Anda di halaman 1dari 97

AJARAN YESUS: AJARAN KRISTEN:

1. Yesus adalah utusan Tuhan (Yesus tidak


1. Yesus adalah Tuhan sesuai pernyataan
meminta dirinya untuk disembah dan
Paulus.
dipuja).

Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia


berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu
menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk
ke dalam kota orang Samaria, melainkan
pergilah kepada domba-domba yang hilang dari
umat Israel. (Matius 10:5-6) Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja,
yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala
Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu
domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya
(Matius 15:24) segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena
Dia kita hidup. (1 Korintus 8:6)
Aku (Yesus) tahu, bahwa Engkau selalu
mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang
banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu,
Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya
bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." dalam hatimu, bahwa Allah telah
(Yohanes 11:42) membangkitkan Dia dari antara orang mati,
maka kamu akan diselamatkan. (Roma 10:9)
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka
mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang NB:
benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Paulus berusaha mendoktrin orang lain bahwa
Engkau utus. (Yohanes 17:3) hanya dengan meyakini Yesus sebagai Tuhan
dan percaya Yesus telah bangkit dari antara
Aku (Yesus) berkata kepadamu: Sesungguhnya orang mati, maka ia akan diselamatkan.
seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada
tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia Dalam ajaran Paulus/Kristen, Yesus lebih
yang mengutusnya....Aku berkata kepadamu: dipromosikan sebagai Tuhan dibandingkan
Sesungguhnya barangsiapa menerima orang dengan Tuhan Allah/Bapa. Bandingkan dengan
yang Kuutus, ia menerima Aku, dan pernyataan-pernyataan Yesus yang lebih
barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia menonjolkan Allah/Bapa sebagai Tuhan Yang
(Bapa) yang mengutus Aku. (Yohanes Esa.
13:16,20)

Kamu telah mendengar, bahwa Aku (Yesus)


telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku
datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu
mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita
karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa
lebih besar dari pada Aku. (Yohanes 14:28)

2.Kristen mengutuk hukum Taurat sesuai


2. Yesus tidak membatalkan hukum Taurat.
pernyataan Paulus.

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang
(Yesus) datang untuk meniadakan hukum dibenarkan oleh karena melakukan hukum
Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam
untuk meniadakannya, melainkan untuk Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya
menggenapinya. (Matius 5:17) kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan
oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak
selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena
iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari melakukan hukum Taurat. (Galatia 2:16)
hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
(Matius 5:18)
NB:
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu Hukum Taurat merupakan bagian dari ajaran
perintah hukum Taurat sekalipun yang paling Yesus yang wajib dilaksanakan oleh umatnya
kecil, dan mengajarkannya demikian kepada (Matius 5:19).
orang lain, ia akan menduduki tempat yang
paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi
siapa yang melakukan dan mengajarkan segala
perintah-perintah hukum Taurat, ia akan
menduduki tempat yang tinggi di dalam
Kerajaan Sorga. (Matius 5:19)

Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup


keagamaanmu tidak lebih benar dari pada
hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-
orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan
masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:20)

3. Kristen membangkang penggenapan


3. Penggenapan (nasakh) Yesus terhadap
(nasakh) Yesus dan menggantinya dengan
beberapa hukum Taurat.
ajaran baru dari Paulus.

Maka jika matamu yang kanan menyesatkan


engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena
lebih baik bagimu jika satu dari anggota Sebab Kristus adalah kegenapan hukum
tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap
utuh dicampakkan ke dalam neraka. (Matius orang yang percaya. (Roma 10:4)
5:29)
NB:
Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan Kristen sama sekali menolak hukum cungkil
engkau, penggallah dan buanglah itu, karena mata dan potong tangan sebagaimana
lebih baik bagimu jika satu dari anggota diperintahkan Yesus (Matius 5:29-30).
tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan
utuh masuk neraka. (Matius 5:30)

Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah


sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena
langit adalah takhta Allah, (Matius 5:34)

4. Yesus disunat pada usia delapan hari 4. Kristen tidak mewajibkan sunat sesuai
sesuai perintah Tuhan. pernyataan Paulus.

Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam
disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat
yang disebut oleh malaikat sebelum Ia tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang
dikandung ibu-Nya. (Lukas 2:21) bekerja oleh kasih. (Galatia 5:6)

Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak
perjanjian antara Aku dan kamu serta penting. Yang penting ialah mentaati hukum-
keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara hukum Allah. (1 Korintus 7:19)
kamu harus disunat; (Kejadian 17:10)
NB:
haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan Sunat adalah manifestasi perjanjian yang kekal
menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. antara Allah dengan Abraham dan
(Kejadian 17:11) keturunannya, yang tidak bisa dibantah oleh
siapapun!
Anak yang berumur delapan hari haruslah
disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu,
turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu,
maupun yang dibeli dengan uang dari salah
seorang asing, tetapi tidak termasuk
keturunanmu. (Kejadian 17:12)

Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang


engkau beli dengan uang harus disunat; maka
dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi
perjanjian yang kekal. (Kejadian 17:13)

Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki


yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang
itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang
sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-
Ku." (Kejadian 17:14)

Kemudian Abraham menyunat Ishak, anaknya


itu, ketika berumur delapan hari, seperti yang
diperintahkan Allah kepadanya. (Kejadian 21:4)

5. Kristen mengajarkan adanya dosa warisan


5. Tidak ada dosa waris dalam ajaran Yesus.
dari Adam sesuai pernyataan Paulus.

Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan


berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke
datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi dalam dunia oleh satu orang (Adam), dan oleh
mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah
yang empunya Kerajaan Allah. (Markus 10:14) menjalar kepada semua orang, karena semua
orang telah berbuat dosa. (Roma 5:12)
Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati.
Anak tidak akan turut menanggung kesalahan
ayahnya dan ayah tidak akan turut
menanggung kesalahan anaknya. Orang benar
akan menerima berkat kebenarannya, dan
kefasikan orang fasik akan tertanggung
atasnya. (Yehezkiel 18:20)

6. Yesus memerintahkan banyak berwudlu


6. Kristen mengajarkan bernyanyi di gereja
apabila sedang berpuasa dan mengajarkan
sesuai perintah Paulus.
sujud serta berdoa ketika sedang sujud.

Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah dan berkata-katalah seorang kepada yang lain
kepalamu dan cucilah mukamu, (Matius 6:17) dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian
rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan
Maka Ia (Yesus) maju sedikit, lalu sujud dan dengan segenap hati. (Efesus 5:19)
berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau
sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari Hendaklah perkataan Kristus diam dengan
pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang segala kekayaannya di antara kamu, sehingga
Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kamu dengan segala hikmat mengajar dan
kehendaki." (Matius 26:39) menegur seorang akan yang lain dan sambil
menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan
Musa dan Harun serta anak-anaknya nyanyian rohani, kamu mengucap syukur
membasuh tangan dan kaki mereka dengan air kepada Allah di dalam hatimu. (Kolose 3:16)
dari dalamnya. Apabila mereka masuk ke dalam
Kemah Pertemuan dan apabila mereka datang NB:
mendekat kepada mezbah itu, maka mereka Menyanyi di gereja bukanlah ajaran Yesus,
membasuh kaki dan tangan--seperti yang tetapi ajaran Paulus (Efesus 5:19).
diperintahkan TUHAN kepada Musa. (Keluaran
40:31-32)

Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke


pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian
tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka.
(Bilangan 20:6)

Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku


dan engkau, dan Aku akan membuat engkau
sangat banyak." Lalu sujudlah Abram, dan Allah
berfirman kepadanya: (Kejadian 17:2-3)

7. Tidak ada larangan hidup mewah dalam


7. Yesus melarang hidup mewah di dunia.
ajaran Kristen sesuai pernyataan Paulus.

"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi;


di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan "Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi,
pencuri membongkar serta mencurinya.Tetapi tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan
kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri,
ngengat dan karat tidak merusakkannya dan supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada
pencuri tidak membongkar serta mencurinya. orang yang berkekurangan." (Efesus 4:28)
(Matius 6:19-20)

8. Yesus meninggal dunia dibungkus kain 8. Umat Kristen meninggal dunia diberi
kafan. pakaian rapi dan dibungkus peti mati.

Dan Yusufpun mengambil mayat itu,


mengapaninya dengan kain lenan yang putih Misalnya, meninggalnya Paus Yohanes Paulus
bersih, (Matius 27:59) II, penyanyi Broery Marantika, dan mantan
Menko Ekuin Radius Prawiro. Ketiganya diberi
Mereka mengambil mayat Yesus, pakaian rapi dan dibungkus peti mati sebelum
mengapaninya dengan kain lenan dan dikubur.
membubuhinya dengan rempah-rempah
menurut adat orang Yahudi bila menguburkan
mayat. (Yohanes 19:40)

9. Tidak ada hukum rajam dalam ajaran


9. Yesus tidak membatalkan hukum rajam.
Kristen.
Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita Ajaran Kristen menolak hukum rajam, karena
untuk melempari perempuan-perempuan yang ia adalah bagian dari hukum Taurat. Lihat
demikian. Apakah pendapat-Mu (Yesus) kembali pernyataan Paulus dalam Galatia
tentang hal itu?" (Yohanes 8:5) 2:16 (butir 2 di atas).
Dan ketika mereka terus-menerus bertanya
NB:
kepada-Nya (Yesus), Iapun bangkit berdiri lalu
berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara Kristen sama sekali menolak hukum rajam
kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama kepada para pelaku zinah, yang tentu saja ini
melemparkan batu kepada perempuan itu." bertentangan dengan perintah Yesus kepada
(Yohanes 8:7) umatnya (Yohanes 8:7).

10. Kristen adalah agama baru yang lahir


10. Yesus tidak membuat agama baru.
pada masa Paulus (setelah masa Yesus).

Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat


Lihat kembali pernyataan Yesus dalam Matius itu satu tahun lamanya, sambil mengajar
5:17-20 (Butir 2 di atas). banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu
untuk pertama kalinya disebut Kristen. (Kisah
Para Rasul 11:26)

Wassalaam.
101 Bukti Yesus Bukan Tuhan
Menurut Al Qur’an & Alkitab

1.Silsilah Yesus Kristus

Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanak Ishak, Ishak
memperanak Yakub, Yakub memperanak Yehuda dan saudara-saudaranya …. Yakub
memperanak Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kritus …… (Matius
1 : 1 …… dst).

Sebenarnya silsilah Yesus (Nabi Isa as) hanya bisa dinisbatkan kepada ibunya Maryam
karena kelahiran beliau tidak melalui hubungan biologis. Yesus (Nabi Isa) lahir dari
kalamullah maka lebih pantas disebut Yesus (Isa) bin Maryam, bukannya Isa (Yesus) bin
Yusuf. Karena ia dilahirkan oleh manusia, maka Yesus adalah 100% manusia dan bukan
Tuhan !

Yang namanya Tuhan (Allah), mustahil bersilsilah, Dia tidak berawal dan tidak berakhir.
Maka kesimpulannya adalah sebagai berikut :

 Setiap yang bersilsilah, pasti dia bukan Tuhan !


 Yesus bersilsilah, berarti Yesus bukan Tuhan !!

Dalam Qs. 57 Al Hadiid ayat 3 dijelaskan sebagai berikut :

“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir dan Yang Batin dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu.” (Qs. 57 Al Hadiid 3)

Ayat tersebut menjelaskan, hanya Allah saja yang tidak berawal dan tidak berakhir,
sementara Yesus (Nabi Isa) berawal dan berakhir. Berawal dari kelahirannya dan berakhir
dengan kematiannya.

1. Setiap yang berawal dan berakhir, pasti bukan Tuhan !

2. Yesus berawal dan berakhir, berarti Yesus bukan Tuhan !!

2. Kelahiran Yesus Kristus

“Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena
Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” (Matius 1 : 21).

Ayat tersebut merupakan nubuat Allah buat Maryam bahwa ia akan melahirkan anak laki-laki
yang bernama Yesus, sebagai penyelamat Umat yaitu Bani Israel.

 Setiap yang dilahirkan, pasti bukan Tuhan.


 Yesus dilahirkan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Yesus menjadi penyelamat umatnya (Bani Israel) berarti Yesus hanya seorang utusan
Tuhan, manusia biasa dan bukan Tuhan.

Al Qur’an juga menginformasikan kelahiran Yesus sebagai berikut :

“(Jibril) berkata, “Aku hanyalah utusan Tuhan-mu untuk memberikan kepadamu


seorang anak laki-laki yang suci.” (Qs 19 Maryam 19).

3. Yesus Pemimpin Umat Israel

“Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-ali bukanlah yang terkecil di antara
mereka yang memerintah Yehuda, karena daripadamulah akan bangkit seorang
pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.” (Matius 2:6).

Yesus dinubuatkan Tuhan untuk menjadi seorang pemimpin yang akan menggembalakan
umatnya Israel.

 Setiap yang dinubuatkan Tuhan, pasti bukan Tuhan.


 Yesus dinubuatkan Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang dijadikan penggembala bagi umat Israel, pasti bukan Tuhan.
 Yesus dijadikan penggembala bagi Israel, berarti Yesus bukan Tuha.

4. Yesus dibaptis oleh Yohanes

“Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibabtis olehnya.”
(Matius 3:13).

Kalau Yesus itu Tuhan, mestinya Yesus yang membaptis Yohanes, bukan sebaliknya. Setiap
orang baru memasuki wilayah suatu agama, pintu pertama yang harus dia lewati yaitu
“pembabtisan”, yang kalau dalah Islam “Bersyahadat”. Jika Yesus itu Tuhan, tentu tidak
perlu Tuhan harus dibabtis.

 Setiap yang dibabtis, pasti bukan Tuhan.


 Yesus dibabtis, berarti Yesus bukan Tuhan.

5. Yesus dikasihi oleh Tuhan.

“Lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan : “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi,
kepada-Nyalah AKu berkenan.” (Matius 3:17).

Suara yang terdengar dari langit itu adalah suara Tuhanyang mengasihi dan berkenan
terhadap anak-Nya yaitu Yesus. Jika Yesus itu Tuhan, suara Tuhan yang mana lagi  yang ia
dengar? Bukankah Tuhan itu hanya satu?

 Setiap yang mendengar suara Tuhan, pasti bukan Tuhan.


 Yesus mendengar suara Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang dikasihi Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 yesus dikasihi oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
6. Yesus dibawa dan dicoba oleh iblis

“Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.” (Matius 4:1).

Jika Yesus itu Tuhan, mestinya Tuhanlah yang mencobai Iblis, bukan sebaliknya. Sangat
tidak rasional jikat Tuhan harus dicobai oleh Iblis. Sebagai seorang Nabi atau Rasul, tentu
sangat wajar jika Yesus dicobai Iblis karena dia hanya seorang yang diutus oleh Tuhan.

 Setiap yang di coba oleh iblis, pasti bukan Tuhan.


 Yesus di coba oleh Iblis, berarti Yesus bukan Tuhan.

7. Yesus berpuasa dan merasa lapar

“Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah
Yesus.” (Matius 4:2).

Jika Yesus itu Tuhan, tentu tidak perlu Tuhan harus berpuasa dan merasa lapar. Yang
berpuasa dan merasa lapara adalah sifat manusia.

 Setiap yang berpuasa dan lapar, pasti bukan Tuhan.


 Yesus berpuasa dan merasakan lapar, berarti Yesus bukan Tuhan.

8. Iblis membawa Yesus

“Kemudian Iblis membawa-Nya ke kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait
Allah.” (Matius 4:5)

Jika Yesus itu Tuhan, tidak mungkin Tuhan bisa dibawa-bawa oleh Iblis, apalagi ditempatkan
oleh iblis di atas bubungan Bait Allah. Jika dia Tuhan, mana kekuasaannya sampai dia bisa
dbawa-bawa oleh iblis? Hal ini terkesan seperti main-main saja, apalagi iblis memerintahkan
agar Yesus meloncat dari bubungan Bait Allah.

 Setiap yang ditempatkan iblis ke atas bubungan Bait Allah, pasti dia bukan Tuhan.
 Yesus ditempatkan oleh iblis ke atas bubungan Bait Allah, berarti Yesus bukan
Tuhan.

9. Yesus dibawa iblis ke atas gunung

“Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan
kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya.” (Matius 4:8).

Seandainya Yesus itu Tuhan, tidak mungkin dia bisa dibawa-bawa oleh iblis, apalagi sampai
ditempatkan oleh iblis di atas gunung yang sangat tinggi.

 Setiap yang dibawa-bawa oleh iblis ke atas gunung, pasti bukan Tuhan.
 Yesus dibawa-bawa oleh iblis ke atas gunung, berarti Yesus bukan Tuhan.

10. Yesus menyuruh hanya menyembah kepada Allah.


“Maka berkatalah Yesus kepadanya :”Enyahlah Iblis! Sebab ada tertulis : Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya Dia sajalah engkau berbakti!”. (Matius 4:10).

Yesus menghardik dan menyuruh Iblis untuk menyembah hanya kepada Allah saja. Ini
berarti iblispun tahu bahwa Yesus mengajarkan tauhid dan dia bukan Tuhan atau Allah yang
harus disembah. Jika Yesus itu Tuhan, tentu kata-katanya kepada Iblis sebagai berikut,
“Enyahlah Iblis! Sebab ada tertulis : Engkau harus menyembah Aku, sebab hanya kepadaKu
sajalah engkau berbakti!”

 Setiap yang menyuruh menyembah kepada Tuhan, berarti bukan Tuhan!


 Yesus menyuruh menyembah kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan!

Dalam Al Qur’an surat Az Zuhruf 63-64 :

Dan ketika Isa datang membawa keterangan-keterangan, dia berkata, “Sesungguhnya


aku datang kepadamu dengan hikmah [1364] dan supaya aku terangkan kepada kamu
sebagian daripada yang kamu perselisihkan padanya. Maka bertaqwalah kepada Allah
dan taatlah kepadaku.” (QS: 43 – Az Zuhruf 63)

Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu, maka sembahlah dia. Inilah
jalan yang lurus.” (QS: 43 – Az Zuhruf 64)

Yesus menyuruh menyembah kepada Tuhan yang dia sembah yaitu Allah SWT. Ini
membuktikan bahwa Yesus hanyalah seorang nabi, rasul atau utusan Tuhan, bukan Tuhan!.

101 Bukti Yesus Bukan Tuhan


Menurut Al Qur’an & Alkitab

11. Yesus suruh melakukan menurut kehendak Tuhannya.

“Bukan setiap orang yang berseru kepadaku : Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Sorga.”
(Matius 7:21).

Yesus mengatakan bahwa “Yang masuk surga adalah orang yang melakukan menurut
kehendak Bapanya.” (Allah), bukan hanya berseru kepadanya : Tuhan, Tuhan!. Jika Yesus itu
Tuhan, niscaya dia akan mengatakan bahwa “yang masuk ke dalam kerajaan surga yaitu
mereka yang melakukan menurut kehendakk!”

 Setiap yang menyuruh melakukan kehendak Tuhannya, pasti bukan Tuhan.


 Yesus menyuruhnya melakukan menurut kehendak Tuhannya, berarti Yesus bukan Tuhan.

12. Yesus mengaku utusan Tuhan.

“Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut aku, ia


menyambut Dia yang mengutus aku.” (Matius 10:40)

Ayat ini bermakna bahwa barangsiapa yang menghormati Yesus, sama saja dia telah
menghormati Tuhan yang mengutusnya. Atau barang siapa yang mengikuti ajaran Yesus,
sama saja dia telah mengikuti ajaran yang telah mengutusnya yaitu Tuhan.  Atau barang siapa
yang mempermuliakan Yesus, berarti sama saja dia telah mempermuliakan yang
mengutusnya yaitu Allah SWT. Ini membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan, tapi hanya
seorang utusan Tuhan.

 Setiap yang diutus oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan!


 Yesus diutus oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan, tapi utusan Tuhan.

Catatan :

Demikian juga ummat Islam yang bershalawat kepada Nabi Muhammad saw, berarti mereka
dalam rangka menyambut yang mengutusnya, ialah Tuhannya Nabi Muhammad yaitu Allah
SWT. Pahalanya bukan semata-mata untuk Nabi Muhammad saw, tetapi kepada mereka yang
bershalawat kepadanya.

13. Yesus mengaku dia seorang Nabi.

“Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan
barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang yang benar, ia akan menerima
upah orang benar.” (Matius 10:41).

Yesus mengaku dia seorang yang benar dan seorang nabi, buka Tuhan!.

 Setiap yang mengaku seorang nabi, pasti bukan Tuhan!


 Yesus mengaku dia hanyalah seorang nabi, berarti Yesus bukan Tuhan!

Ayat tersebut bermakna, siapa yang menganggap Yesus sebagai Nabi, dia akan menerima
upah nabi. Dan siapa yang menerima Yesus sebagai orang benar, maka dia akan menerima
upah orang benar. Keem-pat Injil, yaitu Matius 13:57, Markus 6:4, Lukas 13:33, dan
Yohanes 4:44, semuanya mencatat pengakuan Yesus bahwa dia hanyalah seorang nabi,
bukan Tuhan!

Al Qur’an juga menjelaskan bahwa Yesus (Nabi Isa as) hanyalah seorang nabi, sebagaimana
ayat tersebut dibawah ini :

“(Isa) berkata, “Sesungguhnya aku adalah hamba Allah. Allah memberiku kitab dan
Dia menjadikan aku seorang nabi.” (Qs 19 Maryam 30)

Catatan :

Umat Islam yang menyambut Nabi Muhammad saw sebagai seorang nabi dan seorang benar,
berarti mereka akan menerima upah sebagai seorang Nabi dan seorang benar. Semua umat
Islam bershalawat kepada Nabi Muhammad, bukan mendoakannya agar beliau selamat di
akhirat, tapi yang bershalawat itulah yang akan menerima berupa pahala sebagai orang yang
benar dan berahklak. Dan perintah untuk bershalawat, kepada Nabi Muhammad saw adalah
perintah Allah, bukan perintah Muhammad, sebagaimana firman-Nya.

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat atas Nabi. [1229] Hai orang-
orang yang beriman bersalawatlah kepadanya, dan berilah salam dengan sungguh-
sungguh.”[1230] (Qs 33 Al Ahzaab 56).
Shalawat Allah kepada Nabi berarti curahan rahmat-Nya. Shalawat malaikat kepada Nabi
berarti permohonan rahmat Allah kepadanya. Allah menyuruh orang-orang mukmin
bershalawat kepada Nabi adalah sebagai perwujudan rasa kecintaan dan cara yang paling baik
untuk memelihara hubungan dengan Nabi Muhammad. Sedangkan untuk memelihara
hubungan dengan sesame muslim dilakukan dengan saling menyampaikan salam.

14. Yesus bersyukur kepada Tuhan.

“Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Baa, Tuhan langit dan
bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai,
tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.” (Matius 11:25).

Yesus sendiri mengaku dengan jujur dan polos bahwa dia juga mengucapkan syukur kepada
Allah, yaitu Tuhan langit dan Bumi.

 Setiap yang bersyukur kepada Tuhan Pencipta langit dan bumi, pasti bukan Tuhan!
 Yesus bersyukur kepada Tuhan langit dan bumi, berarti Yesus bukan Tuhan pencipta langit
dan bumi!

Al Qur’an jelaskan bahwa pencipta langit dan bumi bukan Yesus (Isa as) melainkan Allah
SWT.

“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan gelap
dan terang, kemudian orang-orang kafir menyamakan sesuatu dengan Tuhan mereka.”
(Qs 6 Al An’aam 1).

15. Yesus mengusir setan dengan kuasa Roh Kudus

“Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan
Allah sudah datang kepadamu.” (Matius 12:28)

Yesus mengaku bilaman ia mengusir setan, itu dilakukan dengan bantuan kuasa Roh Allah,
bukan dengan kuasanya sendiri. Pengakuan Yesus dengan jujur dan polos tersebut,
memberikan suatu makna bahwa apa yang dia lakukan itu semua atas kuasa Roh Allah,
bukan atas kuasanya sendiri, sebab dia bukan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dair ayat tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa :

 Setiap yang mengusir setan atas bantuan Roh Allah, pasti bukan Allah.
 Yesus mengusir setan atas bantuan Roh Allah, berarti Yesus bukan Allah.
 Setiap yang tidak punya kuasa mengusir setan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus tidak punya kuasa mengusir setan, berarti Yesus bukan Tuhan.

Untuk mengusir setan saja Yesus harus minta bantuan dari Roh Allah. Ini menunjukkan
bahwa Yesus bukan Tuhan, sebab terhadap setan saja dia tidak sanggup mengusirnya jika
tidak dibantu oleh Roh Allah.

16. Yesus berikan tanda tidak tepat

“Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga
Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.” (Matius 12:40.
Waktu itu beberapa orang ahli Taurat dan orang Farisi meminta sesuatu tanda dari Yesus, dan
kepada mereka Yesus berikan suatu tanda nabi Yunus tinggal dalam perut ikan 3 hari 3
malam. Ternyata tanda-tanda yang diberikan Yesus tersebut tidak tepat.

Alasannya sebagai berikut :

1. Nabi Yunus berada dalam perut ikan selama 3 hari 3 malam, sementara Yesus berada dalam
perut bumi hanya 1 malam 3 hari.
2. Nabi Yunus selama dalam perut ikan tetap dalam keadaan hidup, sementara Yesus dalam
perut bumi dalam keadaan mati.

Kalau Yesus itu benar-benar adalah Tuhan, tentu ramalannya akan tepat atau tidak akan
meleset. Ternyata ramalan atau tanda-tanda yang Yesus berikan kepada ahli Taurat dan orang
Farisi, tidak tepat atau meleset. Tentu saja ini cukup memberikan suatu bukti bahwa dia
bukan Tuhan.

 Setiap yang memberikan ramalan yang tidak tepat, pasti bukan Tuhan!
 Yesus meberikan ramalan atau tanda yang tidak tepat, berarti Yesus bukan Tuhan!
 Setiap yang mati dan tinggal ke dalam rahim bumi, pasti bukan Tuhan!
 Yesus mati dan tinggal dalam rahim bumi, berarti Yesus bukan Tuhan!

17. Yesus berdoa di atas bukit

“Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk
berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian disitu.” (Matius 14:23).

Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa Yesus naik ke bukit untuk berdoa seorang diri. Jika
Yesus itu Tuhan, tentu tidak perlu berdoa lagi kepada Tuhan. Jika masih ada Tuhan lain yang
dia sembah, berarti Tuhan itu lebih dari satu. Tuhan yang mana lagi yang disembah oleh
Yesus, jika ia sendiri adalah Tuhan???

 Setiap yang berdoa kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan!


 Yesus berdoa kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

18. Yesus diutus untuk Bani Israel

“Jawab Yesus :” aku diustus hanya kepada domba-domba yang hilang dari Umat Israel.”
(Matius 15:24)

Pengakuan Yesus tersebut menunjukkan bahwa dia hanya benar-benar di utus untuk kaum
tertentu saja, yaitu Bani Israel, bukan untuk seluruh kaum semesta. Jika Yesus itu Tuhan,
pasti ajarannya untuk seluruh manusia, seluruh alam semesta. Tetapi dalam ayat tersebut
Yesus katakana bahwa  dia hanya diutus untuk kaumnya saja yaitu Bani Israel.

 Setiap yang diutus Tuhan, pasti bukan Tuhan!


 Yesus diutus Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

Al Qur`an juga menjelaskan bahwa Yesus itu bukan Tuhan tapi hanya seorang utusan Tuhan
bagi kaumnya saja, yaitu Bani Israel. Perhatikan ayat Al Qur`an  sebagai berikut :
“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab [196], Hikmah, Taurat dan Injil.” (Qs
Ali Imran 48)

“Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka):
“Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda
(mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk
burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin
Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang
berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku
kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu.
Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku)
bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. “ (Qs Ali Imran 49)

“Dan (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang telah Kami beri karunia (kenabian)
atasnya dan Kami menjadikan-nya sebagai teladan bagi Bani Israil.” [1363](Qs 43 Az
Zuhkruf 59).

Ayat Alkitab dibawah ini yaitu Kisah Rasul 13:23, lebih memperjelas kebenaran Al Qur’an :

“Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah
membangkitkan Juru selamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.” (Kisah Rasul 13:23)

19. Yesus datang dengan kemuliaan Bapanya / Tuhan

“Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-
malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap oang menurut perbuatannya.”
(Matius 16:27).

Yesus memberikan kesaksian bahwa dia adalah Anak Manusia, karena dia dilahirkan dari
rahim seorang manusia bernama Maria. Yesus tahu dia punya seorang ibu, makanya dia
katakana bahwa dia adalah anaknya manusia. Tidak sekalipun Yesus memberikan kesaksian
bahwa dia adalah Allah itu sendiri. Buktinya Yesus dikatakan bahwa di akhir zaman nanti dia
akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya (Allah). Ini membuktikan bahwa dia itu bukan
Tuhan!

 Setiap yang mengaku anak manusia pasti bukan Tuhan.


 Yesus mengaku sebagai anak manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang datang dalam kemuliaan Tuhannya, pasti dia bukan Tuhan.
 Yesus datang dalam kemuliaan Tuhannya, berarti Yesus bukan Tuhan!!

20. Yesus adalah Mesias

“Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya :


“Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka: “Ada yang mengatakan
Yohanes Pembabtis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan
Yeremia atau salah satu nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka : “Tetapi apa katamu,
siapa Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang
hidup!” Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan
manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.”
Dalam dialog antara Yesus dengan murid-muridnya tersebut, tidak sekalipun Yesus mengaku
diri sebagai Tuhan. Keduabelas murid tersebut adalah orang yang paling dekat dengan Yesus.
Jika Yesus itu Tuhan, tentu mereka itulah yang pertama mengetahui. Saat Yesus bertanya:
“Siapakah aku ini?” tidak seorang pun dari mereka yang mengatakan bahwa Yesus adalah
Tuhan. Justru mereka menjawab “Engkau adalah Mesias anak Allah yang hidup.” Jawaban
mereka dibenarkan oleh Yesus. Sebab kata Yesus, jawaban itu berasal dari Bapa-Ku (Allah-
Ku) yang di sorga.

Mesias berasal dari bahasa Ibrani ‘Masyiakh’ atau ‘Al-Masih’ atau ‘Kristus’ (bahasa Yunani)
artinya “yang diurapi Tuhan” atau “yang dipilih Tuhan”. Sedangkan yang dimaksud dengan
“Anak Allah” adalah “Hamba Allah”. Dalam teologi bangsa Israel, mereka adalah anak-anak
Allah (hamba-hamba Allah) sebagaimana ayat-ayat Perjanjian Lama berikut ini :

“Maka engkau (Musa) harus berkata kepada Firaun : Beginilah firman Tuhan : Israel
ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; sebab iu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah
anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak
membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung.”
(Keluaran 4:22-23).

Yesus adalah keturunan Israel, sehingga dia mengakui sebagai anak Allah (hamba Allah).

Dari dialog tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Setiap Mesias (pilihan Tuhan), bukanlah Tuhan.


 Yesus mengaku sebagai Mesias (pilihan Tuhan)
 Berarti Yesus bukan Tuhan.

Kita juga dapat mengambil kesimpulan dari istilah “Anak Tuhan” berikut ini :

 Setiap anak Tuhan (hamba Tuhan) bukanlah Tuhan.


 Yesus mengaku sebagai anak Tuhan (hamba Tuhan)
 Berarti Yesus bukan Tuhan.

Wassalam: Ki Semar

101 Bukti Yesus Bukan Tuhan


Menurut Al Qur’an & Alkitab

21. Ramalan Yesus tidak terbukti

“Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya diantara orang yang tidak ada akan mati
sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajan-Nya.”
(Matius 16:28)

Ramalan Yesus tersebut diucapkan-Nya sudah hampir 2000 tahun yang lampau. Sudah
ratusdan generasi yang mati sejak waktu Yesus berucap seperti itu sampai sekarang, tetapi dia
(Yesus) belum juga datang sebagai Anak Manusia ke dunia ini. Jika Yesus itu Tuhan, tidak
mungkin ramalan Tuhan bisa meleset bukan? Tidak terbuktinya ramalan Yesus tersebut
karena memang dia bukan Tuhan, tapi hanyalah seorang anak manusia saja.
 Setiap yang ramalannya tidak tepat, pasti bukan Tuhan.
 Yesus memberikan ramalan tidak tepat, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang mengaku Anak Manusia, pasti bukan Tuhan.
 Yesus mengaku dia Anak Manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.

22. Terdengar suara dari langit

“Dan tiba-tiba ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaugi mereka dan dari
dalam awan itu tersengar suara yang berkata : “Inilah Anak Yang Kukasihi,
kepadaNyalah aku berkenan, dengarkanlah Dia.” (Matius 17:5)

Suara yang berkata  : “Inilah Anak yang Kukasihi,…” itu adalah suara Tuhan dari langit yang
didengar langsung oleh Petrus dan Yesus. Peristiwa ini terjadi di atas gung yang tinggi
dimana saat itu Yesus berubah wajahnya, sehingga dalam penglihatan Petrus, Yesus sedang
berbicara dengan Musa dan Elia. Maka pad saat itulah terdengar suara Tuhan dari langit yang
mengatakn seperti itu.

