Anda di halaman 1dari 4

Pertama, takutlah akan PERUBAHAN.

 “Takut akan Tuhan” berarti “tahu diri”. Orang


yang takut akan Tuhan tahu posisinya sebagai orang yang telah menerima anugerah
Tuhan dan berkat-berkat-Nya setiap hari, lantas hidup dalam ketaatan akan
perintah-Nya. Apakah ia hidup di bawah ancaman setiap saat karena Tuhan sedang
menanti untuk menghukumnya? Tidak! Orang yang takut akan Tuhan justru memiliki
kenangan manis bersama-Nya. Mereka memiliki cerita tentang kedekatannya
dengan Tuhan, cerita yang membuat mereka bisa menjalani hidup ini dengan penuh
percaya dan taat kepada-Nya. Orang-orang Israel, sebaliknya, sudah melupakan
segala kebaikan Tuhan sehingga Dia perlu mengingatkan mereka kembali akan apa
yang telah dikerjakan-Nya. Untuk apa? Untuk menunjukkan seberapa tidak tahu
dirinya orang-orang Israel!


 takut akan TUHAN. Ia berkata sebelumnya (ay. 20), “Jangan takut seperti seorang budak,”
tetapi di sini, “Takutlah akan TUHAN, dengan ketakutan karena kasih, karena mengasihi Tuhan.”
Sebagai hasil dan bukti dari rasa takut kepada Tuhan, layanilah Dia dengan beribadah kepada-
Nya dan hiduplah dalam kesalehan, dalam kebenaran dan ketulusan, dan bukan hanya supaya
dilihat orang atau di bibir belaka, melainkan dengan hatimu, dengan segenap hatimu, bukan
dengan berpura-pura atau dengan hati yang mendua. Dan dua alasan yang ditekankan adalah:

(1) Bahwa mereka terikat dalam perasaan syukur untuk beribadah kepada Allah, dengan
mengingat betapa besarnya hal-hal yang dilakukan-Nya di antara mereka, untuk
mengikat mereka selamanya supaya beribadah kepada-Nya.

(2) Bahwa mereka terikat dalam kepentingan untuk beribadah kepada Dia, dengan
mengingat betapa hebatnya hal-hal yang akan dilakukan-Nya untuk melawan mereka
jika mereka masih tetap melakukan hal-hal yang jahat: ”Kamu akan dilenyapkan oleh
berbagai penghukuman Allah, baik kamu maupun rajamu itu yang engkau bangga-
banggakan dan andalkan itu, tetapi yang akan menjadi suatu berkat bagimu jika engkau
tetap berpaut kepada Allah.” Jadi, seperti seorang penjaga menara yang setia, Ia telah
memberi mereka peringatan, dan bahkan mengorbankan nyawa-Nya sendiri.

Kedua, beribadahlah kepada TUHAN. Beribadah kepada TUHAN seharusnya


dilakukan dengan permintaan hati karena dengan kegenapan hati, maka kita akan
membuka hati untuk menyambut kehadiran-Nya, untuk menerima firman-Nya dan
melakukan segala kehendak-Nya. Beribadahlah kepada TUHAN dengan
perlindungan hati dan setia. Kata setia bisa di pahami “Setia“. KBBI dalam situasi
kondisi apapun tetap setia atau setia karena kesetiaan akan menghasilkan
ketekunan, ketekunan akan melahirkan tahan uji, tahan uji akan mendatangkan
kekuatan iman . 
Beribadah dapat dipahami sebagai ungkapan rasa takut dan hormat serta syukur,
pujian dan kegembiraan kepada Tuhan karena Tuhan telah memelihara, mencintai
dan menyelamatkan kita, melalui ibadah kita bertemu dengan Allah mengenal
kehendakNya dan mendekatkan diri kepadaNya, kita mengakui bahwa manusia itu
terbatas dan berdosa sedangkan Allah kuasa dan penyelamat, oleh karena itulah
kita bergantung sepenuhnya kepada Allah dalam ketaatan dan penyerahan diri
kepadaNya. 

KESIMPULAN
Hanya takutlah akan Tuhan dan setialah beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu,
maka TUHAN akan melakukan hal-hal besar bagi kita. TUHAN akan memberikan
perlidungan, penyertaan dan keselamatan-Nya bagi kita. Karena itu, takutlah akan TUHAN
dan setialah beribadah kepada-Nya sepanjang hidupkita.

FILIPI

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga – mēden merimnate. Ini ungkapan
yang sama seperti yang terdapat dalam 25, janganlah kuatir akan hidupmu, yaitu hindarilah
kecemasan dan pikiran yang mengganggu tentang kebutuhan-kebutuhan dan kesulitan-kesulitan
hidup. Amatilah, sudah menjadi kewajiban dan kepentingan orang-orang Kristen untuk hidup
tanpa kekhawatiran. Khawatir untuk bertekun adalah kewajiban kita, dan itu berarti membuat
perkiraan secara bijak dan memberikan perhatian sebagaimana mestinya. Tetapi ada
kekhawatiran karena kita ragu-ragu dan tidak percaya, dan itu adalah dosa dan kebodohan kita,
yang hanya akan merisaukan dan mengganggu pikiran. “Janganlah hendaknya kamu kuatir
tentang apa pun juga, sehingga dengan kekhawatiranmu itu kamu tidak mempercayai Allah dan
membuat diri sendiri tidak layak untuk melayani-Nya.”

VI. Sebagai penangkal ampuh melawan kekhawatiran yang menggelisahkan, Rasul Paulus
menyarankan supaya kita berdoa senantiasa: Nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu
kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Perhatikanlah,

1. Kita tidak hanya harus memelihara waktu-waktu untuk berdoa, tetapi juga harus
berdoa setiap ada keperluan: Dalam segala hal dengan doa. Ketika apa saja membebani
roh kita, kita harus menenangkan pikiran kita dengan doa. Ketika urusan-urusan kita
menjadi kacau atau gelisah, kita harus mencari petunjuk dan dukungan.

2. Kita harus memadukan ucapan syukur dengan segala doa dan permohonan kita. Kita
tidak hanya harus mencari persediaan-persediaan kebutuhan, tetapi juga harus memiliki
tanda terima rahmat. Jika kita mensyukuri apa yang kita punya, maka itu menunjukkan
bahwa kita mempunyai kecondongan pikiran yang benar, dan ini merupakan alasan yang
kuat untuk berkat-berkat yang lebih banyak lagi.

3. Doa berarti mempersembahkan keinginan-keinginan kita kepada Allah, atau


memberitahukannya kepada Dia: Nyatakanlah keinginanmu kepada Allah. Bukan
berarti bahwa Allah perlu diberi tahu kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan
kita, sebab Ia mengetahuinya secara lebih baik daripada yang bisa kita katakan kepada-
Nya. Tetapi Ia ingin mengetahuinya dari kita, dan mau supaya kita menunjukkan
perhatian dan kepedulian kita, mengungkapkan penghargaan kita terhadap rahmat-Nya
dan rasa kebergantungan kita kepada-Nya.

dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Perhatikanlah, ajaran dan
kehidupan Paulus adalah dua hal yang sejalan. Apa yang mereka lihat padanya adalah
sama dengan apa yang mereka dengar darinya. Ia bisa mengajukan dirinya dan juga
ajarannya untuk mereka contoh. Kata-kata kita kepada orang lain akan bertambah kuat
apabila kita bisa meminta mereka untuk melihat apa yang ada pada kita. Dan inilah cara
supaya Allah, sumber damai sejahtera, menyertai kita sekalian – yaitu dengan
senantiasa menjalankan kewajiban kita kepada-Nya. 
KESIMPULAN

Banyak hal yang akan  membuat kita kuatir dalam hidup ini, namun
Tuhan menghendaki kita menyerahkan kekuatiran kita itu kepada-Nya
dalam doa.

Kita dapat melakukannya tiap pagi dengan masuk  ke dalam ruang doa
kita menyembah Tuhan dan secara rahasia mencurahkan satu persatu
kekuatiran kita itu kepada-Nya, berdiam diri mendengar suara Roh-Nya
yang tinggal dalam hati kita dan bersyukur kepada-Nya.

Kita akan dipimpin oleh Roh Kudus untuk melakukan sesuatu atau
tidak melakukan apa-apa, namun kita akan mengalami tanda
penyertaan Tuhan yang menghilangkan kekuatiran kita hari ini
termasuk melalui kejadian-kejadian yang Tuhan buat terjadi sebagai
petunjuk penyertaan-Nya.

Kekuatiran sehari cukuplah untuk sehari. Besok Tuhan akan tetap


menyertai kita sebagaimana Tuhan menyertai kita hari ini. Urusan kita
hanya percaya dan bersyukur saja dan terus tekun melakukan segala
perintah Kristus dengan kuasa dan dengan dipimpin oleh Roh Kudus.

Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan memelihara


hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus.

Anda mungkin juga menyukai