Anda di halaman 1dari 13

Contoh Pidato Tentang Menanam Rasa Takut

Kepada ALLAH
Assalamu’alaikum Wr.Wb

Para Bapak, Ibu dan saudara-saudara sekalian,


Pada kesempatan ini saya mengajak kepada hadirin sekalian, terutama kepada teman-teman sejawat
untuk selalu merasa takut kepada Allah. Sebab sebagai seorang muslim yang beriman telah
meyakini bahwa Allah itu berkuasa memberi siksa kepada kita jika kita telah durhaka atau berbuat
maksiat kepada-Nya.

Sedangkan jika di dalam hati kita sudah ada rasa takut kepada Allah, maka hal itu merupakan bekal
untuk mencapai keselamatan. Artinya, dengan memiliki rasa takut kepada Allah, maka kita akan
takut berbuat dosa. Jika kita takut berbuat dosa, maka akan selamat dari siksa Allah.

Seorang yang merasa takut terhadap laknat dan siksa dari Allah, maka ia mempunyai keyakinan
bahwa perintah Allah jika tidak dilaksanakan maka ia akan menjadi durhaka. Kalau sudah durhaka,
maka tentu Allah mengancamnya dengan siksa. Dengan demikian sedapat-dapatnya, ia menjauhi
semua larangan-larangan Allah. Sebab dia menyadari bahwa suatu yang dilarang itu dibenci Allah.
Segala yang dibenci Allah namun tetap saja dilaksanakan, maka Allah pasti marah dan memberi
siksa.

Para hadirin yang dirahmati Allah,


Rasa takut kepada Allah hendaknya kita tanamkan di dalam hati. Begitu juga rasa harap harus pula
ditanamkan dalam hati. Rasa harap ialah ada harapan pahala dan rahmatNya apabila kita
menjalankan perintah-perintahNya. Kedua faktor itu jika sudah kita miliki dan berpengaruh kuat
pada jiwa kita, maka akan mudahlah kita untuk menjalankan ibadah.

Orang yang merasa takut kepada Allah tentu sangat risau jika mengingat kematian. Bukan karena
takut mati atau enggan meninggalkan dunia ini. Bukan pula enggan berpisah dengan orang-orang
yang dicintai. Kerisauan yang dirasakan karena dia menyadari bahwa dirinya banyak dosa dan
khawatir sewaktu-waktu ajal menjemputnya. Perasaan yang demikian itu dipengaruhi pula bahwa
amal kebaikan, yaitu amal taat kepada Allah yang dilakukan masih belum sempurna. Rasa takut
yang demikian itu adalah ciri-ciri orang beriman.

Sebaiknya, orang yang merasa aman dari Allah ialah mereka yang tidak mau tahu terhadap
kematiannya. Ia lupa mengingat mati karena tenggelam dalam kesenangan dunia dan tenggelam
dalam kemaksiatan. Dia merasa bebas berbuat apa saja sesuai dengan keinginan hatinya.
Sesungguhnya orang yang di dunia merasa aman dari siksa, maka kelak di hari akhirat ia akan
merasakan ketakutan yang luar biasa.

Berbeda dengan orang beriman, jika ia mengingat dosanya, meskipun dosa itu kecil, tetapi ia
merasa ketakutan. Kemudian mendorong dirinya untuk memperbaiki amal ibadah dan
menyegerakan taubat. Sikap yang demikian inilah yang dimaksudkan dalam sabda Nabi saw.
“Ketika hati seorang mukmin bergetar karena takut kepada Allah, maka berjatuhanlah dosa-
dosanya seperti daun kering yang berguguran dari tangkainya.”

Dalam hadis lain diterangkan bahwa suatu ketika Rasulullah ditanya, tentang siapakah yang
termasuk dalam kerabatnya? Beliau saw. menjawab, “Keluargaku ialah setiap mukmin yang
bertaqwa, yaitu yang memiliki rasa takut dan rasa harap sampai di hari kiamat. Sedangkan wali-
waliku ialah para mutaqin, dan masing-masing mempunyai kelebihan, kecuali taqwa kepada
Allah.”