 1. Setiap yang mendengar suara Tuhan, pasti bukan Tuhan.


 2. Yesus mendengar suara Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 3. Setiap yang dikasihi oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 4. Yesus dikasihi oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

23. Yesus mati, dibangkitkan Tuhan

“Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka : “Jangan
kamu ceriterakan peglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia
dibangkitkan dari antara orang mati.” (Matius 17:9)

Yesus berpesan jangan menceeriterakan kepada seorangpun penglihatan mereka, sebelum dia
dibangkitakn dari antara orang mati. Jika Yesus itu Tuhan, tidak mungkin Tuhan itu mati dan
dibangkitkan kembali. Itu merupakan salah satu pengakuan Yesus yang begitu jujur dan
polos, bahwa dia adalah seorang anak manusia, bukan Tuhan. Tapi anehnya umat Kristiani
malah tidak percaya ucapan Yesus tersebut, malah mereka jadikan Yesus itu Tuhan.

 Setiap yang merasakan mati, pasti bukan Tuhan!


 Yesus merasakan mati, berarti Yesus bukan Tuhan!
 Setiap yang dibangkitkan oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan!
 Yesus dibangkitkan oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan!

24. Hanya Allah yang berhak, Yesus tidak berhak

“Yesus berkata kepada mereka : “Cawan-Ku memang akan kau minum, tetapi hal duduk
di sebelah kananku atau di sebelah kiriku, aku tidak berhak memeberikannya. Itu akan
diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapaku telah menyediakannya.” (Matius 20:23)

Konteks ayat tersebut yaitu ketika kedua muridnya yaitu Yakobos dan Yohanes meminta
kepad Yesus agar mereka berdua bisa duduk di sebelah kanan atau di sebelah kirinya Yesus.
Tetapi Yesus mengaku dengan jujur dan polos, bahwa dia tidak punya hak untuk
mengabulkan permintaan mereka berdua, karena kata Yesus hal iu hanyalah haknya Bapanya
(Allah), bukan haknya dia. Pengakuan tersebut jelas-jelas menunjukkan bahwa dia itu bukan
Tuhan. Dengan adanya pengakuan Yesus dengan jujur seperti itu, maka dia dapat simpulkan
sebagai berikut :

 Setiap yang mati mengorbankannya nyawanya, pasti bukan Tuhan.


 Yesus mati mengorbankan nyawanya, berarti Yesus bukan Tuhan.

25. Nyawa Yesus sebagai tebusan

“Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani
dan unuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. “(Maitus 20:28)

Dalam ayat  tersebut Yesus katakan bahwa dia hanyalah anak manusia, karena dia terlahir
dari rahim ibunya. Jika Yesus itu Tuhan, tentu tidak mungkin hanya untuk menebus dosa-
dosa manusia, nyawa Tuhan sendiri yang dikorbankan. Timbul pertanyaan lain; bagaimana
dengan nasib orang-orang yang lahir dan mati sebelum kedatangan Yesus sebagai penebus
dosa manusia? Tuhan Maha Kuasa, tentu Dia berhak untuk mengampuni dosa-dosa manusia
tanpa harus mengorbankan “Anak-Nya” sendiri. Jika Yesus itu Tuhan, tentu tidak mungkin
Tuhan mengorbankan nyawanya untuk manusia. Manusia-lah yang berkorban untuk Tuhan,
bukan Tuhan untuk manusia.

 Setiap yang mati mengorbankan nyawanya, pasti bukan Tuhan.


 Yesus mati mengorbankan nyawanya, berarti Yesus bukan Tuhan.

26. Tuhan, anaknya Daud?

“Dan ketika Yesus dan murid-muridnya keluar dari Yerikho, orang yang berbondong-
bondong mengikuti Dia. Ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan mendengar,
bahwa Yesus lewat, lalu mereka berseru: “Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!” Tetapi
orang banyak itu menegor mereka supaya mereka diam. Namun mereka makin keras
berseru, katanya : “Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!” (Matius 20:29-31)

Sungguh aneh orang yang berteriak memanggil Yesus dengan kata-kata:”Tuhan, anak Daud”.
Jika mereka sudah tahu bahwa Yesus adalah Tuhan, tentu tidak perlu lagi menambahkan
dengan kata-kata “Anak Daud”

Cukup mereka berteriak “Tuhan, kasihanilah kami.” Sangat tidak masuk akal sehat jika
Tuhan berasal dari keturunan anak Daud. Tuhan itu tidak berasal dari keturunan Daud. Tuhan
itu tidak bersilsilah, tidak berawal dan tidak pula berakhir. Dari bunyi ayat-ayat tersebut
membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan karena dia bersilsilah. Lagi pula yang mengatakan
Yesus itu Tuhan, bukan dia sendiri.

Yang mengatakan Yesus itu Tuhan adalah orang-orang yang mempertuhankannya, padahal
Yesus sendiri tidak pernah menyatakan bahwa dirinya adalah Tuhan.

 Setiap anak keturunan nabi Daud, pasti bukan Tuhan!


 Yesus disebut anak Daud, berarti Yesus bukan Tuhan !!

Al Qur’an juga jelaskan bahwa Yesus bukan Tuhan, dia hanyalah hambaa Allah yang
mendapat karunia sebagai rasul Allah yang menjadi teladan bagi bani Israil.
“Dan (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang telah Kami beri karunia (kenabian)
atasnya dan Kami menjadikannya sebagai teladan bagi Bani Israil.” [1363] (Qs 43 Az
Zuhkruff 59)

27. Inilah Nabi Yesus dari Nazaret

“Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata :
“Siapakah orang ini?” Dan banyak orang berkata itu menyahut: “Inilah Yesus dari
Nazaret di Galilea.” (Matius 21:10-11)

Seluruh orang di kota Yerussalem berkata Yesus adalah seorang Nabi dari Nazaret, Yesus
tidak memprotes sebutan itu, karena memang dia hanyalah Nabi. Sayang sekali istilah “Nabi
Yesus” tidak popular, yang popular adalah “Nabi Isa”. Mungkin terdengar janggal jika ada
yang menyebut “Nabi Yesus”. Padahal Yesus tidak melarang orang memanggilnya “Nabi
Yesus”. Orang yang hidup sezaman dan sempat berdialog dengan Yesus, tahu bahwa Yesus
bukan Tuhan. Bagaimana mungkin orang yang datang ratusan bahkan ribuan tahun
kemudian, mengatakan Yesus itu bukan nabi dia adalah Tuhan????

 Setiap yang mengatakan bahwa Yesus adalah nabi, pasti bukan Tuhan!
 Yesus seorang Nabi-nya Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan !!

28. Yesus merasa lapar dan mengutuk pohon ara

“Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar. Dekat
jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon
itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu : “Engkau tidak akan berbuah lagi
selama-lamanya!” dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.” (Matius 21:18-19)

Sangat manusiawi sekali jika Yesus merasa lapar, sebab namanya manusia pasti merasakan
lapar. Ini membuktikan bahwa Yesus hanyalah manusia biasa, bukan Tuhan. Sangat tidak
masuk akal jika Tuhan merasa lapar. Yang lebih tidak rasional yaitu bagaimana mungkin
hanya karena Yesus tidak mendapatkan apa yang dia inginkan dari pohon ara tersebut yaitu
buahnya, lalu pohon ara tersebut dikutuknya. Tentu menjadi pertanyaan, apakah kesalahan
dari pohon ara tersebut? Jika Yesus itu Tuhan, sebenarnya tanpa mendekatpun mestinya dia
tahu, bahwa pohon ara tersebut tidak ada buahnya. Dan jika Yesus itu Tuhan, mestinya dia
Maha Tahu dan pasti dia akan tahu musim berbuah. Dan walaupun bukan musim berbuah,
jika Yesus itu adalah Tuhan, tentu dia bisa memerintahkan kepada pohon ara tersebut untuk
mengeluarkan buahnya. Jika pohon ara tersebut bisa mengeluarkan buahnya, justru akan
menambah keyakinan pada muridnya bahwa Yesus adalah Tuhan. Tetapi hal itu tidak
dilakukan Yesus, sebab memang dia bukan Tuhan, jadi dia tidak berkuasa memerintahkan
pohon ara itu untuk mengeluarkan buahnya.

 Setiap yang merasa lapar, pasti dia bukan Tuhan.


 Yesus merasa lapar, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang tidak bisa memerintahkan pohon mengeluarkan buahnya, pasti bukan
Tuhan.
 Yesus tidak bisa memerintahkan pohon untuk mengeluarkan buahnya, berarti Yesus
bukan Tuhan.
 Setiap yang tidak tahu musim buah, pasti dia bukan Tuhan.
 Yesus tidak tahu musim buah, berarti Yesus bukan Tuhan.

29. Dialog Yesus dengan orang Farisi

“Guru, hokum manakah yang terutama dalam hokum taurat?” Jawab Yesus kepadanya :
“Kasihanilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap akal budimu.” (Matius 22:36-37)

Orang-orang Farisi yang hidup sezaman dengan Yesus, bahkan mereka bisa berbicara
bertatap muka langsung dengan Yesus, memanggil Yesus “Guru” bukan “Tuhan”. Ini
membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan. Yesus menjawab “Kasihanilah Tuhan, Allahmu …
dst …”. Jika Yesus itu adalah Tuhan, mestinya dia katakana “Kasihanilah Aku sebab akulah
Tuhan, Allahmu.” (Matius 22:36-37)

 Setiap yang mengasihi Tuhan, pasti bukan Tuhan.


 Yesus mengasihi Tuhan, Allahnya, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap orang yang dipanggil Guru, pasti bukan Tuhan.
 Yesus dipanggil guru berarti Yesus bukan Tuhan.

30. Yesus tidak tahu hari kiamat

Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun tahu , malaikat-malaikat di sorga tidak,
dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” (Matius 24:36)

Berbicara tentang kapan datangnya hari kiamat, Yesus berterus terang bahwa tidak
seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga pun tidak tahu, dan Yesus sendiri tiak tahu
kapan hari kiamat tiba, kecuali hanya Allah yang tahu. Jika Yesus itu Tuhan, mestinya dia
tahu kapan datangnya hari kiamat itu. Wajar jika ia tidak tahu, sebab memang dia itu
hanyalah seorang nabi atau Rasul, bukan Tuhan!

 Setiap yang tidak tahu tentang hari kiamat, pasti bukan Tuhan!
 Yesus tidak tahu kapan datangnya hari kiamat, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang memanggil Bapa kepada Tuhannya, pasti bukan Tuhan.
 Yesus memanggil Bapa kepada Tuhannya, berarti Yesus bukan Tuhan!!

Wassalam: Ki Semar

101 Bukti Yesus Bukan Tuhan


Menurut Al Qur’an & Alkitab

31. Yesus pergi berdoa di Getsmani

“Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama


Getsmani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Duduklah disini sementara Aku
pergi ke sana untuk berdoa.” (Matius 26:36)

Sebenarnya jika mau berdoa, dimana saja boleh, tidak harus memilih tempat khusus. Yesus
berpesan kepada murid-muridnya untuk menunggu dia yang akan berdoa di suatu tempat
yang bernama taman Gestmani. Sampai tiga kali terjadi Yesus berdoa ditaman tersebut
sebelum dia ditangkap dan diserahkan ketangan orang-orang yang berdosa yang akan
menangkapnya (Matius 26:42-45). Ini semua membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan.
Tuhan tidak perlu lagi harus berdoa. Jika Tuhan itu harus berdoa, kepada siapa lagi doa
ditujukan?

 Setiap yang berdoa kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan!


 Yesus berdoa kepada Tuhan berarti Yesus bukan Tuhan !!

32. Yesus sedih, gentar dan terasa akan mati

“Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa
sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka : “Hatiku sangat sedih, seperti mau mati
rasanya. Tinggalah disini dan berjaga-jagalah dengan Aku.” (Matius 26:37-38).

Dalam kitab suci agama manapun tidak pernah kita temukan Tuhan harus sedih dan gentar,
kecuali didalam Alkitab/Bible. Manusia tidak boleh memberikan sifat lemah kepada Tuhan,
sebab setiap yang punya sifat lemah, pasti bukan Tuhan. Jika Tuhan punya sifat lemah, apa
bedanya Dia dengan makhluk ciptaan-Nya? Jika Yesus itu Tuhan, tidak mungkin Tuhan
punya rasa sedih, gentar, apalagi merasa seperti mau mati. Sifat-sifat lemah seperti itu adalah
sifat makhluk ciptaan-Nya bukan sifat Tuhan.

 Yesus yang merasa sedih dan gentar, pasti bukan Tuhan.


 Yesus merasa sedih dan gentar berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang merasa seperti mau mati, pasti bukan Tuhan.
 Yesus merasa seperti mau mati, berarti Yesus bukan Tuhan.

33. Yesus sujud dan berdoa

“Yesus maju sedikit, lalu sujud dan berdo’a, kata-Nya : “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya
mungkin, biarlah cawan ini llau daripada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Ku
kehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39).

Yesus sujud dan berdoa kepada Allah dan memohon agar kehendak Allahnya yang terjadi,
bukan menurut kehendaknya sendiri. Ini membuktikan bahwa Yesus itu bukan Tuhan, bukan
Allah, tapi hanya sebagai manusia biasa. Tidak mungkin Tuhan harus sujud menyembah
kepada Tuhan. Tuhan yang mana lagi yang disujudi oleh Yesus jika dia sendiri adalah
Tuhan?

 Setiap yang sujud kepada Allah pasti bukan Allah.


 Yesus sujud kepada Allah, berarti Yesus bukan Allah.
 Setiap yang berdoa kepada Allah, berarti Yesus bukan Allah.
 Yesus berdoa kepada Allah, berarti Yesus bukan Allah.
 Setiap yang tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, pasti bukan Tuhan.
 Yesus tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan.

34. Yesus raja orang Yahudi

“Dan di atas kepalan-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa dia
dihukum : Inilah Yesus Raja orang Yahudi.” (Matius 27:37).
Pada zaman itu orang-orang bisa bertemu dan bertatap muka langsung dengan Yesus. Jika
Yesus itu Tuhan, dapat dipastikan mereka akan menyembah dan takut akan dia, bukan malah
menghukumnya. Mana mungkin ada manusia berani menghukum Tuhan! Tulisan : Inilah
Yesus Raja orang Yahudi” menunjukkan bahwa dia itu hanya sebagai seorang pemimpin
sukunya atau kaumnya, yaitu orang Yahudi, atau Bani Israel.

Sebelum Yesus lahir, Allah SWT telah menubuatkan bahwa akan lahir seorang anak laki-laki
yang akan menjadi raja atas kaumnya yaitu Yahudi dari keturunan Yakub, bernama Yesus.
Jadi yang lahir itu “orang” bukan “Tuhan”. Perhatikan nubuat Allah sebelum Yesus
dilahirkan ke dunia dalam Injil Lukas 1:31-33 sebagai berikut L:

“Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki
dan hendaklah kamu menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut
Anak Allah Yang Maha Tinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya
takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan ia akan menjadi raja atas kaum Yakub sampai
selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”

 Setiap yang dilahirkan seorang wanita, pasti bukan Tuhan.


 Yesus dilahirkan seorang wanita,berarti Yesus bukan Tuhan
 Setiap yang dinubuatkan oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus dinubuatkan oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang lahir dari kandungan seorang wanita, pasti anak manusia.
 Yesus dilahirkan dari kandungan seorang wanita, berarti Yesus seorang anak manusia,
jadi bukan Tuhan!!

Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Tuhan itu tidak beranak dan tidak diperanakkan atau
dilahirkan, sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur’an surat Al Ikhlash 3 sebagai berikut :

“Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan.” (Al Ikhlash 3)

35. Yesus tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri

“Demikianlah juga imam-imam kepala bersama-sama Ahli Taurat dan tua-tua mengolok-
olokan Dia dan berkata :”Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia
selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya
kepada-Nya. Ia (Yesus) menaruh harapan-Nya pada Allah: Baiklah Allah menyelamatkan
Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata : Aku adalah Anak
Allah.” (Matius 27:41-43)

Ayat ini sangat menarik, sebab jika Yesus itu Tuhan, tentu dia bisa menyelamatkan dirinya
sendiri dari siksaan dan penderitaan, dan bisa turun dari salib. Kalau pada saat itu juga Yesus
benar-benar bisa menyelamatkan dirinya, pasti para imam kepala dan ahli taurat akan
langsung percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Jika hanya untuk menyelamatkan dirinya
sendiri tidak sanggup, bagaimana mungkin Yesus bisa menyelamatkan seluruh manusia di
dunia???

 Setiap yang tidak bisa menyelamatkan dirinya pasti bukan Tuhan!


 Yesus tidak bisa menyelamatkan dirinya, berarti Yesus bukan Tuhan!
 Setiap yang menaruh harapan kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan!
 Yesus menaruh harapannya kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan!

36. Yesus berseru panggil Tuhannya

“Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?”
Artina : Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa engkau meninggalkan Aku?” (Matius 24:46).

Ketika Yesus dipaku dan digantungkan dikayu salib, sebelum ia mati dia berseru memanggil
Tuhannya (Allah) “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Teriakan Yesus seperti itu justru memberikan
pengertian sebagai berikut :

 Jika Yesus itu Tuhan, Tuhan mana lagi yang dia panggil?
 Jika Yesus dipersiapkan oleh Tuhan untuk mati di kayu salib dalam rangka untuk
menebus dosa, tentu tidak perlu dia harus berteriak-teriak minta tolong kepad Tuhan,
seharusnya dia ikhlas disalib.
 Jika didalam diri Yesus ada Tuhan, mengapa dia masih memanggil-manggil Tuhan
lagi? Ini membuktikan Yesus dan Tuhan tidaklah menyatu.
 Setiap yang berseru memanggil Tuhan, pasti dia bukan Tuhan.
 Yesus berseru memanggil Tuhannya, berarti Yesus bukan Tuhan.

37. Yesus menyerahkan nyawanya

“Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.” (Matius
27:50).

Begitu Yesus hampir mati atau dalam keadaan sakaratul maut, setelah dia berseru
memanggil-manggil kepada Tuhannya, dia menyerahkan nyawanya. Dalam hal ini menjai
pertanyaan :

 Jika Yesus itu adalah Tuhan, siapa yang mencabut nyawa Tuhan?
 Jika Yesus itu Tuhan, Tuhan yang mana lagi yang menerima nyawanya?
 Ketika Yesus mati selama tiga hari, siapa yang mengendalikan dunia atau alam
semesta ini ?
 Setiap yang mati dan menyerahkan nyawanya, pasti bukan Tuhan?
 Yesus mati dan lalu menyerahkan nyawanya, berarti Yesus bukan Tuhan?

38. Yesus diberi kuasa oleh Tuhan

“Yesus mendekati mereka dan berkata : “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga
dan dibumi.” (Markus 28:18)

Jika Yesus telah diberi kuasa penuh di sorga dan di bumi oleh Tuhannya, tentu menjadi
pertanyaan, Tuhan mana lagi yang memberikan kuasa-Nya kepadanya, sementara dia itu juga
adalah Tuhan?? Jika benar Yesus mendapat kuasa dari Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
Dan kalau segala kuasa sudah diberikan atau diserahkan Tuhan sepenuhnya kepada Yesus,
apa lagi fungsi Tuhan di alam semesta ini? Apakah Tuhan nganggur dan tidak melakukan
apa-apa lagi karena segalanya sudah diserahkan sepenuhnya kepada Yesus? Dan jika benar
segala kuasa di surga dan di bumi semuanya telah diberikan kepada Yesus, lalu kekuasaan
apalagi yang masih dimiliki oleh Tuhan??
 Setiap yang mendapatkan kuasa dari Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus mendapatkan kuasa dari Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

39. Yesus punya ibu dan adik-adik saudara sekandung

“Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri diluar,
mereka menyuruh orang memanggil Dia. Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia,
mereka berkata kepada-Nya :”Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu diluar, dan berusaha
menemui Engkau.” (Matius 3:31-32)

Ayat tersebut menceritakan, Yesus mempunyai ibu dan saudara kandung. Dalam kitab suci
manapun, tidak pernah kita jumpai Tuhan punya ibu dan saudara dan adik. Kalau Tuhan
punya adik dan saudara sekandung, berarti adik-adik sekandung dari Tuhan itu punya anak
keturunan yang masih hidup di dunia ini, dan jumlah mereka pasti sangat banyak. Dari ayat
tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Setiap yang punya ibu kandung bukan Tuhan.


 Yesus punya ibu kandung, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang punya adik kandung, pasti bukan Tuhan.
 Yesus punya adik kandung, berarti Yesus bukan Tuhan.

40. Yesus anak seorang tukang kayu

“Bukanlah ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon?
Dan bukanlah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka
kecewa dan menolak Dia.” (Markus 6:3)

Suami Maria bernama Yusuf. Dia berprofesi sebagai tukang kayu. Orang-orang yang hidup
sezaman dengan Yesus tahu persis bahwa Yesus itu manusia biasa seperti mereka, bukan
Tuhan. Tidak mungkin Tuhan punya ayah seorang tukang kayu. Tetapi jika Yesus sebagai
manusia biasa, tentu sangat wajar dia punya ayah walaupun hanya sebagai tukang kayu,
berarti Yesus bukan Tuhan, sebab Tuhan yang sesungguhnya pasti tidak punya bapak, tidak
punya ibu dan juga tidak punya saudara kandung, serta tidak berprofesi sebagai seorang
tukang kayu.

 Setiap yang punya ayah, ibu dan saudara kandung pasti bukan Tuhan.
 Yesus punya ayah, ibu dan saudara sekandung, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang ayahnya tukang kayu, pasti bukan Tuhan.
 Yesus ayahnya tukang kayu, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang berprofesi sebagai tukang kayu, pasti bukan Tuhan.
 Yesus yang berprofesi sebagai tukang kayu, berarti Yesus bukan Tuhan.

Wassalam: Ki Semar

101 Bukti Yesus Bukan Tuhan


Menurut Al Qur’an & Alkitab

41. Yesus mengaku dia seorang nabi


“Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati dimana-mana kecuali di
tempat asalnya sendiri, diantara kaum keluarga dan di rumahnya.” (Markus 6:4).

Pada ayat tersebu Yesus mengaku dengan jujur dan polos bahwa dia hanyalah seorang nabi
dan punya kaum keluarga. Jika Yesus sendiri telah memberikan kesaksian bahwa dirinya
hanyalah seorang nabi dan mempunyai kaum keluarga, mengapa umatnya yang mengaku
sebagai pengikutnya justru menganggap beliau sebagai Tuhan? Yesus memberi kesaksian
bahwa dia seorang nabi dan punya kaum keluarga, berarti dia bukan Tuhan.

 Setiap yang mengaku seorang nabi dan punya kaum keluarga, pasti dia bukan Tuhan.
 Yesus mengaku sebagai nabi dan punya kaum keluarga, berarti Yesus bukan Tuhan

42. Yesus berdoa dan mengucap berkat

“Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, ia menengadah ke langit dan
mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-
murid-Nya supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu. Begitu juga kedua ikan itu
dibagi-bagikan-Nya kepada mereka.” (Markus 6:41).

Ayat tersebut bercerita tentang bagaimana Yesus memberi makan lima ribu orang dengan
hanya lima potong roti dan dua ikan. Tentu sangat mustahil hanya dengan lima roti dan dua
ikan bisa mencukupi untuk makanan sebanyak lima ribu orang. Untuk itu maka Yesus
menengadah ke langit dan berdoa minta berkat dari Tuhannya agar dikabulkan doanya.
Tuhan kabulkan doa permohonan Yesus, maka walaupun hanya lima potong roti dan dunia
ikan, tetapi cukup untuk makanan lima ribu orang, bahkan tidak habis, masih tersisa beberapa
bakul. Inilah yang disebut dengan mukjizat. Karena Tuhan mengabulkan permohonannya,
maka terjadilah mukjizat itu. Seandainya Tuhan tidak mengabulkan doanya, tentu tidak
mungkin hanya bermodalkan lima roti dan dua ikan akan cukup memberi makan lima ribu
orang. Allah memberikan mukjizat-Nya, untuk membuktikan kepada orang-orang pada
zaman itu bahwa dia (Yesus) adalah benar seorang Nabi utusan-Nya.

 Setiap yang menengadah ke langit memohon kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus menengadah ke langit memohon kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang meminta berkat kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus meminta berkat kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

43. Ramalan Yesus yang meleset

“Kata-Nya lagi kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya diantara orang
yang hadir disini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan
Allah telah datang dengan kuasa.” (Markus 9:1).

Sejak Yesus mengucapkan ramalan tersebut sampai saat ini tahun 2005, sudah hampir 2000
tahun lamanya, tetapi tidak ramalannya tidak terbukti alias fiktif. Sementara jangka waktu
yang hampir 2000 tahun sampai sekarang ini, orang-orang yang mendengar ucapan Yesus
saat itu sampai sekarang, sudah ada ratusan generasi semuanya telah mati, tetapi Kerajaan
Allah yang Yesus janjikan belum juga datang. Jika Yesus itu Tuhan, tentu ucapan Yesus
tersebut terbukti, berarti itu hanyalah ucapan fiktif.
 Setiap yang meramalkan sesuatu tetapi tidak terbukti, pasti bukan Tuhan.
 Yesus meramalkan sesuatu tetapi tidak terbukti, berarti Yesus bukan Tuhan.

44. Yohanes menyebut Yesus “Guru”

“Kata Yohanes kepada Yesus: “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita
mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena dia bukan pengikut
kita.” (Markus 9:38).

Yohanes yang hidup sezaman dengan Yesus, memanggil Yesus dengan sebutan “Guru”. Ini
berarti Yohanes pun tahu bahwa Yesus bukan Tuhan. Kalau Yohanes tahu Yesus itu Tuhan,
tentu dia akan panggil Yesus dengan sebutan “Tuhan”. Yohanes (Nabi Yahya) seorang yang
Rasul, tidak memanggil Yesus dengan sebutan “Tuhan” karena dia tahu persis bahwa Yesus
itu hanyalah seorang “Guru”.

 Setiap yang dipanggil “guru” pasti bukan Tuhan.


 Yesus dipanggil “guru” oleh Yohanes, berarti Yesus bukan Tuhan.

45. Yesus mengaku hanya Allah saja yang baik

“Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang


berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut dihadapan-Nya ia bertanya: “Guru yang
baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus :
“Mengapa kau katakana Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah
saja. (Markus 10:17-18).

Yesus dipanggil “guru” oleh orang tersebut, berarti Yesus bukan Tuhan. Yesus menjawab
bahwa “tak seorangpun yagn baik selain dari pada Allah saja”. Jika Yesus itu Tuhan, tentu
dia akan berkata bahwa “tak seorangpun yang baik selain daripada Aku.”

 Setiap yang mengaku hanya Tuhan saja yang baik, pasti dia bukan Tuhan.
 Yesus mengaku bukan dia yang paling baik, berarti dia bukan Tuhan.

46. Kata Yesus, segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah

“Yesus memandang mereka dan berkata : “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi
bukan demikain bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.” (Matius
10:27).

Ayat tersebut bercerita tentang sulitnya orang-orang yang kaya akan masuk ke dalam
kerajaan surga. Yesus memberikan perumpamaan bahwa lebih mudah seekor unta untuk
masuk ke dalam surga. Karena perumpamaan tersebut tidak dipahami oleh orang yang
mendengarnya, maka Yesus berkata “segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.”

Jika Yesus itu Tuhan, tentu dia akan berkata bahwa segala sesuatu mungkin bagi-Ku. Jika
Yesus itu Tuhan (Allah), Allah mana lagi yang dia sebutkan itu?

 Setiap yang mengakui keberadaan Allah, pasti bukan Tuhan.


 Yesus mengaku keberadaan Allah, berarti dia bukan Allah.
47. Anak Manusia, diolok-olok, diludahi dan dibunuh

“Kata-Nya : “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak manusia akan diserahkan
kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia
hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah, (34) dan Ia akan diolok-olok, diludahi, disesah dan dibunuh, dan
sesudah tiga hari ia akan bangkit.” (Markus 10:33-34).

Pada ayat tersebut, Yesus mengaku dengan jujur bahwa dia adalah Anak Manusia dan dia
diludahi, disesah dan akan dijatuhi hukuman mati (dibunuh) dan pada hari yang ketiga, dia
akan dibangkitkan oleh Tuhan. Kesimpulannya :

 Setiap yang mengaku sebagai Anak Manusia pasti bukan Tuhan.


 Yesus mengaku sebagai Anak Manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang dihukum oleh manusia, pasti bukan Tuhan.
 Yesus dihukum oleh manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang dibunuh manusia, pasti bukan Tuhan.
 Yesus dibunuh oleh manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang dibangkitkan dari kubur selama tiga hari, pasti bukan Tuhan.
 Yesus dibangkitkan dari kubur setelah tiga hari, berarti Yesus bukan Tuhan.

48. Yesus tidak berhak, kecuali Tuhan

“Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku dan di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak
memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan.”
(Markus 10:40)

Ayat tersebut merupakan permohonan dari Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zabedeus
kepada Yesus agar kelak mati, mereka bisa duduk disebelah kiri dan sebelah kanan Yesus.
Tetapi Yesus menjawab dia tidak berhak memberikannya, karena memang itu bukan haknya
dia, tetapi hak Tuhannya (Allah).

 Setiap yang tidak punya hak (kuasa) pasti bukan TUhan.


 Yesus tidak punya hak (kuasa), berarti Yesus bukan Tuhan.
 Sebab jika Yesus itu Tuhan, tentu dia langsung memberikan keputusan keapda
Yakobus dan Yohanes.
 Setiap yang tidak bisa memberikan keputusan, psati bukan Tuhan
 Yesus tidak bisa memberikan keputusan, berarti Yesus bukan Tuhan.

49. Yesus memberikan nyawanya sebagai tebusan

“Karena Anak Manusia  juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani
dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Markus 10:45).

Pada ayat tersebut Yesus sendiri yang memberi kesaksian bahwa dia adalah Anak Manusia,
yang akan memberikan nyawanya sebagai tebusan bagi banyak orang. Yesus tidak pernah
mendakwahkan kemana-mana bahwa dia Anak Tuhan. Karena dia tahu persis bahwa dia
hanyalah seorang anak manusia yang dilahirkan oleh ibunya, Maria. Jika Yesus itu Tuhan,
tentu dia  bisa mengampuni dosa manusia, tanpa harus mengorbankan nyawanya sendiri.
 Setiap yang mengaku sebagai Anak Manusia, pasti bukan Tuhan
 Yesus mengaku dia sebagai Anak Manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang mati dan menyerahkan nyawanya, pasti bukan Tuhan.
 Yesus mati dan menyerahkan nyawanya, berarti Yesus bukan Tuhan
 Setiap yang mati untuk menebus dosa manusia, pasti bukan Tuhan.
 Yesus mati menebus dosa manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.

50. Yesus orang Nazaret anak Daud

“Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: “Yesus,
Anak Daud, kasihanilah aku!” (Markus 10:47).

Ayat ini menceritakan seorang buta yang bernama Bartimeus, yang memohon kepada Yesus
agar matanya disembuhkan hingga bisa melihat lagi. Bartiemus yang wakti itu hidup sezaman
dengan Yesus, mengetahui Yesus bukan Tuhan, tetapi seorang yang berasal dari Nazaret, dan
dari keturunan Daud. Makanya Bartimeus tidak memanggil Yesus dengan sebutan “Tuhan”.
Sebab Yesus hanyalah anak manusia dan tidak punya zat ketuhanan sedikit pun.

 Setiap orang yang berasal dari Nazaret, pasti bukan Tuhan.


 Yesus berasal dari Nazaret, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap orang yang berasal dari keturuann Daud, pasti bukan Tuhan
 Yesus berasal dari keturunan Daud, berarti Yesus itu bukan Tuhan, sebab Tuhan tidak
punya keturunan.

Wassalam: Ki Semar

101 Bukti Yesus Bukan Tuhan


Menurut Al Qur’an & Alkitab

51. Yesus suruh mengambil keledai tanpa izin pemiliknya

“Ketika Yesus dan murid-muridnya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania
yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya: dengan pesan:
“Pergilan ke kampung yang didepanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan
segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi
orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah kemari. Dan jika ada orang mengatakan
kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, Jawablah : Tuhan memerlukannya. Ia akan
segera mengembalikannya kesini.” (Markus 11:1-3).

Ayat tersebut memberikan kesan, seolah Yesus bukan orang yang mengajarkan etika dan
akhlak yang baik.

Sebab mengambil barang milik orang tanpa minta ijin terlebih dahulu kepada pemiliknya, itu
merupakan perbuatan yang tidak terpuji. Juga seolah dia orang terkenal dan berkuasa, maka
boleh seenaknya saja mengambil barang orang lain tanpa setahu pemiliknya.

 Setiap yang menyuruh melakukan hal yang tidak terpuji, pasti bukan Tuhan.
 Yesus menyuruh melakukan hal tidak terpuji, berarti Yesus bukan Tuhan.
52. Yesus datang atas nama Tuhan

“Orang-orang yang berjalan didepan dan mereka yang mengikuti dari belakang
berseru :”Hosana! Diberkati Dia yang datang dalam nama Tuhan…(Markus 11:9).

Pada ayat tersebut orang-orang berseru dalam menyambut kedatangan sus dengan ucapan
“Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan….” Hal itu menggambarkan
bahwa Yesus itu bukan Tuhan. “Hosana” berarti selamat datang. Tidak mungkin Tuhan
datang atas nama Tuhan juga. Tuhan yang mana lagi yang datang, jika Yesus itu sendiri
adalah Tuhan?

