Anda di halaman 1dari 22

KONSEP DARI TEORI KEPERAWATAN NOLA J.

PENDER
TUGAS MATA KULIAH TEORI & FALSAFAH
Dosen Pembimbing : Ns. Muhammad Rofi’i, M. Kep

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Warsono NIM. 22020119183164


Andika Hilman Faris NIM. 22020119183165
Priska Trifena GA NIM. 22020119183166
Indra A. Rachman Fauzi NIM. 22020119183167
Nina Mariyana NIM. 22020119183168
Mohamat Mutajir NIM. 22020119183169
Henry Salenussa NIM. 22020119183170
Nurpepasari NIM. 22020119183171
Siska Nurmenasari NIM. 22020119183172

PRODI KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
KONSEP DARI TEORI KEPERAWATAN NOLA J. PENDER

A. Sejarah Nolla J. Pender


Seorang Nola .J Pender dilahirkan tanggal 16 Agustus 1941 di Lansig, Michigan. Pada saat
usia 7 tahun Nola J. Pender sudah mulai tertarik dalam bidang keperawatan ketika ia
mengamati para perawat yang sedang memberi asuhan keperawatan pada bibinya di rumah
sakit. Keinginannya untuk memberikan perawatan kepada orang lain dikembangkan melalui
pengalaman dan pendidikan yang ia yakini sebagai profesi yang dapat digunakan untuk
menolong orang lain. Pada usia 21 tahun ia telah meraih gelar diploma keperawatan dan
selanjutnya diterima bekerja di unit bedah RS Michigan. Tahun 1964, meraih gelar BSN di
Universitas State Michigan di East Lansig, dan gelar MA pada bidang pertumbuhan dan
perkembangan di Universitas Michigan diraihnya pada tahun 1965. Kemudian gelar Ph.D di
bidang psikologi dan pendidikan diraih tahun 1969 dari Universitas North Western di
Evanston, Illinois, Amerika Serikat.
Pernihakannya dengan Albert Pender seorang asisten professor di bidang bisnis dan
ekonomi memberikan inspirasi menghasilkan sebuah tulisan tentang keperawatan dalam
perpektif ekonomi. Tahun 1975, Dr. Pender mempublikasikan model konseptual kesehatan
preventif. Penelitiannya difokuskan pada bagaimana individu membuat keputusan tentang
perawatan kesehatan mereka sendiri dalam konteks keperawatan. Artikel tersebut
mengidentifikasi factor-faktor yang ditemukan dalam pengambilan keputusan dan tindakan
yang diperlukan individu dalam pencegahan penyakit. Pada tahun 1982, edisi pertama promosi
kesehatan dalam praktek keperawatan dipublikasikan dengan konsep promosi optimal tentang
kesehatan dan perlunya pencegahan penyakit. Model promosi kesehatan pertama kali
diterbitkan tahun 1987 dan mengalami revisi tahun 1996.

B. Promosi Kesehatan
Menurut WHO promosi kesehatan meliputi mendorong gaya hidup yang lebih sehat,
menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan, memperkuat tindakan masyarakat,
mengorientasikan kembali pelayanan kesehatan dan membangun kebijakan public yang
sehat.Kesehatan individu dan keluarga ditandai dengan efektifnya dalam komunitas,
lingkungan dan masyarakat dimana mereka perlu hidup. Perawat mengerti dan memikirkan
usaha peningkatan derajat kesehatan. Dunn telah menetapkan skema untuk upaya peningkatan
derajat kesehatan:
1. Kesehatan individu
Individu berperan dalam penentuan status kesehatan mereka sendiri. Peningkatan derajat
kesehatan individu itu pada tingkat membuat keputusan pribadi dan praktek. Setiap derajat
peningkatan harus mempertimbangkan dalam formulasi kesehatan nasional melalui usaha
peningkatan derajat kesehatan.
2. Kesehatan keluarga
Keluarga berperan dalam perkembangan dan kepercayaan kesehatan dan tindakan kesehatan.
Masing-masing keluarga mempunyai sebuah karakter yang berbeda, nilai, peran, dan
kekuatan struktur. Gaya orang tua dan lingkungan keluarga dapat memberikan kesehatan
atau sebaliknya. Lebih banyak perhatian harus diberikan kepada perkembangaan strategi
untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga.
3. Kesehatan komunitas
Berdasarkan pendapat dunn, kesehatan kelompok yang baik perilaku mampu
memperbaiki kondisi kehidupan keluarga dan kelompok.
4. Kesehatan lingkungan.
Tingkat dari kesehatan lingkungan yang baik berefek luas ke individu, keluarga, dan
komunitas dapat sampai kepotensi optimal mereka. Kesehatan lingkungan yang baik
adalah manifestasi dalam keharmonisan dan keseimbangan diantara dua manusia
disekeliling mereka.
5. Kesehatan masyarakat.
Sebuah masyarakat yang baik adalah semua anggota masyarakat mempunyai standar hidup
menemukan kebutuhan dasar manusia dan mengajak dalamberaktifitas yang cepat kepotensi
mereka. Sebuah masyarakat yang baik adalah anggota masyarakat yang mau membantu dan
bertanggungung jawab untuk kesehatan.
Teori pemahaman untuk promosi kesehatan & proteksi kesehatan:
1. Theory Of Reasoned Action & Theory Of Planned Behavior
Teori ini berasumsi bahwa perilaku adalah suatu kemauan dibawah kontrol bukan sebagai
hambatan untuk menunjukkan perilaku. Kepercayaan merupakan classdari pondasi dalam
struktur konseptual, dengan memperhatikan perilaku. Model ini memperhatikan prediksi
dan bergantian, sehingga perilaku mengikutinya.
2. Social Cognitive Theory (Self-Efficacy)
Teori kognitif sosial adalah sebuah pendekatan teori yang menjelaskan perilaku manusia.
Dengan perspektif individu merupakan adanya suatu kekuatan pada dirinya bukan
control yang otomatis pada stimulus eksternal. Perilaku manusia menerangkan adanya
kejadian secara timbal balik pada tindakan yang menentukan adanya interaksi dengan
yang lainnya. Persepsi self-efficacy adalah mempertimbangkan salah satu kekuatan
untuk menyelesaikan sebuah tingkatan penampilan dalam perilaku yang spesifik.
3. The Theory Of Interpersonal Behavior
Sebuah model perilaku meliputi afektif dan psikologis dalam kekuatan yang
menerangkan perilaku ini merupakan factor yang memberikan perhatian dalam
model-model perilaku lainnya.
4. Cognitive Evaluation Theory
Motifasi manusia adalah dasar dari sebuah susunan dalam kebutuhan psikologisnya: dari
penentuan dirinya, kompetensi dan hubungan interpersonal. Menentukan dirinya dan
motivasi intrinsic (IM) adalah konsep utama dalam teori. Motivasi intrinsic adalah
energi dalam kebutuhan dalam dirinya dan hubungan dalam kompetensi untuk nilai
perilaku personal.
5. The Interaction Model Of Chen Health Behavior
Model interaksi kesehatan klien berfokus pada karakteristik, klien dan factor eksternal
pada klien untuk menyediakan keterangan secara komprehensif pada tindakan langsung
terhadap pengurangan resiko dan promosi kesehatan.

C. Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan menggabungkan konsep orang, lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan (Alligood 2014). Konsep-konsep ini secara independen signifikan, namun
interlaced untuk membentuk sebuah model dari disiplin keperawatan. Mengingat interpretasi
yang unik dari setiap konsep, pemanfaatan teori keperawatan tertentu bergantung pada
pandangan dunia.
Konsep manusia adalah multidimensi dan menggabungkan sosial ekonomi, budaya,
biologis, dan psikologis varians. Pengalaman hidup membentuk kemampuan seseorang
untuk mengatasi tantangan serta kemampuan mereka untuk meramalkan konsekuensi dari
perilaku ini. Setiap orang memiliki pandangan yang unik dari dunia karena nuansa luar biasa
yang telah dibuat, kepribadian dan persepsi mereka.
Hubungan antara orang dan lingkungan mereka dapat memiliki pengaruh yang
signifikan pada kesehatan mereka. Akses ke makanan bergizi, paparan bahaya kesehatan,
dan perilaku pribadi berisiko adalah pengamatan dilihat dalam pengaturan klinis. Dampak
yang kurang mudah terlihat termasuk situasi hidup, norma-norma budaya/masyarakat, dan
sistem dukungan sosial.
Konsep kesehatan dianggap sebagai keadaan pikiran yang mungkin ada meskipun
kehadiran penyakit kronis atau penyakit. Kesehatan diukur pada kontinum di mana periode
penyakit dapat menggoyahkan kemampuan seseorang untuk mempertahankan homeostasis.
Oleh karena itu, di saat krisis, penekanan ditempatkan pada proses penyakit. Namun, status
kesehatan seseorang dapat meningkat selama krisis sebagai perilaku mereka berubah,
menciptakan perbaikan ditandai dalam perasaan mereka secara keseluruhan kesejahteraan.
Defisit perawatan kesehatan baik dapat diperburuk atau dibantu oleh unsur-unsur dari
komponen lainnya.
Perawat memainkan peran penting dalam memfasilitasi kemampuan pasien untuk
mengenali dan mencapai keseimbangan dalam hidup. Untuk mendukung klien dalam usaha
ini perawat harus mengidentifikasi apa yang berharga untuk klien dalam jangka pendek
sambil membantu klien dalam mengembangkan tujuan jangka panjang. Memberdayakan
klien dengan pengetahuan dan memberikan intervensi perawat khusus melibatkan kolaborasi
dan introspeksi.
Nolla J. Pender pada tahun 1982 dalam upaya untuk menjelaskan bagaimana orang
melihat kesehatan mereka dan bagaimana latar belakang dan kekuatan lingkungan tindakan
pribadi langsung; akhirnya, fungsinya adalah untuk memprediksi potensi perilaku kesehatan
yang positif untuk kelompok individu atau (Sakraida 2014). Promosi kesehatan di mana-
mana dalam keperawatan. Oleh karena itu, model ini dapat diterapkan dalam arti luas.
Namun, hal itu dapat diterapkan pada tingkat individu sedangkan akuntansi untuk
pengalaman sosial budaya yang unik untuk menjelaskan fenomena perilaku mempromosikan
kesehatan (Kearney-Nunnery, 2008). Pender merevisi model ini terakhir pada tahun 2006
untuk lebih meningkatkan kegunaannya dalam mengembangkan intervensi keperawatan
dalam mempromosikan kesehatan (McCullagh, 2013). Revisi menekankan peran bahwa
harapan memiliki dalam memprediksi kemanjuran intervensi keperawatan dan
meningkatkan status kesehatan klien (Ho, Berggren & Dahlborg-Lyckhage, 2010).
HPM membagi proposisi utama dalam tiga kategori utama: karakteristik individu dan
pengalaman, kognisi perilaku spesifik dan mempengaruhi, dan hasil perilaku (Kazer &
Fitzpatrick, 2012). Penentu utama lebih dikategorikan dalam proposisi ini untuk
memprediksi perilaku mempromosikan kesehatan. Kognisi perilaku spesifik diidentifikasi
sebagai manfaat yang dirasakan tindakan,hambatan untuk bertindak,self-efficacy, aktivitas
terkait mempengaruhi, pengaruh interpersonal, dan pengaruh situasional (Sakraida 2014).
Komitmen seseorang untuk sebuah rencana tindakan, serta tuntutan dan preferensi bersaing
selanjutnya diukur untuk memprediksi hasil (McCullagh, 2013).
McCullagh (2013) menegaskan bahwa inti dari HPM didasarkan pada teori-teori
perilaku manusia, yang menganalisis dinamika motivasi pribadi; yang paling berpengaruh
adalah teori sosial-kognitif (SCT) dan teori kepentingan (EVT). Hambatan tindakan yang
bisa dikembangkan untuk tindakan keperawatan tetapi sangat tergantung pada kesiapan
