Anda di halaman 1dari 3

Dahulu, saya pernah berfikir begini, “Aneh sekali, mengapa orang-orang yang jahat sepertinya hidupnya lebih

senang daripada orang yang baik. Apakah kalau mau sukses atau kaya kita harus berbuat jahat terlebih
dahulu?” Kalau dipikir-pikir mengapa dulu saya pernah berfikir demikian? Hal ini disebabkan oleh fakta-fakta
yang ada disekitar kita, orang baik banyak yang hidupnya susah, tetapi kebalikannya, banyak orang yang sudah
ketahuan bahwa dia itu jahat, namun hidupnya terlihat bahagia.
Di satu sisi, ada banyak orang yang sudah mengikut Tuhan dengan setia tetapi harus mengalami penderitaan,
entah karena penyakit atau pergumulan berat lainnya. Sepertinya Tuhan tidak memperdulikan dan
menghukum mereka. Tetapi apa benar Tuhan membiarkan orang baik menderita dan membebaskan orang
yang jahat? Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai umat Allah menghadapi situasi ini? Kita akan melihatnya
dari Mazmur 37 khususnya dari ayat 1 sampai dengan ayat 9. Kitab ini merupakan sebuah Mazmur yang ditulis
oleh Daud sendiri dan Daud hendak menceritakan memang sangat sulit untuk hidup benar dan tetap lurus
ditengah angkatan orang Fasik atau orang yang bengkok.

Mazmur 37:1 “Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati
kepada orang yang berbuat curang;
Pada ayat ini, Daud memberikan nasihat kepada kita, walaupun kita melihat kejahatan orang Fasik, melihat
tindakan semena-mena orang Fasik, melihat bagaimana orang Fasik menggunakan kekuasaannya,
pengaruhnya untuk menindas orang lain dan seterusnya, biarlah kita orang benar tetap menjaga hidup kita
dengan benar, tidak ikut-ikutan, gelisah, dan iri dengan apa yang dilakukan oleh orang Fasik. Saya merasa itu
adalah kunci kebahagiaan dan keberhasilan yang sesungguhnya.
Rasul Paulus berkata pada firman TUHAN di Roma 12:21 “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi
kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!” Lakukanlah perbuatan yang baik: dalam arti kata orang yang tidak
baik/jahat itu memang ada di sekitar kita, tidak mungkin tidak ada. Jika mereka berbuat jahat, kita harus
berbuat yang baik, jangan ikut-ikutan. Ingat bahwa TUHAN adalah Hakim Yang Agung, satu-satunya yang
berhak untuk menghakimi umat-Nya, bukan kita.
Kunci agar kita tidak terprovokasi, terpancing oleh godaan lingkungan yang jahat adalah dengan berpikir yang
seperti rasul Paulus katakan di Filipi 4:8 “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang
mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang
disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”

Mazmur 37:2 “sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan
hijau..”
Pada ayat ini dikatakan bahwa memang orang Fasik itu bisa terlihat segar seperti tumbuh-tumbuhan segar dan
bisa seperti rumput yang terlihat hijau, namun segera sesudah itu lisut atau layu. Artinya adalah tidak ada
kejahatan yang abadi, tidak ada sesuatu kefasikan yang berjalan terus selama-lamanya, semua akan ada
waktunya. Apa yang mereka kejar dengan susah payah, mengorbankan integritas, berbuat curang untuk
mencapai suatu keberhasilan yang besar akan bisa habis dalam waktu yang sekejap pula.
Mazmur 37:3 “Percayalah kepada TUHAN, dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan
berlakulah setia.”
Pada ayat ini, Daud memberikan nasihat yang penting bagi kita, Daud mengigatkan kita untuk janganlah ikut-
ikutan melakukan seperti apa yang dilakukan orang Fasik karena seperti yang dijelaskan pada ayat yang ke-2
sebelumnya bahwa kebahagian mereka semu dan fana.