 Setiap yang diberkati dalam nama Tuhan, pasti bukan Tuhan.


 Yesus diberkati dalam nama Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang datang dalam nama Tuhan pasti bukan Tuhan.
 Yesus datang dalam nama Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

53. Yesus lapar, tidak tahu musim dan mengutuk pohon ara

“Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania,
Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia
mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat sesuatu dari pohon itu. Tetapi
waktu Ia  tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab bukan
musim buah ara. Maka kata-Nya kepada pohon itu :”Jangan lagi seorang pun memakan
buahmu selama-lamanya?” Dan murid-muridnya pun mendengarnya.” (Markus
11:1214).

Dikisahkan di dalam ayat-ayat tersebut bahwa Yesus merasa lapar, lalu dia mendekati pohon
tersebut barangkali ada buahnya untuk dimakan. Ternyata pohon tersebut tidak ada buahnya.
Maka dikutuklah pohon tersebut, karena apa yang dia harapkan dari pohon itu ternyata tidak
ada. Jika Yesus itu Tuhan, tanpa mendekatpun dia tahu bahwa pohon itu tidak ada buahnya.
Dan jika Yesus itu Tuhan, walaupun belum musim buah, dengan kuasanya dia bisa
memerintahkan pohon tersebut untuk mengeluarkan buahnya. Dan jika Yesus itu Tuhan,
tentu dia bijaksana, tidak perlu mengutuk pohon yang tidak bersalah. Jika Yesus itu Tuhan,
berarti pohon ara tersebut adalah mahkluk ciptaannya. Tentu dengan kemahakuasaannya, dia
bisa memerintahkan pohon itu mengeluarkan buahnya seketika itu juga, walaupun bukan
musim berbuah.

 Setiap yang merasa lapar, pasti bukan Tuhan.


 Yesus merasa lapar, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang tidak tahu musim berbuah, pasti bukan Tuhan
 Yesus tidak tahu musim berbuah, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang tidak mengetahui dari jauh pohon itu berbuah, pasti bukan Tuhan.
 Yesus tidak mengetahui dari jauh kalau pohon itu berbuah, berarti Yesus bukan
Tuhan.
 Setiap yang tidak bisa memerintahkan pohon mengeluarkan buahnya, pasti bukan
Tuhan.
 Yesus tidak bisa memerintahkan pohon untuk mengeluarkan buahnya, berarti Yesus
bukan Tuhan.
54. Yesus berikan kesaksian bahwa Tuhan itu Esa

“Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal
menjawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada mereka itu, datang
kepada-Nya dan bertanya: “Hukum apakah yang paling utama?” Jawab Yesus : “Hukum
yang terutama ialah : Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.”
(Markus 12:28-29).

Dihadapan orang Saduki dan para ahli Taurat, Yesus memberikan kesaksian bahwa Tuhan itu
adalah Allah kita yang Esa, Yesus tidak pernah mengatakan bahwa Tuhan itu adalah diri dia
sendiri. Dan Yesus tidak sekalipun mengatakan bahwa Tuhan itu punya oknum (Trinitas)
tetapi Yesus katakana bahwa Tuhan itu Esa. Esa berarti satu, bukan dua atau tiga Tuhan.

 Setiap yang memberi kesaksian bahwa Tuhan itu adalah Allah yang Esa, berarti dia
bukan Tuhan.
 Yesus memberikan kesaksian bahwa Tuhan itu adalah Allah yang Esa, berarti dia
bukan Tuhan.
 Sebab jika dia itu juga adalah Tuhan, berarti Tuhan itu bukan Esa.

55. Yesus tidak tahu kapan kiamat

“Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga
tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja.” (Markus 13:32).

Yesus memberikan kesaksian dengan jujur, bahwa tentang kapan datangnya hari kiamat,
tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat juga tidak ada yang tahu, dia sendiripun tidak
tahu, kecuali Allah. Sebagai seorang anak manusia, karena Yesus hanyalah seorang nabi atau
rasul, maka sangat wajar jika dia tidak tahu kapan datangnya hari kiamat, karena itu adalah
rahasia Tuhan dan hanya Tuhan saja yang mengetahuinya. Dengan demikian dapat kita
simpulkan bahwa :

 Setiap yang tidak tahu kapan datangnya hari kiamat, pasti bukan Tuhan.
 Yesus tidak tahu kapan datangnya hari kiamat itu, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang mengaku bahwa hanya Bapa (Allah-nya) saja yang tahu tentang hari
kiamat, pasti bukan Tuhan.
 Yesus mengaku hanya Bapa (Allah-nya) sajayang tahu datangnya hari kiamat itu,
berarti Yesus bukan Tuhan.

56. Yesus termasuk orang durhaka

“Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi : “Ia akan terhitung di antara orang-
orang durhaka.” (Markus 15:28)

Sungguh ironis sekali jika Yesus digolongkan termasuk dari antara orang-orang yang
durhaka. Yesus (Nabi Isa as) itu orang mulia, utusan Tuhan, Nabi dan Rasul yang dikasihi
Allah, dan dia adalah orang yang suci. Sangat tidak wajar jika penulis Alkitab menempatkan
Yesus sebagai bagian dari orang-orang yang durhaka.
Dapat dipastikan, bahwa semua pendeta atau pastur dan misionaris yang paham Alkitab,
mereka mengakui bahwa setiap ayat yang di kurung kurawal, pasti tidak asli atau ayat
tambahan. Bahkan dalam beberapa Alkitab, ayat yang di kurung kurawal, seperti itu sudah
dihilangkan. Didalam Alkitab, terdapat sekitar 17 (tujuh belas) ayat yang di kurung kurawal,
yang diakui ayat sisipan atau tidak asli.

 Setiap yang terhitung di antara orang-orang durhaka, pasti bukan Tuhan.


 Yesus terhitung di antara orang-orang durhaka, berarti Yesus bukan Tuhan.

Jika penulis Alkitab menempatkan Yesus (Nabi Isa) terhitung diantara orang-orang durhaka,
justru Al Qur’an sangat membela Yesus (Nabi Isa) dengan memuliakannya, sebagaimana
firman-Nya sebagai berikut :

(Jibril) berkata, “Aku hanyalah utusan Tuhanmu untuk memberikan kepadamu


seorang anak laki-laki yang suci.” (Qs 19 Maryami 19).

Perlu diketahui, kitab suci Al Qur’an yang umumnya tidak diakui oleh umat Kristiani, justru
sangat membela Nabi Isa (Yesus), karena Yesus (Nabi Isa) adalah nabi kami umat Islam juga.
Jadi Al Qur’an membela dan mendudukan Nabi Isa as (Yesus) sesuai pada porsinya sebagai
hamba Allah yang suci.

57. Kata Malaikat bahwa Yesus adalah orang Nazret

“Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai
jubah putih duduk disebelah kanan. Mereka pun sangat terkejut, tetapi orang muda
(Malaikat) itu berkata kepada mereka: “Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang
Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada disini. Lihat! Inilah tempat
mereka membaringkan Dia.” (Markus 16:5-6)

Pada ayat tersebut, malaikat memberi kesaksian bahwa Yesus itu adalah orang Nazaret yang
telah dibangkitkan Tuhan dari kuburnya. Malaikat saja tahu bahwa Yesus bukan Tuhan, tapi
hanyalah manusia biasa yang berasal dari Nazaret. Dan malaikat juga tahu bahwa Yesus itu
dibangkitkan oleh Tuhan dari kuburnya. Ini membuktikan, Yesus itu bukan Tuhan.

 Siapapun orang yang berasal dari Nazaret, pasti dia itu adalah manusia, dan bukan
Tuhan.
 Yesus orang dari Nazaret, berarti Yesus itu orang, bukan Tuhan.
 Setiap yang dibangkitkan Tuhan dari kuburnya, pasti bukan Tuhan.
 Yesus dibangkitkan oleh Tuhan dari kuburnya, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Jika Yesus itu Tuhan, Tuhan yang mana lagi yang membangkitkan diriny dari kubur?

58. Yesus duduk disebelah kanan Allah

“Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu
duduk disebelah kanan Allah.” (Markus 16:19).

Penulis Alkitab menulis bahwa Yesus terangkat ke sorga lalu duduk disebelah kanan Allah.
Terangkatnya Yesus ke sorga, bukan berarti bahwa dengan kekuatannya sendiri lalu dia naik
dan terbang atau melayang ke langit, lalu duduk disebelah kanannya Allah. Yang mengangkat
beliau (Yesus/Nabi Isa as) ke langit adalah Allah itu sendiri. Dengan demikian dapat
disimpulkan sebagai berikut :

 Setiap yang diangkat ke surga, pasti yang mengangkatnya, yaitu Tuhan.


 Yesus di angkat ke surga oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang duduk disebelah kanan Tuhan, pasti bukan Tuhan,
 Yesus duduk di sebelah kanan Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

Jika Yesus itu Tuhan, dan kemudian dia duduk di sebelah kanannya Tuhan, kalau begitu
siapa yang disebelah kirinya itu, Tuhan juga?

59. Maria mengandung kemudian melahirkan Yesus

“Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki
dan hendaklah engaku menamai Dia Yesus.” (Lukas 1:31).

Injil Lukas juga berbicara tentang nubuat Yesus yang akan dikandung dan dilahirkan oleh
wanita. Tuhan menubuatkan kelahirannya Yesus melalui kandungan seorang wanita yang
bernama Maria. Yang namanya dikandung dan dilahirkan oleh wanita, pasti dia itu makhluk
ciptaan-Nya seorang anak manusia, bukan Tuhan. Tidak mungkin jika Tuhan yang
menubuatkan akan dilahirkan sendiri menjadi manusia yang berproses selama lebih kurang
sembilan bulan.

 Setiap yang dikandung dan dilahirkan oleh wanita, pastilah manusia, bukan Tuhan.
 Yesus dikandung dan dilahirkan oleh manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.

Nubuat kelahiran Yesus yang lahir dari Ruh Kudus, juga diceritakan dalam Qs 19:19 seperti
yang telah kami kemukakan diatas tadi.

Al Qur’an menyebutkan bahwa penciptaan Nabi Isa (Yesus) sama seperti penciptaan Nabi
Adam sebagaimana dinyatakan pada Qs 3 Ali Imran 59 berikut ini :

“Sesungguhnya perbandingan (kejadian) Isa di sisi Allah adalah seperti (kejadian)


Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya,
“Jadilah” maka jadilah dia.” (Qs 3 Ali Imran 59)

Dari ayat tersebut dapat kita simpulkan bahwa :

 Setiap yang dijadikan oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan.


 Yesus dijadikan oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

60. Yesus lahir di kota nabi Daud

“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” (Lukas
2:11)

Ayat tersebut adalah ucapan dari Malaikat di padang kepada para gembala ternak, yang
mengabarkan bahwa pada hari itu telah lahir telah dilahirkan seorang juruselamat yang
bernama Kristus, Tuhan, di kota Daud.
 Siapa saja yang dilahirkan di kota Daud, pasti bukan Tuhan.
 Yesus dilahirkan di Kota Daud, berarti Yesus bukan Tuhan.

Rasanya ayat tersebut (Lukas 2:11) tadi, janggal sekali, sebab bagaimana mungkin Malaikat
bisa mengatakan telah lahir Kristus, Tuhan. Dalam berbagai terjemahan Alkitab yang
berbahasa Inggris, Yesus itu diterjemahkan dengan kata Lord, sementara Tuhan (Allah)
diterjemahkan dengan kata God. Sebenarnya dalam kamus bahasa Inggris, kata Lord berarti
Tuan, bukan Tuhan! Dalam pengertian apa pun kata “Tuan” tidak sama dengan kata “Tuhan”.
Contoh dalam berbagai Alkitab versi bahasa Inggris ayat tersebut berbunyi sebagai berikut :

Alkitab King James Version

“For unto you is born this day in the city of David a Savior, which is Christ the Lord.”

Alkitab today’s English Version.

“This very day in David’s town your Savior was born-Christ the Lord!”

Alkitab Contemporary English Version.

“This very day in King David’s hometown a Savior was born for you. He is Christ the Lord.”

Alkitab Revised Standard Version mengatakan :

“For to you is born this day in the city of David a Savior, who is Christ the Lord.”

Alkitab the Reader’s Digest Bible :

“For to you is born this day in the city of David a Savior, who is Christ the Lord.”

Dari kelima versi Alkitab bahasa Inggris ini, semuanya menyebut yesus dengan kata “Christ
the Lord,” bukan “Christ the God.” Lord (tuan) sedangkan God (Tuhan).

Wassalam: Ki Semar

101 Bukti Yesus Bukan Tuhan


Menurut Al Qur’an & Alkitab

61. Yesus mempunyai orang tua

“Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus
telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada
hari raya itu.”

Ayat tersebut menceritakan bagaimana Yesus yang masih anak-anak setiap tahun dibawa
oleh orang tuanya ke Yerusalem untuk merayakan Paskah. Ketika itu Yesus baru berumur
dua belas tahun. Jika Yesus itu Tuhan, tentu kedua orangtuanya yang lebih mengetahuinya
daripada para penulis Injil. Tetapi kedua orangtuanya tidak pernah mengatakan atau memberi
kesaksian bahwa anak mereka adalah Tuhan. Bahkan sampai keduaorangtuanya mati, tidak
sekalipun mereka mengatakan bahwa anak mereka itu adalah Tuhan yang harus disembah
oleh umat manusia.

 Setiap yang mempunyai orang tua, pasti bukan Tuhan.


 Yesus mempunyai orang tua, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang diasuh oleh orangtuanya, pasti bukan Tuhan.
 Yesus diasuh oleh kedua orangtuanya, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang pernah berumur 12 tahun, pasti bukan Tuhan.
 Yesus berumur 12 tahun, berarti Yesus bukan Tuhan. Sebab Tuhan tidak mengenal
umur atau usia.

62. Yesus dikhitan atau disunat

“Dan ketika genap delapan hari dan ia harus disunatkan, ia diberi nama Yesus, yaitu
nama yang disebut oleh malaikat sebelum ia dikandung ibu-Nya.” (Lukas 2:21).

Orang yang paling mengetahui siapa sebenarnya anaknya adalah orangtuanya sendiri, apalagi
ibunya yang melahirkannya. Belum pernah terbesit dalam mulut ibunya (Maryam)
mengatakan atau memberikan kesaksian kepada umat manusia saat itu, bahwa anaknya yang
dia lahirkan itu bernama Yesus adalah Tuhan atau Allah itu sendiri yang menjelma jadi
manusia. Ibu dan bapaknya menyunatkan Yesus tepat pada hari ke delapan sesuai dengan
firman Allah kepada mereka yaitu dalam kitab Kejadian 17:12 yang berbunyi :

“Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara
kamu, turun temurun ….”

Jika Yesus itu Tuhan, apakah Tuhan perlu bersunat? Karena Yesus itu manusia, maka dia
wajib bersunat, mengikuti perintah Tuhan.

 Setiap yang bersunat, karena mengikuti perintah Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus disunat karena mengikuti perintah Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang dikandung oleh ibunya, pasti bukan Tuhan.
 Yesus dikandung oleh ibunya, berarti Yesus bukan Tuhan.

63. Yesus diserahkan kepada Tuhan

“Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa
Dia ke Yerusalem untuk menyerahkannya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam
hokum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” (Lukas
2:22-23).

Menurut Alkitab setiap anak lak-laki harus ditahirkan (disucikan) menurut Hukum Taurat
Musa, termasuk Yesus harus mengikuti hokum taurat Musa untuk disucikan dan dikuduskan
oleh Tuhan. Jika Yesus itu Tuhan, apakah perlu Tuhan harus disucikan dan dikuduskan lagi?
Jika Yesus itu Tuhan, berarti dia sendiri Yang Maha Suci dan Maha Kudus bukan? Timbul
pertanyaan, apakah Tuhan perlu disucikan dan dikuduskan lagi oleh Tuhan??

 Setiap yang diserahkan untuk ditahirkan (disucikan) kepada Tuhan, pasti bukan
Tuhan.
 Yesus diserahkan untuk ditahirkan (disucikan) kepada Tuhan, berarti Yesus bukan
Tuhan.
 Setiap yang dikuduskan oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus dikuduskan oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

64. Yesus dipanggil “Anak” oleh kedua orang tuanya

“Dan ketika orang tuanya melihat dia, tercenganglah merea, lalau kata ibunya
kepadanya: “Nak, mengapa kamu berbuat demikian terhadap kami? Bapamu dan aku
cemas mencari Engkau.” (Lukas 2:48).

Seperti sudah dijelaskan pada ayat-ayat sebelumnya, bahwa yang paling mengetahui siapa
anaknya, adalah ibunya yang melahirkan dia. Ibu bapaknya memanggil Yesus dengan
sebutan “nak”, berarti Yesus itu adalah anak mereka, anak manusia, bukan Tuhan! Sangat
tidak masuk akal jika Tuhan punya orang tua, ibu dan ayah. Buktinya tidak ada satu ayatpun
dalam Alkitab, dimana ibunya dan bapaknya pernah menyembah kepada Yesus anaknya
sebagai Tuhan atau Allah itu sendiri. Dan tidak sekalipun ibu bapaknya memberikan
kesaksian kepada umat manusia pada saat itu, bahwa anaknya yang bernama Yesus adalah
Allah atau Tuhan semesta alam yang harus disembah oleh semua manusia, karena dia adalah
Tuhan yang menjelma menjadi manusia, tidak pernah! Jika ibu bapaknya pernah mengatakan
bahwa anak yang dilahirkan itu bernama Tuhan, tentu para penulis injil akan
mengabadikannya dalam injil.

 Setiap yang punya orang tua, pasti bukan Tuhan.


 Yesus punya orang tua, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap orang yang dipanggil “anak”, pasti bukan Tuhan.
 Yesus dipanggil “anak”, berarti Yesus bukan Tuhan.

65. Yesus diasuh ibunya dan semakin besar dan semakin dikasihi Allah

“Lalu Ia pulang bersama-sama dengan mereka ke Nazaret; dan ia tetap hidup dalam
asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan sema perkara di dalam hatinya. (52) dan Yesus
makin bertambah besar dan bertambah hikmatNya dan besar-Nya, dan makin dikasihi
oleh Allah dan manusia.” (Lukas 2:51-52)

Ayat tersebut mengisahkan tentang perbuatan Yesus ketika dia berumur dua belas tahun
sudah mulai berdakwah. Karena Yesus sering pergi tanpa setahu orang tuanya, maka
cemaslah orang tuanya mencari-cari dia. Setelah ditemukan, mereka membawa pulang anak
itu yang masih berumur dua belas tahun yaitu Yesus. Yesus diasuh oleh orang tuanya dan
semakin bertambah besar dan semakin dikasihi oleh Tuhan. Jika Yesus itu Tuhan, bagaimana
mungkin Tuhan sejak dilahirkan sampai dewasa diasuh oleh manusia selama puluhan tahun.
Jika Yesus itu Tuhan, maka orang pertama yang paling tahu, adalah ibunya yang
mengandung, melahirkan dan merawatnya.

 Setiap yang diasuh oleh ibunya, pasti bukan Tuhan.


 Yesus diasuh oleh ibunya, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang tumbuh semakin besar, pasti bukan Tuhan.
 Yesus tumbuh semakin besar, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang semakin dikasihi oleh Tuhan, pasti bukan Tahun.
 Yesus semakin dikasihi oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

66. Yesus memulai pekerjaannya pada usia 30 tahun

“Ketika yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan
menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli.” (Lukas 3:23).

Ayat tersebut menceritakan tentang silsilah  Yesus yang memulai pekerjaannya ketika dia
berumur kira-kira tiga puluh tahun. Jika Yesus itu Tuhan, bagaimana mungkin Tuhan baru
memulai bekerja ketika berumur kira-kira tiga puluh tahun??

Tentu menjadi pertanyaan, sebelum berumur tiga puluh tahun, apa saja yang dia kerjakan? Di
dalam Alkitab disebutkan bahwa Yesus mulai berdakwah pada usia dua belas tahun dan
selama 17 (tujuh belas) tahun hilang riwayat-Nya dalam Alkitab. Dan baru pada usia tiga
puluh tahun muncul memulai pekerjaannya.

Lebih aneh lagi bagaiman penulis Alkitab menulis “menurut anggapan orang” ia adalah anak
Yusuf, anak Eli …” Sangat tidak masuk akal jika ayat tersebut adalah firman Tuhan. Jika
firman Tuhan, tentu tidak perlu Tuhan memberikan wahyunya berdasarkan “menuru
anggapan orang”.

 Setiap yang memulai pekerjaannya pada usia 30 tahun, pasti bukan Tuhan.
 Yesus memulai pekerjaannya pada usia 30 tahun, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang hanya “menurut anggapan orang”, pasti bukan Tuhan.
 Yesus dikatakan “menurut anggapan orang” berarti Yesus bukan Tuhan.

67. Yesus dibawa Roh Kudus ke padang gurun untuk dicobai iblis

“Yesus yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari  sungai Yordan, lalu dibawa oleh
Roh Kudus ke padang gurun. Di situ ia tinggal empat puluh hari empat lamanya dan
dicobai iblis. Selama disitu ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu ia lapar.

Dikisahkan dalam ayat-ayat tersebut bahwa Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun
untuk dicobai Iblis. Selama dicoba, Yesus berpuasa empat puluh hari tidak makan dan tidak
minum, setelah itu barulah Yesus merasa lapar. Jika Yesus itu Tuhan dan Roh Kudus itupun
Tuhan juga, berarti Tuhan dibawa oleh Tuhan. Yang lebih aneh lagi, yaitu Tuhan kok dicobai
Iblis. Mestinya Tuhan mencobai Iblis, bukan sebaliknya. Dan jika Yesus itu Tuhan, mustahil
merasakan lapar.

 Setiap yang dibawa Roh Kudus, pasti bukan Tuhan.


 Yesus dibawa oleh Roh Kudus, berarti Yesus bukan Tuhan
 Setiap yang dicoba oleh Iblis, pasti bukan Tuhan.
 Yesus dicobai oleh Iblis, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang merasakan lapar, pasti bukan Tuhan
 Yesus merasa lapar, berarti Yesus bukan Tuhan.

68. Roh Tuhan ada pada Yesus yang mengaku sebagai Utusan Tuhan
“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan
kabar baik keapda orang-orang miskin, dan Ia telah mengutus Aku.” (Lukas 4:18).

Ayat ini seperti ucapan Yesus sendiri yang mengatakan bahwa Roh Tuhan ada dalam dirinya
dan katanya Tuhan telah mengurapinya. Padahal ayat tersebut sebenarnya bukan ucapan
Yesus, tetapi tulisan yang dibacakan dalam kitab Nabi Yesaya 61:1 yang sebenarnya bukan
ditujukan kepada dirinya. Perhatikan bunyi kitab Yesaya 61:1 sebagai berikut :

“Roh Tuhan Allah adau padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi Aku; Ia telah
mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan
merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-
orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara …..

Kata-kata “padaku” dan “Aku” dalam injil Lukas 4:18 pakai huruf capital, adalah kata ganti
untuk pribadi Yesus. Sementara kata-kata “padaku” dan aku dalam kitab Yesaya 61:1
memakai huruf kecil, adalah bukan ditujukan kepada Yesus, karena saat itu Yesus belum
lahir.

Seandainya injil Lukas 4:18 tersebut ditujukan kepada Yesus, kesimpulannya adalah sebagai
berikut :

 Setiap yang diberi Roh oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan.


 Yesus diberi Roh oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap diurapi oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus diurapi oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Setiap yang diutus oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan
 Yesus diutus oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

69. Yesus orang Nazaret yang kudus dari Allah

“Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan
suara keras:”Hai Engkau, Yesus orang nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau
datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.”
(Lukas 4:33-34)

Manusia jaman dahulu yang hidup se zaman dengan yesus, tahu bahwa yesus bukan Tuhan.
Orang yang kerasukan setanpun tahu bahwa Yesus bukan Tuhan, melainkan dia adalah orang
yang berasal dari Nazaret dan orang kudus yang datang (diutus) oleh Allah. Jika mereka tahu
Yesus adalah Tuhan, tentu teriakan mereka berbunyi, “Hai Engkau Tuhan, Engkau adalah
Tuhan kami.”

 Setiap orang berasal dari Nazaret, pasti bukan Tuhan.


 Yesus berasal dari Nazaret, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap orang kudus yang datang dari Tuhan, pasti bukan Tuhan
 Yesus orang kudus yang datang dari Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

70. Yesus bersama ibu dan saudara kandungnya


“Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kapada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai
Dia karena orang banyak. Orang memberitahukan kepada-Nya: “Ibu-Mu dan saudara-
saudar-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau.”Tetapi ia menjawab mereka:
“Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengar-kan firman Allah dan
melakukannya. “ (Lukas 8:19-21)

Ayat diatas ini menceritakan bahwa ibunya dan saudara-saudaranya  sedang mencari Yesus.
Setelah ketahuan dimana Yesus itu berada, seseorang memberitahukannya kepada Yesus
bahwa ibunya dan saudara-saudaranya ingin bertemu dengannya. Tetapi Yesus menjawab
pada orang tersebut, “Ibuku dan saudara-saudaraku ialah mereka, yang mendengarkan firman

Allah dan melakukannya.” Jawaban Yesus yang tidak mencerminkan sebagai seorang anak
yang sholeh. Ucapan Yesus tersebut sangat merendahkan ibu dan saudara-saudaranya.
Makna-nya sama saja Yesus mengatakan bahwa mereka (ibunya dan saudara-saudaranya)
bukan orang-orang yang mendengar dan melakukan perintah Allah. Atau sama saja bahwa
Ibu-nya dan saudara-saudaranya tidak termasuk orang-orang yang taat pada Allah
Na’udzubillahimindzalik!!.

 Setiap yang punya ibu dan saudara-saudara kandung, pasti bukan Tuhan.
 Yesus punya ibu dan saudara kandung, berarti Yesus bukan Tuhan.

Jika didalam Alkitab Yesus merendahkan dan melecehkan ibunya, justru di dalam kitab suci
Al Qur’an, Yesus atau Nabi Isa as sangat taat dan memuliakan orang tuanya. Hal itu dapat
kita baca dalam Al Qur’an surat 19 Maryam ayat 31-32 sebagai berikut :

“Dan dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada. Dan Dia
memerintahkan aku salat dan zakat selama aku hidup, dan berbuat baik kepada ibuku
dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS. 19 Maryam :
31-32)

Wassalam: Ki Semar

101 Bukti Yesus Bukan Tuhan


Menurut Al Qur’an & Alkitab

71. Yesus dipanggil “Guru” oleh muridnya

“Maka datnglah murid-murid-Nya membangungkan Dia, katanya : “Guru, Guru, kita


binasa!” Ia pun bangun, lalu menghardik angina dan air yang mengamuk itu. Dan
angina dan air itu pun reda dan danau menjadi teduh.” (Lukas 8:24)

Kita tahu Yesus punya dua belas orang murid. Mereka hidup bersama-sama dengan Yesus.
Mereka memanggil Yesus dengan sebutan “Guru”. Ini berarti bahwa mereka tahu bahwa
Yesus hanyalah seorang guru, bukan Tuhan. Makanya dalam banyak ayat lain, murid-
muridnya memanggil Yesus dengan sebutan “Rabi” yang artinya juga “Guru”. Bahkan tidak
kurang dari tiga belas ayat dimana Yesus dipanggil “Rabi” oleh orang lain dan murid-
muridnya. Diantaranya ayat dibawah ini :
“Kata Petrus kepada Yesus : “Rabi, betapa bahagianya kami berada ditempat ini. Baiklah
kai dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”
(Markus 9:5)

“Kata Natanel kepada-Nya :”Rabi Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!”
(Yohanes 1:49).

“Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya
: “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” (Yohanes 6:25).

 Setiap yang dipanggil “Guru” atau “Rabi” pasti hanyalah guru, bukan Tuhan.
 Yesus dipanggil “Guru “ atau “Rabi”, berarti Yesus bukan Tuhan.

72. Yesus ketakutan pada malaikat dan semakin bersungguh-sungguh berdoa kepada
Tuhan

“Maka seseorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi
kekuatan kepada-Nya. (44) Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa.
Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” (Lukas 22:43-44).

Malaikat yang memberi kekuatan kepada Yesus adalah malaikat utusan Tuhan. Jika Yesus itu
Tuhan, bagaimana mungkin Yesus ketakukan kepada seorang malaikat? Ini berarti malaikat
lebih tinggi kekuasaannya dari pada Yesus. Dengan semakin bersungguh-sungguh Yesus
berdoa, ini menandakan bahwa Yesus ketakutan dengan datangnya malaikat utusan Tuhan
tersebut.

Jika Yesus itu seorang Nabi, sangat wajar sekali jika dia merasa ketakutan, karena dia
hanyalah seorang manusia biasa utusan Allah. Tentu akan sangat merendahkan ketuhanan
Yesus sendiri, jika dia sebagai Tuhan harus mengalami ketakutan kepada seorang malaikat
saja.

 Setiap yang takut kepada malikat Tuhan, pasti dia bukan Tuhan.
 Yesus ketakutan kepada malaikat Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang menerima kekuatan dari malaikat, pasti bukan Tuhan.
 Yesus menerima kekuatan dari malaikat, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang sungguh-sungguh berdo`a kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus semakin sungguh-sungguh berdo`a kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang mengeluarkan peluh titik-titik darah ketanah saking takutnya, pasti bukan
Tuhan.
 Yesus mengeluarkan peluh titik-titik darah ketanah saking takutnya, berarti Yesus
bukan Tuhan.

73. Yesus menyerahkan nyawanya

“Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, kedalam tangan-Mu Kuserahkan
nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menerahkan nyawa-Nya.” (Lukas 23:46)

Diatas kayu salib, sebelum mati, Yesus berseru dengan suara nyaring kepada Tuhannya
sambil menyerahkan nyawanya. Jika Yesus itu Tuhan, Tuhan mana lagi yang dia panggil?
Dan Yesus itu Tuhan, siapa yang mencabut dan menerima nyawanya? Apakah malaikat
berani mencabut nyawanya Tuhan? Dan jika Tuhan harus mati walaupun hanya untuk
beberapa hari saja, siapa yang mengendalikan alam semesta yang begitu luasya?

 Setiap yang berseru kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan.


 Yesus berseru kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang menyerahkan nyawanya kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus menyerahkan nyawanya kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

74. Ucapan Yesus fiktif, tidak terbukti

“Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkantaan-Ku, yang telah Kukatakan padamu ketika
Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni harus digenapi semua yang ada tertulis
tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur. “Lalu ia
membuka pikiran mereka, sehingga mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: “Ada
tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari
ketiga,…” (Lukas 24:24-46)

Ucapan Yesus tersebut, sampai saat ini tidak ada seorang pendeta atau pastur, bahkan Paus
yang ada di Roma-pun tidak bisa membuktikan kebenaran dari ucapan Yesus tersebut. Jika
itu benar-benar ucapan Yesus, apalagi dia sebagai Tuhan menurut agama anggapan Kristen,
tentu apa yang diucapkan pasti bisa dibuktikan. Ucapan Yesus yang mengatakan bahwa ada
tertulis dalam Kitab Taurat Musa, Kitab para Nabi-Nabi dan Kitab Mazmr bahwa “Mesias
akan menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga” ternyata setelah
dicek, ucapannya itu tidak terdapat dalam kitab-kitab tersebut. Ini membuktikan ucapan
Yesus tersebut adalah fiktif, karena tidak bisa dibuktikan.

 Setiap yang berkata tapi tidak bisa dibuktikan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus berkata tapi tidak bisa dibuktikan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang menderita dan bangkit pada hari ketiga diantara orang mati, pasti bukan
Tuhan.
 Yesus menderita dan bangkit pada hari ketiga diantara oaring mati, berarti Yesus
bukan Tuhan.

75. Firman Allah itu Yesus?? Yesus itu firman Allah??

“Pada mulanya adalah firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah.” (Yohanes 1:1).

Ayat tersebut bukan ucapan Yesus atau wahyu Allah kepada Yohanes, tetapi hanyalah
ucapan Yohanes sendiri. Makanya dalam ayat tersebut tidak ada tanda petik.

Jika firman itu adalah Yesus, dan Yesus adalah Allah itu-itu juga, kama kalau kata ‘Firman’
digantin dengan kata ‘Yesus’ akan terbaca lucu :

“Pada mulanya adalah Yesus, Yesus itu bersama sama dengan Yesus dan Yesus itu adalah
Yesus.”
“Pada mulanya adalah Tuhan, Tuhan itu bersama-sama dengan Tuhan dan Tuhan itu adalah
Tuhan.”

Pada mulanya adalah Allah, Allah itu bersama-sama dengan Allah dan Allah itu adalah
Allah.

Jika Firman itu bersama-sama dengan Allah, berarti Firman itu bukan Allah. Jika saya
bersama Fulan, berarti saya itu bukan Fulan, karena kami berdua, bukan satu.

 Setiap yang bersama-sama dengan Allah, berarti bukan Allah.


 Yesus bersama-sama dengan Allah, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang berawal, pasti bukan Tuhan.
 Yesus berawal mula, berarti Yesus bukan Tuhan.

76. Tuhan telah menjadi manusia Yesus

“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa,
penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yohanes 1:14).