Para hadirin yang saya hormati,


Hendaknya kita dapat membedakan antara perasaan takut kepada Allah dengan takut kepada sesama
makhluk. Kalau takut kepada sesama makhluk maka kita mempunyai kecenderungan untuk
menghindari atau menjauhi. Karena menghindari terhadap yang kita takutkan akan dapat
menyelamatkan diri. Namun tidak demikian makna rasa takut kepada Allah. Takut kepada Allah
bukan menjauhi atau menghindariNya. Bukan berarti enggan melaksanakan perintahNya dan tak
menghiraukan laranganNya. Bukan itu!

Takut kepada Allah adalah taat. Jika kita sudah taat maka tak akan pernah melanggar ketentuan
Allah, tapi dengan istiqomah dan ikhlas kita selalu menunaikan perintah dan menjauhi laranganNya.
Jika kita melanggar laranganNya, sama artinya dengan berbuat durhaka kepada Allah.

Hendaknya kita betul-betul menyadari bahwa setiap detik kita selalu digoda hawa nafsu. Hawa
nafsu merupakan musuh jiwa beragama, musuh jiwa orang-orang beriman. Sedetik saja kita terlena,
maka akan diombang-ambingkan oleh hawa nafsu tersebut sehingga rasa takut kepada Allah
menjadi berkurang. Bahkan menjadi sirna. Kalau sudah demikian, jalan untuk berbuat maksiat
begitu lapang dan mudah untuk kita lakukan.

Hawa nafsu tidak pernah mendorong kita agar menjalankan kebaikan. Tetapi selalu menjerumuskan
kepada perbuatan dosa, misalnya menghasut orang lain, dengki, bertengkar, dendam dan
sebagainya. Hawa nafsu berbeda dengan kata hati, sebab hawa nafsu membuat seseorang tidak
merasa takut sedikitpun kepada Allah. Sedangkan kata hati, mempunyai rasa malu dan rasa takut
untuk melakukan perbuatan maksiat. Jika ada dorongan untuk berbuat maksiat, maka hati kita akan
berkata perbuatan itu tercela. Tetapi jika hawa nafsu di dada kita lebih kuat, maka dorongan berbuat
maksiat akan lebih kita pilih.

Orang-orang yang berbuat dosa dan maksiat, karena hatinya telah dikuasai hawa nafsu. Setiap saat
diombang-ambingkan pendirian dan setan pun mengambil kesempatan dengan cara membisikan
sesuatu yang jahat. Jika kita hendak beramal taat dan beramal baik, maka nafsu selalu mencegah
setan membisikan rasa malas. Karena itu jika hati kita telah tidak ada perasaan takut kepada Allah,
maka sulitlah untuk melaksanakan ibadah dan amal taat.

Jika di dalam hati kita sudah tertanam rasa takut, maka untuk berbuat maksiat atau dosa tidak akan
terjadi karena kita selalu ingat Allah. Kita selalu ingat akan siksa yang diancamkan untuk kita.
Dengan demikian, kitapun mengurungkan niat untuk melakukan perbuatan dosa tersebut. Di mana
saja, sendiri atau bersama orang lain, kita selalu mengekang prilaku buruk dengan alasan takut
bahwa Allah melihat dan mengancam siksa.

Bilahit taufiq wal hidayah, wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuhu.


Contoh Pidato Singkat Tema Ibu

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Syukur kita ucapkan karena kami semua masih diberikan kesempatan pada hari ini untuk bertemu
bersama kawan-kawan dan saudara sekalian. Alhamdulilah kita ucapkan karena kita semua masih
diberi nikmat badan yang sehat, sehingga kita semua dapat berkumpul dan saling bersilaturahmi.

Saudara-saudara yang ku sayangi sekalian, pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan
sebuah pidato tentang sosok yang selalu kita sayangi kehadirannya dalam hidup kita, yaitu ibu.

Dalam agama Islam, kita diajarkan untuk menghormati ibu dan bahkan menempatkan ibu dalam
prioritas utama kita. Bahkan, Rasul pun menyebutkan ibu sebanyak tiga kali, baru kemudian bapak
untuk menghormati dan menyayanginya. Dalam surat Al Isra pula, Allah menyebutkan, “Dan
Tuhanmu telah memberi perintah, agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah dirimu
berbuat baik pada ibu dan bapakmu.”

Dalam ayat tersebut jelas tertera bahwa kita sebagai seorang anak harus menghormati kedua orang
tua, terutama ibu. Bahkan, kita tidak diperbolehkan untuk berkata ‘ah’, apalagi sampai kita
membentak dan berkata kasar pada ibu. Karena ibulah, kita dapat terlahir di dunia ini dan Allah
memberikan amanah melalui ibu dan bapak kita.

