Anda di halaman 1dari 1

Ibrani 5 : 7 – 10

BELAJAR MELAKUKAN KETAATAN


"Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya," Ibrani 5:8
Ketaatan adalah hal terpenting dalam kehidupan orang percaya dan merupakan syarat utama yang harus dipenuhi untuk kita mengalami
pertumbuhan rohani dan mencapai kedewasaan penuh, bahkan bagi Tuhan Yesus sendiri: "...Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang
telah diderita-Nya," (Ibrani 5:8), dan "...dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan
sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8). Kalau bapa yang ada di dunia ini saja menginginkan setiap anaknya untuk taat terhadap apa saja
yang diperintahkannya, apalagi Bapa yang ada di sorga, Ia sangat mengharapkan anak-anak-Nya hidup di dalam ketaatan, bukan hidup
menurut kemauannya sendiri atau seenaknya sendiri.
Ketika Tuhan Yesus berada di dunia sebagai Anak, Ia memberi teladan kepada kita tentang bagaimana Ia taat melakukan kehendak Bapa,
oleh karena itu "...Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus
bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: 'Yesus Kristus
adalah Tuhan,' bagi kemuliaan Allah, Bapa!" (Filipi 2:9-11). Kristus adalah teladan utama dalam ketaatan! Begitu pula bila kita baca di
dalam Perjanjian Lama, Abraham begitu taat kepada Allah ketika ia harus mempersembahkan anak satu-satunya yaitu Ishak, sebagai
korban persembahan. Dalam hal ini, ketaatan Abraham benar-benar telah teruji.
Tuhan berfirman: "Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal
kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan
seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan
mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku." (Kejadian 22:16-18). Memang tidak mudah untuk hidup taat, tapi hal itu
bukan alasan untuk kita tidak mau belajar melakukannya.
Hidup dalam ketaatan inilah kehendak Tuhan bagi manusia, sedangkan ketaatan itu sendiri untuk kebaikan dan mendatangkan manfaat
bagi manusia. Yesus berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku." (Yohanes 14:15). Ia sendiri telah
meninggalkan teladan ketaatan kepada kita. "Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-
Nya," (Ibrani 5:8). Ketaatan yang ditunjukkan Yesus adalah ketaatan untuk mengalami penderitaan. Bagi kita, untuk taat saja terasa sulit
apalagi taat yang menimbulkan penderitaan.
Tuhan Yesus harus mengalami penderitaan selama Ia hidup di dunia. "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-
Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8). Ketaatan Yesus dalam menghadapi penderitaan membawaNya
kepada kesempurnaan. "dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang
taat kepada-Nya, dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek." (Ibrani 5:9-10). KetaatanNya dalam
menyelesaikan dan menggenapi misiNya menjadikan Yesus sebagai pokok keselamatan kekal bagi semua orang yang percaya
kepadaNya. "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam
nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku:
"Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu," 1 Petrus 1:14

Anda mungkin juga menyukai