Maksud ayat tersebut yaitu Yesus yang Sang Firman telah menjadi manusia sebagai Anak
Tunggal Bapa. Ayat ini merupakan inkarnasi Tuhan yang menjelma jadi manusia Yesus.
Tentu menjadi pertanyaan, jika Tuhan atau Allah telah menjelma Yesus, apakah masih ada
Allah atau Tuhan yang lain? Mestinya jawabnya sudah tidak ada Tuhan lain. Namun dalam
pandangan Kristen, tetap saja masih ada Allah lain, yaitu Bapa Yesus dan juga Roh Kudus,
yang ketiganya adalah satu. Itulah paham Trinitas.

 Setiap yang menjadi manusia, pasti bukan Tuhan.


 Yesus menjadi manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang menjadi Anak Tunggal Allah pasti bukan Tuhan.
 Yesus menjadi Anak Tunggal Allah, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang menerima kemuliaan Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus menerima kemuliaan Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

Dalam Al Qur’an, betapa banyak ayat-ayat yang menerangkan bahwa Allah itu tidak punya
anak, seperti Qs 4:171, Qs 6:101, Qs 10:68, Qs 19:35, Qs 19:88-92, Qs 21:26, Qs 23:91, Qs
25:2, Qs 43:81 dll. Bahkan Allah mengecam orang-orang yang mengatakan bahwa Allah
punya anak, sebagaimana contoh ayat Qur’an sebagai berikut :

“Dia Pencipta langit dan bumi, bagaimana Dia mempunyia anak padahal Dia tidak
mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu, dan Dia mengetahui segala sesuatu.
(Qs Al An’aam 101).

“Dan mereka berkata, “Tuhan Yang Maha Pengasih mengambil (mempunyai) anak.”
(Qs 19 Maryam 88).

“Sungguh kamu telah membuat suatu kemungkaran yang amat besar.” (Qs 19
Maryanm 89).
“Hampir-hampir langit terpecah, bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh
berkeping-keping.” (Qs 19 Maryam 90).

“…disebabkan mereka mendakwakan anak bagi Yang Maha Pengasih.” (Qs 19


Maryam 91).

“Tiada patut bagi Yang Maha Pengasih memiliki anak.” (Qs 19 Maryam 92).

“Allah tiada mempunyai anak dan tiada Tuhan bersama-Nya, kalau sekiranya
demikian niscaya tiap-tiap Tuhan membawa makhluk yang diciptakan-Nya dan
sebahagian dari Tuhan-Tuhan itu akan mengalahkan sebahagian yang lain. Mahasuci
Allah dari yang mereka sifatkan itu.” (Qs 23 al Mu’minuun 91).

Seandainya Tuhan (Allah) benar-benar mempunyai anak sungguhan, pasti kami umat Islam
akan mengkultuskan dan menyembah anak itu. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an
surat 43 Az Zuhkruf ayat 81, jika Allah mempunyai anak, niscaya Rasulullah Muhammad
saw adalah orang pertama kali yang akan menyembahnya.

“Katakanlah : “JIka Yang Maha Pengasih itu mempunyai anak, maka akulah
(Muhammad) orang yang mula-mula menyembahnya.” (Qs 43 Az Zuhkruf 81).

77. Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal itu Yesus

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-
Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).

Ayat ini termasuk salahs satu ayat yang paling menentukan keselamatan dunia dan akhirat.
Intinya asal percaya kepada Yesus yang mati di kayu salib dalam rangka menebus dosa
manusia, maka dijamin masuk surga. Itu merupakan bentuk kasih Allak akan dunia ini, maka
dikaruniakan-Nya kepada Anak-Nya yang tunggal, untuk menyelamatkan manusia dari dosa.
Jika ayat ini sangat penting, mengapa hanya Yohanes yang menulisnya, dan itupun dituls
paling belakangan. Sementera tiga Injil yang duluan ditulis seperti Matius, Markus dan
Lukas, tidak menulis ayat ini. Logikanya, mestinya ketiga injil duluan itulah (Matius,
Markus, dan Lukas) harus memuat sabda Yesus tersebut, sebab merekalah yang duluan
menulis Injil daripada Yohanes.

Oleh sebab itu, jika satu injil menulis dan tiga injil diam, maka jelas ayat tersebut sangat
lemah. Tetapi jika tiga injil menulis dan satu injil tidak, mungkin itu akan lebih kuat
kebenarannya.

 Setiap yang menerima karunia dari Tuhan, pasti bukan Tuhan.


 Yesus menerima karunia dari Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

78. Yesus tidak bisa mengerjakan sesuatu dari dirinya sendiri

“Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak
tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa
mengerjakannya, sebaba apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.”
(Yohanes 5:19).
Yesus mengaku dengan jujur dan polos bahwa dia tidak dapat mengerjakan sesuatu dari
dirinya sendiri, kalau tidak melihat dari apa yang dikerjakan oleh Bapanya (Tuhan). Jadi
Yesus hanya mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Bapanya yaitu Allah.

Atau dengan kata lain bahwa Yesus hanyalah melakukan apa yang diperintahkan Tuhannya.

 Setiap yang tidak bisa mengerjakan atas dirinya sendiri, pasti bukan Tuhan.
 Yesus tidak bisa melakukan apapun atas dirinya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan,
 Setiap yang memanggil Tuhannya dengan nama Bapa, pasti bukan Tuhan.
 Yesus memanggil Tuhannya Bapa, berarti Yesus bukan Tuhan.

79. Sebagai utusan, Yesus tidak bisa berbuat & menuruti kehendaknya

“Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; aku menghakimi sesuai dengan
apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku
sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus aku.” (Yohanes 5:30)

Ayat ini merupakan pengakuan langsung dari Yesus bahwa dia benar-benar tidak bisa berbuat
apa-apa atas dirinya sendiri. Juga dia bersaksi bahwa dia tidak bisa menuruti kehendaknya
sendiri, melainkan kehendak Tuhan yang telah mengutusnya. Sungguh ini merupakan suatu
pernyataan atau pengakuan yaitu begitu polos dan jujur dari Yesus akan keberadaan status
dirinya. Dia mengaku bahwa dia hanyalah seorang utusan Tuhan, bukan Tuhan! Maka
wajarlah jika Yesus tidak bisa berbuat menurut kehendaknya sendiri, sebab dia bukan Tuhan
tetapi hanyalah sebagai seorang nabi atau rasul yang di utus oleh Tuhan.

 Setiap yang tidak bisa berbuat apa-apa menurut kehendaknya sendiri, pasti bukan
Tuhan.
 Yesus tidak bisa berbuat apa-apa menurut kehendaknya sendiri, berarti Yesus bukan
Tuhan.
 Setiap yang tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, pasti bukan Tuhan.
 Yesus tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang mengaku diutus oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus mengaku diutus oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

80. Tuhan bersaksi tentang Yesus

“Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah
mendenngar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat.” (Yohanes 5:37).

Lagi-lagi Yesus mengaku bahwa dia diutus Tuhan. Dan Tuhan juga bersaksi akan keberadaan
Yesus. Juga suara Tuhan tidak pernah ada yang mendengar, dan rupa Tuhan juga tidak ada
yang melihatnya. Karena Yesus memberikan kesaksian seperti itu, wajarlah jika kita
mengamininya, karena mustahil Yesus harus berbohong. Jika Yesus mengaku hanya diutus
oleh Tuhan, mengapa kita harus menuhankannya? Dan jika Yesus bersaksi bahwa rupa Allah
tidak pernah ada yang melihatnya, mengapa rupa Yesus dijadikan sebagai pengganti rupa
Allah?

 Setiap yang mengaku diutus oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan.


 Yesus mengaku dengan jujur dan polos bahwa dia diutus oleh Tuhan, berarti Yesus
bukan Tuhan.
 Yesus bersaksi bahwa suara Tuhan tidak terdengar, sementara suara dia bisa
terdengar, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Yesus bersaksi bahwa rupa Tuhan tidak terlihat, sementara rupa dia (Yesus) bisa
terlihat, itu berarti Yesus bukan Tuhan.

Wassalam: Ki Semar

101 Bukti Yesus Bukan Tuhan


Menurut Al Qur’an & Alkitab

81. Ajaran Yesus berasal dari Tuhan

“Jawab Yesus kepada mereka : “Ajaranku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari
Dia yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 7:16).

Ayat tersebut merupakan jawaban Yesus terhadap orang-orang Yahudi yang merasa heran
ketika Yesus mengajar di Bait Allah. Mereka heran darimana Yesus mendapat pengetahuan
seperti itu tanpa belajar. Makanya Yesus menjawab bahwa ajarannya bukan berasal dari
dirinya sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutusnya. Dari jawaban Yesus tersebut dapat
kita simpulkan bahwa apa yang Yesus ajarakan adalah atas bimbingan dari yang
mengutusnya yaitu Allah. Sebagai seorang utusan Allah, wajarlah jika Allah mudahkan
dengan memberi ilmu padanya untuk berbicara atau mengajar.

 Setiap yang diberikan ilmu oleh Tuhan, pasti dia bukan Tuhan.
 Yesus diberi ilmu oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang mendapat ajaran dari Tuhan, pasti bukan Tuhan
 Yesus mendapatkan ajaran dari Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang diutus oleh Tuhan untuk mengajar, pasti bukan Tuhan.
 Yesus diutus Tuhan untuk mengajar, berarti Yesus bukan Tuhan, melainkan Utusan
Tuhan

82. Yesus datang atas kehendak Dia yang mengutusnya

“Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru, “Memang Aku kamu kenal dan kamu
tahu dari mana asal-Ku, namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi aku
diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari
Dia dan Dialah yang mengutus Aku.” (Yohanes 7:28-29).

Sebelumnya beberapa orang Yerusalem heran kepada Yesus yang leluasa bisa berbicara dan
mengajar di Bait Allah, padahal Yesus adalah termasuk orang yang akan mereka bunuh.
Rupanya Yesus mengetahui isi hati dan rencana mereka, maka Yesus berkata seperti itu pada
mereka.

 Setiap orang yang mengajar di Bait Allah, pasti bukan Tuhan.


 Yesus mengajar di Bait Allah, berarti Yesus itu manusia, bukan Tuhan.
 Setiap yang datang berasal dari Allah, pasti bukan Tuhan.
 Yesus datang berasal dari Allah, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang diutus oleh Allah, pasti dia seorang utusan Allah.
 Yesus diutus oleh Allah, berarti Yesus seorang utusan Allah.
 Setiap yang datang bukan atas kehendaknya sendiri, pasti bukan Tuhan.
 Yesus datang bukan atas kehendaknya sendiri, tetapi atas kehendak Dia yang
mengutusnya, berarti Yesus itu bukan Tuhan.

83. Yesus mengatakan apa yang dia dengar dari yang mengutusnya

“Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu, akan tetapi Dia, yang
mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari padanya, itu yang Kukatakan
kepada dunia.” (Yohanes 8:26).

Yesus berkata kepada orang banyak yag tidak mengetahui siapa dirinya sebenarnya, dimana
Yesus berkata bahwa nanti dia akan menginggalkan mereka dan pergi kepada yang
mengutusnya yaitu Allah. Dan apa yang dia dengar langsung dari Tuhannya, itulah yang akan
dikatakannya.

 Setiap yang mengaku diutus oleh Tuhan, pasti bukanlah Tuhan.


 Yesus mengaku diutus oleh Tuhan, berarti yang bukan Tuhan.
 Setiap yang mendengar dan mengatakan perkataan Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus mendengar dan mengatakan perkataan Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

84. Yesus berbicara sesuai apa yang Tuhan ajarkan padanya

“Maka kata Yesus: “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu
tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi
Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia, yang
telah mengutus Aku, ia menyertai aku. Ia tidak membiarkan aku sendiri, sebab aku
senantiasa berbuat apa yang berkenan kepadanya.” (Yohanes 8:28-29)

Karena orang-orang tersebut masih tidak mengerti bahwa Yesus berbicara kepada mereka
tentang Bapanya (Tuhannya), maka Yesus meneruskan jawabannya bahwa bila mereka
meninggikan Anak Manusia, maka mereka akan tahu siapa dia sebenarnya. Yesus jelaskan
bahwa dia tidak bisa berbuat apa-apa dari dirinya sendiri, dia berbicara hal-hal yang diajarkan
oleh Bapanya yang mengutusnya, dan dia berbuat apa saja yang berkenan kepada Bapanya
(Allah) dan dia tidak sendirian, tetapi Tuhan selalu menyertainya.

 Setiap yang mengaku sebagai Anak Manusia, pasti bukan Tuhan.


 Yesus mengaku hanya sebagai Anak Manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang tidak bisa berbuat apa-apa dari dirinya sendiri, pasti bukan Tuhan.
 Yesus tidak bisa berbuat apa-apa dari dirinya sendiri, berarti dia bukan Tuhan.
 Setiap yang diutus oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus diutus oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

85. Tuhan lebih besar dari Yesus, walaupun mereka adalah satu

“Bapaku, yang memberikan mereka kepadaku, lebih besar dari pada siapapun, dan
seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.”
(Yohanes, 10:29-30)
Ayat tersebut merupakan jawaban Yesus kepada orang-orang Yahudi yang merasa bimbang
kepadanya, apakah Yesus itu Mesias yang ditunggu-tunggu

atau bukan. Mereka minta supaya Yesus berterus terang. Yesus menjelaskan, mereka yang
percaya kepadanya akan menjadi dombanya. Maka Yesus berkata pada mereka :

 Setiap yang memanggil “Bapa” kepada Tuhannya, pasti bukan Tuhan.


 Yesus memanggil “Bapa” kepada Tuhannya, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang mengaku “Tuhan lebih besar daripadanya”, pasti bukan Tuhan.
 Yesus mengaku “Tuhan lebih besar dari dirinya”, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang mengaku Tuhan bersama dirinya, pasti dirinya bukan Tuhan.
 Yesus mengaku dirinya bersama Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

86.Yesus dalam Tuhan dan Tuhan dalam Yesus

“Tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak percaya kepada-Ku, percayalah akan
pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di
dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.” (Yohanes 10:38).

Ayat tersebut adalah ucapan Yesus kepada orang-orang Yahudi yang tidak percaya Yesus
sebagai anak Allah, sehingga mereka tidak percaya akan apa yang dikerjakan olehnya. Maka
Yesus berkata kepada mereka seperti itu. Kesimpulannya jika Tuhan itu berada dalam Yesus
tidaklah berarti Yesus itu Tuhan. Sebab yang ada didalam diri Yesus itu hanyalah Ruh dari
Tuhan, bukan Tuhan itu sendiri yang menjelma menjadi manusia Yesus.

87. Yesus berdoa dan bersaksi dia diutus oleh Tuhan

“Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata :
“Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku
tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang
berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa
Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 11:41-42).

Ayat tersebut adalah doa Yesus kepada Allah yang memohon agar orang bernama Lazaru
yang telah empat hari mati supaya dihidupkan kembali dari kuburnya. Permohonan Yesus
dikabulkan oleh Allah, maka keluarlah Lazarus dari kuburnya. Alalh mengabulkan
permohonan doa Yesus, untuk membuktikan kepada mereka bahwa dia benar-benar utusan
Tuhan.

 Setiap yang berdoa menengadah ke langit, pasti bukan Tuhan.


 Yesus berdoa menengadah ke langit, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang mengucapkan syukur kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus mengucapkan syukur kepada Tuhannya, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang diutus oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus diutus oleh Tuhannya, berarti Yesus bukan Tuhan.

88. Yesus mengaku bahwa dia lebih rendah dari Tuhannya


“Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada
tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu
semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.” (Yohanes 13:16-17).

Ayat tersebut merupakan nasihat sekaligus teladan Yesus khusus kepada murid-muridnya,
ketika dia membasuh kaki mereka sebagai tanda perpisahannya dengan mereka kelak, agar
mereka mendapat bagian dalam kehidupan. Ucapan Yesus yang mengatakan kepada mereka
bahwa seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari tuannya, sama saja berarti Yesus tidak lebih
tinggi dari Tuhannya. Juga bahwa Yesus bahwa seorang utusan tidak lebih tinggi dari yang
mengutusnya, berarti Yesus tidak lebih tinggi dari Tuhan yang mengutusnya. Ini semua
membuktikan bahwa Yesus itu bukan Tuhan, melainkan manusia biasa.

 Setiap yang mengaku hamba Tuhan, pasti bukan Tuhan.


 Yesus mengaku dia hanyalah hamba Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap orang yang mengaku utusan Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus mengaku dia diutus oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

89. Tidak seorangpun yang sampai kepada Allah tanpa melalui Yesus

“Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran hidup. Tidak ada seorangpun yang
datang ke Bapa, kalau tidak melalui aku.” (Yohanes 14:6)

Semua umat Kristen, hamper dapat dipastikan hapal diluar kepada ayat ini. Bahkan ayat ini
termasuk salah satu ayat emas yang sangat diandalkan oleh umat Kristiani dimanapun mereka
berada :”Akulah jalan dan kebenaran hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada
Bapa, kalau tidak melalui Aku” justru memberikan bukti bahwa Yesus itu bukan Tuhan.
Yang Tuhan itu adalah Bapanya yaitu Allah SWT.

 Setiap yang mengaku datang dari Bapa (Tuhan), pasti bukan Tuhan!
 Yesus mengaku datang dari Bapanya (Tuhan), berarti Yesus bukan Tuhan.

90. Yesus dikendalikan oleh Allah

“Tapi percayakah engkau, bahwa aku didalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang
aku katakana kepadamu, tidak aku katakana dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam
di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.” (Yohanes 14:10).

Ucapan Yesus tersebut beserta bukan berarti bahwa dialah Tuhan itu sendiri, tetapi Ruh yang
dari Allah itu yang berada dalam dirinya. Dan apa yang Yesus lakukan sebenarnya atas
bimbingan Tuhan. Dengan demikian jelaslah bahwa Yesus itu bukan Tuhan. Sebab jika
Yesus itu Tuhan, kok dalam diri Tuhan ada Tuhan lagi? Tuhan yang mana lagi?

 Setiap yang besera dengan Tuhan, pasti bukan Tuhan.


 Yesus beserta Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang melakukan suatu pekerjaan Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus melakukan pekerjaan Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang tidak bisa melakukan atas dirinya sendiri, pasti bukan Tuhan.
 Yesus tidak melakukan atas dirinya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan.
Wassalam: Ki Semar

101 Bukti Yesus Bukan Tuhan


Menurut Al Qur’an & Alkitab

91. Yesus minta kepada Bapa / Tuhan seorang penggantinya

“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta
kepada Bapa, dan ia akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain, supaya ia
menyertai kamu selama-lamanya, yaitu roh kebenaran.” (Yohanes 14:15-17).

Sebelumnya Yesus meninggalkan dunia ini, dia meminta kepada Bapanya (Tuhannya) agar
supaya mereka memberikan seorang Rasul sebagai pengganti untuk meneruskan risalahnya.

 Setiap yang meminta seorang pengganti kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus meminta seorang pengganti, kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

Pengganti yang Yesus minta kepada Bapany (Allah) untuk menggantikannya ternyata adalah
seorang yang bernama Ahmad (Muhammad).

“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta
kepada Bapa, Penolong yang lain, supaya ia menyertai kamu selama-lamanya,(17)  yaitu
roh kebenaran.” (Yohanes 14:15-16).

Yang dimaksud dengan Seorang Penolong atau Penghibur atau roh kebenaran dalam bahasa
Yunani = Parlichtus / Paralectos, yang dalam bahasa Arab berasal dari akta “Hmad”, yang
Nasharni jaman dulu menulis dengan kata “Ahmad” yang berarti “Yang terpuji”.

Ahmad adalah nama lain dari Nabi Muhammad. Dalam Hadis Riwayat Bukhari, Muslim,
Tirmidzi, Ahmad dan Malik, Rasulullah saw bersabda :

“Sesungguhnya aku memiliki beberapa nama : Aku adalah Muhammad, dan aku
adalah Ahmad, dan aku adalah Al Maahi (penghapus) karena kekufuran dihancurkan
olehku. Aku adlaah Al Haasyir dimana ramai orang dikumpulkan setelah masaku. Aku
adalah Al Aaqib karena tidak ada lagi nabi penutup setelahku.”

Dalam Al Qur’an Nabi Isa juga bersaksi sebagai berikut :

Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata, “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku
adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan apa yang sebelumnya dari Taurat,
pemberi kabar gembira dengan sesudahku namanya Ahmad.” Maka tatkala rasul itu
datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini
adalah sihir yang nyata.” (Qs 61 ash Shaf 6)

92. Tuhan lebih besar daripada Yesus

“Kamu telah mendengar, bahwa aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku
datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi AKu, kamu tentu akan bersukacita
Karena aku pergi kepada Bapa Ku, sebab Bapa lebih besar dari [ada aku.” (Yohanes
14:28)
Pengakuan Yesus tersebut sangat jelas bahwa dia hanya orang kecil, tidak sama seperti
Bapanya (Allah). Tapi anehnya umat Kristiani tidak mengikuti pengakuan Yesus tersebut,
malah Yesus dijadikan sederajat sama dengan tuhan. Yesus berkata dengan jujur, bahwa
Bapanya (Allah) lebih besar dari dia. Dan Yesus tidak mengakui atau mengatakan bahwa dia
dan Bapanya (Allah) adalah sama besarnya, tidak!!

 Setiap yang pergi kepada Bapanya (Allah), pasti bukan Allah.


 Yesus pergi kepada Bapanya (Allah), berarti Yesus bukan Allah.
 Setiap yang mengaku lebih keci dari tuhannya, pasti bukan Tuhan.
 Yesus mengaku lebih kecil dari Tuhannya, berarti Yeses bukan Tuhan.

93. Yesus datang dari Tuhan dan pergi kepada Tuhan

“Aku datang dari Bapa dan AKu datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula
dan pergi kepada Bapa.” (Yohanes 16:28)

Ayat ini bukan kata-kata Yesus dalam bentuk perumpamaan atau kiasan, tetapi benar-benar
dalam arti yang sesungguhnya, sehingga mudah dipahami. Anak kecil pun paham bahwa
Yesus bukan Tuhan, karena Yesus tidak mengakui atau mengatakan bahwa dialah Tuhan,
Allah mereka, tidak!! Dari pengakuan Yesus yang jujur dan polos tersebut bahwa dia datang
dan pergi meninggalkan dunia dan menuju kepada Bapanya, dapat kita pahami dalam bentuk
silogisme berikut ini:

 Setiap orang yang mengaku datang dari Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus mengaku bahwa dia datang dari TUhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang pergi kepada Tuhannya, pasti bukan Tuhan.
 Yesus pergi kepada Tuhannya, berarti Yesus bukan Tuhan.

94. Yesus mengaku Allah itu Esa dan dia hanyalah utusan-Nya

“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah
yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yohanes 17:3)

Kata-kata tersebut adalah doa Yesus kepada murid-muridnya sebelum dia ditangkap dan
dibunuh. Sebenarnya ucapan Yesus tersebut merupakan dua kaliamt syahadat, sekaligus
sebagai bukti Yesus juga mengajarkan Tauhid. Pengakuan Yesus bahwa satu-satunya yang
benar adalah Allah dan dia diutus oleh Tuhan, memberikan pengertian bahwa Yesus itu
bukan Tuhan, tetapi hanya seorang utusan Tuhan saja.

 Setiap yang mengaku bahwa satu satunya yang benar hanyalah Allah, berarti Allah itu tidak
lebih dari satu
 Yesus mengaku Allah itu hanya satu satunya berarti Yesus bukan allah
 Setiap yang mengakui bahwa dia di utus oleh Allah, berarti dia bukan Allah.
 Yesus mengaku dia diutus oleh Allah, berarti Yesus bukan Allah.

Al Qur’an menjelaskan bahwa Yesus (Isa as) sendiri memberi kesaksian bahwa dia adalah
seorang utusan Tuhan.
Wa idz qaala ‘iisabnu maryama yaa banii israa-iila innii rasuulullaahi ilaikum mushaddiqal
lima baina yadayya minat tauraati wa mubasysyiram bi rasuuliy ya’timin ba’dismuhuu
ahmadu…

Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata, “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku
adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan apa yang sebelumnya dari Taurat,
pemberi kabar gembira dengan sesudahku namanya Ahmad." Maka tatkala rasul itu
datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini
adalah sihir yang nyata." (Qs 61 ash Shaf 6)

95. Yesus menerima firman Tuhan dan menyampaikannya

“Sebab segala firman yang engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusamapikan kepada
mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa aku datang
dari pada – Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku”.
(Yohanes 17:8)

Dengan segala kerendahan hati Yesus mengaku bahwa dia telah menyampaikan segala
firman yang Tuhan wahyukan kepadanya untuk disampaikan kepada mereka para
pengikutnya, agar mereka yakin dan percaya bahwa dia itu adalah utusan yang datang dari
Tuhannya. Ucapan Yesus yang polos dan berhaja tersebut, sangatlah jelas dan sudah
dipahami oleh siapapun. Anak kecilpun paham dakan hal itu.

 Setiap yang mengaku mendapat dan menerima dari Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus mengaku mendapat dan menerima firman dari Tuhan, pasti bukan tuhan.
 Setiap yang mengaku dia datang dari Tuhan pasti bukan Tuhan.
 Yesus mengaku dia datang dari “Tuhan berarti Yesus bukan Tuhan
 Setiap yang mengaku bahwa dia diutus oleh Tuhan, berarti dia utusan Tuhan.
 Yesus mengaku dia hanya diutus oleh Tuhan, berarti dia hanya seorang utusan Tuhan, bukan
Tuhan !!.

96. Yesus pergi menghadap kepada Allahnya dan Allah kita

“Kakta Yesus kepadanya: janganlah engkau memegang aku, sebab aku belum pergi
kepada Bap’ tetapi pergilah kepada saudara – saudara – Ku dan katakanlah kepada
mereka, bahwa mereka sekarang akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah
Ku dan Allahmu” (Yohanes 20:17).

Ayat tersebut merupakan ucapan Yesus setelah kebangkitannya pada hari yang ketiga, lalu
menampakkan dirinya kepada seorang wanitabernama Maria Magdalena yang sedang
mencari mayat yesus.

Ketika mareia Magdalena mengetahui bahwa Yesuslah yang dihadapkan dia, Maria mau
memegang namun Yesus menolak dan berkata, “Jangalah engkau memegang Aku, sebab aku
belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilahkepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada
mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku da Bapamu, kepada Allah-Ku dan
Allahmu”

Dari ayat yang tertulis di atas ini dapat kita pahami bahwa:
 Setiap yang mau pergi kepada Bapanya (Allah), pasti bukan Allah.
 Yesus mau pergi kepada Bapanya (Allah), berti Yesus bukan Allah.
 Yesus mengaku akan pergi ke Bapa (Allah) dan Bapa kita (Allah), berati Yesus bukan Allah.
Tuhan yang Yesus sembah adalah Tuhan!.

Dalam Al Qur’an Qs. 43 Az Zuhkruf 64 dan Qs. 3 Ali Imran 51, Isa as menyuruh
pengikutnya, Bani Israil, untuk menyembah hanya Allah Tuhanku dan Allah Tuhanmu.

“Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu, maka sembahlah Dia, Inilah
jalan-jalan yang lurus” (Qs 43 Az Zukruf 64).

97. Mukjizat Yesus berasal dari Tuhan

“Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ia Yesus dari
Nazaret, seorang yang telah menentukanAllah dan yang dinyatkan kepadamu dengan
kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah
dengn perantaraan Dia (Yesus) di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu”.

Ayat tersebut bukan ucapan Yesus, tapi adalah kotbah Petrus dihadapan murid-murid Yesus
tentang kematian Yesus yang dibunuh dan bangkit pada hari kitiga.

Dari bunyi ayat tersebut, dapat kita pahami sebagai berikut :

 Setiap orang yang ditentukan oleh Allah, pasti bukan Allah.


 Yesus adalah orang yang ditentukan oleh Allah, berarti yesus bukan Allah.
 Setiap yang membuat mukjizat dengan kekuatan Allah, pasti bukan Allah
 Yesus bermukjizat atas kekuatan dari Allah, berarti Yesus bukan Allah.
 Setiap yang menjajdi perantara Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus menjadi perantara Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan!!.

Mukjizat Yesus sehebat apapun tidak berarti Yesus itu Tuhan. Dan semua itu bisa terjadi
bukan atas kehbatannya sendiri. Tetapi karena atas izin Allah Swt. (Qs. 3:49, Qs. 2:87,253)

98. Yesus dijadikan Tuhan ???

“Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus,
yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus” (Kisah Rasul 2 :36).

Masih dalah konteks kotbah Petrus kepada murid-murid Yesus, dia katakana bahwa orang
Esrael harus tahu bahaw Allah telah membangkitkan Yesus yang disalibkan itu menjadi
Tuhan dan Kristus. Rasanya sangat janggal bahwa Allah menjadika Yesus sebagai Tuhan.

 Setiap yang dibangkitkan oleh Allah, pasti bukan Allah.


 Yesus dibangkitkan oleh Allah, Allah berarti Yesus bukan Allah.

Jika Allah menjadi Yesus Tuhan, berate ada tuhan selain Allah. Jika Yesus sudah dijadikan
Tuhan, bearti Tuhan itu lebih dari satu. Padahal Yesus beraksi dalan Injil Markus 12: 29,
bahwa Tuhan itu Esa. Ini berarti dia itu bukan Tuhan.
“Jawab Yesus: “Hukum ynag terutama ialah Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah
kita, Tuhan itu esa “ (Markus 12:29)

Al Qur’an juga mengatakan bahwa Allah itu Esa tidak ada sekutu bagi-Nya, sebagaimana
firman-Nya dlam Qs. 2: 133, Qs 2:163, Qs 4:171, Qs 5:73, Qs 6:19, Qs 9:31, Qs 12:39, Qs
37:4, Qs 38:65, Qs 39:4, Qs 40:16, Qs 41:6, Qs 112:1, dan lain-lain. Kita dapat mengambil
contohnya sebagai berikut :

“Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Esa; tidak Tuhan melainkan Dia Yang Maha
Pengasih Lagi Maha Penyayang.” (2) (Qs 2 Al Baqarah 163).

“Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Esa.” (Qs 37 Ash Shaaffaat 4).

“Katakanlah, “Dia-lah Allah yang Maha Esa.” (Qs 112 AL Ikhlas 1).

99.  Yesus berdiri sebelah kanan Allah

“Lalu katanya : “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri
disebelah kanan Allah.” (Kisah Rasul 7:56).

Ayat tersebut adalah ucapan Stefanus dan bukan ucapan dari Yesus sendiri. Penglihatan
Stefanus tersebut sungguh tidak rasional. Bagaimana Stefanus bisa melihat bahwa Yesus
duduk di sebelah kanan Allah? Jika Yesus yang adalah Anak Manusia berdiri disebelah
kanan Allah, sementara Yesus itu sendir adalah Tuhan (Allah), berarti ada dua Allah. Allah
yang satu berdiri disebelah kanan dan Allah yang satu lagi berdiri disebelah kiri.

 Setiap yang disebut Anak Manusia, pasti bukan Tuhan.


 Yesus disebut sebagai Anak Manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang berdiri disebelah kanan Tuhan, pasti bukan Tuhan.
 Yesus berdiri disebelah kanan Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.

100. Allah membangkitkan Yesus sebagai juruselamat bagi orang Israel

“Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah
membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.” (Kisah Rasul 13:23).

Yang dimaksud dengan “dari keturunannya” yaitu dari keturunan Daud. Paulus mengatakan,
dari keturunan Daud inilah akan lahir seorang juruselamat bagi orang Israel yang bernama
Yesus. Dengan demikian dapatlah kita simpulkan bahwa sesungguhnya Yesus itu adalah
Juruselamat, tapi hanya Juruselamat bagi kaumnya saja, yaitu Bani Israel.

 Setiap orang yang dibangkitkan oleh Allah, pasti bukan Allah.


 Yesus dibangkitkan oleh Allah, berarti Yesus bukan Allah.

Bahkan dalam Injil Matius 15:24, yesus sendiri mengaku dia diutus hanya untuk umat Israel.

Jawab Yesus : “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”
(Matius 15:24)

101. Allah itu Esa dan Yesus serahkan dirinya menebus dosa
“Karena Allah itu Esa dan esa pula dia yang menjadi pengantara antara Allah dan
manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan
bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.” (1 Timotius 2:5-6).

Nasihat Timotius tersebut merupakan kesaksian dia terhadap orang-orang non Yahudi, bahwa
apa yang dia ajarkan itu adalah benar dan dia tidak berdusta. Dari bunyi ayat tersebut, dapat
kita simpulkan :

 Setiap yang mengatakan Tuhan itu Esa, pasti Tuhan tidak lebih dari satu.
 Jika Tuhan itu Esa dan tidak lebih dari satu, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang menjadi perantara antara Tuhan dan manusia, pasti bukan Tuhan.
 Yesus menjadi perantara Tuhan dengan manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.
 Setiap yang menyerahkan dirinya menjadi tebusan bagi manusia, pasti adalah manusia,
bukan Tuhan.
 Yesus menyerahkan dirinya menjadi tebusan bagi manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.