Ibu telah berperan dan berjasa besar dalam kehidupan kita, bahkan sejak kita sebelum lahir. Ibu
telah mengandung kita selama sembilan bulan lamanya dan harus bersusah payah melahirkan kita
dengan rasa sakit yang luar biasa. Ketika kita lahir, ibu yang masih kesakitan tanpa pamrih
memberikan seluruh kasih sayang serta perhatiannya pada kita, anaknya tersayang. Oleh karena itu,
munculah sebuah pepatah, kasih ibu sepanjang masa dan tentu saja pepatah itu ada benarnya. Ya
bukan?

Dari perjuangan ibu sejak kita sebelum lahir dan bahkan setelah kita lahir, ibu selalu tanpa pamrih
memberikan kasih sayang tanpa berharap kita mampu mengembalikan apapun. Seperti sebuah lagu
anak-anak,

“Kasih ibu kepada beta


Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya, menyinari dunia.”
Selain tidak mengharapkan apapun, surga yang kita harap-harap di dunia ini juga berada di bawah
telapak kaki ibu. Tentu hal ini tidak dapat kita maknai secara harfiah. Akan tetapi, artinya ibu
memiliki jasa yang sangat besar, hingga surga berada di bawah telapak kakinya dan bahkan ridho
Allah pun ada pada ridho ibu dan kedua orang tua kita.

Kita semua wajib berbuat baik serta berbakti pada ibu hingga akhir hayat. Jangan sampai kita
menjadi anak durhaka karena enggan menuruti perkataan ibu, atau sekadar karena menolak
membantu ibu mengurus persoalan rumah.

Karena dengan berbakti pada ibu dan orang tua, maka Allah akan memberikan limpahan nikmat
serta rahmat kepada kita semua. Sekian pidato saya tentang ibu kali ini. Semoga saudara-saudara
mendapatkan manfaat dari pidato yang saya sampaikan.
Naskah Pidato Tentang Gemar Membaca

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pertama-tama merilah kita sekalian untuk memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan segala rahmat dan karunianya sehingga pada kesempatan kali ini kita semua
masih diberikan nikmat kesehatan dan umur panjang sehingga masih dapat berkumpul dan
bersilaturahmi dalam kegiatan pagi hari ini. shalawat serta salam tentunya juga tak lupa untuk selalu
kita haturkan kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang telah memberikan kepada kita
petunjuk sehigga kita sekarang ini mampu terlepas dari jeratan jaman kebodohan.

Pata hadirin yang berbahagia.

Melihat kondisi sekararang ini yang begitu serba cept khususnya dalam bidang teknologi dan
informasi, memang kita dituntut untuk terus membaca. Baik membaca dalam arti yang
sesungguhnya ataupun membaca dalam makna mengamati keadaan sekitar. Membaca dalam makna
yang sebenernya untuk jaman sekarang ini memang terlihat sangat praktis karena dapar melalui
smartphone yang sekarang ini hampir dimiliki oleh semua orang. Hanya dengan menggunakan
perangkat tersebut kita dapat memantau dan membaca hampir sebagian informasi yang ada.
Sehingga kita semakin dengan mudah mengikuti perkembangan informasi yang semkakin cepat.
Namun sayangnya, ternyata kegiatan membaca ini masih saja dianggap sebagai salah satu hal sepela
yang menjenuhkan meski sebenarnya memabca benar-benar memiliki banyak manfaat

Pata hadirin yang berbahagia.

Mungkin dari sebgaian besar kita pernah mendengar bahwa buku adalah jendela dunia dan dengan
membaca kita bisa menjelajah dunia. Dan nampaknya memang pepatah tersebut memang bukan
hanya sekedar omong kosong belaka. Karena jika kita mau meneliti, hampir semua orang yang ahli
dalam bidang tertntu pastinya mereka semua memiliki kegemaran membaca. Hal ini karena dengan
membaca maka mereka akan mengetahui banyak ilmu pengetahuan dan informasi yang sangat
banyak dan tanpa batas. Atau tak perlu jauh-jauh, ketika ada seseorang yang berprestasi di sekitar
kita, pasti mereka memiliki intensitas membaca yang jauh lebih banyak daripada orang lain. Jepang,
Korea, Jerman adalah negara yang maju baik dalam masyarakatnya maupun juga teknologinya dan
jika meneliti lebih jauh lagi, ternyata budaya membaca pada beberapa negara tersebut memang
tinggi, kita akan dengan mduah menemukan orang-orang yang membaca di sembarang tempat, baik
di tempat umum seperti busa, terminal dan tempat-tempat lain.