untuk bertindak oleh pasien (Stark, Chase, & DeYoung, 2010). Apakah aktual atau yang
dirasakan, hambatan untuk tindakan mungkin termasuk "waktu, ketidaknyamanan, kesulitan
perilaku,serta biaya personal" (Stark et al., 2010). tuntutan attentional seperti kemampuan
untuk multitask dan memprosesinformasi baru, serta tuntutan afektif, yang mencakup reaksi
emosional terhadap stres, kesepian, dan kerugian harus dipertimbangkan karena dapat
membatasi perilaku promosi kesehatan, terutama pada populasi lanjut usia (Stark et al.,
2010). Menurut McGuire & Anderson, hambatan yang dirasakan diidentifikasi sebagai
faktor yang paling dominan yang mempengaruhi perilaku promosi kesehatan.
Asumsi utama dari teori ini fokus pada unsur-unsur paradigma yang Pender
gambarkan yakni:
1. Manusia
Manusia sebagai makhluk holistik yang berusaha untuk mewujudkan sebuah negara yang
optimal dari aktualisasi diri dengan menggunakan atribut bawaan dan eksistensial untuk
beradaptasi dengan lingkungan dan mencapai keseimbangan (Sakraida 2014). Isyarat ini
sementara membimbing seseorang menuju negara yang sejahterasepanjang kontinum
melalui jalur yang paling resistensi. Meskipun manusia tersebut dipandang sebagai diri
regulator independen, penyedia layanan kesehatan berpengaruh dalam memprovokasi
perubahan gaya hidup dengan peran-pemodelan dan memberikan wawasan (Sakraida
2014).HPM ini didorong oleh persepsi klien keberhasilan; apakah perilaku akan
menghasilkan hasil yang diinginkan tergantung pada upaya yang dilakukan dan tingkat
kesulitan.
Manusia dalam model promosi kesehatan mengacu pada individu yang
merupakan fokus utama dari modelpender ini, setiap orang memiliki karakteristik pribadi
yang unik dan pengalaman yang mempengaruhi tindakan selanjutnya. Diakui bahwa
individu belajar perilaku kesehatan dari keluarga dan comunity, sehingga model
mencakup komponen untuk penilaian dan intervensi pada keluarga dan comunity tingkat
serta pada tingkat individu.
Konsep Pender tentang manusia tersebut adalah jumlah dari pengalaman dan
kategori atribut pribadi termasuk biologis, psikologis, dan pengaruh sosial budaya
(Sakraida 2014). Lebih khusus, Pender mencari pandangan yang paling komprehensif dan
optimis manusia dan mendefinisikan status kesehatan sebagai keadaan halus
keseimbangan antara masing-masing orang dan atau lingkungannya (McCullagh, 2013).
Orang berusaha untuk pertumbuhan dan kemampuan beradaptasi dalam lingkungan hisor
nya.
2. Lingkungan
Lingkungan dalam teori Pender ini didefinisikan sebagai pengaruh interpersonal dan
situasional, bukan kekuatan statis. Lingkungan mengacu pada keadaan fisik,
interpersonal, dan ekonomi di mana orang hidup. Kualitas lingkungan tergantung pada
tidak adanya zat beracun, ketersediaan makanan dan sebagainya.
3. Sehat
Model Pender ini memandang kesehatan sebagai keadaan makhluk yang bervariasi
dalam tingkat sepanjang kontinum, yang dipengaruhi oleh pengubah internal dan
eksternal. "Pender mendefinisikan kesehatan sebagai aktualisasi potensi manusia yang
melekat dan diperoleh melalui perilaku yang diarahkan pada tujuan, perawatan diri yang
kompeten, dan hubungan yang memuaskan dengan orang lainuntuk menjaga integritas
struktural dan harmoni "(McCullagh, 2013).
4. Perawat
Dalam model Pender ini perawat memainkan peran utama dalam memberikan informasi
yang lengkap dan akurat kepada klien untuk mempromosikan self-efficacy, yang dibuat
lebih efektif bila kepercayaan praktisi dirasakan dalam keterampilan nya
sendiri/pengetahuan yang luas. Tujuan utama dari perawat adalah untuk membantu
orang dan bisa merawat diri sendiri.
D. Model Promosi Kesehatan Menurut Nolla J. Pender
1. Pengertian Teori Model Promosi Kesehatan (Health Promotion Model/HPM)
Model Promosi Kesehatan adalah suatu cara untuk menggambarkan interaksi manusia dengan
lingkungan fisik dan interpesonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini mengintegrasikan
teori nilai harapan (Expectancy-value) dan teori kognitif sosial (Social Cognitive Theory) dalam
perspektif keperawatan manusia dilihat sebagai fungsi yang holistik. Bagan RPM dapat
dilihat sebagai berikut:

Model Promosi Kesehatan Nola J, Pender


Faktor persepi kognitif
Factor modifikasi Partisipasi dlm perilaku

peningkatan kesehatan
Persepsi control kesehatan
Karakteristik demografi

Menetapkan perilaku
Persepsi efektifitas diri promosi kesehatan
Karakteristik biologi

Definisi kesehatan interpersonal


Syarat untuk bertindak

Persepsi status kesehatan


Factor situasi

Persepsi manfaat perilaku

promosi kesehatan

Persepsi hambatan

terhadap perilaku promosi


Model Promosi Kesehatan Nola J, Pender
kesehatan

Sumber : Tommey dan Alliod, 2006. Nursing Theorist and Their Work
Philadelphia,. Mosby
2. Komponen Teori Model Promosi Kesehatan
Adapun komponen elemen dari teori ini adalah sebagai berikut:
a. Teori Nilai Harapan (Etpectancy-Value Theory)
Menurut teori nilai harapan, perilaku sehat bersifat rasional dan ekonomis.
Seseorang akan mulai bertindak dari perilakunya akan tetap digunakan dalam dirinya,
ada 2 hal pokok yaitu :
1) Hasil tindakan bernilai positif
2) Pengambilan tindakan untuk menyempurnakan hasil yang diinginkan.
b. Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory)
Teori model interaksi yang meliputi Iingkungan, manusia dan perilaku yang saling
mempengaruhi. Teori ini menekankan pada:
1) Pengarahan diri (self direction)
2) Pengaturan diri (self regulation)
3) Persepsi terhadap kemajuan diri (self efficacy).
Teori ini mengemukakan bahwa manusia memiliki kemampuan dasar:
1) Simbolisasi yaitu proses dan transformasi pengalaman sebagai petunjuk untuk
tindakan yang akan datang.
2) Pikiran ke depan, mengantisipasi kejadian yang akan muncul dan
merencanakan tindakan untuk mencapai tujuan yang bermutu
3) Belajar dari pengalaman orang lain. Menetapkan peraturan untuk generasi dan
mengatur perilaku melalui observasi tanpa perlu melakukantrial dan error
4) Pengaturan diri menggunakan standar internal dan reaksi evaluasi diri untuk
memotivasi dan mengatur perilaku, mengatur lingkungan eksternal untuk
menciptakan motivasi dalam bertindak.
5) Refleksi diri, berpikir tentang proses pikir seseorang dan secara aktif
memodifikasinya.
Menurut teori ini kepercayaan diri dibentuk melalui observasi dan refleksi diri.
Kepercayaan diri terdiri dari :
1) Pengenal diri (self atribut)
2) Evaluasi diri (self evaluation)
3) Kemajuan diri (self efficacy).
Kemajuan diri adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan
tertentu yang berkembang melalui pengalaman, belajar dari pengalaman yang lain
persuasi verbal dan respons badaniah terhadap situasi tertentu. Kemajuan diri
merupakan fungsi dari kemampuan (capability) yang berlebihan yang membentuk
kompetensi dan kepercayaan diri. Kemajuanadalah konstruksi sentral dari HPM.
3. Asumsi dari Model Promosi Kesehatan
a. Manusia mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup di mana mereka dapat
mengekspresikan keunikannya.
b. Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya, termasuk
penilaian terhadap kemampuannya.
c. Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan mencoba
mencapai keseimbangan antara perubahan dan stabilitas.
d. Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya.
e. Individu merupakan makhluk bio-psiko-sosial yang kompleks, berinteraksi dengan
lingkungannya secara terus menerus, menjelmakan lingkungan yang diubah secara
terus menerus.
f. Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan interpersonal yang
berpengaruh terhadap manusia sepanjang hidupnya.
g. Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah penting untuk
perubahan perilaku.
4. Proposisi Model Promosi Kesehatan
a. Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi kepercayaan
dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.
b. Manusia melakukan perubahan perilaku di mana mereka mengharapkan keuntungan
yang bernilai bagi dirinya.
c. Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat kesanggupan melakukan
tindakan, suatu mediator perilaku sebagaimana perilaku nyata.
d. Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk melakukan
tindakan dan perbuatan dari perilaku.
e. Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan sedikit rintangan pada perilaku
kesehatan spesifik.
f. Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat menambah
hasil positif.
g. Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan perilaku, maka
kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak.
h. Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku itu menarik,
perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku yang sudah ada.
i. Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber interpersonal
yang penting yang mempengaruhi, menambah atau mengurangi keinginan untuk
berperilaku promosi kesehatan.
j. Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau mengurangi
keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi kesehatan.
k. Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih memungkinkan
perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka waktu yang lama.
l. Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukkan perilaku yang
diharapkan ketika seseorang mempunyai kontrol yang sedikit dan kebutuhan yang
diinginkan tidak tersedia.
m. Komitmen pada rencana  kegiatan kurang menunjukkan  perilaku yang diharapkan
ketika tindakan-tindakan lain lebih atraktif dan juga lebih suka pada perilaku yang
diharapkan.
n. Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan lingkungan
fisik yang mendorong melakukan tindakan kesehatan.
Penjelasan Model HPM Pender