Ayat ke 101 (terakhir) ini berbicara tentang Yesus sebagai penebus dosa manusia, yang
menurut umat Kristiani Yesus mati dalam rangka untuk menebus dosa-doa manusia. Nah
bagaimana para ilmuan tentang hal itu? Simak pendapat mereka sebagai berikut :

Socianus (1539 – 1604)

“Jika pengorbanan Yesus adalah mutlak dan tidak terbatas meliputi segalanya, maka manusia
boleh bebas sepenuhnya berbuat sesuka hatinya. Dan jika doktrin penebusan dosa benar,
maka humum Tuhan tidak lagi berlaku mengikat hamba-Nya, karena hukuman atas segala
dosa telah dibayar oleh Yesus.”

Dr. Cruden Alexander

“Bahwa untuk tujuan pengorbanan seperti yang ditimpakan kepada Yesus dengan penderitaan
dan kesengsaraan yang amat mengerikan, itu sangat memuakkan bagi pemikiran manusia
modern dan dianggap suatu doktrin yang sangat menyeramkan.”

George Bernard Shaw

“Saya lebih suka memikul tanggung jawab moral saya, tidaklah baik lagi saya untuk
membebankan dosa-dosa pada kambing hitam penebus dosa. Saya akan kurang berhati-hati
terhadap dosa, apabila saya tahu bahwa hal itu sama sekali tidak merugikan saya.”

William Ellery Charing (1780 – 1842)

“Pengorbanan itu harus manusia yang melakukan untuk Tuhan, bukan Tuhan untuk manusia.
Jika Yesus itu Tuhan, mengapa justru Tuhan yang mengorbankan diri-Nya untuk manusia?
Ini tidak masuk akal sehat! Tuhan dapat saja mengampuni dosa-dosa manusia dengan tidak
menggunakan kekerasan dan cara yang keji.” (disiksa sampai mati dipaku dikayu salib

Bagaimana Dosa Menurut Islam?


Menurut pandangan Islam, apa pun dosa yang dilakukan oleh manusia, Allah SWT akan
mengampuninya, asalkan dia benar-benar mau bertobat dengan sungguh-sungguh, dan
berjanji tidak akan melakukannya. Semua dosa bisa Allah ampuni, kecuali dosa syirik.

Simaklah firman Allah dalam Al Qur’an berikut ini :

“Katakanlah, “Hai hamba-hamba Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka


sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa[1314] semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” (Qs 39 Az Zumar 53).

Dalam pandangan Islam, dosa ditanggung oleh masing-masing pelakunya. Seseorang tidak
bisa menanggung dosa orang lain :

“Bahwa tidaklah seseorang yang berdosa akan menanggung dosa yang lain.” (Qs 53 An
Najm 38-39)

Kesimpulan

Dari 101 Alasan yang telah diuraikan, jelaslah bahwa Yesus itu bukan Tuhan, tetapi dia
hanyalah seorang Nabi atau Rasul Allah yang diutus untuk kaumnya yaitu Bani Israil. Pada
keempat Injil semuanya Yesus katakana bahwa dia hanyalah seorang Nabi, dan bukan Tuhan.
Perhatikan ucapan Yesus pada empat Injil :

“Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang
nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.”
(Matius 13:57).

“Dan katanya lagi : “AKu berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai
di tempat asalnya.” (Lukas 4:24).

“Sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya
sendiri.” (Yohanes 4:44).

Orang-orang yang hidup sezaman dengan Yesus juga tahu bahwa Yesus bukan Tuhan, tetapi
hanyalah seorang nabi.

“Dan orang banyak itu menyahut: “Inilah nabi Yesus dari Nazaret di galilea.” (Matius
21:11).

Dalam Al Qur’an, Nabi Isa as memberi kesaksian bahwa dia tidak pernah mengatakan dan
tidak mengajarkan bahwa dia adalah Tuhan.

“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, “Hai Isa putera Maryam, adakah engkau
mengatakan kepada manusia, “Jadikanlah aku dan ibuku menjadi dua Tuhan selain
Allah? Isa menjawab, “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan  apa
yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya, maka tentulah Engkau
mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak
mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui
segala yang gaib; (Qs 5 Al Maaidah 116).
Dari keterangan Alkitab dan Al Qur’an sama-sama mengatakan bahwa :

YESUS (ISA AS) HANYALAH SEORANG NABI, BUKAN TUHAN !!!

“kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan


mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?” (Yesaya 46:5).

“Bukankah Aku, Tuhan? Tidak ada yang lain, tidak ada Allah selain dari pada-Ku! Allah
yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku!” (Yesaya 45:21)

Wassalam: Ki Semar

NABI ISA AKAN TURUN KEMBALI KE BUMI..?

Dra. Nuryanah, M.Ag (Guru PAI SMK Negeri 7 Bandung)

_ Elaborasi Tanya Jawab Bersama Ustadz Aam Amiruddin (Percikan Iman) di Radio
OZ Bandung _

Bismillahirrahmanirrahim

 Apakah benar bahwa Nabi Isa diangkat oleh Allah ke langit dan akan turun kembali ke
bumi untuk menghancurkan salib-salib?

 JAWAB:

 Agama kristen percaya tentang kenaikan Isa dan Nabi Isa dibiarkan oleh Tuhan untuk
disalib dan akhirnya wafat ditiang salib.

Menurut kepercayaan Islam bahwa Nabi Isa tidak mati dibunuh tetapi yang dibunuh itu
adalah seseorang yang menentang Nabi Isa yang diserupakan dengan Nabi Isa. a.s.

“Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh al Masih, ‘Isa putra
Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar
dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan
tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula)
yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah “Isa. (QS. An Nisa/4: 157).

“Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada Nya. Dan Allah Maha
perkasa lagi Maha bijaksana” (QS. An Nisa/4: 158).

Kalimat “Allah telah mengangkat Isa” Umat Islam percaya bahwa N. Isa diangkat dan “naik”
ke sisi Tuhan. Ada sebagaian umat Islam yang memahami redaksi tersebut secara harfiah,
mereka percaya bahwa Nabi. Isa belum mati dan sekarang masih hidup di langit dan suatu
saat akan turun ke bumi untuk meluruskan kekeliruan-kekeliruan umatnya. Pendapat
tersebut menurut sebagian pakar Al Quran dan Al Hadits, tidak mempunyai dasar yang kuat.
Menurut M Quraisy Shihab, kalimat “Allah mengangkat Isa” dipahami dalam pengertian
majazi yakni Allah mengangkat derajat Nabi Isa ke sisi Nya.

Jadi pendapat tentang Nabi Isa a.s. sekarang masih hidup di langit dan akan turun lagi ke
bumi adalah tidak wajib percaya, karena tidak terdapat dalam rukun iman dan hadits-hadits
yang menerangkan Nabi Isa akan turun ke bumi, semuanya tidak bisa
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tidak ada satu pun hadits-hadits tersebut
mutawatir.

Menurut Sayyid Kutub, dalam permasalahan yang berhubungan dengan


kepercayan/keimanan harus pada hadits yang derajat yakin yaitu mutawatir. Hadits
tersebut walaupun banyak jumlahnya semuanya bermuara pada dua orang saja yaitu ka’ab
al Ahbar dan Wahab bin Munabbin. Kedua orang tersebut mantan penganut agama Kristen.
Banyak ulama yang menilai bahwa informasi tentang kehidupan Nabi Isa di langit dan akan
turun ke bumi pada hakikatnya bersumber dari sisa kepercayaan kedua perawi hadits-hadits
tersebut.

Menurut M Quraish Shihab ayat 55 dalam Surat Ali Imran yang berbunyi “…Dan Aku (Allah)
akan mengangkatmu ke sisi Ku…” bukanlah dalam pengertian diangkat fisiknya, melainkan
di angkat derajatnya ke sisi Allah.

“(Ingatlah), ketika Allah berfirman: “hai Isa, sesungguhnya aku mutawaffiika dan
mengangkat kamu kepada Ku” (QS. Ali Imran/3: 55).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah Swt mewafatkan (mutawaffiika) Nabi Isa dalam arti
Nabi Isa sudah wafat.

Jadi, Nabi Isa tidak akan kembali turun ke bumi karena Nabi Isa sudah wafat.

 Ustadz, mohon penjelasannya, apa yang dimaksud dengan akan datangnya Imam
Mahdi.

 JAWAB:

 Keterangan tentang suatu ketika akan datang Imam Mahdi tidak ada dalam Al Quran.
Adapun Hadits yang menerangkan Imam Mahdi, diantaranya;

“Rasulullah saw bersabda: “Al Mahdi (berasal) dariku, luas keningnya, bengkok hidungnya,
memenuhi bumi dengan persamaan dan keadilan, yang (sebelumnya) dipenuhi kezaliman
dan ketidak – adilan, dia berkuasa selama tujuh tahun.” (Sunan Abu dawud).

Mahdiisme (dari ”Al Mahdi”, yang artinya ”Yang diberi petunjuk” ) adalah paham yang
dipegang banyak kaum muslim baik dari kalangan sunni maupun syiah. Menurut Azyumardi
Azra, munculnya paham ini banyak terkait dengan berbagai faktor sosio-politik.

Istilah “al Mahdi” tidak terdapat dalam Al Quran. Istilah yang digunakan dalam kitab suci ini
adalah :”al Muhtadi, man yahdil lahu fahuwa al muhtadi”.
“Barangsiapa yang diberi petunjuk (yahdi) oleh Allah maka dialah yang mendapat petunjuk
(muhtadi); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka mereka termasuk orang-orang
yang merugi.” (QS. Al’Araf/7: 178).

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan
barangsiapa yang disesatkan Nya, maka kamu tak akan mendapat seorang pemimpinpun
yang dapat memberi petunjuk kepadanya.”

(QS. Al kahfi/18: 17).

Yang sederhananya berarti ”Orang yang menerima petunjuk untuk dirinya sendiri”. Jadi,
dalam pemakaian Al Quran, al Muhtadi adalah “mendapat petunjuk Tuhan”.

Begitu juga kitab hadits Shahih Bukhari atau shahih Muslim tidak memuat hadits-hadits yang
berkenaan dengan Al Mahdi. Dalam kitab-kitab kumpulan hadits lain pada umumnya
memberikan bagian cukup “substansial” bagi hadits-hadits tentang Al Mahdi, termasuk
musnad Ahmad Ibn Hanbal, Sunan Abu Dawud, Sunan Tirmidzi, dan Sunan Ibnu majah.
Sumber-sumber ajaran syi’ah bisa diduga lebih kaya lagi dengan pembahasan tentang Al
Mahdi, karena mahdiisme merupakan salah satu dokrin teologis sentral syi’ah. demikian
menurut Azyumardi Azra.

Terdapat ulama dan pemikir muslim mempertanyakan keshahihan hadits-hadits tentang Al


Mahdi dan membantahnya dengan hadits-hadits lain, misalnya, “ Tidak ada Al Mahdi, yang
ada hanyalah Isa Ibnu Maryam (yang kelak muncul di akhir zaman). Salah seorang pengkritik
terkeras dari sejarawan; Ibnu Khaldun, setelah mendaftar 24 hadits dan 6 variannya, dia
mengatakan tidak satupun hadits tersebut bisa dipercaya meski diantara sanad hadits-
hadits itu terdapat sahabat-sahabat terkemuka semacam Ali, Ibnu Abbas, Ibnu Umar,
Thalhah, Ibnu Mas’ud atau Abu Hurairah.

Menurut Azyumardi Azra, sangat boleh jadi berbagai hadits tentang Al Mahdi merupakan
hasil rekayasa untuk kepentingan-kepentingan politik, apakah dari kalangan sunni maupun
syi’i. Tetapi terlepas dari itu, sulit menolak sama sekali, bahwa Al Mahdi aktual akan muncul
kelak . Apalagi sebagian besar muslim, khususnya sunni, percaya bahwa Tuhan setiap akhir
seratus atau bahkan seribu tahun mengutus seorang mujaddid (pembaru) untuk
memperbarui akidah dan ibadah kaum muslimin. Para mujaddid ini tentu saja merupakan
tokoh historis, tetapi juga bisa tokoh eskatologis yang muncul di masa depan, seperti Al
mahdi. Para mujaddid historis pada umumnya bebas dari aura mahdiisme. Meski demikian,
bagi sementara pembaru dan apalagi pada tingkat masyarakat awam sunni, konsep mahdi
_bahkan mujaddid_ bukan tidak jarang diwarnai simbol dan tema-tema messianistis (Isa
akan turun kembali) dan eskatologis.

Dikalangan ulama sunni, Al Mahdi dipercaya sebagai “pembaru” (mujaddid) terakhir yang
langsung dibimbing dan diangkat Tuhan, yang muncul di “akhir zaman” untuk memulihkan
Islam kepada kemurniannya. Dengan demikian, missi Al Mahdi dikalangan sunni lebih
mengandung aspek “revivalisme” yakni lebih bertujuan untuk merestorasi dan
membangkitkan kemurnian dan kejayaan masa lampau ketimbang memulai zaman baru
sama sekali. Atau lebih tegas lagi fungsi Al Mahdi dalam ajaran sunni adalah untuk
mendukung dan memulihkan kembali ortodoksi Islam, bukan untuk menghapuskan atau
menghancurkannya dengan memunculkan dokrin baru “Islam”. Menggunakan kerangka
Gellner yang dikutip Azyumardi Azra, Mahdi sunni adalah fusi kepatuhan kitabiyah dengan
kepemimpinan kharismatik keagamaan, yang tetap berada dalam batas-batas yang
ditetapkan tradisi ortodoksi dan agama skriptural. Dalam gerakan mahdi sunni,
kepemimpinan spiritual merupakan artikulasi bagi kitab suci yang merupakan ukuran trans-
sosial yang menentukan bentukan sosial.

Sebaliknya, Mahdi syi’ah sejak semula lahir dalam ketertindasan dan ketidakberdayaan vis-
a-vis supremasi dan hegemoni politik sunni yang sering represif atas penganut syiah. Sesuai
dengan kepercayaan mereka, bahwa kaum sunni sejak masa sahabat telah mengingkari N.
Muhammad saw., yang karenannya penganut syiah menggugat keabsahan ortodoksi kaum
sunni itu sendiri.

Bagi kaum syi’ah, Mahdi adalah pemimpin yang bebas dari kesalahan (ma’shum), yang
dibimbing secara khusus oleh Tuhan; dia adalah makhluk spritual yang senantiasa hidup,
yang membimbing mereka yang percaya kepadanya. Pada tingkat lebih ekstrim, bagi
kelompok syi’ah tertentu, Fathimiyah dan Isma’iliyah misalnya, Imam Mahdi bahkan akan
mengganti hukum yang dibawa Nabi Muhammad saw., dengan hukum baru yang lebih
sempurna sembari mengungkapkan rahasia makna al Quran sebenarnya.

Tidak diragukan lagi bahwa paham mahdiisme yang sarat dengan muatan eskatologis, baik
dalam kasus sunni maupun syi’i menemukan momentum terkuatnya dalam situasi-situasi
sosial-politik yang kacau. Ibnu Khaldun menjelaskan, bahwa paham mahdiisme muncul
ketika negara berada dalam kekacauan, pada saat dimana pemerintah tidak mampu
menjalankan kekuasaan dan penegakkan hukum secara efektif. Dalam pandangannya,
kemunculan Mahdi tidak lepas dari aspirasi dan propaganda politik untuk membangun
kekuasaan.

Pada esensinya, baik mahdiisme (imam mahdi) maupun messianisme (Isa al masih) adalah
ideologi-ideologi yang secara khusus cocok bagi “masa tertindas” atau “massa yang merasa
terancam” dalam situasi-situasi dimana mereka tidak hanya menjadi sadar akan
ketertindasan dan keterancaman, tetapi sekaligus siap memberikan respon.

Bagi mereka, gerakan mahdi dan messianis mampu memberikan jalan keluar yang
revolusioner. Jika masa sekarang dikuasai para penindas, sebaliknya masa depan adalah
milik kaum mahdi dan messianis; di luar itu tidak ada keselamatan dan tidak ada masa
depan. Demikian pendapat mereka.

Banyak yang tidak mempercayai paham mahdiisme dan messianisme namun tidak sedikit
yang menganut paham-paham tersebut. Masing-masing punya argumentasinya sendiri
termasuk argumen dari kitab yang suci yaitu Al Hadits dan ayat-ayat suci al Quran dengan
interpretasi yang berbeda.

Mahdiisme dan messianisme adalah sesuatu yang diperselisihkan (khilafiyah). Namun


khilafiyah tersebut harus dihadapi dengan lapang dada_saling menghormati dan
menghargai_ agar Ukhuwah Islamiyah tetap terjalin.
 Ustadz, apa yang dimaksud dengan orang-orang yang menukar janji (nya dengan)
Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit yang terdapat dalam
surat Ali Imran ayat 77.

 JAWAB:

 “Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah
mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat
dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka
pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih.”
(QS. Ali Imran/3: 77).

Sesungguhnya seluruh yang ada di muka bumi, berupa kemegahan duniawi (kedudukan,
atau harta dan lain-lain) berapapun banyaknya yang diterima adalah sangat sedikit dan
harganya murah dibanding dengan apa yang telah dilakukannya dengan melanggar aturan
Allah yang berakibat penderitaan yaitu kesengsaraan duniawi dan ukhrawi. Ayat tersebut
mengingatkan, apabila melanggar aturan-aturan Allah karena ingin mendapatkan harta,
kedudukan, kekuasaan, gelar dan lain-lain, maka perbuatan tersebut telah menukar janji
Allah dengan harga yang sedikit. Misalnya, janji Allah yang terdapat dalam Al Quran surat Al
baqarah/2 ayat 188;

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu
dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim,
supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan
(jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.”

Tetapi manusia banyak yang menyalahgunakan kekuasaan yaitu dengan melindungi


perbuatan-perbuatan yang salah, melindungi orang yang bersalah dengan menggunakan
rekayasa kekuasaan sehingga menutupi kesalahan orang yang jelas-jelas bersalah. Secara
legal-formal, dengan saksi dan sumpah-sumpah palsu, memutarbalikkan fakta, direkayasa
(suap-menyuap), sehingga selamat dari hukuman dunia. Maka selain pelaku, hakim, dan
orang-orang yang terlibat didalamnya, termasuk kepada orang yang telah melakukan
penipuan _penipuan muslihat_ didalam hukum karena telah membuat keputusan-
keputusan yang benar-benar sudah jelas kesalahannya (melakukan KKN) diputuskan
menjadi benar_bebas dari hukuman_ (mendapat kemenangan secara dhahir).

Islam mengharamkan segala bentuk penipuan. Seorang muslim dituntut untuk berlaku jujur
dalam seluruh urusannya sebab keikhlasan dalam beragama, nilainya lebih tinggi dari pada
seluruh usaha duniawi.

Islam mengharamkan suap menyuap kepada penguasa dan pembantu-pembantunya


dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan atau kemenangan didalam keputusan
yang dijatuhkan, dengan merugikan (menzalimi) orang lain.

“Rasulullah saw., melaknat orang yang menyuap, yang menerima suap dan yang menjadi
perantara.” (HR. Ahmad dan Hakim).
Kemudian ada juga yang melakukan penipuan dalam jual beli misalnya dengan
menggunakan barbagai cara yang tidak diketahui oleh pembeli dengan maksud untuk
mendapat keuntungan lebih besar . Karena menurut mereka, bila dilakukan dengan jujur
akan mendapatkan untung yang sedikit.

Apabila penipuan tersebut banyak mendapatkan keuntungan, maka pada hakikatnya adalah
sangat sedikit, harganya sangat murah dibandingkan dengan beratnya balasan dari Allah
yaitu berupa azab yang sangat pedih sebagai akibat dari pengingkaran terhadap perjanjian
dengan Allah, mereka telah menghianati Allah dengan melanggar aturan-aturan Allah.
Mereka telah melanggar fitrahnya yang suci (QS. Al’Araf/7: 172), yang harus tunduk pada
aturan Allah (taqwa).

Rasulullah saw., melarang untuk melakukan penipuan didalam jual beli.

“Dari Ibnu Umar r.a. katanya: “Seorang laki-laki mengadu kepada Rasulullah saw., bahwa
dia ditipu orang dalam jual beli. Maka bersabda Rasulullah saw., :”katakan kepada si
penjual, “Jangan menipu!” maka sejak itu diingatkannya, “Jangan menipu!” (HR. Muslim).

“Sesungguhnya Rasulullah saw., pernah melalui suatu (tumpukan) makanan yang oleh
pemiliknya dipujinya, kemudian Nabi saw., meletakkan tangannya pada makanan tersebut,
tetapi tiba-tiba makanan tersebut sangat jelek, lantas Nabi saw., bersabda: “Juallah
makanan ini menurut harga yang pantas dan ini menurut harga yang pantas; sebab
barangsiapa menipu kami, bukanlah dari golongan kami.” (HR. Ahmad).

Bagi Muslim, segala apa pun yang ada di muka bumi ini dihadapinya dengan aktivitas yang
diridhai oleh Allah Swt, hidup berada dalam frame Islam_dalam keadaan beriman kepada
Allah_ yaitu dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Nya, hidup
diorientasikan hanya untuk mengabdi kepada Allah.

Dan bagi orang yang menanggalkan fitrahnya yaitu orang yang hidup didalam kekufuran,
melanggar perjanjian dengan Allah dan melakukan hal-hal yang dilarang Allah dengan
menggadaikan keimanannya demi mengejar kemegahan duniawi yang bersifat pragmatis
(kenikmatan sementara). Maka yang demikian itu termasuk kepada kategori firman Allah
berikut ini ;

“Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung
perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al baqarah/2: 16).

“Sesungguhnya orang-orang yang menukar keimanan dengan kekafiran, sekali-kali mereka


tidak akan dapat memberi mudharat kepada Allah sedikit pun; dan bagi mereka azab yag
besar.” (QS. Ali Imran/3: 177).

 Ustadz, apakah benar periwayatan hadits Abu Hurairah tidak begitu shahih dengan alasan,
Hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah jumlahnya banyak tetapi kebersamaan dengan
Rasulnya sebentar.

 JAWAB:
 Memang benar Abu Hurairah bersama Rasulullah saw., waktunya sedikit tetapi hapalan
Haditsnya sangat banyak. Namun demikian tidak bisa dijadikan dasar untuk mengurangi
kualitas keshahihan hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah selama hadits tersebut susunan
dan perawinya bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah (hasil riset).

Fakta membuktikan, berapa banyak orang yang belajar dengan waktu sebentar tetapi
ilmunya lebih banyak dibandingkan dengan orang yang sudah belajar dengan waktu yang
lama namun tidak sistematis.

Banyak faktor yang menjadikan orang berhasil untuk memahami pengetahuan yang
diperolehnya dengan waktu sedikit. Diantaranya faktor kecerdasan; ada yang banyak
membaca tetapi pahamnya sedikit dan sebaliknya ada yang sedikit membaca tetapi
pemahamannya cepat, banyak dan bagus. Banyaknya menyerap ilmu pengetahuan tidak
diukur dengan dari waktu lama belajar tetapi dari seberapa bagus kemampuan
intelektualnya. Ada yang hapal zuz amma dengan waktu dua tahun tetapi ada yang hapal
zuz amma hanya dengan waktu dua minggu.

Untuk menetukan keberhasilan dalam belajar bukan hanya dari waktu sebentar dan
lamanya belajar tetapi diukur dari berapa banyak ilmu yang didapatkan, ditentukan oleh
intensitas dan kesungguhan belajar dan sistematis. Dan didukung oleh sistem yang efektif
dan efesien dengan guru yang kredibel, fasilitas yang lengkap, alat/media yang paling
terbaru (canggih-moderen) yang mampu mengakses informasi global (seluruh dunia)
dengan mudah.

Abu Hurairah ketika belajar kepada Rasulullah saw., menghentikan seluruh kegiatannya dan
hanya terfokus kepada proses belajar mengajar bersama Rasulullah Saw. Adapun diantara
sahabat-sahabat yang lainnya belajar kepada Rasul saw., tidak intensif, hanya sisa waktu
dari aktivitas sehari-hari yang rutinitas. Otomatis akan berbeda dengan Abu Hurairah yang
intensif belajar kepada Rasul bahkan Abu Hurairah pernah minta do’a kepada Rasul agar
mudah untuk menghapal ilmu yang telah diperolehnya. Dalam riwayat Imam Bukhari,

“Abu Hurairah pernah berkata kepada Rasul saw.,: Ya Rasulullah, aku ingin sekali
menghapal seluruh yang engkau katakan dan aku ingin sekali merekam ke dalam memoriku
seluruh yang engkau perbuat tapi terkadang aku suka lupa, maka Nabi memberikan isyarat
“dengan bahasa Isyarat”: “coba hamparkan surbanmu lalu seolah-olah Nabi sedang
mengambil barang-barang dimasukkan ke surban satu kali, dua kali, tiga kali, kemudian
Nabi mengikatnya. “

Nabi Muhammad saw., mendo’akannya. Walaupun dilihat dari waktu, Abu Hurairah masuk
agama Islam belakangan tetapi hapalannya sangat banyak; hapal lebih dari 5000 hadits
karena Abu Hurairah, intensitas belajarnya kepada Rasulullah luar biasa (lebih dari sahabat-
sahabat yang lain).

Jadi secara logika, dengan memberikan fonis bahwa hadits Abu Hurairah tidak begitu shahih
dengan alasan ketika belajar kepada Rasul dengan waktu yang sedikit, adalah sangat tidak
relevan.
Abu Hurairah adalah orang yang belajar kepada Rasulullah saw., secara intensif, sistematis,
dan didukung oleh faktor kecerdasan intelektualnya, juga kesungguhan belajarnya. Selain
itu, dengan tekadnya yang kuat untuk menghapal banyak hadits sebagaimana hadits
Rasulullah saw., yang diriwatyatkan oleh Imam Bukhari di atas.

Kasih karunia adalah...


Kebaikan Allah yang tidak layak diterima, tidak di usahakan dan tak ternilai yang diberikan
kepada orang-orang berdosa. Anugrah ini tidak seharusnya diterima, karena manusia seharusnya
mendapat murka Allah (Roma 9:22), tidak sepantasnya diterima karena manusia tidak
menerimanya dengan bekerja (Efesus 2:8-9; Titus 3:4-7) dan tidak pada tempatnya diterima
karena tidak ada sesuatu yang pantas pada manusia untuk menerimanya (Roma 2:23-25).
Motif bagi pemberi adalah murah hati dan bebas.

Al-Quran: Urgensi Sejarah bagi Umat Dunia (Makalah Revisi Pasca


Diskusi)

OPINI | 23 December 2011 | 20:59 Dibaca: 681   Komentar: 6   Nihil

Al-Quran: Urgensi Sejarah bagi Umat Dunia[1]

(Diskusi Komunitas PASTI / Paguyuban Alumni Salaf Tebuireng bersama KH. A. Mustain


Syafi’i sebagai Respon Positif terhadap Penafsiran KH. Fahmi Basya tentang Borobudur
Peninggalan Nabi Sulaiman AS)

Al-Faqîr: Fathurrahman Karyadi[2]

Prolog

Al-Quran diturunkan kepada umat manusia sebagai way of life. Al-Quran tidak dikhususkan
teruntuk budaya, sejarah, politik, pendidikan, kesehatan dan sebagainya, namun universal
meliputi semua aspek kehidupan. Para sejarahwan meyakini bahwa Al-Quran adalah kitab
sejarah, begitu pula para budayawan percaya bahwa Al-Quran adalah kitab sastra paling
agung. Tak hanya itu, para pakar kedokteran, matematika, astronom, ekonom, arkeolog,
psikolog, menjadikan Al-Quran sebagai referensi utama dalam eksperimen mereka. Itulah Al-
Quran yang bergelar ”al-Tibyân”, sebagaimana firman-Nya ”Tibyânan likulli Syai`”.

Jumlah surat dalam al-Quran sebanyak 114 surat dan jumlah ayatnya 6.247 ayat.[3] Isi pesan
al-Qur’an sangat komplek, keimanan, ibadah, akhlaq, sosial, alam semesta, pendidikan,
keilmuan, ekonomi, politik dll. Kisah yang ulang-ulang justeru menyita hampir dua pertiga,
sementara ayat-ayat hukum cuma 150-450 ayat. Begitu paparan Ibn al-Arabi. Sedangkan
selebihnya adalah qashsas atau kisah-kisah, nasehat. Kisah bisa juga dibilang sebagai sejarah.
Ia bukan sekedar back priview belaka, akan tetapi kisah-kisah dalam Al-Quran mengandung
hikmah serta sebagai bukti otentik dokumen peradaban manusia.

Sejarah dan Kisah


Kalimat ”sejarah” merupakan bahasa Indonesia. Sedangkan dalam bahasa Arab ada kalimat
yang hampir serupa yaitu Syajarah (‫ )شجرة‬artinya pohon. Jadi ”sejarah” itu terkait seperi
pohon dari akar, batang, cabang dan ranting. Oleh karenanya, orang ahli disebut Sejarahwan
(terdapat huruf “h”).[4]

Syaikh Muhyiddin al-Khayyath menerangkan bahwa sejarah (Târikh) adalah ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa umat dan suku masa lalu dan masa depan. Adapun
mempelajarinya sangat penting sekali bagi setiap generasi peradaban manusia. Sejarah dapat
ditelusuri dengan tiga pendekatan yaitu (1) Al-âtsâr al-madhbûthah berupa peninggalan masa
lalu berbentuk manuskrip, buku, diwan. (2) Al-âtsâr al-manqûlah yaitu cerita atau legenda
dari para leluhur. Dan (3) Al-âtsâr al-qadîmah seperti puing-puing kerajaan, keramik guci,
batu berukir, uang logam dengan angka tahun dan prasasti. [5]

Kisah bisa dikategorikan sebagai sejarah jika kisah itu nyata dan telah terjadi. Syaikh Manna’
Kholil Qatthan menjelaskan bahwa yang dimaksud qisshah dalam al-Quran ialah penjelasan
Allah Swt terkait peristiwa dan tragedi yang telah terjadi pada masa umat terdahulu dan para
tokoh nabi dan rasul sebelum Rasulullah Saw serta kejadian yang baru terjadi. Qisshah dalam
al-Quran terbagi tiga. (1) Kisah para umat dan tokoh tempo dahulu seperti cerita Luqman
bersama putranya, Dzul Qarnain, tentang Bani Israil dan sebagainya. (2) Kisah para Nabi
terdahulu seperti cerita Nabi Musa As dan Fir’aun, cerita Nabi Ibrahim As hendak
menyembelih putranya dan masaih banyak lagi. Dan (3) Kisah yang baru saja terjadi, periode
ini ketika yang dialami Rasulullah Saw bersama para sahabat yang kemudian direkam oleh
al-Quran.[6]

Cuplikan sejarah dalam Al-Quran banyak ragamnya. Ada yang termuat beberapa ayat di
setiap surat, seperti kisah Nabi Adam As (al-Baqarah), kisah Dzul Qarnain (QS. al-Kahfi 83).
Juga ada satu surat menceritakan kisah secara utuh, seperti surat Yusuf yang merekam
otobiografi Nabiyullah Yusuf As. Tak sedikit pula, nama-nama surat dalam Al-Quran yang
di-blow up dari key word sejarah itu sendiri, seperti al-Baqarah (kisah sapi Bani Israil), al-
Rum (kisah negeri Romawi), Luqman (tokoh sentral bangsa hitam) dan sebagainya.

Hampir seluruh sejarah itu subyektif. Karena itu al-Quran hadir bicara sejarah se-subyektif
mungkin dan terbukti serta disinggung secara realiti. Kita ingat bahwa deskriminasi sejarah
yang tertinggi justru orang Eropa. Dalam bahasa Inggis, sejarah adalah Historis. Ia miliknya
“his”. Sehingga semua pelaku sejarah adalah laki-laki tidak ada yang perempuan. Orang
Eropa sangat deskriminasi terhadap perempuan. Islam justru mengangkat dan melindunginya.
Mana ada kitab samawi atau karya orang Barat yang mengangkat derajat perempuan? Al-
Quran menyebutnya Qishah atau Qashash yang artinya al-tatabbu’ bisa dilacak. Fartaddâ
‘alâ âtsârihimâ qashashâ. Bahwa sejarah dalam al-Quran itu terbuka untuk diteliti.

Kisah al-Quran adalah nyata, sehingga al-Quran terbuka dan siap dievaluasi. Al-Quran tidak
melakukan kebohongan publik dan tidak mengajarkan umat pandai berkhayal dan berandai-
andai. Kisahnya yang nyata adalah ajaran agar manusuia bersikap realistik dan berbuat nyata.
Al-Quran tidak membutuhkan jasa khayalan, meski untuk tujuan baik. Hal itu karena al-
Quran sangat mampu menghadirkan yang nyata sebagai suri tauladan dan bisa menampilkan
yang benar sebagai pesan kebenaran.  Tidak sama dengan cerita khayal karya para novelis
yang ahli khayal. Mereka menulis lamunan tanpa perlu pembuktian dan menulis khayalan
tanpa pertanggung jawaban.[7]

Sejarah Tiga Zaman


Di antara kemukjizatan al-Quran dapat dibuktikan kapan saja dan di mana saja (Yashluhu fî
kulli zamân wa makân). Al-Quran  tidak khusus diturunkan kepada bangsa Arab semata.
Tentang mengapa al-Quran berbahasa Arab itu karena saat itu kelompok manusia terbesar
berada di Jazirah Arab dan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi Internasional. Maka
dengan bahasa Arab semua kalangan di belahan dunia bisa dengan mudah menerimanya. Ada
yang menyebutkan karena bahasa Arab adalah bahasa tertua yang dimiliki dunia sejak nabi
Adam sebagai manusia pertama, disamping bahasa Arab memiliki kosakata yang amat luas.

