Anda di halaman 1dari 3

Sikap Hati yang Benar

Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanKu;


janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. (Amsal
4:20-21)

Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 67 ; Markus 11; Bilangan 17-18Berbicara tentang hati, apakah
yang Anda pikirkan? Semua yang Anda miliki saat ini, semuanya adalah milik Tuhan. Namun,
Dia memberikan kepada Anda sebuah kehendak bebas ( free will).Kehendak bebas itu adalah
hati Anda. Anda bisa memilih kepada Anda beribadah? Kepada Yesus atau illah lain.

Dalam kenyataannya, Tuhan menginginkan Anda untuk selalu menjaga hati. Mengapa? Karena
dari situlah terpancar kehidupan. Ketika hati Anda sedang tidak beres atau mengalami luka batin,
maka akan terlihat dari perkataan Anda atau raut wajah Anda.

Dalam 1 Samuel 16:7 berkata bahwa : “ Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel: “
Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya.
Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata,
tetapi Tuhan melihat hati”. Hati merupakan hal yang sangat penting untuk Tuhan. Alasannya
adalah karena Tuhan melihat hati. Tuhan tidak melihat talenta, paras atau bahkan harta Anda.
Tuhan melilhat bagaimana sikap hati Anda. Sikap hati itu sangat menentukan masa depan Anda.

Kita dapat belajar dari kisah Yusuf. Ketika Yusuf digoda oleh istri Potifar, apakah yang
dilakukan Yusuf? Apakah ia melayani istri Postifar?

Kejadian 39:14-15: Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: "Dengan
bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah
menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar
kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada
engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang
besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?"

Yusuf memiliki kesempatan untuk melayani istri Potifar, namun dia memutuskan menolak
tawaran istri Potifar. Inilah sikap hati Yusuf yang benar. Dia tidak takut dengan resiko akan di
pecat oleh tuannya. Bisa saja Yusuf melayani istri Potifar, karena memang ketika itu hanya ada
mereka berdua, dan tidak ada yang melihat. Namun, Yusuf takut akan Allah. Dia memiliki sikap
hati yang benar.

Pengenalan akan Tuhan akan melatih sikap hati yang benar kepada Tuhan.
_____________________________________________________________________________________

Sebagai umat Tuhan seringkali tanpa kita sadari, kita demikian sibuk dalam melayani. Sekilas tampaknya
ini hal yang baik namun sayang sekali karena segala kesibukan itu membuat tidak ada waktu untuk
mendengar suara Tuhan, tidak dapat beribadah dengan baik. Ditulis dalam Lukas 10:38-42, Ketika Yesus
dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama
Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria.
Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali
melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku
membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tetapi Tuhan menjawabnya:
"Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang
perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Tuhan mengatakan Marta demikian kuatir dan menyusahkan dirinya dengan banyak perkara. Kata
"kuatir” dapat diartikan "letih lesu” dan "kesusahan” dapat diartikan "berbeban berat”. Inilah keadaan
Marta, dia letih lesu dan berbeban berat padahal Yesus hadir dalam rumahnya. Namun dia tidak
mengambil tempat yang terbaik dan menyerahkan segala letih lesu dan beban beratnya. Kuatir dan
kesusahan ini sangat berkaitan sebagaimana tertulis dalam Matius 6:33-34, "Tetapi carilah dahulu
Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah
kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari
cukuplah untuk sehari." Tiap hari ada kesusahannya sendiri tetapi baiklah kita serahkan kuatir kita kepada
Yesus.

Maria mengambil bagian yang terbaik, yaitu dia duduk di dekat kaki Yesus dan mendengarkan Firman
Tuhan. Ini merupakan satu hal yang perlu kita lakukan, bukan malah sibuk sampai tidak dapat mendengar
Firman Tuhan. Duduk di kaki Tuhan berarti kita harus rendah hati, sedangkan mau mendengar Firman
Tuhan harus dengan lemah lembut. Rendah hati ini sangat perlu, karena jika kita sombong berarti kita
menjadikan kita sebagai lawan Allah. Sebaliknya Allah mengasihi setiap orang yang rendah hati bahkan
jika kita rendah hati maka Tuhan yang akan meninggikan kita. Ditulis dalam Yakobus 4:6, 10, "Tetapi
kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan:
"Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." … Rendahkanlah
dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.”. Menerima Firman Tuhan harus dengan
lemah lembut, bukan dengan keras hati. Firman yang kita terima itu berkuasa menyelamatkan jiwa kita.
Yakobus 1:19-21 jelas mengatakan, "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang
hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab
amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Sebab itu buanglah segala sesuatu yang
kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di
dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.” Tuhan sangat mengasihi orang yang mau "duduk
di kaki-Nya” untuk menerima Firman-Nya. Hidup kita ada dalam genggaman tangan-Nya. Dikatakan
dalam Ulangan 33:3, "Sungguh Ia mengasihi umat-Nya; semua orang-Nya yang kudus -- di dalam tangan-
Mulah mereka, pada kaki-Mulah mereka duduk, menangkap sesuatu dari firman-Mu.” Firman yang kita
terima itu sangat berkuasa! Sebagaimana Maria yang mau menerima Firman Tuhan, itu tidak pernah sia-
sia sekalipun pada saat dia mendengar Firman Tuhan segalanya tampak biasa saja. Namun pada saat
Lazarus sakit bahkan mati, ada keajaiban yang luar biasa. Yesus datang dan sangat terharu melihat Maria
menangis. Waktu Yesus bertemu Marta, Dia tidak menangis tetapi berbeda pada saat Yesus bertemu
Maria, Dia terharu dan menangis. Hati Yesus tersentuh pada orang yang mau menerima Firman Tuhan.
Pada saat kita mengalami penderitaan dan kesusahan, Dia turut merasakan. Bukan itu saja, Tuhan
menyatakan kuasa keajaiban-Nya. Lazarus dibangkitkan! Dapat kita baca dalam . Yohanes 11:19-21, 29-
35, "Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka
berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi
mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya
Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. … Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi
mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di
tempat Marta menjumpai Dia. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu
untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya,
karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. Setibanya Maria di tempat
Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan,
sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga
orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan
berkata: "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" Maka
menangislah Yesus.”

Anda mungkin juga menyukai