Tak hanya itu saja, siapa sangka ternyata membaca juga memiliki manfaat untuk meningkatkan
konsentrasi dan bahkan dengan memaca ternyata juga bisa menghilangkan stress. Dan tentunya
masih banyak lagi, berbagai manfaat membaca yang dapat kita temukan.

Para hadirin yang berbahagia.

Melihat pentingnya aktifitas membaca ini, maka marilah mulai dari sekarang kita biasakan budaya
membaca ini. setidaknya marilah kita mulai dengan mengajari anak-anak generasi muda untuk
gemar membaca sejak dini. Karena diakui atau tidak kebiasaan memabca bukan merupakan suatu
pekerjaan yang mudah. perlu sebuah kebiasaan dan rutinitas serta latihan terus-menerus agar
seseorang dapat memiliki kegemaran membaca.
Para hadirin yang berbahagia.

Demikianlan pidato singkat saya yang dapat saya sampaikan, semoga memberikan manfaat.

Akhirul Kalam.
Wabillahi Taufiq Walhidayah.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Naskah Pidato Tentang Disiplin Waktu
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Rasa syukur yang begitu mendalam marilah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah selalu memberikan limpahan rahmat, karunia serta rejeki dan nikmatNya kepada kita sekalian.
Sehingga pada kesempatan kali ini, kita semua masih dapat berkumpul tanpa adanya rintangan dan
aral yang berarti. Dan semoga apa yang kita kerjakan pada kesempatan ini dapat dicatat sebagai
sebuah ibadah. Tak lupa juga. Rangkaian shalawat serta salam, akan senantiasa kita haturkan
kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah berkenan memberikan pertolongan
kepada kita sehingga kita mampu terlepas dari sebuah jaman kebodohan.

Seluruh hadirin yang saya hormati dan dimuliakan oleh Allah.

Jika kita berbicara mengenai disiplin waktu sekarang ini nampaknya banyak orang yang merasa
sangat pesimis jika budaya disiplin waktu dapat diterapkan. Hal ini karena banyak yang
menganggap bahwa masyarakat kita telah terlanjur terbiasa dengan segala sesuatu yang diberikan
kelonggaran waktu. Namun jika kita mau mendalami lebih dalam lagi, jika kebiasaan buruk tersebut
tidak segera kita atasi maka semakin lama semakin lama akan memberikan dampak yang tidak baik.
Setidaknya, ketika kita tidak berdisiplin waktu maka akan ada banyak waktu yang tanpa kita sadari
telah terbuang sia-sia.

Seluruh hadirin yang saya hormati dan dimuliakan oleh Allah.

Sehingga melihat hal tersebut, kita harus bukannya malah pesimis dan selanjutnya membiar
kebiasaan buruk tersebut terus berlanjut, namun sebaliknya, mulai sekarang ini, kita harus berusaha
untuk kembali membenahi kebiasaan yang tidak baik tersebut. karena pasa dasarnya tidak ada yang
namanya kata terlambat. Terlebih lagi jika hal tersebut memiliki tujuan untuk membentuk suatu
bentuk kehidupan yang lebih baik.

Tentunya kedisiplinan dapat kita bentuk sejak dini, setidaknya hal tersebut harus mulai kita ajarkan
kepada generasi anak-anak yang masih dalam tingkatan belajar. Tidak perlu memberikan tentang
kebiasaan yang besar, namun dimulai dari hal-hal yang sangat kecil, seperti berangkat sekolah tepat
waktu, belajar tepat waktu, berangkat dan bangun tidur tepat waktu dan lain sebagainya. Selain
pembiasaan tersebut, tentunya penting juga diberikan pemahaman kepada mereka tentang arti
penting budaya disiplin waktu untuk kelangsungan hidup di masa kini dan lebih lagi untuk masa-
masa mendatang. Jika hal tersebut telah tertanam secara mendalam di hati generas muda tersebut,
maka budaya disiplin tersebut akan terus diterapkan meski jika apabila melanggarnya tidak akan
dikenakan sangsi. Dan bagi mereka yang saat ini telah terbiasa dengan budaya tidak disiplin,
tentunya mulai sekarang harus dirubah dan memperbaikinya. Meskipun dibilang hal tersebut sulit,
namun bukan berarti tidak bisa bukan?!!.

