cita, apakah itu cita-cita membangun suatu bangsa,
perusahaan, lembaga pendidikan atau hubungan apa saja. Bila sudah terwujud apa yang dicita-
citakan, semangat untuk memelihara, menjaga dan merawatnya kadang teramat sulit, walau
tidak semuanya mampu untuk itu, tapi ada juga beberapa institusi atau individu yang mampu
menjaga keutuhan perwujudan dari cita-citanya itu.
Memang memelihara dan merawat lebih sulit dari pada membangun, namun bukan berarti
tidak mampu untuk mewujudkannya, tergantung kita yang menjalankannya !
Mudah untuk berpikir bahwa iman adalah semacam obat yang ajaib. Artinya, jika seseorang
memiliki iman dalam kadar yang secukupnya, ia akan kaya raya, selalu sehat, menjalani hidup
yang bahagia, dan setiap doa yang dipanjatkannya langsung menerima jawaban. Namun
sayangnya, kehidupan tidak berjalan mulus seperti rencana yang diharapkan. Sebagai bukti,
penulis kitab Ibrani menyajikan pengingat yang sangat kuat tentang makna “iman sejati” dengan
mengulas kehidupan beberapa pahlawan iman dari Perjanjian Lama (Ibr. 11).
Dalam Kitab Ibrani pasal 11 umumnya disebut sebagai Galeri Iman. Didalamnya kita dapat
membaca tentang beragam orang yang menghadapi Tantangan dan Ujian terhadap Iman
mereka, meski demikian, mereka tetap bertekun dengan mempercayai Tuhan. Oleh
anugerah Allah, kita pun dapat melakukan hal yang sama.
Gambaran iman tersebut tidak bisa disederhanakan menjadi semacam formula. Terkadang iman
memimpin pada kemenangan dan keberhasilan. Terkadang iman membutuhkan kebulatan tekad
yang teguh untuk bertahan dengan risiko apa pun.
“Sama hal dalam membangun Iman percaya kita kepada Tuhan
dibutuhkan Tekad yang bulat, pun demikian dalam memelihara
iman percaya kita  dibutuhkan komitmen dan kesetiaan.”
Sudah hampir 7 bulan lebih kita menghadapi pandemi Covid 19  yang belum tahu sampai kapan
wabah ini akan berakhir, ditambah lagi keadaan bangsa dan negara kita sudah mulai goncang
akibat Pro dan Kontra peraturan  omnibus law yang dikeluarkan DPR. Dan tentunya tantangan
masa remaja kita, entah itu sekolah online atau pergumulan lain yang kita hadapi
Apakah kita masih memelihara iman percaya kita kepada Tuhan ?
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan
menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah
tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.menerima mahkota
kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. – Yakobus 1 : 12
Mari rekan-rekan pemuda dan remaja biarlah setiap kita tetap menjaga dan memelihara iman
kita dan biarkan Tuhan saja yang akan menolong dan memampukan kita semua dalam
menghadapi setiap masalah dan percobaan.  Selalu ada penghiburan terbesar kita di tengah
duka dan kesukaran adalah mengetahui bahwa Allah tetap memegang kendali hidup kita.
Mari kita Bersama-sama menyelidiki setiap hati kita, apakah, hubungan kita dengan Tuhan dan
iman percaya kita mulai padam, mulai jenuh dan bosan. Kiranya Roh Kudus yang akan terus
mengingatkan kita dan memampukan setiap kita untuk tetap percaya dan setia sama seperti
waktu di awal awal kita membangun hubungan dengan Tuhan.
Kita mau tetap berdoa dan bersyukur dalam segala hal atas apa yang terjadi dalam setiap
kehidupan kita, karena itulah yang dikehendaki Allah.
1 Tesalonika 5:17-18, “Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab
itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
Komitmenku hari  ini :
Berikanlah kepadaku iman yang mempercayai-Mu dengan
sepenuh hati, ya Tuhan. Ajar kami untuk selalu menjaga dan
memelihara Iman percaya kami kepada-Mu.
KP – AC
DIBERKATI DAN MENJADI BERKAT
Bacaan: Mazmur 37:25-35
Penulis Mazmur 37 membandingkan keberhasilan orang fasik dengan orang benar yang takut
akan Tuhan. Tanpa mengandalkan Tuhan, bisa saja orang fasik mengumpulkan kekayaan
dengan ketekunan dan kerajinan atau dengan kelicikan dan kejahatannya. Hidup orang fasik
bisa saja sepertinya secara materi diberkati, namun tidak mungkin menjadi berkat secara rohani.
Bahkan diri orang fasik sendiripun akan berkahir dalam kebinasaan “….Karena sedikit waktu
lagi, maka lenyaplah orang fasik;… ” ( ay.10). Tentunya kita ingin memiliki kehidupan rumah
tangga atau keluarga yang diberkati dan pada gilirannya menjadi berkat.