Penulis memiliki pandangan bahwa sejarah yang dibicarakan Al-Quran terbagi menjadi tiga.
Pertama, sejarah masa lalu. Sebagaimana penuturan di atas yang mengacu pada al-qisshah
al-ghâbirah.

Kedua, sejarah masa sekarang. Dalam QS. al-Takwir Allah berfirman ‫( فأين تذهبون‬Maka ke
manakah kamu akan pergi). Jika kita perhatian sebenarnya al-Quran bertanya kepada kita
setiap hari tentang ”sejarah”, apa yang akan kita perbuat? Sebab sesuatu yang kita lakukan
sekarang sangat berpengaruh di masa depan. Sebagaimana kata (alm) KH. A. Wahid Hasyim
“Membaca sejarah sangat penting, tetapi membuat sejarah lebih penting.”

Ketiga, sejarah masa depan. Seperti peristiwa runtuhnya gedung WTC pada 11 September.
Ternyata ini sudah termaktub dalam Al-Quran dalam juz 11 QS. al-Taubah (9) ayat 109 (109
sesuai tinggi gedung WTC)[8]. Juga ayat yang menerangkan jasad Fir’aun ditemukan, Al-
Quran menulis bukti otentik itu pada QS. Yunus ayat 92. Juga ada yang meramalkan usia
dunia dari lafadz “Baghtah” (‫ )بغتة‬yang disebut Al-Quran sebanyak 4 kali.[9]

Last Gon Be By Gone

Al-Quran menghadirkan kisah bersifat plur (biasa) berupa singgungan-singgungan bukan


kisahnya itu utuh. Maka disebutkan bahwa qishah dalam Quran ada yang ghâbirah atau
lampau dan ada yang hâdirah ketika al-Quran turun. Di antara sejarah mustaqbal yang ada di
al-Quran adalah surat al-Rum. Saat itu—ketika al-Quran masih eksis turun—Negara Romawi
kalah. Tapi oleh al-Quran diramal menang. Wa hum min ghalabihim sayaghlibûn fî bidh’i
sinîn. Dalam bahasa Arab bidh’i berarti bilangan 3 sampai 9. Maka benar bahwa bangsa
Romawi menang Abad ke-7 sebagaimana yang dikatakan Imam Ibnu Abbas sebagai mukjizat
al-Quran yang futuristik.

Ada yang meyakini al-Quran mencatat persitiwa WTC di Amerika. Kelemahan tafsir ilmi
seperti ini terletak pada nomor surat yang disamakan (dibuat-buat). Padahal nomor surat
bukanlah wahyu. Itu merupakan kreasi dalam pembukuan. Ketika pembukuan sudah lama
kemudian diurutkan nomornya. Maka tafsir ilmi beresiko berat. Diantaranya, bahwa wahyu
adalah kebenaran mutlak sedangkan tafsir ilmi itu kreasi berkembang. Tafsir al-Manar ketika
menafsirkan sab’a samâwât sebagai tujuh planet karena waktu itu tatasurya baru tujuh belum
sepuluh. Nah, sekarang buyar bukan hanya sepuluh tapi sangat banyak. Jika al-Quran
dipatenkan dengan ilmu sekarang jawabannya mau tidak mau harus ”wallâhu a’lam” karena
tidak menutup kemungkinan akan ada perkembangan selanjutnya. Ilmu sangat dihargai oleh
al-Quran. Tetapi klaim kebenaran al-Quran itu hanya ilmu ini dan itu tidak real karena terus
berkembang. Klaimnya tidak boleh.

Seorang sejarahwan yang juga seorang peneliti pernah mengeritik kelemahan umat Islam.
Ada dua, yang pertama ialah romantisme historis. Kita sering mengagungkan orang-orang
dulu, apalagi jika itu lelehur kita. Nah inilah yang dimanfaat Belanda agar orang-orang
Indonesia itu tertidur dalam romantis sejarah. Orang-orang pintar Belanda menysun buku-
buku kisah kehebatan ulama Islam tempo dahulu sehingga warga pribumi merasa damai
menyimak dan membacanya. Dengan begitu mereka lupa dengan Belanda yang menjajahnya.
Kedua, dogmatik antropomorfik artinya kebesaran sosok seseorang itu menjadi dogma. Jadi
jika seorang tokoh yang berkata maka semua akan patuh dan takut. Bahasanya yaitu unzhur
man qâla wa lâ tanzhur maqâlah (Pandanglah yang menagtakan jangan lihat apa yang
dikatakan).

Al-Quran memang merekam banyak kisah keberhasilan tokoh terdahulu, para nabi dan rasul.
Akan tetapi dengan bijaksananya al-Quran menutupnya dengan statement ”Tilka ummatun
qad khalat” (Sudahlah mereka sudah berlalu). Ini sebagai upaya menghentikan romantisme
historis dan dogmatik antropomorfik. Lahâ mâ kasabat wa lakum mâ kasabtum. Dimana
prestasimu?

Ketika al-Quran menyebutkan sejarah atau kisah maka kemudian ditutup dengan ayat yang
bukan hanya menganjurkan membaca sejarah tetapi memetik dan mampu membuat sejarah.

Mu’jizat Angka

Urutan  nomor ayat setiap surat (tartîb al-ayat) di al-Quran itu tauqîfî (ketetapan) dari Rasul.
Seperti al-Fâtihah tujuh ayat. Sedangkan tartîb al-suwar tentang urutan al-Quran mengapa
al-Fâtihah dulu kemudian al-Baqarah itu khilaf cukup panjang di kalangan ulama. Jumlah
ayat yang sering disebut-sebut berjumlah 6.666 ternyata tidak nominatif dan tidak ada di
kitab Ulumûl Quran, terlalu banyak. Adapun jumlahnya hanya enam ribu lebih dua ratus
sekian. Penomoran  ayat di al-Quran yang disebutkan hanyalah surat al-Fâtihah saja, sab’an
minal matsânî sedangan yang lainnya tidak. Nah, semua sepakat bahwa al-Fâtihah itu tujuh
ayat tetapi berbeda pendapat peletakannya seperti Imam Syafii yang menempatkan Basmalah
sebagai awal surat al-Fâtihah. Sedangkan Imam Malik tidak menganggap Baslamah sebagai
ayat dalam Fatihah dan  beliau tetap setuju jumlah ayatnya tujuh.

Oleh karenanya, ta’yîn atau penetapan pada nomor ayat al-Quran adalah ijtihâdî bukan
tauqîfî. Itu standar mushaf Ustmani, sedangkan selain Utsmani yang menggunkan tartîb al-
nuzûl maka akan tidak beraturan lagi. Tak heran, jika nomor ayat kerap dijadikan mu’jizat
oleh orang Jawa karena ada semboyan mereka mengatakan otak-atik matuk (diakali agar bisa
nyambung).

Seorang peniliti di Timur Tengah telah berhasil mengungkap kemukjizatan al-Quran


berdasarkan angka. Di dalam al-Quran ternyata lafadz “ lafadz “Syahr” (bulan) disebutkan 12
kali  sesuai dengan jumlah bulan dalam setahun dan lafadz “yaum” (hari) sebanyak 365 kali
sesuai dengan jumlah hari dalam setahun. Tak cukup hanya itu, kemu’jizatan lainnya:

1. Dunia disebutkan 115 kali. Akhirat disebutkan 115 kali.

2. Malaikat 88 kali, syaitan 88 kali.

3. Kehidupan 145 kali, kematian 145 kali.

4. Kebaikan/manfaat 50 kali, jahat 50 kali.

5. Orang2 50 kali, nabi 50 kali.


6. Iblis(raja syaitan) 11 kali, menyelamatkan diri dari iblis 11 kali.

7. Musibah (bencana) 75 kali, syukur 75 kali.

8. Shodaqoh 75 kali, kepuasan 75 kali.

9. Orang2 yg tersesat 17 kali, syuhada 17 kali.

10. Muslimin 41 kali, jihad 41 kali.

11. Emas 8 kali, kehidupan yg mudah 8 kali.

12. Sihir 60 kali, fitnah 60 kali.

13. Zakat 32 kali, barokah 32 kali.

14. Pikiran 39 kali, cahaya 39 kali.

15. Lidah 25 kali, khotbah 25 kali.

16. Harapan 8 kali, ketakutan/kecemasan 8 kali.

17. Berbicara di depan publik 18 kali, pempublikasian 18 kali.

18. Penderitaan 114 kali, kesabaran 114 kali.

19. Muhammad 4 kali, syari’ah (ajaran Rasulullah saw) 4 kali.

20. Laki2 24 kali, wanita 24 kali.

Tujuan dan Manfaat Kisah al-Quran

Tentang mengapa al-Quran memuat banyak sejarah, setidaknya ada tiga alasan besar:

1. Sebagai tatbîts. Fakullan naqusshû alaika min nabair rasûli mâ nutsabbitu bihî fu’âdak. Itu
adalah untuk hiburan pribadi Rasulullah Saw. Alasannya karena hampir seluruh dakwah
beliau mewakili kisi-kisi umat terdahulu. Seperti perintah puasa, pada umumnya semua
manuisia akan menganggap itu tantangan besar. Maka umat Muhammad tahu bukan hanya
mereka yang diwajibkan puasa tetapi umat terdahulu pun berpuasa.
2. Tashdîq. Pemberan cerita terdahulu, bahwa para nabi pernah melakukan sesuatu.
Membenarkan pelaku masa lampau. Efeknya kalau Rasulullah mengulang kembali maka
tertarik dengan tashdîq-nya Nabi bahwa beliau tidak pernah berbohong.
3. Izhâr. Yaitu mu’jizat al-Quran yang adakalanya ilmu dan lughâwi atau bahasa. Tampilan yang
diungkap oleh al-Quran dalam kisah yang berulang-ulang itu indah dan harian. Di sinilah
disebut i’jâz satu materi tapi eksposnya itu harian.

KH. A. Mustain Syafii menambahi, bahwa yang paling utama dinilai Tuhan itu kesalehan
prilaku, di samping juga berprestasi menurut skill masing-masing. Mudahnya, kita dituntut
bener dan pinter. Tapi bener lebih depan ketimbang pinter. Makanya, sifat wajib bagi Rasul
yang pertama itu Shidq (bener), sedangkan Fathanah (pinter) nomor akhir. Keduanya erat tak
terpisahkan.

Karena membentuk manusia shalih dan bertaqwa tinggi itu susah, maka dibutuhkan banyak
piranti. Perlu sentuhan rohani, wejangan spiritual, bimbingan normatif, kontrol sosial, disiplin
dll, sehingga ayat-ayat yang mengarah ke formasi ini perlu banyak. Dan kisah-kisah
bermakna amatlah berperan dalam hal ini.

Anak kecil pastilah tertarik mendengarkan cerita, serius dan konsentrasi padahal akalnya
belum lengkap dan nalar belum terbentuk. Mereka bisa menangkap pesan cerita ringan dan
sekaligus bisa mengambil hikmah menurut daya fikirnya sendiri. Kisah itu tayangan yang
menggambarkan peristiwa, di mana alur-alurnya bisa meresap ke dalam jiwa dan indra.
Dengan kisah, seseorang lebih mudah melunak dan luluh, gampang terenyuh dan cepat sadar.

Tidak sama dengan wejangan, nasehat, doktrin apalagi dogma yang sifatnya normatif, hitam
putih dan kaku. Di sinilah, mengapa kisah-kisah itu dipilih dan mendominasi. Meski diulang-
ulang, tapi tidak membosankan. Hal itu karena gaya bahasanya tidak sama, sehingga angle
yang digagas pada setiap kisah yang disajikan juga tidak sama. Tidak sama dengan wejangan
doktriner yang cenderung membosankan bahkan bisa membuat audiens muak dan lari.

Kisah nabi terdahulu, umat masa lampau dan peristiwa masa silam sungguh sesuatu yang luar
biasa dan amat menakjubkan sehingga membuat para ahli sejarah terdecak kagum. Tidak
mungkin seorang yang baru kemarin lahir bisa mengatahui peristiwa jutaan tahun yang tak
terdokumenkan, kecuali ada Maha Pembisik di belakangnya. Apalagi si penutur kisah, yakni
Nabi Muhammad SAW diketahui tak perlah berguru, tak pernah ke luar negeri, bahkan tak
bisa baca dan tak mengerti tulis. Tapi kok tahu ?. Itulah, maka kisah al-Qur’an termasuk
elemen mukjizat.

George Zaidan menyebutkan bahwa diantara manfaat besar al-Quran mencantumkan sejarah
adalah memberi semangat tinggi kepada ilmuan muslim untuk lebih prihatian tinggi terhadap
sejarah. Ketika mereka membahas tafsir yang berkaitan tentang nama daerah atau wilayah
mau tidak mau mereka harus meneliti lebih dalam bahkan menelusuri lansung situs sejarah
tersebut. Tak heran dari kegandrungan itulah umat muslim dikenal sebagai umat penghasil
buku sejarah terbesar di dunia. Cendikiawan muslim telah berhasil menyusun, sirah
nabawaiyah, tarajum al-a’lam, thabaqat al-ulama’, mu’jam al-buldan, indeks, ensikopledia
dan berbagai macam buku lainnya terkait sejarah.[10]

Beberapa kitab sejarah yang terkenal diantaranya Târîkh al-Baghdâd oleh Ahmad bin Thahir,
Târîkh al-Thabârî oleh Imam Abu Ja’far al-Thabari, al-Bidâyah wa al-Nihâyah oleh Ibnu
Katsir, Tarâjum al-Rijâl oleh Ibnu Ishaq, Sîrah al-Nabawiyah oleh Ibnu Hisyam, Tafsîr al-
Mufassirîn oleh Al-Dzahabi, Thabaqât al-Shahâbat oleh al-Waqidi, al-Ashâbah fî Tamyîz al-
Shahâbah oleh Ibnu Hajar al-Asqalani, Tahzdîb al-Asmâ’ oleh Imam Nawawi, Kasyf al-
Dzunnûn oleh Syekh Hadji dan lain sebagainya.

Peradaban Isam dan Bangsa Arab

Islam bukan Arab, tetapi Islam tidak bisa dipisahkan dengan Arab. Statement ini dibuktikan
oleh Prof. KH Said Aqil Siradj bahwa ternyata para penemu keilmuan penting dalam Islam
90% adalah orang Non Arab. Seperti Penggagas ilmu Nahwu Imam Ahmad bin Kholil al-
Faroghidi, penemu ilmu Balaghah Imam Ibnu Ubaid, peletak ilmu Mustholah Hadits
Syihabuddin al-Rofahini, penulis tafsir 30 juz sempurna pertama kali ialah Abu Ja’far Ibnu
Jarir al-Thabari/Tobaristan, pencetus ilmu tajwib Abu Ubaid Qosim bin Salam, ilmu kalam
oleh Washil bin Atho’, bahkan sepuluh Imam hadits terkemuka (Imam Bukhari, Muslim,
Turmudzi,dst) tidak satupun orang Arab! [11]

Dunia mengenal bahwa banyak ulama besar yang ternyata lahir dari nusatara. Sebut saja
seperi Syaikh Arsyad Banjarmasin, Syaikh Hamzah Fansuri Aceh, Syaikh Abdus Samad
Palembang, Syaikh Nawawi Banten, Syaikh Mahfudz Termas, Syaikh Abdul Hamid Kudus,
Syaikh Yasin Padang dan masih banyak lagi. Jauh sebelum generasi tersebut, Wali Songo
yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa telah membangun peradaban Islam yang luar
biasa. Dari ranah budaya yang mereka sentuh lalu terciptalah banyak produk yang sebenarnya
itu kearab-araban contoh kecil saja tembang berikut ini:

‫ اسلك اسلك بطنك‬usluk, usluk bathnak

‫ بطنك ال اله اال هللا‬bathnuka laa ilaaha illallaah

‫ سرما يصل‬sirru maa yashilu

‫ الاله االهللا فيموت‬laa ilaaha illallaah fayamuutu

‫ فجد د الليل لبه‬fajaddid allaila lubbah

Artinya: Jalankanlah, jalankanlah batinmu. Batinmu (melantunkan): laa ilaaha illallaah.


Rahasia yang akan bertemu. (Mengucap) Laa ilaaha illallah kemudian (langsung) mati

Maka perbaruilah (imanmu dengan ucapan laa ilaaha illallaah) pada malam ini, yaitu pada
tengah (malam)-nya.

Selebihnya (“wong mati ora obah / yen obah medeni bocah / yen urip goleko dhuwit”)
memang sepenuhnya kalimat-kalimat Jawa (“orang mati tidak bergerak / kalau bergerak
menakuti kanak-kanak / kalau hidup mencari duit”), merupakan penjelasan metaforis atas
salah satu aforisma dalam kitab al-Hikam karya Asy Syaikh Muhammad ibn ‘Athoillah As
Sakandari:

‫االعمال صور قائمة وارواحها وجود سر االخالص فيها‬

(Amal itu [barulah] merupakan sosok yang siaga. Nyawanya adalah eksistensi rahasia ikhlas
didalamnya)

Serta penamaan dalam wayang:

‫شمر خيرا فاترك بغـيا‬

Syammir (semar) khoiron (gareng) fatruk (petruk) baghyan (bagong)

Artinya: bersegeralah (kepada) kebaikan kemudian (segera) tinggalkanlah kebangsatan.[12]

Borobudur Sebagai Kerajaan Sulaiman


Baru-baru ini ada sebuah penemuan menarik terkait sejarah Borobudur. Selama ini kita
mengenal bahwa Borobudur adalah bangunan Budhis yang dibangun pada masa dinasti
Syailendra abad ke-7 M. Kini oleh KH. Fahmi Basya Borobudur diklaim peninggalan Nabi
Sulaiman (hidup sekitar 1000 SM - 900 SM). Uniknya, dosen Matematika di UIN Jakarta itu
mengemukakan pendapatnya dengan argumen ayat-ayat al-Quran.

KH. Fahmi Basya bersama tim saat ekspedisi ke Borobdur (kiri). Alur cerita pembuktian
Borobudur sebagai peninggalan Nabi Sulaiman As dengan dalil alQuran (kanan).

Situs Wikipedia menyebutkan bahwa Candi Borobudur adalah salah satu dari tujuh keajaiban
dunia yang didirikan oleh penganut agama Budha Mahanaya pada masa Mataram Kuno
dibawah pemerintahan Dinasti Syailendra. Berdasarkan tulisan yang terdapat pada “kaki”
tertutup dari Candi Borobudur yang berbentuk huruf Jawa kuno yang berasal dari huruf
pallawa, diperkirakan tahun berdirinya candi tersebut pada tahun 850 Masehi.

Candi Borobudur tidak asal bangun, akan tetapi menggunakan teknologi tinggi, arsitektur dan
cita rasa seni begitu menawan. Ia lebih besar daripada Taj Mahal India, Eiffel Prancis atau
Angkor Vat di Kamboja. Ia dibangun dengan menggunakan +/- 55.000 m3 batu setara dengan
2 juta bongkah batu. Jumlah relief sebanyak 1460 relief, jika dipanjangkan sekitar 3
kilometer. Tinggi bangunan ini sampai kepuncak adalah 42m, dengan lebar dasar 123 m.
Umur Candi Borobudur ini telah mencapai 12 abad.

Ahli sejarah menyebutkan beberapa misteri yang menakjubkan di Borobudur pada angka-
angkanya. Pertama, Patung Budha (Stupa) ada 72 buah, secara matematis  = 23 x 32 x 7. Jika
72 stupa ditambah 1 stupa induk = 73. Jumlah ini sama dengan jumlah hari pasaran JAWA
(Pahing  Pon, Wage, Kliwon dan Legi). Jika 73 x 5 = 365 hari. Kedua, jumlah reliefnya  ada
1460 merupakan hasil kali 4 x 365 artinya menunjukkan pengalaman hidup Sang Budha di
dunia selama 4 tahun berturuit turut.[14]

Menurut KH. Fahmi Basya di Borobudur memang terdapat beberapa simbol dalam relief,
yang mengesankan dan identik dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba, sebagaimana
keterangan Alquran. Sehingga dari situlah beliau berani mengatakan bahwa Borobudur
merupakan peninggalan Nabiyullah Sulaiman. Diantara alsan dan bukti-bukti lainnya
sebagaimana berikut:
Kelemahan Teori Borobudur Sulaiman

Dalam diskusi yang diadakan oleh mahasiswa Ma’had Aly dan IKAHA (terhimpun dalam
komunitas PASTI) bersama KH. A Mustain Syafi’i da 24 Oktober 2011 memang tidak
dikhususkan membahas teori KH. Fahmi Basya. Akan tetapi pembahasan yang bertema
“Sejarah dan Kisah dalam al-Quran” itu sedikit menyinggung teori ahli matematika Islam itu
terkait Borobudur.

Semua yakin dan nyata bahwa al-Quran menyebut nama negeri Saba’. Namun dimanakah
negeri subur itu berada? Semua mufassirin terdahulu menyebutkan bahwa Saba’ di Yaman
Selatan sedangkan kerajaan Nabi Sulaiman di Palestina, seperti Abu Ja’far al-Thabari dan
Ibnu Katsir. Bisa dibayangkan jika Saba’ diartikan Wonosobo, para mukhatab se-jazirah
Arab akan heran dimana itu Wonosobo. Bisa jadi akan mengalami disconnec antara wahyu
dan mukhatab. Ini dalam tinjauan ilmu komunikasi.

Situs sejarah kerajaan Nabi Sulaiman di Palestina dan Sidr Qalil kerajaan Ratu Bilqis di
Yaman versi mufassir Timur Tengah dan dan ilmuan Barat

Situs sejarah kerajaan Nabi Sulaiman di Sleman Yogyakarta dan Sidr Qalil kerajaan Ratu
Boko di Wonosobo versi KH. Fahmi Basya

Jarak kerajaan Saba’ di Yaman dengan kerajaan Nabi Sulaiman di Palestina itu 1.500 Km
lebih. Perjalanan itu ditempuh burung Hud-Hud dengan membawa surat yang sudah
didesaign dengan teknologi kertas dan pena yang bagus. Jika sekarang memang tampaknya
mustahil karena jauhnya jarak yang ditempuh. Namun dulu bisa saja terjadi, ukuran burung
yang besar dan memiliki energi super, WalLahu a’lam.
Peta yang menunjukkan kerajaan Ratu Bilqis di Yaman Selatan dekat Ma’rib dan
kerajaan Nabi Sulaiman di Palestina daerah al-Quds

Sedangkan Arsy yang dimaksud dalam bahasa Arab itu cendrung bermakna kursi besar bukan
Stupa. Seperti dalam kisah Imam Ibnu Taimiyah yang ditanya tentang tafsir al-Quran
“Arrahmân ‘alal arsy stawâ?” maka dijawab “Ya seperti saya seperti ini duduk di kursi ini,”
ucap beliau sembari menggoyangkan tubuhnya di atas kursi besar. Nah di sini tampaknya ada
yang berbeda dalam penafsiran KH. Fahmi Basya, beliau mengatakan arsy Bilqis itu adalah
stupa di Kerajaan Boko di Wonosobo bahkan terdapat sisa-sisanya yang terbut dari batu.

Seperti pendekatan tafsir al-Quran yang dilakukan Agus Mustofa. Beliau memakai fisika,
bagus memang. Akan tetapi jika ilmu, teknologi, dunia dijadikan rumusan tafsir pasti
beresiko. Seperti yang beliau dalam bukunya “Ternyata Akherat Tidak Kekal”. Buku yang
berjumlah 200 halaman lebih sedangkan yang berbicara fokus tentang judul hanya beberapa
lembar halaman saja tentang ayat ”Mâ dâmatis samâwâti wal ardl”. Kelemahan beliau dalam
penafsirannya, bahwa menghitung akherat dengan menggunakan piranti-piranti planet
padahal akherat bukan memakai waktu lagi melaikan abqa. Mulanya disebut al-âkhirah
karena unlimited maka ukuran waktu tidak mampu menjangkau.

Jika kita kaji lagi tentang kemegahan dan kejayaan kerajaan masa lalu dengan teknologi
sekarang maka tidak akan puas. Seperti bagaimana meletakkan batu paling pucuk pada
Piramid Mesir. Bisa saja dengan ramuan seperti film Popeye yang lalu memiliki kemampuan
super. Dan perlu diingat pada waktu itu apalagi masa Nabi Sulaiman As bahwa jin dan
makhlus halus lainnya bisa diperintah. Bisa dipastikan kejaiban tempo dulu pasti memakai
supra energi dan supra rasional. Jin ada yang ditugasi mencari mutiara di dasar laut, Wa
minas syayâtina man yaghussûna lahû. Ada juga yang ditugasi menjadi arsitek. Ya’malûna
lahû ma yasyâ’ min mahârib wa tamâtsîl[13] wa jifânin kal jawâb wa qudûrir râsiyât. Ada
yang bertugas membuat kubah, patung, nampan besar dan guci-guci.

Untuk membandingkan—bukan membantah—teori KH. Fahmi yang kami tuturkan di atas


hanya yang kami rangkum dari hasil diskusi. Sedangkan sangkalan dan kritik tajam yang
banyak tersebar di Internet tidak kami muat. Seperti ada yang mengatakan kelemanhan teori
beliau yang mengatakan bahwa Ratu Boko itu Ratu Bilqis padahal Ratu Boko adalah pria
(Prabu Boko), tentang tahun berdirinya Borobudur sebagaimana yang tertera dalam buku
sejarah Nasional yaitu abad ke-8 M atau 1.200 tahun silam sedangkan Nabi Sulaiman hidup
pada abad ke-9 SM (989-931 SM) atau sekitar 3.000 tahun yang lalu. WaLlahu a’lam

Ketika makalah ini ditulis, perkembangan teori Borobudur peninggalan Nabi Sulaiman terus
seru berlanjut. KH. Fahmi Basya mengadakan acara talkshow di berbagai tempat termasuk
bersama pakar sejarah Agus Aris Munandar. Pada hari Kamis 10 November 2011 penulis
mendapat sms dari tim beliau. Isinya sebuah undangan untuk mengikuti ekspedisi KH. Fahmi
Basya ke Jogja Magelang dalam rangka pembuktian Asy Saba (Borobudur) yang akan
diadakan pada tanggal 19-20 November 2011.

Epilog

Demikian hasil diskusi yang kami lakukan. Makalah ini sekedar pembuka kepada para
cendikiawan muda khususnya kepada para kaum pesantren. Bahwa di luar sana terdapat
banyak penafsiran ayat terhadap fenomena-fenomena klasik maupun kemodernan. Mereka
yang bukan ahlinya dengan mudah menghasilkan sebuah penafsiran yang bisa saja benar dan
tidak menutup kemungkinan salah. Maka sebagai ahli agama, sudah sepantasnya para santri
dan ustadz turut aktif menyumbangkan pemikiran dan kearifannya kepada publik, agar tidak
terjadi kekosongan ilmiah dalam lingkup peradaban manusia sekarang ini.

Makalah ini juga me-review tentang kaidah-kaidah qishah dalam perspektif  ulum al-Quran.
Bagi yang telah mempelajarinya maka akan bisa mengingat kembali dan bagi yang baru
mengetahuinya semoga dapat terangsang untuk memperdalam keilmuan tersebut. Semoga
bermanfaat. Amin

Jakarta, 14 November 2011

WalLahu A’lam bis Shawab

[1] Makalah ini merupakan penjabaran dari makalah aslinya yang berjudul “Bagaimana Al-
Quran Bicara Sejarah?”disampaikan dalam diskusi komunitas PASTI bersama KH. A.
Musta’in Syafi’i pada 24 Oktober 2011 di Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.
Dihadiri oleh sekitar 60 peserta dari kalangan Mahasiswa dan santri.

[2] Santri Pesantren Tebuireng, Mahasiswa Ma’had Aly Hasyim Asy’ari jurusan Syariah.

[3] Dr. Sayid Khidr, al-Fawâshil al-Qur’aniyah (ArabSaudi: Riyadh)

[4] Keterangan KH. A. Musta’in Syafii dalam diskusi


[5] Syaikh Muhyiddin al-Khayyath Durûs al-Târikh al-Islâmy

[6] Syaikh Manna’ Kholil Qatthan, Ulum al-Quran

[7] KH. A Musta’in Syafi’I, rubric Telaah Tafsir Majalah Tebuireng tahun 2010

[8]  Pernah disampaikan oleh (alm.) KH Abdul Wahab Hafidz di Masjid Agung Rembang,
2004.

[9]  Lafadz ini dihitung dengan rumus Abajadun, maka totalnya “1802” dhitung sejak
Rasululah Saw hijrah. (KH Mundzir Nadzir, Pakeming Tanah Jawi. Surabaya: 1956, hal.17)

[10] George Zaidan, Tarikh Adab al-Lughah al-Arabiyah (Mesir: Hilal)

[11]  Mauidzah Hasanah Prof. KH Said Aqil Siradj pada acara Haul ke-40 (alm) KH Abdul
Wahab Hasbullah, Tambakberas, 8 Oktober 2011

[12] Diunduh dari situs www.teronggosong.com oleh KH Yahya Chalil Tsaquf pada 19
Maret 2011 jam 22:38

[13] Dalam lughat timtsâl itu seni dan shanam itu buat disembah.

[14] Posted 27 Februari 2009 by teguhhariawan in ARKEOLOGI & SEJARAH.

PERBEDAAN INFORMASI AL-QUR’AN DAN ALKITAB TENTANG HAMAN


February 21, 2012 AbuBMR Leave a comment Go to comments

Persoalan perbedaan tentang terdapatnya seorang tokoh


yang bernama Haman antara Al-Qur’an dan alkitab bisa kita temukan dalam ayat-ayat ini :

Al-Qur’an :
Dan berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain
aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan
yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar
yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”. (Al-Qasas: 38)

Dan berkatalah Fir’aun: “Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi
supaya aku sampai ke pintu-pintu, (Ghaafir: 36)

Alkitab :

Ester 3:1  Sesudah peristiwa-peristiwa ini maka Haman bin Hamedata, orang Agag,
dikaruniailah kebesaran oleh raja Ahasyweros, dan pangkatnya dinaikkan serta
kedudukannya ditetapkan di atas semua pembesar yang ada di hadapan baginda.

Perbedaan yang sangat bertentangan tentang tokoh ini adalah, kalau Al-Qur’an menyatakan
Haman merupakan salah seorang pejabat penting di istana Fir’aun, maka Alkitab menyebut
tokoh ini merupakan pejabat penting di kerajaan Persia. Perbedaan ini pada mulanya
dijadikan ‘bahan ejekan’ oleh pihak Kristen dengan menyatakan Al-Qur’an sudah salah
mencatat fakta sejarah karena berbeda dengan alkitab, dengan suatu alasan bahwa alkitab
sudah ditulis jauh lebih awal dibandingkan Al-Qur’an, maka yang ditulis belakangan jelas
mengandung cacat sejarah dan telah mengalami penyimpangan.

Namun temuan arkeologis ternyata mengungkapkan fakta sebaliknya. Sejarah Mesir kuno
merupakan salah satu dari sedikit kisah-kisah jaman dahulu yang berhasil diungkapkan secara
lengkap serta detail, dan didukung dengan adanya prasasti-prasasti tertulis.  Saat ini kita bisa
memperoleh dengan mudah hasil temuan tersebut melalui internet berupa foto-foto tulisan
Hieroglyph dan hasil terjemahan yang dibuat oleh para ahli. Pada salah satu prasasti tersebut
tercatat dan tertulis nama Haman, sebagai salah satu tokoh penting di Mesir dengan
kedudukan berada dibawah Fir’aun. Fakta ini sangat sulit untuk dibantah, sebaliknya sampai
saat ini tidak ada sedikitpun temuan sejarah dan arkeologis yang ditemukan tentang
keberadaan tokoh ini dalam istana Raja Persia : Ahasyweros (Xerxes). Mensikapi hal ini,
pihak Kristen yang biasanya saya temui dalam diskusi lintas agama memiliki kesamaan
sikap, yaitu berkelit dengan menyatakan : kemungkinan perbedaan ini menunjukkan adanya 2
tokoh yang berbeda dengan nama yang sama. Tuduhan yang menyatakan Al-Qur’an telah
salah mencatat sejarah karena berbeda dengan alkitab mulai menghilang. Dalam hal ini kita
sebenarnya tidak punya kepentingan dengan pembuktian keberadaan Haman di Persia melalui
fakta arkeologis dan sejarah, itu semata-mata menjadi urusan orang Kristen sendiri. Biarlah
mereka yang berkutat dengan kebenaran kitab suci mereka, benar atau salah juga merupakan
tanggungan mereka sendiri.

