Apa yang mendasari orang takut untuk berbuat tidak baik?
Takut orang melakukan hal yg sama/karma? Hukuman? Di kucilkan ? Atau dosa? Orang cenderung tidak bgitu peduli dengan hal ini. Pada Ay. 9 disebutkan pertanyaan: Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih ? Pertanyaan tersebut langsung dijawab sendiri oleh pemazmur dengan 3 hal: 1. Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Allah, 2. Mencari Tuhan dengan segenap hati, 3. Tidak menyimpang dari perintah-perintahNya.
Hal yang paling sulit adalah bagaimana kita mempertahankan perilaku
kita ditengah godaan disekeliling kita. Kita tidak akan mampu menjaga perilaku kita jika hanya mengandalkan logika-logika duniawi, mis : kita tidak akan mampu bertahan menjadi orang jujur jika kita percaya logika dunia yang mengatakan bahwa “orang jujur tidak akan pernah kaya”. Namun pemazmur memberi jawaban bagaimana kita bisa mempertahankan perilaku bersih yaitu dengan mengacu kepada firman Tuhan (mis : baca Amsal 14:11 Rumah orang fasik akan musnah, tetapi kemah orang jujur akan mekar, dll). Kemudian dalam setiap godaan yang akan membawa kita kepada perilaku yang tidak bersih, kita harus senantiasa mencari Tuhan melalui ibadah, doa dan pujian, sehingga kita diluputkan dari godaan tersebut, dan lewat persekutuan kita dengan Tuhan kita akan selalu diingatkan agar tidak menyimpang dari perintah- perintahNya. A. Tetap senantiasa percaya akan janji Tuhan dan setia menaati perintah- perintahNya. Dalam ayat 11 disebutkan : Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau. Jika kita merenungkan ayat ini, kita melihat hubungan antara menyimpan janji Tuhan dengan hidup yang jauh dari dosa. Tuhan selalu setia dengan janjiNya, sehingga kita tidak perlu ragu akan janji-janji Tuhan. Keraguan itu lah yang sering membawa kita kepada dosa. Kita sering mencari jalan keluar yang instan dalam masalah hidup kita karena kita ragu apakah Tuhan akan menolong kita. Keraguan ini juga yang sering menghambat kita menjadi berkat bagi orang lain. Kita menganggap kita tidak layak menolong dia. Kita orang yang kekurangan. Kita melihat daud yang masih muda dipakai Tuhan kok, yunus yang berpaling masih di pakai kok, paulus yang membenci Allah sekali pun masih di pakai allah. Jadi tidak ada alasan mu untuk menolak dirimu jadi berkat bagi orang lain. Selanjutnya, pada ayat 12 dikatakan tentang seruan agar Tuhan senantiasa mengajarkan ketetapan-ketetapanNya kepadanya, dilanjutkan pada ayat 15 tentang kerinduan akan firman Tuhan. Yang pertama kita lihat adalah bahwa kita harus membuka hati terhadap pengajaran firman Tuhan. Sehingga lewat pengetahuan yang kita peroleh dari pengajaran itu, kita mampu menyampaikannya kepada orang lain . Sekaligus firman Tuhan itu menjadi kekuatan dalam kehidupan kita, ketika kita meneghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan ini. Karna untuk menjadi berkat itu, tentu harus menyadari dirinya yang telah di berkati Allah. Sama kayak mau ngasih uang pada orang lain, tentu kita harus punya uang. Contoh seperti saya sendiri, kalian sudah melihat dan amang sdah pernah mengatakan, amang tidak memiliki skil apa pun dalam pelayanan di gereja. Tapi Tuhan masih memakai amang untuk menjadi berkat, dari ketidak adaan itu, amang mampu bertahan, dan pembawa sukacita.