Anda di halaman 1dari 2

Mazmur 141 : 1-4

Dalam kehidupan berbagai pergumulan akan datang silih berganti. Terkadang manusia dapat
merasa menderita, lelah, dan berkeluh kesah. Serta merta akan timbul peraaan2 yang negative
yang itu semua dapat mewujud dalam :

1. Perkataan. Tanpa kita sadari, ketika mengalami pergumulan, seringkali kita


mengucapkan kata-kata yang sia-sia. Banyak perkataan kita yang sebenarnya kurang
pantas diucapkan oleh orang-orang yang mengaku sebagai orang percaya. Perkataan –
perkataan yang tidak membangun, bahkan cenderung tidak memberkati diri kita dan
orang-orang yang mendengarnya.

2. Perbuatan. Kehidupan yang statis, yang tidak menentu, melelahkan, perasaan amarah
dan penderitaan terkadang membuat orang berusaha mencari terobosan-terobosan baru
dalam hidupnya. Sebisa mungkin, bagaimanapun caranya harus keluar dari kesengsaraan
hidupnya. Yang terjadi manusia terkadang tidak perduli lagi pada dirinya sendiri, orang
lain, bahkan Tuhan sekalipun. Mencari jalan pintas dan mencondongkan hati dan
perbuatan pada hal-hal yang tidak dikehendaki Tuhan.

Dalam bacaan kita saat ini, pemazmur mengajarkan kepada kita bahwa dalam menghadapi
masalah atau pergumulan yang berat, yang harus dilakukan pertama kali adalah berdoa. Dalam
doa pemazmur menyadari keberadaanya yang lemah dan tidak berdaya dan memohon penyertaan
Allah dalam kehidupannya. Dalam doa pemazmur memohon :

1. Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!


Mengawasi mulut atau mengendalikan perkataan sebenarnya adalah tugas manusia itu
sendiri. Belajar untuk dapat diam, memahami dan merenung apa yang baik dan benar.
Manusia mudah tergoda untuk meluapkan kemarahan dan membiarkan kata-kata kasar
terucap tanpa kendali, bisa jadi itu tertuju kepada Tuhan atau kepada sesamanya.
Peemazmur menyadari bahwa tidak cukup dengan usaha sendiri untuk mengawasi atau
menjaga perkataan, diperlukan kuasa Allah untuk memampukannya. Karena itu sangatlah
tepat jika pemazmur meminta pertolongan Tuhan untuk dapat mengucapkan kata-kata
yang tepat dengan nada yang tepat, dan bermanfaat bagi hidupnya.

2. Jangan condongkan hatiku kepada yang jahat, untuk melakukan perbuatan-


perbuatan yang fasik bersama-sama dengan orang-orang yang melakukan
kejahatan; dan jangan aku mengecap sedap-sedapan mereka.
Memang baik jika kita meminta Tuhan menjaga mulut kita, tetapi akan lebih baik lagi
jika kita meminta Tuhan menjaga hati kita. Oleh karena itu, dalam ayat selanjutnya
pemazmur mengutarakan keinginannya kepada Tuhan agar Tuhan menjaga hatinya, dan
tidak mencondongkan hatinya kepada hal-hal yang jahat. Pemazmur tidak ingin ia
melakukan perbuatan-perbuatan yang fasik, bersama-sama dengan mereka yang suka
melakukan kejahatan. Bahkan pemazmur ingin agar ia jangan sampai mengecap (dengan
kata lain dapat diartikan mencicipi) hal-hal sedap yang mereka nikmati. Satu-satunya cara
agar hati kita tidak condong kepada yang jahat, adalah dengan cara mencondongkan hati
kita kepada Tuhan. Senantiasa fokus kepada Tuhan, fokus melakukan kehendak Tuhan,
dan fokus kepada bagaimana kita menyenangkan hati Tuhan.

Jemaat yang terkasih, harus disadari bahwa pergumulan hidup tidak akan pernah habis. Sebagai
orang percaya kita diharapkan dapat memahami setiap pergumulan dengan baik, sebab dalam
pergumulan itu sebenarnya Allah sedang membina dan mendewasakan iman kita. (Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah.)

Dalam diri manusia ada kecenderungan untuk jahat dan baik. Jangan sampai kecenderungan
jahat itu yang menguasai kehidupan kita. Kecenderungan jahat itu dapat tampil dalam perkataan
an perbuatan kita. Janganlah perkataan kita sia-sia, tidak membangun, tidak memberkati,
sebaliknya haruslah perkataan kita penuh kasih, tulus, ramah, baik dan bermanfaat (bandingkan
Ef. 4:29-32). Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata,
dan juga lambat untuk marah (Yakobus 1:19) Demikian juga perbuatan kita haruslah tetap
berdasar kasih dan kehendak Tuhan. Janganlah sia-siakan hidup kita yang merupakan berkat
Tuhan untuk hal-hal yang tak baik. Hidup kita tidak kekal karena itu haruslah kita bijak
menjalaninya. Lukas 21:34 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan
kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-
tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.

Menyadari akan setiap kelemahan kita, mari kita selalu berserah dan memohon campur tangan
Tuhan dalam kehidupan kita. Sama seperti pemazmur, kiranya kita selalu berjaga-jaga dan
berdoa kepada Tuhan. Dalam Matius 26:41 Tuhan Yesus berkata “ Berjaga-jagalah dan
berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging
lemah”. Dan mari kita berdoa, tidak hanya untuk diri kita tetapi juga bagi sesama, seluruh
ciptaan terlebih bagi saudara-saudara kita yang ada di Tailand agar dapat hidup dengan baik dan
merasakan sukacita didalam Tuhan. Amin

Anda mungkin juga menyukai