Pembuktikan sejarah dan arkeologis tentang kebenaran pernyataan Al-Qur’an tentang nama
Haman yang berada di Mesir bisa anda temukan dalam tulisan disini :

http://id.wikipedia.org/wiki/Haman_%28Al-Qur%27an%29

http://www.islamic-awareness.org/Quran/Contrad/External/haman.html

Berikut ini tulisan dari buku : Sejarah Bangsa Israel, dalam Bibel dan Al-Qur’an, Sebuah
Penelitian Islamiv Archaeology. Penulis : Dr. Louay Fatoohi/Prof Shetha Al-Dargazelli
Salah satu perbedaan penting antara penjelasan Al-Qur’an dengan Bibel tentang konflik
antara Musa dan Fir’aun adalah disebutkannya dalam Al-Qur’an figur penting di istana
Fir’aun, Haman. Tokoh ini membantu Fir’aun dalam pengambilan keputusan melawan misi
Musa. Haman disebut enam kali dalam Al-Qur’an. Salah satu ayat menyebutkannya secara
sepintas (QS 29:39), bersamaan dengan penyebutan sejumlah individu dan kaum yang
dihancurkan Allah, dan menekankan bahwa dia tenggelam bersama Fir’aun. Berikut ini
adalah 3 bagian dalam Al-Qur’an yang menunjukkan pentingnya kedudukan figur ini di
istana Fir’aun :

[28:2] Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Qur’an) yang nyata (dari Allah). [28:3] Kami
membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan benar untuk orang-
orang yang beriman. [28:4] Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka
bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari
mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan
mereka. Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. [28:5] Dan
Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan
hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi
(bumi) [28:6] dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami
perlihatkan kepada Fir’aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka
khawatirkan dari mereka itu[28:7] Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan
apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah
kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan
mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul. [28:8]
Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir’aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan
kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir’aun dan Haman beserta tentaranya adalah
orang-orang yang bersalah.

[40:23] Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan
keterangan yang nyata, [40:24] kepada Fir’aun, Haman dan Qarun; maka mereka berkata:
“(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta”.[40:25] Maka tatkala Musa datang kepada
mereka membawa kebenaran dari sisi Kami mereka berkata: “Bunuhlah anak-anak orang-
orang yang beriman bersama dengan dia dan biarkanlah hidup wanita-wanita mereka”. Dan
tipu daya orang-orang kafir itu tak lain hanyalah sia-sia (belaka).

Bibel tidak mengenal figur berpengaruh semacam itu di istana Fir’aun, baik dengan nama
Haman atau lainnya. Terlepas dari Fir’aun sendiri, tidak ada karakter Mesir terkemuka dalam
penjelasan Bibel tentang eksodus. Namun, ada seseorang yang penting bernama Haman
tertera dalam kitab Ester, yang kisahnya diduga terjadi di Persia berabad-abad setelah
eksodus. Dalam kitab Ester, kita membaca bahwa orang-orang Yahudi setelah pengasingan
Babilonia berada dibawah kekuasaan Ahasyweros, raja Persia dan Media. Suatu saat, raja
mempromosikan seseorang bernama Haman ke jabatan Perdana Menteri. Mordekhai, seorang
pejabat istana berkebangsaanYahudi, tanpa alasan yang jelas menolak menunduk di hadapan
Perdana Menteri baru. Hal ini membuat Haman marah dan kemudian dia berusaha membalas
dendam dengan berencana menghancurkan orang-orang Yahudi di kerajaan Persia. Akan
tetapi dengan bantuan Ester, sepupu Mordekhai dan istri Ahasyweros, rencana itu gagal dan
Mordekhai bersama saudara-saudara Yahudi-nya menang atas Haman yang akhirnya
dihukum mati dengan ditancap pada tiang tinggi. Inilah secara singkat beberapa peristiwa
penting dalam kisah Ester.
Sejumlah sarjana barat yang mengikuti pandangan umum bahwa Al-Qur’an adalah versi
Bibel yang diedit secara bebas, menyatakan bahwa munculnya Haman dalam kisah Musa dan
Fir’aun versi Al-Qur’an diakibatkan oleh pembacaan yang keliru atas Bibel, sehingga Haman
‘dipindahkan’ dari istana raja Persia, Ahasyweros, ke istana Mesir. Salah satu contoh
pandangan ini ditemukan dalam ‘The Encyclopedia of Islam’ yang – sembari menuduh Nabi
Muhammad SAW menulis Al-Qur’an dengan mengambil bahan-bahan dari Bibel –
menyatakan dalam entry ‘Haman’ : nama orang yang dikait-kaitkan Al-Qur’an dengan
Fir’aun, disebabkan oleh kerancuan yang masih tak terjelaskan dengan menteri Ahasyweros
yang disebutkan kitab Ester dalam Bibel (EI 1971 : hal 110). Ini merupakan pengulangan
pernyataan bahwa kisah Al-Qur’an tentang Fir’aun dan Haman adalah modifikasi dari narasi
kitab Keluaran yang ‘kekeliruan menempatkan kisah dalam kitab Ester dan kisah menara
Babel’. Paling banter  ‘The Encyclopedia of Islam’ – nama yang ironis jika kita melihat
isinya – ketika mengakui beberapa perbedaan penjelasan Al-Qur’an  dari Bibel, berpendapat
bahwa, “Dalam beberapa penjelasan Al-Qur’an, dapat dideteksi sejumlah unsur non-Biblikal”
(EI 1965 : hal 917).

Pernyataan tersebut, dan pernyataan-pernyataan serupa yang diberikan para orientalis ,


didasarkan pada misrepresentasi dan kesalah-pahaman; misrepresentasi nilai historis kitab
Ester dalam Bibel, dan Bibel secara umum, dan kesalah-pahaman terhadap Al-Qur’an secara
umum. Mari kita bahas yang pertama terlebih dahulu. Klaim bahwa penjelasan Al-Qur’an
tentang Haman mencerminkan kerancuan dengan kisah Ester dalam Bibel mengisyaratkan
anggapan bahwa setiap penyebutan tentang Haman pasti berasal dari narasi Bibel. Asumsi ini
sendiri mengimplikasikan entah apakah Haman adalah figur ahistoris yang tidak pernah ada
diluar Bibel atau jika dia historis, dia pastilah Perdana Menteri raja Persia, Ahasyweros,
sebagaimana digambarkan dalam kitab Ester. Kemungkinan pertama akan dibahas dibawah
ketika etimologi Haman dibicarakan. Adapun yang kedua, jelas asumsi ini meniadakan
kemungkinan bahwa kesalahan terletak pada informasi Bibel tentang Haman historis, yang
merupakan figur berpengaruh dalam istana Fir’aun, seperti yang digambarkan Al-Qur’an.
Namun, mengesampingkan kemungkinan ini sama sekali tidak logis karena adanya fakta
yang diketahui secara umum, bahwa disamping klaim-klaim historis yang tidak dapat
dibuktikan, Bibel penuh dengan data historis yang salah. Salah satu aspek kekacauan sejarah
dalam Bibel adalah penempatan karakter dalam periode dan tempat historis yang salah.
Misalnya Redford melihat secara kritis bahwa Fir’aun Sabtekha (697-690 SM) muncul dalam
daftar bangsa-bangsa (Kejadian 10:7) sebagai suku Nubia (Redford 1992: hal 256). Karena
itu, pertanyaannya adalah : apakah ada alasan untuk menyatakan bahwa Haman dalam kitab
Ester – bukan Haman dalam Al-Qur’an – adalah kasus lain kekeliruan peletakan karakter
dalam Bibel..??

Para peneliti menegaskan bahwa ‘Ahasyweros’ bisa jadi ejaan Ibrani untuk sebuah nama
Persia yang diterjemahkan oleh orang-orang Yunani menjadi Xerxes (486-465SM). Akan
tetapi, sampai sekarang tidak bisa dilakukan identifikasi historis atas nama Haman atau
tokoh-tokoh lain dalam kitab Ester, termasuk Ester sendiri yang menjadi nama kitab tersebut.
Kisah dalam kitab Ester juga mengandung informasi yang diketahui salah, seperti pernyataan
bahwa Persia terbagi menjadi 127 propinsi atau ‘satrapy’ (kegubernuran), padahal sumber
historis lainnya hanya menyebutkan tidak lebih dari 30. Para ahli sepakat bahwa kitab Ester
mengandung masalah historis yang masif dan sungguh tidak pantas disebut sebagai sebuah
buku historis. Buku tersebut sangat ahistoris sehingga salah satu study mutakhir
menyimpulkan bahwa ‘kitab Ester sebaiknya dipandang sebagai novel sejarah masa kerajaan
Persia’. Pandangan ini diterima oleh kebanyakan sarjana. Buku ini begitu jauh dari sejarah
faktual sehingga study di atas menyatakan bahwa ‘menyesatkan jika kita menerjemahkan
Ahasyweros dengan Xerxes’, karena hal ini mengisyaratkan adanya korelasi dengan tokoh
yang kita ketahui dari sumber-sumber Yunani. Sebaliknya, tampaknya pengarang meminjam
nama Xerxes, tetapi hanya sedikit fakta lain tentang dirinya dalam penyusunan novel ini
(Levenson 1997:hal 25).

Oleh karena itu jelaslah bahwa tidak ada bukti apapun yang menunjukkan bahwa penyebutan
Haman dalam Al-Qur’an pada suatu periode historis yang berbeda dengan penyebutannya
dalam kitab Ester disebabkan oleh kesalahan pembacaan Bibel, sebagaimana diklaim oleh
sejumlah orientalis. Klaim inilah – dengan menyatakan bahwa penjelasan kitab Ester adalah
ahistoris – yang mestinya ditunding memberikan gambaran sejarah yang membingungkan.

Sekarang, mari kita bahas etimologi kata ‘Haman’. Pernyataan bahwa Haman dalam Al-
Qur’an sama dengan Haman dalam Bibel mencerminkan kesalah-pahaman mutlak terhadap
etimologi kata ‘Haman’. Nama ini dengan mudah dapat dikaitkan dengan nama dewa Mesir
‘Amun’. Karena itu, nama ini adalah kata Mesir dan bukan Persia seperti yang dinyatakan
dalam kitab Ester. Dengan kata lain, Bibel-lah yang salah menempatkan Haman,
sebagaimana akan dijelaskan lebih jauh nanti.

Berdasarkan korelasi yang nyata antara ‘Haman’ dengan ‘Amun’, Syed (1984)
mengemukakan bahwa Haman dalam Al-Qur’an adalah ‘gelar’ seseorang, bukan nama. Dia
berpendapat bahwa seperti halnya Fir’aun yang merupakan gelar dan bukan nama seseorang,
demikian pula ‘Haman’. Syed menegaskan bahwa ‘Haman’ adalah gelar ‘pendeta tinggi
Amun’. Diantara bukti-bukti dalam makalah Syed kita menemukan sebagai berikut :

“Penyebaran penyembahan terhadap Amen dianggap berhubungan dengan asalnya, yaitu


daerah-daerah oase. Tampaknya tidak ada alasan untuk mempertanyakan bahwa 
penyembahan oase primitif terhadap Ammon atau Hammon adalah asal muasal dewa Amen
atau Amun pada bangsa Mesir dan Baal Haman pada bangsa Carthage” (Petre 1924 : hal
21).

Dengan mengutip fakta bahwa para pendeta Mesir sering mempersonifikasikan dewa, Syed
menyatakan bahwa :”Amon atau Haman adalah gelar umum bagi para pendeta tinggi ketika
mempersonifikasikan dewa Amon”. (Syed 1984 : hal 87). Tentang pengaruh posisi ‘Haman’
atau ‘Pendeta tinggi Amun’ di Mesir, Syed menyatakan berikut :

“Jadi, ‘nabi pertama’atau pendeta tinggi Amun adalah sekaligus ‘Pengawas Agung
Pekerjaan’. Dalam kapasitas ini, dia diharapkan mengawasi pekerjaan bangunan luas
terkait dengan kuil, dan memberikan kemegahan dalam altarnya. Sebagai ‘Panglima
Tentara Dewa’ dia mengepalai kekuatan militer kuil, seperti Uskup besar pada abad
pertengahan. Sebagai ‘Pengurus Perbendaharaan Negara’, dia harus mengontrol
administrasi keuangan yang sama sekali tidak mudah. Otoritasnya juga tidak hanya
mencakup kuil Amon dan para pendetanya. Dia juga adalah ‘Pemuka Nabi-nabi Dewa
Thebes’ dan ‘Pemuka nabi-nabi segala dewa di selatan maupun utara’. Artinya, semua
pendeta di negeri ini berada di bawah otoritasnya dan dialah otoritas spiritual tertinggi
kerajaan”. (Steindorff 1905 : hal 96-97).

Identifikasi Syed tentang Haman sebagai ‘pendeta tertinggi Amun’ bisa jadi benar. Meskipun
dewa Re dan Ptah juga dipuja selama pemerintahan Ramses II, Amun-lah yang memiliki
supremasi atas dewa-dewa lain. Karena itu, keunggulan Amun juga memberi pendeta
tertinggi Amun posisi penting di Mesir. Ayat Al-Qur’an yang disebutkan diatas
menggambarkan Haman sebagai seseorang yang memiliki otoritas sangat tinggi di istana
Fir’aun. Penjelasan Al-Qur’an tentang konfrontasi antara Musa dengan Fir’aun tidak
menyebutkan nama pembantu Fir’aun selain Haman. Lalu, seberapa jauh pernyataan ini
sejalan dengan apa yang kita ketahui tentang hierarki kekuasaan di Mesir Kuno..??

Menurut Kitchen, jabatan yang dekat dengan Fir’aun adalah para gubernur selatan dan utara,
biasanya Thebes dan Memfis. Kitchen menunjukkan bahwa posisi pendeta tinggi suatu dewa
tidak disandang seseorang yang menjadi pendeta melalui pendidikan, tetapi sering kali
diberikan kepada seorang guberur atau orang terhormat lainnya saat dia purna tugas sebagai
penghormatan atasnya, meskipun kadang-kadang tugas itu diemban seorang pangeran
(Kitchen 1982 : hal 158). Jika pandangan ini diterapkan pada tahun-tahun terakhir kekuasaan
Ramses II, maka pendeta tinggi setiap dewa, termasuk Amun, tidaklah harus figur yang
sangat berpengaruh di bawah Fir’aun, meskipun tetap memiliki kekuasaan besar. Peran yang
dimainkan Haman dalam upaya Fir’aun menghambat misi Musa, seperti digambarkan dalam
Al-Qur’an, menunjukkan bahwa Haman memiliki otoritas tinggi, tetapi tidak niscaya
menggambarkannya sebagai seorang berkedudukan paling tinggi di istana Fir’aun. Dan
mungkin sangat menonjol dalam peristiwa-peristiwa itu karena sifat peristiwa-peristiwa itu,
yaitu suatu konfrontasi keagamaan. Sebagai pendeta tinggi dari dewa utama kerajaan,
pendeta tinggi Amun haruslah diajak bermusyawarah tentang ancaman yang ditimbulkan
agama baru ini. Nasihatnya jauh lebih penting ketimbang nasehat pejabat lain di istana
Fir’aun, termasuk gubernur selatan dan utara. Sebagai fakta pendukung, harus ditegaskan
bahwa misi Musa tidak menimbulkan ancaman militer langsung terhadap Fir’aun, tetapi
terutama berupa ancaman keagamaan. Memang Fir’aun tidak membiarkan Bani Israel pergi
ke Kanaan karena khawatir mereka akan menggabungkan kekuatan dengan orang-orag Semit
yang ambisius dan kembali ke Mesir untuk kembali merebut dengan kekuatan militer Pi-
Raamses, ibu kota kuno orang-orang Hyksos. Bahaya ini dengan mudah dapat dicegah
dengan menghalangi Bani Israel meninggalkan Mesir, seperti yang dilakukan Ramses II.
Akan tetapi, disisi lain, semakin lama Musa tinggal di Mesir – dan dia tidak akan
meninggalkan Mesir tanpa kaumnya – semakin besar bahaya yang ditimbulkannya terhadap
agama Mesir. Jadi, masalah langsung yang dihadapi Fir’aun adalah ancaman keagamaan dari
Musa, sehingga sosok Haman sangat dibutuhkan sebagai penasehat utama Fir’aun.

Faktor penting yang menyebabkan Fir’aun dan anggota istananya menganggap misi Musa
sebagai suatu ancaman serius terhadap agama mereka adalah waktu kemunculannya, yaitu
hanya 120 – 130 tahun setelah penindasan dan penyembahan dewa Amun itu oleh
Amenhotep IV (1350-1334 SM). Fir’aun yang mengubah namanya menjadi Akhenaten
(hamba Aten) ini melarang penyembahan terhadap Amun dan menutup kuilnya,
menggantikannya dengan bulatan matahari, lambang Aten. Fir’aun yang radikal ini bahkan
berpindah ke ibu kota baru yang disebut Akhetaten dan , tidak seperti kota-kota kuno lainnya,
tidak didedikasikan kepada dewa terdahulu manapun. Sebenarnya, Seti I dan putranya
Ramses II, yang memulihkan Amun sebagai dewa kerajaan. Misi Musa tentulah
membangkitkan kembali semua memori itu dan memaksa Fir’aun meminta nasehat dari
pendeta tinggi Amun.

[40:26] Dan berkata Fir’aun (kepada pembesar-pembesarnya): “Biarkanlah aku membunuh


Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia
akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi”.
[20:63] Mereka berkata: “Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang
hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan
kedudukan kamu yang utama.

Identifikasi Syed tentang Haman sebagai pendeta tertinggi Amun sejalan dengan penjelasan
Al-Qur’an dan pada saat yang sama tidak bertentangan dengan pengetahuan mutakhir tentang
Mesir masa Ramses II. Namun, identifikasi secara umum ini baru dapat dipastikan setelah
orang yang disebut Al-Qur’an dengan Haman itu teridentifikasi secara tegas.

Pada QS 28:2-8 seperti yang dikutip diatas harus dicatat bahwa ayat-ayat tersebut tidak
menunjukkan dengan pasti bahwa Haman yang menasehati Fir’aun dalam konfrontasinya
dengan Musa, telah hadir pada saat kelahiran Musa. Dua penyebutan Haman dalam QS 28:6-
8 merujuk kepada peristiwa diseputar pengutusan Musa. Ini didukung oleh pengamatan
bahwa penyebutan Haman setelah Fir’aun dalam kedua kasus tersebut berkaitan dengan
penyebutan ‘tentara mereka’. Jelasnya, tentara yang disebutkan ini adalah yang tengelam
dilaut dan tidak mungkin tentara Fir’aun saat kelahiran Musa. Konflik terakhir antara Musa
dan Fir’aun beserta tentaranya, seperti telah kita lihat, setidak-tidaknya berlangsung empat
dekade setelah kelahiran Musa. Waktu itu, kebanyakan tentara Fir’aun pada masa kelahiran
Musa telah mati dan tidak lagi mengabdi. Dalam ayat-ayat tersebut, Allah menyebut
peristiwa dilaut itu setelah pembunuhan anak-anak Israel untuk menekankan bahwa 
pembunuhan tersebut tidak menghalangi-Nya membalas Fir’aun dan Haman beserta tentara
mereka pada waktu terkemudian melalui tangan orang yang ingin dibunuh Fir’aun ketika
masih bayi. Jadi QS 28 : 6-8 berbicara tentang Haman selama pemukiman kedua Musa di
Mesir. Pengamatan ini penting jika kita perupaya menentukan identitas Haman yang turut
serta dalam upaya Fir’aun melawan Musa, karena hal ini mengisyaratkan bahwa Haman
menduduki posisi ini setidak-tidaknya sejak Musa kembali ke Mesir hingga eksodus, suatu
periode sepanjang beberapa tahun, namun tidak ada bukti bahwa dia menduduki posisi itu
sejak masa kelahiran Musa.

Namun kesimpulan ini mungkin memunculkan pertanyaan berikut : Jika Haman dan
tentaranya – meskipun disebutkan dalam ayat-ayat yang terdapat di tengah-tengah ayat-ayat
tentang kelahiran Musa – adalah orang-orang masa terkemudian, mengapa Fir’aun tidak bisa
dianggap juga termasuk generasi terkemudian..??. Dengan kata lain, mengapa kita tidak
berasumsi bahwa Fir’aun masa eksodus berbeda dengan Fir’aun yang berkuasa pada masa
kelahiran Musa..?. Jawaban terhadap pertanyaan ini sebenarnya sangat mudah : Al-Qur’an
telah menyatakan secara eksplisit dalam QS 28 :4 bahwa Fir’aun yang disebutkan pada ayat 6
dan 8 adalah Fir’aun yang sama yang membunuh bayi-bayi lelaki Israel.

Dua penyebutan tentang Haman dalam Al-Qur’an terdapat dalam ayat-ayat berikut :

[28:38] Dan berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu
selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku
bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku
benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”.

[40:36] Dan berkatalah Fir’aun: “Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang
tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, [40:37] (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat
melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta”.
Demikianlah dijadikan Fir’aun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan dia
dihalangi dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir’aun itu tidak lain hanyalah membawa
kerugian..

Ayat-ayat tersebut mengungkapkan sejumlah fakta penting. Pertama, ada penyebutan


eksplisit tentang penggunaan tanah liat yang dibakar sebagai bahan bangunan. Hal ini
dibuktikan oleh literatur Mesir kuno. Kedua, fakta bahwa menara tersebut dibangun dari
tanah liat menunjukkan bahwa bangunan ini tidak dimaksudkan sebagai kuil, karena kuil
biasanya dibangun dari batu. Ketiga, ayat-ayat tersebut menggambarkan Haman sebagai
seseorang yang bertugas menjalankan proyek bangunan. Jika tidak, Fir’aun akan
memerintahkan pembuatan bangunan itu kepada orang lain. Keempat, perintah pembangunan
oleh Fir’aun merupakan reaksi yang sangat sesuai dari seorang Fir’aun yang obsesinya
terhadap bangunan melebihi Fir’aun lainnya. Kelima, gagasan Fir’aun bahwa dirinya bisa
membuktikan kebenaran klaim Musa tentang Allah dengan naik ke langit melalui sebuah
menara sejalan dengan konsep Mesir tentang ‘tangga menjulang ke langit yang semula
merupakan unsur agama matahari’, seperti ditegaskan oleh Breasted (1912 : hal 153) dan
dikutip oleh Syed (1984). Syed juga mengutip penegasan Petrie terhadap ‘menyebar-luasnya
gagasan keagamaan tentang keinginan manusia naik menuju dewa di langit (Petrie 1924 : 84).

Pembahasan dalam bagian ini telah menunjukkan bahwa, berlawanan dengan klaim sejumlah
sarjana Bibel dan orientalis, Haman yang disebut dalam kisah Al-Qur’an tentang konfrontasi
Musa dan Fir’aun tidaklah sama dengan Haman yang disebutkan dalam cerita Ester. Bagian
ini juga telah menunjukkan bahwa informasi yang terkait dengan penyebutan Haman dalam
Al-Qur’an sangat sesuai dengan praktek dan konsep yang ada di Mesir pada masa Fir’aun
secara umum dan masa Ramses II secara khusus. Akan tetapi, historisitas Haman yang
disebut dalam Al-Qur’an dan fakta bahwa dia adalah figur yang sangat berpengaruh yang
berperan penting dalam perseteruan Fir’aun dengan Musa memunculkan pertanyaan tak
terelakkan tentang ketiadaan penyebutan figur ini dalam kitab Keluaran. Namun, fakta bahwa
ada seorang Haman ahistoris dalam kitab Ester memberikan jawaban terhadap pertanyaan ini.
Awalnya, kisah eksodus dalam Taurat pasti menyebut Haman sebagai pembantu Fir’aun yang
menentang Musa, persis seperti yang digambarkan dalam Al-Qur’an. Akan tetapi para
pengarang Perjanjian Lama salah menempatkan Haman – yang nama atau gelarnya diambil
dari dewa Mesir, Amun – dalam konteks ahistoris yang sangat berbeda. Fakta bahwa Haman
jelas-jelas adalah nama Mesir bukanlah sekedar indikasi kebingungan para penyusun Bibel.
Namun ada fakta lain, yaitu bahwa Haman ahistoris dalam kisah Ester digambarkan sebagai
perdana menteri, yakni figur kedua di Persia setelah raja, persis seperti peran Haman historis
dalam konfrontasi Ramses II dengan Musa. Disamping itu persekongkolan Haman ahistoris
Persia untuk menghabisi orang-orang Yahudi di kerajaan Persia sebagai balasan terhadap
penolakan Mordekhai untuk menghormati – sebuah reaksi yang tidak dijelaskan Bibel –
tampaknya merupakan perubahan dari versi asli yang menyatakan bahwa Haman turut
campur dengan menyarankan dan melaksanakan pembantaian kedua atas bayi-bayi lelaki
Israel yang baru lahir untuk menakut-nakuti Bani Israel dan mencegah mereka mengikuti
Musa.
" :: Apakah yang disalib itu Jesus (Nabi Isa AS) atau Judas Iskariot (Yudas/Yahuda)??? :: Darimana
umat Islam mengenal nama Judas Iskariot (Yudas/Yahuda)?. Menurut keterangan Buya HAMKA,
umat Islam menerima riwayat tentang Judas (Yudas/Yahuda) dari Ibnu Jarir dan Wahab bin
Munabbih. Mereka berdua merupakan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang kemudian memeluk
Islam. Ibnu Jarir menyatakan bahwa rupa Jesus (Nabi Isa A.S) disamakan dengan Judas
(Yudas/Yahuda),sehingga kemudian dialah yang akhirnya disalib oleh penguasa
Romawi,sedangkan Nabi Isa AS menurutnya 'diangkat' ke langit secara fisik. Penggambaran
peristiwa kenaikan secara fisik yang diutarakan Ibnu Jarir sama persis dengan keyakinan
penganut Nasrani, seperti yang tertulis dalam Bible (Injil Markus 16:19) yang berbunyi "Yesus
diangkat ke Surga dan duduk di kanan Allah". Dan perlu diketahui bahwa menurut R.P. Roguet
dalam bukunya "Initiation a Evangile (Pembimbing Kepada Injil) ayat Injil Markus tersebut
adalah hikayat yang tidak otentik. Kalimat tersebut sama sekali tidak pernah ada sebelumnya
dalam Codex Vaticanus maupun Codex Sinaticus. Hikayat ini merupakan hikayat tambahan yang
diada-adakan kemudian. Jadi jelas,bahwa Hadith yang meriwayatkan 'penyerupaan' Yudas
menjadi Nabi Isa AS adalah dari Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani),bukan dari Sahabat Rasulullah
yang dekat dengan beliau,apalagi dari keterangan yang bersumber dari Al Quran. Ditambah pula
dengan fakta kemiripan hikayat 'pengangkatan' ke Surga yang jelas-jelas merupakan karangan
Kaum Nasrani. Dengan demikian,keyakinan bahwa sesungguhnya yang disalib itu adalah Yudas
(bukan Nabi Isa AS) sulit dipertanggungjawabkan dan tidak memiliki dasar yang kuat atas
keshahihan informasinya, demikian pula dengan keyakinan sebagian muslim yang percaya bahwa
Nabi Isa AS diangkat secara fisik ke Surga untuk kemudian turun kembali di Akhir Zaman. Lalu,
jika yang disalib adalah benar Jesus (Nabi Isa AS),dan beliau tidak naik ke Surga...bagaimanakah
kisah yang sebenarnya?,dan kemanakah beliau 'menghilang' setelah peristiwa penyaliban
tersebut?bagaimana dengan Tafsir Al Quran Surah An-Nisa Ayat 157-158?...[^_^] :: Bersambung ::
4 TIANG KEKUFURAN

Tiang kekufuran ada empat


perkara;

1- Sombong

2- Irihati

3- Marah

4- Syahwat

Demikianlah yang pernah ditulis


oleh Ibnul Qayyim dalam kitab “Al
Fawaid.”
Sombong menghalangi seseorang
untuk tunduk dan patuh pada
aturan-Nya.

Iri hati, mencegah seseorang


menerima kebenaran dan
memperjuangkannya.

Marah menutupi seseorang dari


berlaku adil terhadap sesama.

Dan syahwat menahan seseorang


untuk konsentrasi dalam
beribadah.

Saudaraku..

Jika tiang kesombongan mampu


kita tumbangkan, maka mudah
bagi kita untuk tunduk dan
mematuhi rambu-rambu-Nya.

Bila pilar hasad dapat kita


runtuhkan, maka terbuka bagi
kita pintu nasihat dan tergugah
hati kita untuk membukakannya
bagi orang lain.

Jikalau kekuatan marah dapat kita


padamkan, akan membawa kita
berlaku adil dan tawadhu’
terhadap sesama.

Dan bila tembok syahwat dapat


dirobohkan, maka mudah bagi
kita menghiasi diri dengan sabar,
kesucian diri dan mendaki puncak
ubudiyah.
Namun merobohkan gunung
yang menjulang tinggi, jauh lebih
mudah daripada merobohkan
keempat pilar di atas. Terlebih
ketika keempat pilar itu tersebut
telah sempurna menjadi
bangunan yang kuat dan istana
yang kokoh dalam diri kita.

Jika keempat perkara itu telah


menguasai diri kita, maka
kebathilan bisa dipandang
sebagai sebuah kebenaran. Yang
ma’ruf berubah menjadi munkar.

Dunia mendekat dan akherat


menjauh.

Akar dari keempat perkara di atas


adalah kebodohan diri. Tidak
mengenal Rabb dan diri sendiri.

Jika kita mengenal


ke Mahasempurnaan Allah dan
ke Mahamuliaan-Nya, maka kita
akan sadar dengan kelemahan
dan kekurangan kita. Dengan
demikian kita tiada
menyombongkan diri, selamat
dari bara amarah dan tak
memendam hasad terhadap apa
yang telah dikaruniakan-Nya
kepada orang lain. Sedangkan
obat dari penyakit syahwat
adalah; kesehatan ilmu
pengetahuan dan kelurusan
makrifat.

Mari kita runtuhkan pilar


kesombongan, iri hati, amarah
dan syahwat tercela dalam diri
kita. Jangan kita biarkan ia
menjadi rumah atau bangunan
atau tempat tinggal kita. Mari kita
tingkatkan pengenalan kita
terhadap Rabb pencipta kita dan
makrifat kepada-Nya serta kenali
siapa sejatinya diri kita ini.

"Semangat selalu!!!."

jika akhi dan ukhti berkenang, mari bergabung di page admin Area Unik insya allah bermanfaat !

"
TIADA TUHAN SELAIN ALLAH

Al-Kitab:

-1- [Ulangan 4:35] "Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada
yang lain kecuali Dia."

-2- [Ulangan 4:39] "Sebab itu sadarilah hari ini dan jangan lupa: Tuhan satu-satunya Alah di langit
dan di bumi; tak ada yang lain."

-3- [Ulangan 5:7] "Jangan menyembah allah-allah lain. Sembahlah Aku saja." [Matius 4:10] Yesus
bersabda, "Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan HANYA KEPADA DIA SAJALAH engkau
berbakti !"

-4- [Ulangan 6:4] "Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!"

[Markus 12:29] Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah
kita, TUHAN ITU ESA.

-5- [Ulangan 33:26] Tidak ada yang seperti Allah.

-6- [Keluaran 9:14] ... dengan maksud supaya engkau mengetahui, bahwa tidak ada yang seperti Aku
di seluruh bumi.

-7- [II Samuel 7:22] "Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan Allah, sebab tidak ada yang sama seperti
Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami."

-8- [Yesaya 43:11] Aku, Akulah Tuhan dan tidak ada Juruselamat selain daripadaKu.

-9- [Yesaya 48:12] "Dengarlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israel yang Kupanggil! Akulah yang tetap
sama, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang terkemudian!
-10- [Yesaya 46:9] Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan
tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku,

Al-Qur'an:

-1- [4.36] Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.

-2- [4.87] Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia.

-3- [26.213] Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah, yang
menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang diazab.

-4- [28.88] Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain.

-5- [40.14] Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang
kafir tidak menyukai (nya).

-6- [43.64] Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu, maka sembahlah Dia, ini adalah
jalan yang lurus.

-7- [44.8] Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia,

-8- [50.26] yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah, maka lemparkanlah dia ke dalam
siksaan yang sangat".

-9- [51.51] Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah.

-10- [72.20] Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak
mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya".

POLIGAMI DALAM ALKITAB

Maaf tidak bermaksud menyinggung keimanan rekan-rekan Kristiani.

Posting masalah poligami Ini bertujuan untuk menjawab serangan oknum agama tertentu, yang
gencar menyerang Rasulullah SAW dan umat Islam yang berpoligami.

Padahal, dalam Alkitab sendiri perbuatan Poligami adalah hal biasa dan umum dilakukan termasuk
oleh nabi-nabi. Ada begitu banyak ayat Alkitab tentang Poligami dan sebagian akan saya tunjukan.
Semoga posting ini berguna untuk menjawab pertanyaan rekan-rekan kami dari kalangan Kristiani
tentang Islam dan Poligami. Dan semoga bisa menjembatani dialog antara umat Kristiani dengan
Muslim. Sbb.

AYAT-AYAT POLIGAMI DALAM ALKITAB:

[II Samuel 5:13] Daud mengambil lagi beberapa gundik dan isteri dari Yerusalem, setelah ia datang
dari Hebron dan bagi Daud masih lahir lagi anak-anak lelaki dan perempuan.

[I Raja Raja] 11:1. Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia
mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het,
[11:2] padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah
kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya
mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada
mereka dengan cinta.
[11:3] Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu
menarik hatinya dari pada TUHAN.

[Kejadian 4:19] Lamekh mengambil isteri dua orang; yang satu namanya Ada, yang lain Zila

[Ulangan 21:15] "Apabila seorang mempunyai dua orang isteri, yang seorang dicintai dan yang lain
tidak dicintainya, dan mereka melahirkan anak-anak lelaki baginya, baik isteri yang dicintai maupun
isteri yang tidak dicintai, dan anak sulung adalah dari isteri yang tidak dicintai,

[Keluaran 21:10] Jika tuannya itu mengambil perempuan lain, ia tidak boleh mengurangi makanan
perempuan itu, pakaiannya dan persetubuhan dengan dia.