Kerangka Konseptual Model Promosi Kesehatan

Sifat2 & Pengalaman Perilaku Spesifik


Hasil Perilaku
Individu Pengetahuan dan Sikap

Keuntungan2 dari
tindakan yang dirasakan
Kebutuhan bersaing
Hubungan dengan segera (control rendah)
Penghambat2 untuk & Pilihan2 (Kontrol
perilaku sebelumnya bertindak yang dirasakan tinggi

Kemajuan diri
dirasakan

Faktor Pribadi; Tindakan yang terkait yang


Komitment pd Metode
biologi,psikologis, Rencana Perilaku
social budaya mempengaruhi
Tindakan Promosi
Pengaruh hubungan Kesehatan
interpersonal (klg, (HPM)
kelompok, provider),
norma dukungan dan
model

Pengaruh situasional;
pilihan, sifat kebutuhan;
estetika

Revisi Model Promosi Kesehatan (Pender, N.J, Murdaugh, C.L., & Parsons, M.A(2002). Promosi
kesehatan dalam praktik keperawatan dikutip dart Tomey & Alligood (2006:458).

1. Karakteristik dan pengalaman individu


a. Perilaku sebelumnya
Perilaku sebelumnya mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung dalam
pelaksanaan perilaku promosi kesehatan, yaitu:
1) Pengaruh langsung dari perilaku masa lalu terhadap perilaku promosi kesehatan
saat ini dapat menjadi pembentuk kebiasaan yang mempermudah seseorang
melaksanakan perilaku tersebut secara otomatis.
2) Pengaruh tidak langsungnya adalah melalui persepsi pada self efficacy, manfaat,
hambatan dan pengaruhi aktivitas yang muncul dari perilaku tersebut. Pengaruh
positif atau negatif dari perilaku baik sebelum saat itu ataupun setelah perilaku
tersebut dilaksanakan akan dimasukan kedalam memori sebagai informasi yang
akan dimunculkan kembali saat akan melakukan perilaku tersebut di kemudian
waktu. Perawat dapat membantu pasien membentuk suatu riwayat perilaku yang
positif bagi masa depan dengan memfokuskan pada tahap perilaku tersebut.
Membantu pasien bagaimana mengatasi rintangan dalam melaksanakan perilaku
tersebut dan meningkatkan level/kadar  efficacy dan pengaruh positif melalui
pengalaman yang sukses dan feed back yang positif.
b. Faktor personal
Faktor personal meliputi aspek biologis, psikologis dan social budaya. Faktor–faktor
ini merupakan prediksi dari perilaku yang didapat dan dibentuk secara alami oleh
target perilaku.
a. Faktor biologis personal 
Termasuk dalam faktor ini adalah umur, indeks massa tubuh, status pubertas,
status menopause, kapasitas aerobik, kekuatan, kecerdasan atau keseimbangan.
b. Faktor psikologis personal 
Varibel yang merupakan bagian dari faktor ini adalah harapan diri, motivasi,
kemampuan personal, status kesehatan,dan definisi sehat
c. Faktor social kultural 
Faktor ini meliputi suku, etnis, pendidikan, dan status ekonomi