Seluruh hadirin yang saya hormati dan dimuliakan oleh Allah.

Kiranya hanya sekian saja, pidato saya pada kesempatan kali ini. jika ada salah dan lebihnya saya
mohon maaf.
Akhirul Kalam.
Wabillahi Taufiq Walhidayah.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pidato Semangat Belajar dan Kerja Keras untuk Menggapai Prestasi

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh


Selamat pagi dan salam bahagia untuk kita semua
Yang terhormat, Bapak/Ibu Kepala….
Yang terhormat, Bapak/Ibu…
Serta teman-teman seperjuangan yang saya banggakan;

Pertama-tama, marilah kita berucap puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan kita nikmat sehat sehingga kita bisa menyempatkan diri untuk berkumpul di ruangan
ini.

Sholawat dan salam mari kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan dengan
seringnya bershalawat kita akan mendapat pertolongan beliau di Hari Akhir nanti.

Bapak, Ibu, serta teman-teman yang berbahagia;

Apakah kalian masih semangat dalam belajar?

Semoga senantiasa semangat, ya. Entah itu belajar di era pandemi atau belajar di era normal,
semangat tidak boleh runtuh. Entah itu belajar daring atau malah tatap muka, belajar tetap
merupakan kewajiban.

Namun, sadarkah teman-teman bahwa beberapa kali kita sering kali ditimpa kesulitan dalam belajar
hinggalah runtuh motivasi yang ada di dalam diri.

Misalnya ketika kita menemukan soal atau pekerjaan rumah yang cukup sulit.

Sudah bertanya kepada teman, tidak ada yang paham. Sudah membaca buku, namun rumusnya
berbeda. Dan sudah bertanya kepada guru namun belum begitu mengerti.

Beberapa orang, kadang memilih untuk mundur dari pertarungan belajar. Ada pula yang melarikan
diri dengan cara absen di hari H, atau memilih menyontek pekerjaan teman sesaat sebelum tugas
dikumpulkan.

Teman-teman yang berbahagia;

Sungguh sayang seribu sayang bila perilaku kita seperti itu. Sebagai seorang pelajar sekaligus
generasi penerus bangsa, semangat belajar tidak boleh tercoreng dengan perilaku yang buruk.

Untuk berubah, memang sering kali kesulitan akan menimpa. Maka dari itulah, diperlukan kerja
keras dan semangat tinggi untuk bisa menggapai prestasi.

Teman-teman yang saya banggakan;

Sesekali kita bisa belajar dari sepeda. Bila kita perhatikan, sepeda itu akan mendapat keseimbangan
ketika ia bergerak dan dikayuh.

Sedangkan bila sepeda tak bergerak, kita yang berada di atasnya akan segera jatuh. Seperti itu pula
bila kita enggan mengayuh sepeda. Kita bisa mundur dan terjatuh lebih parah.
Apa pelajaran yang bisa kita petik dari sepeda? Sejatinya, kita sebagai seorang pelajar juga hidup
laksana orang yang sedang naik sepeda.

Kita harus terus bergerak agar bisa maju ke depan dan tidak terjatuh.

Di depan sana, sudah pasti ada jalan menurun, jalan berliku, dan ada pula jalan menanjak. Ketika
sudah bertemu tebing, kita harus melewatinya dengan kerja keras.

Kayuhan pedal sudah pasti akan memerlukan tenaga yang besar. Ketahuilah teman-teman, bahwa
motivasi terbesar itu datangnya dari diri sendiri.

Bila kita sandingkan antara semangat belajar dan bekerja keras, maka mudah-mudahan prestasi dan
impian kita segera tergapai.

Sebenarnya prestasi belajar itu memiliki pengertian yang sangat luas. Sebagaimana yang kita
ketahui bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku.

Artinya, kita belajar untuk menjadi pribadi dengan akhlak yang lebih baik seiring dengan
bertambahnya hari.