[Kidung Agung 6:8] Permaisuri ada enam puluh, selir delapan puluh, dan dara-dara tak terbilang
banyaknya.
[6:9] Tetapi dialah satu-satunya merpatiku, idam-idamanku, satu-satunya anak ibunya, anak
kesayangan bagi yang melahirkannya; puteri-puteri melihatnya dan menyebutnya bahagia,
permaisuri-permaisuri dan selir-selir memujinya.

[Kejadian 16:1] Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba
perempuan, orang Mesir, Hagar namanya.
[16:2] Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak.
Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak."
Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. [16:3] Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar,
hambanya, orang Mesir itu, --yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan--,lalu
memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya.

[Kejadian 25:1] Abraham mengambil pula seorang isteri, namanya Ketura.

[Kejadian 30:1] Ketika dilihat Rahel, bahwa ia tidak melahirkan anak bagi Yakub, cemburulah ia
kepada kakaknya itu, lalu berkata kepada Yakub: "Berikanlah kepadaku anak; kalau tidak, aku akan
mati."
[30:2] Maka bangkitlah amarah Yakub terhadap Rahel dan ia berkata: "Akukah pengganti Allah, yang
telah menghalangi engkau mengandung?"
[30:3] Kata Rahel: "Ini Bilha, budakku perempuan, hampirilah dia, supaya ia melahirkan anak di
pangkuanku, dan supaya oleh dia akupun mempunyai keturunan."
[30:4] Maka diberikannyalah Bilha, budaknya itu, kepada Yakub menjadi isterinya dan Yakub
menghampiri budak itu.

[Kejadian 36:2] Esau mengambil perempuan-perempuan Kanaan menjadi isterinya, yakni Ada, anak
Elon orang Het, dan Oholibama, anak Ana anak Zibeon orang Hewi,
[36:3] dan Basmat, anak Ismael, adik Nebayot.
[36:4] Ada melahirkan Elifas bagi Esau, dan Basmat melahirkan Rehuel, [36:5] dan Oholibama
melahirkan Yeush, Yaelam dan Korah. Itulah anak-anak Esau, yang lahir baginya di tanah Kanaan.
[36:6] Esau membawa isteri-isterinya, anak-anaknya lelaki dan perempuan dan semua orang yang
ada di rumahnya, ternaknya, segala hewannya dan segala harta bendanya yang telah diperolehnya di
tanah Kanaan, lalu pergilah ia ke negeri lain dan ia meninggalkan Yakub, adiknya itu.
[36:7] Sebab harta milik mereka terlalu banyak, sehingga mereka tidak dapat tinggal bersama-sama,
dan negeri penumpangan mereka tidak dapat memuat mereka karena banyaknya ternak mereka itu.
[36:8] Maka menetaplah Esau di pegunungan Seir; Esau itulah Edom. [36:9] Inilah keturunan Esau,
bapa orang Edom, di pegunungan Seir. [36:10] Nama anak-anaknya ialah: Elifas, anak Ada isteri Esau;
Rehuel, anak Basmat isteri Esau.

[Daniel 5:2] Dalam kemabukan anggur, Belsyazar menitahkan orang membawa perkakas dari emas
dan perak yang telah diambil oleh Nebukadnezar, ayahnya, dari dalam Bait Suci di Yerusalem, supaya
raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu.

[I Samuel 1:2] Orang ini mempunyai dua isteri: yang seorang bernama Hana dan yang lain bernama
Penina; Penina mempunyai anak, tetapi Hana tidak.

[I Tawarikh 4:5] Asyur, bapa Tekoa, mempunyai dua isteri, yakni Hela dan Naara.

[I Tawarikh 8:8] Saharaim mendapat anak di daerah Moab, sesudah diusirnya Husim dan Baara,
isteri-isterinya.

[II Tawarikh 11:21] Rehabeam mencintai Maakha, anak Absalom itu, lebih dari pada semua isteri dan
gundiknya--ia mengambil delapan belas isteri dan enam puluh gundik dan memperanakkan dua
puluh delapan anak laki-laki dan enam puluh anak perempuan.

Lihat ayat-ayat diatas, poligami bukanlah hal aneh dan dilakukan oleh banyak orang Yahudi termasuk
Nabi-Nabi. Apakah ada LARANGAN untuk melakukan poligami dalam Alkitab? Kalau ada, silahkan
tunjukkan!.

Yesus dan Paulus tidak menikah, namun tak patut pula apabila ada oknum rekan Kristiani yang
menghujat Rasulullah Saw yang berpoligami.
Karena Nabi Ibrahim, Nabi Daud, Nabi Sulaiman dll melakukan poligami bahkan Nabi Sulaiman
sampai memiliki 1000 istri NAMUN KENAPA UMAT KRISTEN TIDAK PERNAH MERIBUTKANNYA?

Ketika Yesus belum menjadi manusia, Dia disebut Kalimat Allah (lihat Qs 3:45). Tapi, ketika Dia datang ke dunia
dengan cara dilahirkan, Dia dipanggil dengan nama Yesus Kristus/Isa Al-Masih. Dengan kata lain, Kalimat Allah itu telah
menjadi manusia dan diberi nama Yesus.

“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Injil, Rasul Besar Yohanes
1:14)

Mungkin saudara bertanya, mana buktinya bahwa Yesus adalah benar Tuhan? Saudara dapat menemukan jawabannya
pada artikel ini: http://tinyurl. com/8abrx5

SHARE APPROVAL (IZIN PENYEBARAN ARTIKEL)

Silahkan bila komentar Achmad Firwany | Komunitas Sembilanbelas tentang kontoversi Isa al Masih
| Yesus sang Mesiah atau Yesus sang Kristus (Jesus the Christ) ingin dibagikan atau diinformasikan ke
forum kajian lain, asalkan tetap mencantumkan sumbernya, karena tulisan kami dilindungi oleh UU
HAKI dan UU ITE, dan agar kami sebagai penulis dapat mempertanggungjawabkannya. Terima kasih.

1.DALIL DAN ARGUMENTASI


TENTANG KEMATIAN 'ÎSÂ AL MASÎH BUKAN DISALIB

● a'udzuw bi llaahi mina alsy syaythaani alr rajiymi.


● aku-berlindung kepada Allâh dari sang setan yang dirajam.

● bi smi llaah alr rahmani alr rahiymi.


● dengan nama Allâh Maha Pengasih Maha Penyayang

● wa qawli him, inna–a, qatalnaa al masiyha, 'iysaa ibna maryama, rasuwla allaaha; wa maa qataluw
hu, wa maa shalabuw hu, wa laakin syubbiha la hum; wa inna alladziyna ikhtalafuw fiy hii, la fiy
syakkin min hu, maa la hum bi hii min 'ilmin, ilaa ittiba'a alzh zhanmi, wa maa qataluw hu yaqiynaan.

● dan perkataan mereka, sesungguhnya–kami, kami-telah-membunuh Al Masîh, 'Îsâ putra Maryam.


rasul Allâh; dan tak mereka-telah-membunuh dia, dan tak mereka-telah-menyalib dia, dan tapi
seorang-yang-disamarkan bagi dia; dan sesungguhnya para-orang-yang berselisih-berulangkali
tentang dia, sungguh didalam suatu-kesangsian tentang dia, tiada bagi mereka dengan berdasarkan
pada suatu-pengetahuan, kecuali mengikuti sang sangkaan, dan tak mereka-telah-membunuh dia
dengan-yakin.

[Q 4:157]

Allâh secara jelas dan tegas menyatakan dalam ayat ini bahwa, Al Masîh, 'Îsâ putra Maryam, tak mati
dibunuh dengan cara disalib, dan yang disalib adalah orang lain yang disamarkan atau diserupakan
dengan beliau.

Berdasarkan pada Injil Barnabas, yang diserupakan dengan beliau dan kemudian mati disalib adalah
Yudas Iskariot, seorang murid beliau yang berkhianat [Injil Barnabas 214:4–6. 215:3–9. 217:77–93].

● bal, rafa'a hu allaahu ilay hi, wa kaana allaahu 'aziyzan hakiyman.

● bahkan, Allâh Dia-telah-mengangkat dia kepada Dia, dan telah-adalah Allâh Perkasa Bijaksana.

[Q 4:158]

Lafazh "rafa'a hu" atau "Dia-telah-mengangkat dia", Al Masîh, 'Îsâ putra Maryam. Artinya,
meninggikan, mengeataskan, memuliakan, beliau, dengan penyangkalan bahwa beliau tak mati
dibunuh dengan cara disalib, sebagai dinyatakan pertama dalam kalimat negasi atau afirmativ
negativ, "wa maa qataluw hu, wa maa shalabuw hu" atau "dan tak mereka–telah–membunuh dia,
dan tak mereka-telah-menyalib dia".

Dalam peristiwa pengangkatan ini, ditonjolan sifat Perkasa Bijaksana Allâh. Artinya telah dilakukan
dengan keperkasaan dan atas dasar kebijaksanaan Allâh. Sesungguhnya adalah menolong dan
memuliakan hamba-Nya yang dianiaya oleh ketakadilan.

● wa `in mmin `ahli al kitaabi `illaa la yuw`mina–nna bi–hii qabla mawti–hii, wa yawma al qiyaamati
yakuwnu 'alay–him syahiydaan

● dan tiada dari ahli kitâb kecuali sungguh ia-beriman–selamanya dengan-dia ['Îsâ] sebelum
kematian–dia ['Îsâ], dan di hari kiamat [ Îsâ] ia-menjadi atas–mereka sebagai-pesaksi.

[Q 4:159]

Allâh mengakhiri ayat ini dengan penyataan jelas dan tegas "qabla mawti–hii" atau "sebelum
kematian–dia", Al Masîh, 'Îsâ putra Maryam. Artinya, beliau telah-mati, tapi bukan karena dibunuh
dengan cara disalib.

● idz qaala allaahu yaa 'iysaa `inni–y mutawaffiy–ka wa raafi'u–ka `ilay–ya wa muthahhiru–ka mina
alladziyna kafaruw wa jaa'ilu alladziyna ittaba'uw–ka fawqa alladziyna kafaruw `ilaa yawmi al
qiyaamati tsumma `ilay–ya marji'u–kum, fa `ahkumu bayna–kum fiy maa kuntum fiy–hi
takhtalifuwna.

● Ketika Allâh Dia-telah-berkata, hai 'Îsâ, sesungguhnya–Aku pewafat–mu dan pengangkat–mu


kepada–Ku dan pesuci–mu dari para-orang-yang mereka-telah-kafir, dan penjadi para-orang-yang
mereka-telah-mengikuti–mu diatas para-orang-yang mereka-telah-kafir sampai hari kiamat,
kemudian kepada–Ku tempat-kembali–kalian, maka Aku-telah-menetapkan-hukum diantara–kalian,
didalam apa-saja-yang kalian-telah-adalah didalam–dia kalian-berselisih.

[Q 3:55]

Dalam ayat diatas, "mutawaffiy" berarti yang-mewafatkan atau yang-mematikan, "raafi'u" berarti
yang-mengeataskan, yang-meninggikan, atau yang-mengangkat, "muthahhiru" berarti yang-
mensucikan, dan "jaa'ilu" berati yang-menjadikan. Bentuk semua lafazh diatas adalah "fail" (pelaku,
pekerja), bukan "fi'il" (katalaku, katakerja). Sehingga karena bentuk lafazh adalah "mutawaffiy", tak
dapat diketahui apakah akan-mewafatkan atau telah-mewafatkan, hanya pasti-mewafatkan.

Tapi Allâh mencantumkan dalam penutup ayat diatas bahwa Dia-telah-menetapan-hukum,


mencakup tentang kematian dan kehidupan 'Îsâ al Masîh sendiri, yang diperdebatkan oleh sebagian
orang. Artinya, kematian 'Îsâ al Masîh tetap memenuhi dan tak menyalahi hukum Allâh berlaku
umum dan universal, alias mati dalam cara sebagaimana umumnya manusia biasa. Dengan kata lain,
tak ada pengecualian atau pengistimewaan dalam hal kematian 'Îsâ al Masîh.

(C) 2014 – Achmad Firwany | Komunitas Sembilanbelas

3. DALIL DAN ARGUMENTASI


TENTANG KEMATIAN 'ÎSÂ AL MASÎH DI DUNIA

● maa al masiyhu ibnu maryama `illaa rasuwlun, qad khalat min–qabli hi alr rusulu.

● tak adalah Al Masîh putra Maryam kecuali seorang-rasul, sungguh telah-berlalu [wafat,
mati] sebelum–dia sang para rasul.

[Q 5:75]

Ayat diatas menyatakan secara mencakup atau inklusiv, semua rasul sebelum 'Îsâ putra
Maryam.

● wa maa muhammadun `illaa rasuwlun, qad khalat min–qabli hi alr rusulu.

● dan tak adalah Muhammad kecuali seorang-rasul, sungguh telah-berlalu [wafat, mati]
sebelum–dia sang para rasul.

[Q 3:144]

Ayat diatas menyatakan secara mencakup atau inklusiv bahwa, para rasul sebelum
Muhammad, mencakup 'Îsâ ibnu Maryam.

Gabungan manthiq "waaw athaf" (dan konyungsi, conjuction and) atau kombinasi logik dan
ekslusiv (exlusive and) dua ayat serupa dan senada diatas, Q 5:75 dan Q 3:144, menyatakan
semua rasul, termasuk 'Îsâ dan Muhammad, wafat atau mati, sebagaimana umumnya
manusia biasa, alias tak ada pengecualian atau pengistimewaan.

● wa ja'ala–niy mubaarakan `ayna-maa kuntu, wa awshaa–niy bi alsh shalaati wa alz zakaati


maadumtu hayyaan.

● dan Dia-telah-menjadikan–ku ['Îsâ] seorang-yang-diberkati dimana-saja aku-telah-berada,


dan Dia-telah-menyuruh–ku dengan sang shalât dan sang zakât selama-aku hidup.

[Q 19:31]

Dalam ayat diatas, 'Îsâ putra Maryam, menyatakan bahwa beliau seorang muslim, dan
manusia biasa, yang hidup dan akan mati di dunia, sebagaimana halnya manusia lain.

● maa qultu la–hum, `illaa maa `amarta–niy bi–hi, `ani u'buduw allaaha, rabbi–y wa rabba–
kum, wa kuntu 'alay–him syahiydan, maadumtu fiy–him, fa lammaa tawaffayta–niy, kunta
`anta al rraqiiba 'alay–him wa `anta 'alaa kulli syay`in syahiydun.

● tak ['Îsâ] aku-mengatakan kepada–mereka, kecuali apa-saja-yang Engkau-telah-


perintahkan-kepada–ku dengan–dia [untuk menyampaikannya kepada umat], bahwa kalian-
abdilah Allâh, Pengasuh–ku dan Pengasuh–kalian, dan aku-telah-menjadi atas–mereka
sebagai-pesaksi, selama-aku didalam–mereka, maka bilamana Engkau-telah-mewafatkan–
ku, Engkau-menjadilah, Engkau Maha-Pengawas atas–mereka dan Engkau atas tiap sesuatu
adalah Pesaksi.

[Q 5:117]

Dalam ayat diatas, 'Îsâ ibnu Maryam, menjelang kematian beliau, menyerahkan kembali
tugas kenabian dan kerasulan beliau, untuk mempersaksikan umat, kepada Allâh. Artinya,
'Îsâ ibnu Maryam, akan wafat di dunia, lama sebelum hari kiamat.

Dari banyak hadîts marfu shahih mutawatir (berumber dari rasûlullâh, sah dan banyak
periwayatnya), disebutkan bahwa, 'Îsâ al Masîh telah wafat pada usia sekitar 120 tahun,
meski tak menyebutkan dimana beliau wafat dan dimana beliau dimakamkan.

● rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa sallama, pernah berkata, kalau [andai] telah-adalah
Mûsâ dan 'Îsâ mereka-berdua masih-hidup, niscaya mereka-berdua mengikuti–ku [sejalan
dalam Islam].

● dari Siti Fatimah, dari rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa sallama, beliau pernah berkata,
bahwa Jibril ia-telah-mengkhabarkan-kepada–ku bahwa 'Îsâ putra Maryâm hidup seratus
duapuluh tahun dan mati.

● rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa sallama, pernah berkata, sesungguhnya 'Îsâ putra
Maryâm hidup selama seratus duapuluh tahun, dan sungguh tak aku-memperhatikan diri–ku
sendiri, kecuali akan aku-wafat di sekitar usia enampuluh tahun,

[H:R Imam al Bukharî]

[Alawddin al Hindi, Kanzu al 'Ummal, Muassaatu alr Risalah, Beirut, 1989, Jilid 11 pagina
479.]

(C) 2014 – Achmad Firwany | Komunitas Sembilanbelas

4. DALIL DAN ARGUMENTASI


TENTANG PEMISALAN 'ÎSÂ AL MASÎH DENGAN ÂDAM

● Inna matsala 'iysaa 'inda `allaahi, ka matsali aadama; khalaqa huu min turaabin, tsumaa
qaala la huu: "kun, fa yakuwnu."

● Sesungguhnya pemisalan [penciptaan] 'Ísâ dihadapan Allâh, bak [penciptaan] Âdam; Dia–
telah–menciptakan dia [Âdam] dari tanah–lempung, kemudian Dia–telah–berkata kepada
dia: "Kamu–jadilah, maka dia–tengah–menjadi."

[Q 3:59]

Diriwayatkan bahwa dalam mi'râj, Muhammad, rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa sallama,
telah berjumpa dengan para nabi dan rasul di tiap langit.

● dilangit ke1 dengan nabi Âdam, 'alay hi als salaam.


● dilangit ke2 dengan nabi Yahya, 'alay hi als salaam, dan nabi 'Îsâ, 'alay hi als salaam.
● dilangit ke3 dengan nabi Yûsuf, 'alay hi als salaam.
● dilangit ke4 dengan nabi Idrîs, 'alay hi als salaam.
● dilangit ke5 dengan nabi Hârûn, 'alay hi als salaam.
● dilangit ke6 dengan nabi Mûsâ, 'alay hi als salaam.
● dilangit ke7 dengan nabi Ibrâhîm, 'alay hi als salaam.

[H:R Imam al Bukhârî, dalam kitab al mi'râj, dari Hudbah bin Khâlid, dari Hummâm binYahyâ,
dari Qatâdah, dari Anas bin Mâlik, dari Mâlik bin Sha'sha'ah, dari Muhammad rasûlullâh,
shalla allâhu 'alay hi wa sallama]
[H:R Imam Muslîm, dalam kitab al Imam, dari Muhammad bin Al Mutsanna, dari Ibnu 'Ady,
dari Sa'id, dari Qatâdah, dari Anas bin Mâlik, dari Mâlik bin Sha'sha'ah, dari Muhammad
rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa sallama]

[H:R Ahmad bin Hanbal, musnad Ahmad, dari Hasan bin Mûsâ, dari dari Hammâd bin
Salamah, dari Tsâbit al Bunânî, dari Anas bin Mâlik, dari Muhammad rasûlullâh, shalla allâhu
'alay hi wa sallama].

Merujuk kepada dalil diatas, karena nabi Âdam dan nabi lainnya telah wafat, berarti nabi 'Îsâ
juga telah wafat.

Kesimpulan logik tiga hadîts shahih diatas tak bertentangan dengan hadîts shahih tentang
kematian 'Îsâ al Masîh.

● dari Siti Fatimah, dari rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa sallama, beliau pernah berkata,
bahwa Jibril ia-telah-mengkhabarkan-kepada–ku bahwa 'Îsâ putra Maryâm hidup seratus
duapuluh tahun dan mati.

● rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa sallama, pernah berkata, sesungguhnya 'Îsâ putra
Maryâm hidup selama seratus duapuluh tahun, dan sungguh tak aku-memperhatikan diri–ku
sendiri, kecuali akan aku-wafat di sekitar usia enampuluh tahun,

[H:R Imam al Bukharî]

(C) 2014 – Achmad Firwany | Komunitas Sembilanbelas

5. DALIL DAN ARGUMENTASI DAN


KONTROVERSI TENTANG KEBANGKITAN 'ÎSÂ AL MASÎH

Berdasarkan pada ayat Al Qur`ân dan beberapa hadîts shahih mutawatir, 'Îsâ al Masîh akan
dibangkitkan lebih dulu, beberapa waktu menjelang hari kiamat, sebelum manusia lain
dibangkitkan pasca kiamat, sehingga menjadi pertanda akan kepastian kedatangan hari
kiamat beberapa waktu kemudian.

● wa `inna–huu la 'ilmun li als saa'ati, fa laa tamtaru–nna bi–haa, wa ittabi'uw–ni, haadzaa


shiraathun mustaqiymun.

● Dan sesungguhnya–dia ['Îsâ] sungguh suatu-ilmu kepada sang saat [waktu], maka
janganlah kamu-ragu-sekalipun tentang–dia [saat tersebut], dan kalian-ikutilah Aku, inilah
jalan yang-lurus.

[Q 43:61]
● Dari Abdullâh bin Abbas, radhiya allâhu 'an hû, dari rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa
sallama, beliau pernah berkata, dalam penjelasan ayat "wa inna–huu la 'ilmun li als saa`ati"
[Q 43:61], 'Îsâ putra Maryâm akan turun [bangkit, datang kembali] menjelang hari kiamat.

[H:R Ibnu Hibban]

Berdasarkan pada banyak hadîts, sedikitnya ada sekitar 50 hadîts, pasca kebangkitan beliau
menjelang hari kiamat, 'Îsâ al Masîh akan memproklamirkan diri beliau sebagai seorang
muslim, sebagaimana Muhammad, mendirikan shalât, menunaikan zakât, memerangi
kebathilan, membunuh dajjal, menghapuskan pajak, menegakkan keadilan, menjadi imam,
dimana sebagian para penganut ajaran nasrani dan kristiani kemudian menjadi muslim
mengikuti dia, dan tak lama kemudian terjadi hari kiamat.

KONTROVERSI

Jika diantara sekian banyak hadîts tentang kebangkitan 'Îsâ al Masîh menjelang hari kiamat,
tak menyebutkan bahwa setelah membunuh dajal dan meneggakkan keadilan kemudian
beliau wafat, maka berarti hadîts tersebut dapat dikatakan menyetujui bahwa kebangkitan
beliau adalah kebangkitan setelah mati, beberapa waktu lebih dulu sebelum hari
kebangkitan total, untuk selamanya hingga kehidupan akhirat.

Tapi jika kemudian beliau wafat lagi, maka berarti hadîts tersebut dapat dikatakan tak sesuai
dengan Al Qur`ân, karena sebagai manusia mengalami hidup dua kali dan mati dua kali di
alam dunia, sedangkan Al Qur`ân menyebutkan masing-masing hanya sekali, dimana
kehidupan kedua adalah kehidupan akhirat, bukan kehidupan dunia.

(C) 2014 – Achmad Firwany | Komunitas Sembilanbelas

5. KONTROVERSI TENTANG KENAIKAN 'ÎSÂ AL MASÎH


ADAKAH KERAJAAN LANGIT SESUATU YANG NYATA?

● bal, rafa'a hu allaahu ilay hi, wa kaana allaahu 'aziyzan hakiyman.

● bahkan, Allâh Dia-telah-mengangkat dia kepada Dia, dan telah-adalah Allâh Perkasa Bijaksana.

[Q 4:158]

Sebagian orang memahami dan menafsirkan ayat diatas bahwa 'Îsâ al Masîh diangkat dalam keadaan
hidup dengan tubuh fisik ke langit, karena mengangkat dalam ayat diatas diartikan menaikkan ke
atas, dan atas adalah langit. Padahal Allâh tak bersemayam didalam langit sebagai makhlûq-Nya.
Sebagian lagi menganggap bahwa beliau diangkat ke surga. Padahal beliau belum mati, dan surga
dimaksud disediakan untuk kehidupan akhirat setelah kematian di dunia.
● wa huwa alladziy fiy als samaa`i `ilaahun wa fiy al `ardhi `ilaahun, wa huwa al hakiymu al 'aliymu.

● dan Dia adalah Dia-yang didalam sang langit Tuhan dan didalam sang Bumi Tuhan, dan Dia adalah
Maha Bijaksana Maha Mengetahui.

[Q 43:84]

Jika beliau hidup dengan tubuh fisik, maka beliau masih berada dalam kehidupan dunia, tapi dalam
anggapan berada di atas, di langit, bukan di Bumi. Lalu dimana? Apakah di langit kedua,
sebagaimana dijumpai oleh Muhammad, rasûlullâh, shalla allâhu 'alay hi wa sallama dalam mi'râj?
Jika ya, maka berarti beliau telah mati, karena bagaimana mungkin manusia hidup bersama dengan
nabi Yahya yang telah mati?

Atau barangkali di satu tempat khusus di langit, yang disebut "kerajaan langit " (celestial kingdom),
sebagaimana banyak dan kerap disebut dalam Al Qur`ân?

● tabaaraka alladzy la huu mulku als samaawaati wa al `ardhi wa maa bayna humaa; wa 'inda–hu
'ilmu als saa'ati, wa `ilay–hi turja'uwna.

● terberkatilah Dia-yang bagi Dia kerajaan sang lelangit dan sang Bumi dan apa-saja-yang diantara
mereka-berdua; dan dihadapan Dia pengetahuan sang saat [kepastian waktu hari kiamat], dan
kepada Dia kalian-akan-dikembalikan.

[Q 43:85]

Berdasarkan pada Al Qur`ân, kerajaan langit memang ada. Tapi apakah kerajaan langit adalah suatu
yang nyata dan konkrit dapat dihuni oleh manusia hidup dengan tubuh fisik, ataukah suatu yang
maya dan abstrak alias ghayib yang hanya dapat dihuni oleh tubuh psikik seperti malâ`ikat?

Berdasarkan pada satu foto antariksa diambil oleh HST (Hubble Space Telescope) pada 26 Desember
1993, yang bermaksud memfoto galaksi di langit jauh mendekati tepi semesta, tapi secara
insidensial, diperoleh satu citra cemerlang, yang bukan benda langit (celestial body) umumnya,
seperti galaksi atau nebula, tapi seperti suatu kota gemerlapan mengambang di langit [lihat gambar].

Foto aneh ini disembunyikan dan dirahasiakan oleh NASA (National AeroSpace Administration),
lembaga antariksa nasional AS, tapi akhirnya bocor di 1994 ketika seorang peneliti, Dr Masson,
menemukannya dan menyeludupkannya keluar, dan dipublikasikan pertama kali pada 8 Februari
1994 oleh Weekly World News (Mingguan Berita Dunia). Tapi pihak NASA menolak pemberitahuan
keberadaan foto tersebut, dan juru bicara NASA menolak mengomentari berita tersebut.

Diberitakan bahwa Presiden Bill Clinton dan Wakil Presiden Al Gore, ketika itu, secara pribadi sangat
tertarik dengan foto tersebut dan meminta penjelasan lanjut. Foto tersebut juga telah disampaikan
kepada Paus ketika itu, Yohanes Paulus II atas permintaannya, tapi pihak Vatikan tak menkonformasi
dan juga tak menyangkal.
Para ahli NASA, setelah memeriksa dan memeriksa-ulang data, mereka menyimpulkan bahwa citra
tersebut otentik atau asli, bukan rekayasa. Tapi mereka menyimpulkan bahwa, kota langit tersebut
tak mungkin dihuni oleh kehidupan manusia seperti kita, karena dikelilingi oleh ruang energi gelap
dan materi gelap (dark energy and cold dark matter, Λ–CDM), dingin seperti es dan tiada udara,
kecuali oleh tubuh psikik, rûh, atau jiwa orang telah mati. Namun mereka juga tak dapat
membuktikan keberadaan kehidupan ghayib disana.

Floori, Marge, “new Hubble images”, www.weeklyworldnews.com, Thursday, September 10th 2009,
http://weeklyworldnews.com/headlines/11684/new-hubble-images

Dengan demikian, anggapan bahwa 'Îsâ al Masîh diangkat dalam keadaan hidup dengan tubuh fisik
ke langit, tidak atau belum dapat diterima secara logik dan dijelaskan secara ilmiah, dan tak ada dalil
naqli Al Qur`ân dan hadîts shahih yang mendukung anggapan sedemikian.

(C) 2014 – Achmad Firwany | Komunitas Sembilanbelas

Weekly World News | The World's Only Reliable News

Ikhwah, ini PENTING dan harus menjadi perhatian kita semua: Sebagai ALUMNI KKO yang mana kita
telah belajar memahami kesalahan dari agama lain, maka sikap kita seharusnya tidak dengan
"MENGHINA" atau melakukan perbuatan2 yang bisa di kategorikan sebagai PENISTAAN.

Efek dari perbuatan ini adalah:


1. Kita sudah mengabaikan peringatan ALLAH SWT dalam Surah Al-An'am: 108. Dan kelak di akhirat
kita akan dimintai pertanggungjawaban atas pengabaian kita pada perintah ALLAH SWT. Dan tentu
hal ini bukanlah hal yg ringan.
2. Kita sudah melakukan PENISTAAN AGAMA yg berarti melanggar:
- Undang-Undang no 1/PNPS/1965 tentang Penyalahgunaan dan atau Penodaan Agama.
- KUHP penista agama yaitu pasal 156 a tentang penghinaan agama dan pasal 310 ayat 1 dan 2
tentang pencemaran nama baik.
- UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) pasal 27, 28 dan bisa juga 29.

KAJIAN KRISTOLOGI yg dilakukan oleh IRENA CENTER adalah Kajian ILMIAH, berdasarkan FAKTA &
DATA yg bertujuan untuk MEMBENTENGI AQIDAH UMMAT ISLAM.
Astaghfirullah 3x. Demikian, semoga ALLAH SWT meridhoi langkah kita. Aamiin.

Matius 22:36-40 "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" Jawab Yesus
kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap akal budimu.Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.Dan hukum yang
kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.Pada kedua
hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Tahukah mengapa mayoritas Kristen terutama pendeta dan misionaris sering menipu, gemar
berbohong, suka mengedit Bible, suka memutarbalikkan fakta, berlindung dibalik kemunafikan, dan
memiliki watak sebagai pemalsu? Kristiani menipu karena mereka percaya bahwa dusta dan
kebohongan adalah halal demi tegaknya dogma kekristenan di muka bumi..

Paulus berdusta demi nama Allah:


II Roma 3:7 Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya,
mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?

Paulus mengabarkan Yesus dengan kepalsuan:


Filipi 1:18 Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud
palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,

Ajaran Paulus bukan dari Tuhan


II Korintus 11:17 Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai seorang yang berkata
menurut firman Tuhan, melainkan sebagai seorang bodoh yang berkeyakinan, bahwa ia boleh
bermegah

AJARAN ISLAM MELINDUNGI NON-MUSLIM

Barangsiapa menyakiti kafir dzimmi (non-muslim yg berdamai) , maka aku (Rasulullah) akan menjadi
lawannya di hari kiamat (HR Muslim).

“Barangsiapa membunuh seorang kafir dzimmi, maka dia tidak akan mencium bau surga. Padahal
sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun. ” (HR. An Nasa’i. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

"Rasulullah saw. mengecam keras pembunuhan terhadap kaum wanita dan anak-anak," (HR Bukhari
[3014] dan Muslim [1744]).
"Bahwasanya, barangsiapa membunuh suatu jiwa, padahal dia tidak membunuh jiwa atau tidak
membuat kerusuhan di permukaan bumi, maka seolah-olah dia telah membunuh manusia
seluruhnya." (al-Maidah: 32)

"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak
memerangimu karena agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil." [QS. 60:8]

"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan
kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah! karena adil itu lebih dekat
kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan." [QS.5:8]

"Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu
pastilah mereka memerangimu. Tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu
serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu untuk
melawan mereka." [QS. 4:90]

AYAT-AYAT YANG MENG-ILHAMI BAHWA ISA/YESUS AKAN DATANG/TURUN


MENJELANG HARI KIAMAT

• Yohanes 14:1 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-
Ku.2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku
mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.3
Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, AKU AKAN
DATANG KEMBALI DAN MEMBAWA KAMU KE TEMPAT-KU, supaya di tempat di
mana Aku berada, kamu pun berada.4 Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."

• Yohanes 21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia TINGGAL HIDUP
SAMPAI AKU DATANG, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku."

• Kisah rsaul 1:9 Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka,
dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.10 Ketika mereka sedang menatap ke langit
waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka,11 dan
berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke
langit? YESUS INI, YANG TERANGKAT KE SORGA MENINGGALKAN KAMU,
AKAN DATANG KEMBALI DENGAN CARA YANG SAMA SEPERTI KAMU
MELIHAT DIA NAIK KE SORGA."

• Matius 24:3 Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-
Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: "Katakanlah kepada kami,
bilamanakah itu akan terjadi dan APAKAH TANDA KEDATANGAN-MU DAN TANDA
KESUDAHAN DUNIA?"
AYAT-AYAT YANG MENGATAKAN ISA/YESUS TERANGKAT KELANGIT
(SORGA)

• Kisah Para Rasul 1:22 yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari YESUS
TERANGKAT KE SORGA meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang
kebangkitan-Nya."

• Markus 16:19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka,


TERANGKATLAH IA KE SORGA, lalu duduk di sebelah kanan Allah.

• Lukas 24:51 Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan
TERANGKAT KE SORGA.

Anda mungkin juga menyukai