Bagaimanana agar keluarga kita dapat menjadi keluarga yang diberkati dan menjadi
berkat? 

1.  Memiliki kehidupan yang benar 


“….tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan,..” (ay.20)
Dalam menjalankan kehidupannya “ orang benar ” takut akan Tuhan.
“Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala
perintah-Nya.” (Mazmur 112:1)
Keluarga yang menjalankan roda kehidupannya dengan benar, pasti akan harmonis, diberkati
dan menjadi berkat bagi orang-orang disekitarnya. Masing-masing anggota keluarga,baik suami-
istri, dan anak-anak bertanggung jawab menjalankan peranannya. Bukan karena takut kepada
manusia tetapi “ takut kepada Tuhan”.
Takut akan Tuhan mencakup :
– Kehidupan yang senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan
– Menjauhkan diri dan membenci dosa
– Melakukan kebenaran firman Tuhan dalam praktek kehidupan sehari-hari.
Mari kita doakan suami kita, Istri kita atau anak-anak kita supaya senantiasa hidup takut akan
Tuhan. Demikian juga mari kita mulai dari diri kita pribadi lepas pribadi senantias berusaha
menjadi orang yang takut akan Tuhan dan rendah hati. Takut akan TUHAN adalah sumber
kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut.” (Amsal 14:27)
2. Hidup penuh kemurahan dan belas kasihan. 
“tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi
berkat .”(ay.26)
Jika keluarga kita tidak mempraktekkan kehidupan yang murah hati dan penuh dengan belas
kasihan, jangan harap kita akan diberi kemurahan.
“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan
menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” (Galatia 6:10)
Orang yang kaya secara materi,belum tentu otomatis kaya dalam kemurahan. Tidak jarang kita
melihat orang yang semakin kaya,semakin kikir dan tidak mau peduli dengan orang lain
Kemurahan hati adalah buah Roh Kudus (Gal 5:22). Jemaat Makedonia adalah teladan dalam
kemurahan hati “ Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka
meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.” (2
Korintus 8:2)
Kekayaan dan kehormatan bukanlah segala-galanya. Kejarlah yang utama yaitu hidup takut
akan Tuhan dan dalam kemurahan hati, maka kekayaan dan kehormatan akan menjadi bonus
dalam keluarga atau rumah tangga kita.
Dengan demikian keluarga yang diberkati dan menjadi berkat bukan sekedar impian tetapi akan
menjadi kenyataan. Dan bersama Tuhan kita pasti mampu mewujudkannya. 

Tuhan telah memperlengkapi kita untuk melakukan setiap perbuatan baik (2 Tim 3:17). Hendaknya hidup
yang singkat ini bisa kita gunakan sebaik mungkin untuk selalu mengulurkan tangan kita kepada orang
yang membutuhkan dan bukannya menengadahkan tangan kita memohon belas kasihan orang. Hendaknya
masing-masing kita  belajar memberi dengan kerelaan hati dan sukacita. Kebaikan itu tentu saja bisa
muncul dalam diri banyak orang. Kebaikan yang berasal dari Allah.  “Hendaklah kamu murah hati, sama
seperti Bapamu adalah murah hati, ” kata penulis Lukas(Lukas 6:36). Kita diberkati untuk memberkati,
kita diberi untuk memberi. Hati yang bersukacita dalam memberi tidak akan memandang kekurangan atau
keterbatasan diri sendiri, tetapi mampu melihat dengan penuh rasa syukur bagaimana Tuhan selama ini
telah memberkati kita. Selamat menjadi Berkat! 
Tuhan Yesus memberkati.

Anda mungkin juga menyukai