Maka dari itu, jangan pernah merasa cukup untuk belajar, jangan pernah merasa patah arang ketika
menemui kesulitan, dan jangan pula pernah mundur dari perjuangan.

Teman-teman yang berbahagia;

Mari kita terus menambah ilmu, keterampilan, dan pengalaman sehingga semakin dengan dengan
prestasi dan cita-cita.

Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini, mudah-mudahan bermanfaat.
Banyak salah, saya akhiri;

Wasssalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh


Contoh Pidato Rajin Belajar

Assalamualaikum Wr Wb

Yang saya hormati bu Endang selaku guru bahasa indonesia dan teman-teman yang saya sayangi.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat-Nya kepada kita. Sehingga, kita semua dapat berkumpul disini tanpa kurang satu
apapun. Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan sedikit hal yang dapat membuat kita
termotivasi untuk lebih giat belajar

Rekan-rekan siswa,

Wiliam A. Ward pernah mengatakan mengenai resep sukses seseorang, dengan kalimat yang begitu
indah Resep sukses adalah : belajar ketika orang lain tertidur, bekerja ketika orang lain malas dan
bermimpi ketika orang lain berharap. Dari perkataan tersebut kita dapat menarik sebuah kesimpulan
bahwa kita harus senantiasa belajar agar bisa menjadi orang sukses dan tidak menyia-nyiakan
waktu.

Rekan-rekan siswa,

Setiap orang satu dengan yang lainnya memiliki cara yang berbeda untuk meningkatkan motivasi
belajarnya. Seseorang memiliki motivasi untuk belajar karena memiliki keinginan, cita-cita, atau
manfaat bagi dirinya sendiri. Tetapi mengapa kita tidak mau belajar, padahal banyak manfaat yang
bisa kita ambil jika kita giat belajar?

Dan sebagian besar orang menjawab pertanyaan itu dengan jawaban malas. Sebuah jawaban singkat
yang sangat besar dampaknya bagi diri kita. Dan sejujurnya hal itu juga masih sering menghantui
diri saya sampai sekarang. Lalu Mengapa malas belajar ? Dan jawabannya adalah karena tidak ada
ulangan, ada acara TV kesukaan, mau bermain dulu, atau macam-macam. Dan kita baru tersadar
untuk belajar saat mendekati ulangan semester atau harian. Namun, biasanya saat itu tugas juga
akan menumpuk. Sehingga membuat kita menjadi lebih pusing lagi untuk membagi waktu. Dan
pada akhirnya kita hanya bisa menyesal karena malas untuk belajar.

Rekan-Rekan siswa,

Saya sangat berharap. Jangan sampai hal-hal sepele seperti yang telah saya katakan sebelumnya
menggerogoti kita disaat kita akan menghadapi UN yang sudah semakin mendekat. Untuk itu
berikut ini saya akan memberikan beberapa tips agar kita bisa meningkatkan minat diri untuk
belajar yang saya telah rangkum dari beberapa sumber

Pertama, kita harus bisa melakukan pengendalian diri terhadap diri kita terhadap hal-hal yang bisa
membuat kita menjadi malas belajar.

Kedua, belajarlah lewat internet. Dari internet kita bisa mendownload buku-buku bse yang dapat
kita gunakan untuk sumber selain buku-buku dari sekolah. Atau kita bisa mencari suatu situs yang
membahas tentang pelajaran dan kita bisa bergabung kedalam situs itu. Tetapi, saat kita belajar
lewat internet muncul sebuah pernyataan seperti ini Kalau sudah membuka internet maka akan lupa
untuk belajar dan malah membuka situs lain. Dan salah satu cara untuk menghindari hal tersebut
adalah dengan melakukan tips pertama yaitu kita harus bisa mengendalikan diri kita meskipun itu
akan menyakitkan.

Ketiga, Temukan motivator atau penyemangat. Kadang, seseorang butuh penyemangat untuk
meningkatkan motivasi dalam belajar. Misal : teman, orang tua, atau guru.

Keempat, Bergaullah dengan tepat. Pergaulan merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh
terhadap kehidupan kita. Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar akan membuat kita minat
untuk belajar juga.

Mungkin itu saja tips-tips yang bisa saya berikan. Semoga tips-tips tersebut bisa membuat kita
menjadi semakin giat belajar kedepanya. Amin.

Sekian pidato dari saya, terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai