Anda di halaman 1dari 2

Mazmur 119 : 9-15

Apa yang mendasari orang takut untuk berbuat tidak baik?


Takut orang melakukan hal yg sama/karma?
Hukuman?
Di kucilkan ?
Atau dosa? Orang cenderung tidak bgitu peduli dengan hal ini.
Pada Ay. 9 disebutkan pertanyaan: Dengan apakah seorang muda
mempertahankan kelakuannya bersih ? Pertanyaan tersebut langsung
dijawab sendiri oleh pemazmur dengan 3 hal:
1. Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Allah,
2. Mencari Tuhan dengan segenap hati,
3. Tidak menyimpang dari perintah-perintahNya.

Hal yang paling sulit adalah bagaimana kita mempertahankan perilaku


kita ditengah godaan disekeliling kita.
Kita tidak akan mampu menjaga perilaku kita jika hanya mengandalkan
logika-logika duniawi, mis : kita tidak akan mampu bertahan menjadi
orang jujur jika kita percaya logika dunia yang mengatakan bahwa “orang
jujur tidak akan pernah kaya”.
Namun pemazmur memberi jawaban bagaimana kita bisa
mempertahankan perilaku bersih yaitu dengan mengacu kepada firman
Tuhan (mis : baca Amsal 14:11 Rumah orang fasik akan musnah, tetapi
kemah orang jujur akan mekar, dll). Kemudian dalam setiap godaan yang
akan membawa kita kepada perilaku yang tidak bersih, kita harus
senantiasa mencari Tuhan melalui ibadah, doa dan pujian, sehingga kita
diluputkan dari godaan tersebut, dan lewat persekutuan kita dengan
Tuhan kita akan selalu diingatkan agar tidak menyimpang dari perintah-
perintahNya.
A. Tetap senantiasa percaya akan janji Tuhan dan setia menaati perintah-
perintahNya.
Dalam ayat 11 disebutkan : Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu,
supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau. Jika kita merenungkan ayat
ini, kita melihat hubungan antara menyimpan janji Tuhan dengan hidup
yang jauh dari dosa. Tuhan selalu setia dengan janjiNya, sehingga kita
tidak perlu ragu akan janji-janji Tuhan. Keraguan itu lah yang sering
membawa kita kepada dosa. Kita sering mencari jalan keluar yang instan
dalam masalah hidup kita karena kita ragu apakah Tuhan akan menolong
kita.
Keraguan ini juga yang sering menghambat kita menjadi berkat bagi
orang lain. Kita menganggap kita tidak layak menolong dia.
Kita orang yang kekurangan.
Kita melihat daud yang masih muda dipakai Tuhan kok, yunus yang
berpaling masih di pakai kok, paulus yang membenci Allah sekali pun
masih di pakai allah.
Jadi tidak ada alasan mu untuk menolak dirimu jadi berkat bagi orang
lain.
Selanjutnya, pada ayat 12 dikatakan tentang seruan agar Tuhan
senantiasa mengajarkan ketetapan-ketetapanNya kepadanya,
dilanjutkan pada ayat 15 tentang kerinduan akan firman Tuhan. Yang
pertama kita lihat adalah bahwa kita harus membuka hati terhadap
pengajaran firman Tuhan. Sehingga lewat pengetahuan yang kita
peroleh dari pengajaran itu, kita mampu menyampaikannya kepada
orang lain . Sekaligus firman Tuhan itu menjadi kekuatan dalam
kehidupan kita, ketika kita meneghadapi berbagai tantangan dalam
kehidupan ini.
Karna untuk menjadi berkat itu, tentu harus menyadari dirinya yang
telah di berkati Allah.
Sama kayak mau ngasih uang pada orang lain, tentu kita harus punya
uang.
Contoh seperti saya sendiri, kalian sudah melihat dan amang sdah
pernah mengatakan, amang tidak memiliki skil apa pun dalam pelayanan
di gereja. Tapi Tuhan masih memakai amang untuk menjadi berkat, dari
ketidak adaan itu, amang mampu bertahan, dan pembawa sukacita.

Anda mungkin juga menyukai