2. Perilaku spesifik pengetahuan dan sikap (behaviour-spesific cognitionsand affect)


a. Manfaat tindakan (perceived benefits of actions)
Rencana seseorang melaksanakan perilaku tertentu tergantung pada antisipasi
terhadap manfaat atau hasil yang akan dihasilkan. Antisipasi manfaat merupakan
representasi mental dan konsekuensi perilaku positif berdasarkan teori expecting
value.
b. Hambatan tindakan yang dirasakan (perceived barriers to actions)
Hambatan yang diantisipasi telah secara berulang terlihat dalam penelitian empiris,
mempengaruhi intensitas untuk terlibat dalam suatu perilaku yang nyata dan perilaku
actual yang dilaksanakan. Dalam hubungannya dengan perilaku promosi kesehatan,
Hambatan-hambatan ini dapat berupa imaginasi maupun nyata. Hambatan ini terdiri
atas: persepsi mengenai ketidaktersediaan, tidak menyenangkan, biaya, kesulitan atau
penggunaan waktu untuk tindakan-tindakan khusus. Hambatan-hambatan ini sering
dilihat sebagai suatu blocks, rintangan dan personal cost dari perilaku yang diberikan.
Hilangnya kepuasan dalam menghindari atau menghilangkan perilaku-
perilaku yang merusak kesehatan seperti merokok atau makan makanan tinggi lemak
untuk mengadopsi perilaku/gayahidup yang lebih sehat juga dapat menjadi suatu
halangan. Halangan ini biasanya membangunkan motivasi untuk menghindari
perilaku-perilaku yang diberikan. Bila kesiapan untuk bertindak rendah dan hambatan
tinggi maka tindakan ini tidak mungkin terjadi. Jika kesiapan untuk bertindak tinggi
dan harnbatan rendah kemungkinan untuk melakukan tindakan lebih besar. Barier
tindakan seperti yang dilukiskan dalam HPM mempengaruhi promosi kesehatan
secara langsung dengan bertindak sebagai locks terhadap tindakan seperti penurunan
komitmen untuk merencanakan tindakan.
c. Kemajuan diri (perceived self efficacy)
Self efficacy seperti didefinisikan oleh Bandura adalah judgment/keputusan dari
kapabilitas seseorang untuk mengorganisasi dan menjalankan tindakan secara nyata.
Judgment dari personal efficacy dibedakan dari harapan yang ada dalam tujuan.
Perceived self efficacy adalah judgment dari kemampuan untuk menyelesaikan
tingkat performance yang pasti, dimana tujuannya atau harapannya adalah suatu
judgment dari suatu konsekuensi (contohnya benefit dan cost) sebanyak perilaku yang
akan dihasilkan. Persepsi dari ketrampilan dan kompetensi dalam domain motivasi
individu untuk melibatkan perilaku-perilaku yang mereka lalui. Perasaan efficacy dan
keterampilan dalam performance seseorang sepertinya mendorong untuk melibatkan/
menjalankan perilaku yang lebih banyak daripada perasaan ceroboh dan tidak
terampil.
Pengetahuan individu tentang self efficacy didasarkan pada 4 tipe informasi :
1) Pencapaian performance dari perilaku yang dilaksanakan secara nyata dan
evaluasi performance yang berhubungan dengan beberapa standar pribadi atau
umpan balik yang diberikan
2) Pengalaman-pengalaman dan mengobservasi performan-ce orang lain dan
hubungannya dengan evaluasi diri sendiri dan umpan balik dan orang lain.
3) Ajakan secara verbal kepada orang lain bahwa mereka mempunyai kemampuan
untuk melaksanakan tindakan tertentu.
4) Kondisi psikologis (kecemasan, ketakutan, ketenangan) di mana seseorang
menyatakan kemampuannya
Dalam HPM,  self efficacy yang diperoleh dipengaruhi oleh aktivity related affect.
Semakin positif  affeck, semakin besar persepsi eficacynya, sebaliknya self eficacy
mempengaruhi hambatan tindakan, dimana efficacy yang tinggi akan mengurangi
persepsi terhadap hambatan untuk melaksanakan perilaku yang ditargetkan. Self
efficacy memotivasi perilaku promosi kesehatan secara langsung dengan harapan
efficacy dan secara tidak langsung dengan mempengaruhi hambatan dan komitmen
dalam melaksanakan rencana tindakan.
1) Activity-related affect (sikap yang berhubungan dengan aktivitas)
Perasaan subjektif muncul sebelum, saat dan setelah suatu perilaku, didasarkan
pada sifat stimulus perilaku itu sendiri. Respon afektif ini dapat ringan, sedang
atau kuat dan secara sadar di nanti, disimpan didalam memori dan dihubungkan
dengan pikiran-pikiran perilaku selanjutnya. Respon-respon afektif terhadap
perilaku khusus terdiri atas 3 komponen yaitu : emosional yang muncul terhadap
tindakan itu sendiri (activity-related), menindak diri sendiri (self-related), atau
lingkungan dimana tindakan itu terjadi (context-related).
Perasaan yang dihasilkan kemungkinan akan mempengaruhi apakah
individu akan mengulang perilaku itu lagi atau mempertahankan perilaku
lamanya. Perasaan yang tergantung pada perilaku ini telah diteliti sebagai
determinan perilaku kesehatan pada penelitian terakhir. Perilaku yang
berhubungan dengan afek positif kemungkinan akan di ulang dan yang negatif
kemungkinan akan dihindari. Beberapa perilaku bisa menimbulkan
perasaan positif dan negatif. Dengan demikian, keseimbangan di antara
afek  positif dan negative sebelum, saat dan setelah perilaku tersebut merupakan
hal yang penting untuk diketahui. 
Activity-related affect ini berbeda dari dimensi evaluasi terhadap sikap
yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Dimensi evaluasi terhadap sikap
lebih mencerminkan evaluasi afektif pada hasil spesifik dari suatu perilaku dari
pada respon terhadap sifat stimulus perilaku itu sendiri. Untuk beberapa perilaku
yang diberikan, rentang penuh dari perasaan negatif dan positif harus diuraikan
sehingga keduanya dapat diukur secara akurat. Dalam beberapa instrument untuk
mengukur afek, perasaan negatif diuraikan secara lebih luas dari pada perasaan
positif. Hal ini tidak rnengherankan karena kecemasan, ketakutan dan depresi
telah diteliti lebih banyak dibandingkan perasaan senang, gembira dan tenang. 
Berdasarkan teori kognitif social, terdapat hubungan antara  self-efficacy dan
activity related affect.
McAulay dan Courneya menemukan bahwa respon afek positif saat
latihan merupakan predictor yang penting terhadap efficacy setelah latihan. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Bandura bahwa respon emosional dan pengaruhnya
terhadap keadaan psikologis saat melakukan suatu perilaku berperan sebagai
sumber informasi efficacy. Dengan demikian, activity-related Affect dikatakan
mempengaruhi perilaku kesehatan secara langsung maupun tidak langsung
melalui  self-efficacy dan komitmen terhadap rencana tindakan.
2) Interpersonal Influences
Menurut HPM, pengaruh interpersonal adalah kesadaran mengenai perilaku,
kepercayaan atau pun sikap terhadap orang lain. Kesadaran ini bisa atau
tidak  bisa sesuai dengan kenyataan. Sumber utama pengaruh interpersonal
pada perilaku promosi kesehatan adalah keluarga (orang tua dan saudara
kandung), teman, dan petugas perawatan kesehatan. Pengaruh interpersonal
meliputi: norma (harapan dari orang-orang yang berarti), dukungan sosial
(dorongan instrumental dan emosional) dan modeling (pembelajaran melalui
mengobservasi perilaku khusus seseorang). Tiga proses interpersonal ini pada
sejumlah penelitian kesehatan tampak mempredisposisi seseorang untuk
melaksanakan perilaku promosi kesehatan. Norma sosial mernbentuk standar
pelaksanaan yang dapat dipakai atau ditolak oleh individu. Dukungan sosial untuk
suatu perilaku menyediakan sumber-sumber dukungan yang diberikan oleh orang
lain. Modeling menggambarkan komponen berikutnya dari perilaku kesehatan
dan merupakan strategi yang penting bagi perubahan perilaku dalam teori kognitif
sosial. Pengaruh interpersonal mernpengaruhi perilaku promosi kesehatan secara
langsung maupun tidak langsung melalui tekanan social atau dorongan untuk
komitmen terhadap rencana tindakan.
Individu sangat berbeda dalam sensitivitas mereka terhadap harapan,
contoh pujian orang lain. Namun, diberikan motivasi yang cukup untuk
berperilaku dalam cara yang konsisten dengan pengaruh interpersonal, individu
mungkin akan melakukan perilaku-perilaku yang akan menimbulkan pujian.
3) Situational influences (pengaruh situasional)
Persepsi dan kesadaran personal terhadap berbagai situasi atau keadaan dapat
memudahkan atau menghalangi suatu perilaku. Pengaruh situasi pada perilaku
promosi kesehatan meliputi persepsi terhadap pilihan yang ada, kharakteristik
permintaan, dan ciri-ciri estetik dari suatu lingkungan dimana perilaku tersebut
dilakukan. Individu tertarik dan lebih kompeten dalam perilakunya di dalam
situasi atau keadaan lingkungan yang mereka rasa lebih cocok dari pada
lingkungan yang tidak cocok, lingkungan yang berhubungan dari pada yang asing,
lingkungan yang aman dan meyakinkan dari pada lingkungan yang tidak aman
dan mengancarn. Lingkungan yang menarik  juga lebih diinginkan untuk
melaksanakan perilaku kesehatan.
Dalam HPM, pengaruh situasional telah dikemukakan sebagai pengaruh
langsung atau tidak langsung pada perilaku kesehatan. Situasi dapat secara
langsung mempengaruhi perilaku dengan menyediakan suatu lingkungan yang
diisi dengan petunjuk-petunjuk yang akan menimbulkan tindakan. Sebagai
contoh, sutau lingkungan yang di tulis dilarang merokok akan menciptakan
karakteristik perilaku tidak merokok dilingkungan tersebut seperti yang diminta.
Kedua situasi ini mendukung komitmen untuk tindakan kesehatan. Pengaruh
situasional telah memberikan sedikit perhatian pada penelitian HPM sebelumnya
dan dapat diteliti lebih lanjut sebagai determinan yang secara potensial penting
bagi perilaku kesehatan. Mereka dapat dipegang sebagai kunci penting dalam
mengembangkan strategi baru yang lebih efektif untuk memfasilitasi penerimaan
dan pemeliharaan perilaku kesehatan.
3. Hasil perilaku
Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA) merupakan awal dari suatu
peristiwa perilaku. Tanggung jawab ini akan mendorong individu ke arah perilaku yang
di harapkan.
a. Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA).
Manusia umumnya meningkatkan perilaku berorganisasi dari pada tidak.
Kesengajaan adalah faktor utama yang menentukan kemauan berperilaku. Tanggung
jawab dalam merencanakan tindakan pada HPM yang telah direvisi menunjukkan
pokok yang mendasari proses kognitif:
b. Tanggung jawab untuk melakukan tindakan yang spesifik pada waktu dan tempat
yang telah diberikan dengan orang-orang tertentu atau secara sendirian, dengan
mengabaikan pilihan berkompetensi
c. Mengidentifikasi strategi-strategi yang menentukan untuk mendapatkan, membawa
dan memperkuat perilaku
d. Kebutuhan mengidentifikasi strategi-strategi spesifik digunakan pada tempat yang
berbeda didalam rangkaian perilaku, kedepannya merupakan kemungkinan yang
disengaja dan yang lebih lanjut bahwa perencanaan tindakan (POA) yang
dikembangkan oleh perawat dan klien akan sukses di implementasikan. Tanggung
jawab sendiri tanpa strategi-strategi dari teman sejawat sering mengahasilkan tujuan
yang baik, namun gagal membentuk suatu nilai perilaku kesehatan
e. Kebutuhan Untuk Segera Berkompetisi dan Pilihan-Pilihan
Kebutuhan untuk segera berkompetisi atau pilihan-pilihan merujuk pada alternatif
perilaku yang memaksakan kedalam kebingungan sebagai bagian dari yang mungkin
terjadi sebelumnya dan segera diharapkan menjadi perilaku promosi kesehatan yang
direncanakan. Kebutuhan berkompetisi dipandang sebagai perilaku alternatif dimana
individu relatif memiliki level kontrol yang rendah karena ketergantungan terhadap
lingkungan seperti bekerja atau tanggung jawab perawatan keluarga. Kegagalan
berespon terhadap suatu kebutuhan dapat memiliki efek yang tidak menguntungkan
untuk diri sendiri atau untuk hal-hal lain yang penting. Pilihan berkompetisi
dipandang sebagai alternatif perilaku dengan kekuatan penuh yang bersifat lebih yang
mana individu relatif menggunakan level kontrol yang tinggi. Mereka dapat
mengeluarkan perilaku promosi kesehatan dan setuju menjadi perilaku kompetisi.
Tingkat dimana individu mampu melawan pilihan kompetensi tergantung
pada kemampuannya menjadi pengatur diri. Contoh dari “memberi” pilihan kompetisi
adalah memilih makanan tinggi lemak dari pada rendah lemak karena rasa atau selera
pilihan, mengemudi dengan melewati pusat rekreasi, selalu berlatih berhenti di mall
(suatu pilihan untuk melihat-lihat atau belanja daripada berolahraga). Kedua
kebutuhan kompetisi dan pilihan dapat menggelincirkan suatu rencana tindakan yang
salah satunya telah dilakukan. Kebutuhan kompetisi dapat berbeda dari rintangan
yang harus dibawa oleh individu dan perilaku yang tidak diantisipasi berdasarkan
pada kebutuhan eksternal atau hasil yang tidak baik/menghitungkan dapat terjadi.
Pilihan kompetisi  dapat berbeda dari rintangan seperti kekurangan waktu, karena
pilihan kompetisi adalah dorongan terakhir yang didasari pada hirarki pilihan yang
menggelincirkan suatu rencana untuk tindakan kesehatan yang positif. 
Ada terdapat bermacam kemampuan individu untuk mendukung perhatian dan
menghindari gangguan. Beberapa individu dapat mempengaruhi perkembangan atau
secara biologis menjadi lebih mudah dipengaruhi selama tindakan daripada yang lain.
Hambatan pilihan kompetensi memerlukan latihan dari pengaturan diri sendiri.
Komitmen  yang kuat dapat mendukung pengabdian untuk melengkapai suatu
perilaku mengingat kebutuhan akan kornpetisi atau pilihan. Didalarn HPM,
kebutuhan kompetisi dengan segera dan pilihan secara langsung mempengaruhi
kemungkinan terjadinya perilaku kesehatan.
f. Perilaku promosi kesehatan
Variable pada model ini telah ditujukan secara ekstensif melalui buku sehingga disini
memerlukan sedikit diskusi yang lebih jauh. Perilaku promosi kesehatan adalah
titik akhir atau hasil tindakan pada HPM. Bagaimanapun harus dicatat bahwa perilaku
promosi kesehatan pada akhirnya adalah langsung bertujuan untuk mencapai
kesehatan yang positif bagi klien. Perilaku promosi kesehatan, khususnya ketika
berintegrasi menjadi gaya hidup sehat yang meliputi semua aspek kehidupan,
menghasilkan pengalarnan kesehatan yang positif disepanjang proses kehidupan
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. Nursing theorists and their work (8th ed.). St. Louis, MO: Elsevier/Mosby. 2014
Ho, A., Berggren, I., & Dahlborg-Lyckhage, E. Diabetes empowerment related to Pender's
Health Promotion Model: a meta-synthesis. Nursing & Health Sciences, 2010 ; 12(2) ; 259-
267
Kazer, M., & Fitzpatrick, J. .Encyclopedia of Nursing Research. New York, NY: Springer Pub.
2012
Kearney-Nunnery, R. Advancing Your Career: Concepts of Professional Nursing. Philadelphia:
F.A. Davis. 2008
McCullagh, M. C. Health promotion. In S. J. Peterson, & T. S. Bredow (Eds.), Middle range
theories- application to nursing research. Philadelphia, PA: Wolters Kluwer/Lippincott
Williams & Wilkins. 2013 ; 3rd ; 224-234
Sakraida, T. J. Health promotion model. In M. R. Alligood (Ed.), Nursing theorists and their
work . St. Louis, MO: Elsevier/Mosby. 2014 8 ; 396-416
Stark, M., Chase, C., & DeYoung, A. Barriers to Health Promotion in Community Dwelling
Elders. Journal of Community Health Nursing. 2010 ; 27 (4) ; 175-186

Anda mungkin juga menyukai