Mazmur 37:4 “dan bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa
yang diinginkan hatimu.”
Pada ayat ini, Daud memberikan nasihat jangan terpancing untuk hidup makmur dengan menghalalkan segala
cara, termasuk melakukan hal jahat. Tetapi lakukanlah semua di dalam Tuhan, Tuhan akan mencurahkan
berkat pemeliharaan bagi umat-Nya. Seperti firman TUHAN di Matius 6:33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan
Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

Mazmur 37:5 “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN, berharaplah kepada-Nya, dan Ia akan
bertindak.”
Pada ayat ini, dijelaskan bahwa sebagai manusia yang lemah dan terbatas kita tidak akan pernah mampu
menjalani kehidupan yang keras dan jahat dengan hanya mengandalkan kekuatan sendiri saja. Beban yang kita
pikul terlalu berat jika kita harus menanggungnya dengan kekuatan sendiri. Untuk itu kita harus menyerahkan
hidup kita di bawah perlindungan Tuhan, dan artinya jangan pernah kita mengambil keputusan hidup kita
tanpa memohon perkenanan-Nya. Sebaliknya kita harus membiarkan Dia yang memimpin hidup kita. Jika kita
dijahati oleh orang-orang yang bermaksud tidak baik kepada kita dan hidupnya secara fisik terlihat lebih baik
dari kita, kita serahkan saja kepada Tuhan dan percaya bahwa Tuhan akan bertindak. Dia tidak akan
membiarkan kita menderita, Ia akan mendengar teriakan minta tolong yang diserukan oleh anak-anak-Nya.

Mazmur 37:6 “Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti
siang..”
Pada ayat ini, Daud memberi tahu kita bahwa Tuhan akan memunculkan kebenaran kita sebagai terang dan
keadilan kita seperti siang hari. Wajar untuk membela diri ketika dituduh atau dihukum, tetapi Daud
mengingatkan kita bahwa Tuhanlah yang akan memunculkan kebenaran kita.

Mazmur 37:7 “Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia; jangan marah
karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.
jika kelakuan orang jahat semakin keterlaluanpun kita harus belajar untuk tidak berinisiatif menghakimi
mereka, sebab satu saat nanti Tuhan yang akan bertindak . Oleh karena anugerah-Nya Tuhan menekan dosa dan
menahan penghukuman-Nya. Penghakiman dan penghukuman Tuhan akan nyata pada akhirnya dengan kata
lain hal ini hanya masalah waktu saja.
Mazmur 37:8 “ Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu
hanya membawa kepada kejahatan.
Pada ayat ini, kata “jangan marah” dan “jangan panas hati” memiliki arti sebagai sebuah keadaan yang
berpotensi akan membuat kita akhirnya melampiaskan amarah kita secara nyata yang membuat kita
terpancing untuk melakukan dosa. Jika kita membiarkan rasa amarah dalam diri kita terus bertumbuh maka
itu akan menjadi kebencian, menghakimi, atau bahkan dendam. Hal-hal tersebut tidak berkenan kepada Allah.
Pada firman TUHAN berkata di Efesus 4:26-27 “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa:
janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
Dapat kita artikan bahwa jangan sampai rasa panas atau keresahan dalam diri kita yang dapat memberikan
celah untuk kita ditunggangi Iblis dan menyebabkan kita terprovokasi untuk melakukan tindakan berdosa.

Mazmur 37:9 “Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang
yang menanti-nantikan Tuhan akan mewarisi negeri.”
Pada ayat ini, dinyatakan bahwa orang-orang yang jahat akan menerima ganjarannya. Mereka, orang-orang
yang berbuat jahat itu, akan dilenyapkan. Semua orang yang berbuat dosa dan kejahatan akan memperoleh
hukuman. Namun demikian, orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mewarisi “Negeri Baru”, yaitu
Kerajaan Surga .

Anda mungkin juga menyukai