Anda di halaman 1dari 3

Tiga Hal Yang Menjadi Penghalang Berkat.

Berkat yang dimaksudkan di sini lebih spesifik kepada berkat materi atau
keuangan. Berikut ini ringkasan khotbah beliau:
Tiga hal yang umumnya menjadi penghalang orang percaya untuk diberkati secara
keuangan:
Yang Pertama adalah Tidak Mengandalkan Tuhan.
Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang
mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami
datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri
padang asin yang tidak berpenduduk. (Yeremia 17 : 5 - 6)
Seringkali hal ini tidak disadari oleh kebanyakan orang Kristen. Mereka pergi ke
gereja tetapi hati mereka jauh dari Tuhan. Itu terlihat ketika mereka ada dalam
masalah, mereka bukannya mencari pertolongan dari Tuhan tetapi lebih
mengandalkan orang yang berpengaruh atau berkuasa untuk menjadi backing
mereka dalam menghadapi masalah. Mereka juga lebih mengandalkan pengalaman
dan kepintaran sendiri. Mereka sering kali mengambil keputusan tanpa bertanya
kepada Tuhan karena mereka merasa punya kemampuan dan pengalaman. Ketika
mereka mengambil keputusan bisnis mereka tidak mempedulikan kehendak Tuhan.
Yang dilihat mereka dan menjadi pertimbangan mereka hanyalah profit atau
keuntungan saja. Ini menyebabkan mereka sering terjerumus ke dalam berbagai
masalah, seperti salah memilih partner bisnis atau salah memilih jenis bisnis
sehingga pada akhirnya hasil yang mereka peroleh hanyalah nol besar!

Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada


TUHAN!
Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke
tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya
tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti
menghasilkan buah. (Yeremia 17 : 7 - 8)
Bagaimana mengetahui apakah kita sedang mengandalkan Tuhan? Lihat saja ketika
bangun pagi apakah yang pertama dilakukan? Banyak orang langsung cari koran,
membaca koran sambil minum kopi, atau berolah raga. Padahal bukan itu yang
menjadi sumber kehidupan dan kekuatan kita. Tuhan Yesus dan firman-Nya, itulah
yang menjadi Sumber Kehidupan dan Kekuatan kita. Kita tidak cukup hanya
mengandalkan ibadah seminggu sekali untuk mendapatkan pimpinan Tuhan dan
kekuatan dari pada-Nya. Kita perlu membangun keintiman dengan Allah setiap
hari. Banyak pebisnis Kristen yang tidak pernah melakukan Saat Teduh, yaitu
mengambil waktu yang khusus dan istimewa untuk bersekutu dengan Allah dengan
berdoa, memuji Allah dan merenungkan firman-Nya. Mereka juga tidak
membangun mezbah di dalam keluarganya (berdoa bersama keluarganya) dan
mencari wajah Tuhan. Sebagai suami atau kepala keluarga mereka hanya mencari
uang dan tidak menjalankan fungsi sebagai imam bagi keluarga mereka. Ini semua
adalah tanda-tanda apakah kita sedang mengandalkan Tuhan atau tidak.
Tetapi jika kita adalah orang yang mengandalkan Tuhan, maka kita akan diberkati
baik secara rohani maupun secara jasmani, termasuk secara keuangan. Kita tidak
perlu kuatir sebab kita memiliki Bapa yang mengasihi dan penuh kuasa. Jika kita
saja sebagai orang tua mengasihi anak-anak kita, apalagi Bapa di sorga. Ia sangat
mengasihi orang-orang yang bergantung kepada-Nya, yang berharap dan
mengandalkan Dia.
Penghalang berkat yang Kedua adalah Tidak mengembalikan milik Tuhan.
Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata:
"Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan
persepuluhan dan persembahan khusus! Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih
menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa! (Maleakhi 3 : 8 - 9)
Kita seringkali ingin diberkati tetapi tidak mau taat. Kita tidak mengembalikan apa
yang menjadi milik Tuhan, yaitu sepersepuluh dari berkat (keuangan) yang Tuhan
sudah berikan kepada kita. Kita bukan membayar perpuluhan, tetapi kita harus
mengembalikan perpuluhan, sebab itu adalah milik Tuhan.
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan,
supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN
semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan
mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan menghardik
bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya
jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta
alam. Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan
menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam. (Maleakhi 3 : 10 - 12)
Dalam mengembalikan perpuluhan juga kita tidak boleh semaunya sendiri, menurut
pikiran kita sendiri. Kita harus memberikan ke rumah Tuhan yaitu tempat di mana
kita dipelihara secara rohani. Kita jangan akal-akalan dengan Tuhan. Taat saja
kepada perintah-Nya, baik dalam hal jumlah (sepersepuluh) maupun dalam hal ke
mana kita harus mengembalikannya. Di mana saudara diberi makan secara rohani
ke situlah saudara harus mengembalikan perpuluhan saudara.
Kita juga diajarkan untuk memberikan persembahan khusus di luar perpuluhan,
misalnya untuk keperluan penginjilan. Kita harus dengan senang melakukannya
sebab itu adalah taburan kita. Jika kita menabur banyak kita akan menuai banyak.
Jadi jangan hitung-hitungan dengan Tuhan.
Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang
yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing
memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena
paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. (2 Korintus
9 : 6 - 7)
Jika kita tidak taat, akal-akalan dengan Tuhan, maka berkat kita akan terhalang.
Sebaliknya jika kita taat maka Tuhan telah berjanji untuk memberkati kita secara
berkelimpahan dan melindungi kita, supaya jangan kekayaan yang telah diperoleh
akhirnya dihabiskan oleh sakit penyakit, dicuri atau ditipu orang.
Penghalang berkat yang ketiga adalah Hubungan Suami Isteri yang tidak dijalankan
sesuai dengan Firman Allah.
Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada
di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan
dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan
salehnya hidup isteri mereka itu. (1 Petrus 3 : 1 - 2).
Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu,
sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari
kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang. (ayat 7)
Jika ingin diberkati, suami dan isteri haruslah memerankan dirinya sesuai dengan
Firman Tuhan. Isteri tidaklah boleh ingin berusaha menguasai suaminya. Mereka
harus tunduk kepada suaminya. Isteri haruslah menjadi penolong bukan
perongrong. Isteri harus menjadi penolong dan pendorong semangat suaminya
karena kita seringkali melihat bahwa isteri lebih tabah dan kuat ketika ada masalah.
Isteri janganlah membuat suami takut isteri sebab jika demikian suami tidak dapat
menjadi imam dan pemimpin dalam rumah tangga. Isteri yang ingin berkuasa atas
suaminya menjadikan suaminya bodoh dan tidak kreatif. Jika hal ini terjadi
biasanya anak-anaknya juga menjadi anak-anak yang bermasalah. Isteri tunduklah
dan hormatilah suamimu jika ingin kehidupan rumah tanggamu diberkati.
Demikian juga dengan suami-suami, mereka harus menghormati isteri mereka.
Mereka harus mengasihi isteri mereka bukan karena kecantikannya atau bentuk
tubuhnya, sebab kasih yang seperti itu tidak langgeng karena walau bagaimanapun
isteri kita yang cantik akan menjadi tua dan berkurang kecantikannya. Suami harus
mengasihi isterinya dengan rasa hormat, karena isteri adalah ibu yang telah
melahirkan anak-anak dan memelihara rumah tangga. Dengan demikian suami akan
dapat memaklumi kekurangan (ketidaksempurnaan) isterinya. Jika suami tidak
mengasihi isterinya sebagaimana yang dikatakan firman Allah, doa mereka menjadi
terhalang dan tentunya berkatnya pun menjadi terhalang. Sebaliknya jika hubungan
suami isteri dijalankan sebagaimana petunjuk Firman Allah maka berkat akan turun
dengan limpahnya bahkan mengikuti kita ke manapun kita pergi.

Anda mungkin juga menyukai