Anda di halaman 1dari 5

JANGAN SIA-SIAKAN KASIH KARUNIA TUHAN!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Juli 2011 -

Baca:  1 Tawarikh 17:16-27

"Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga


Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?"  1 Tawarikh 17:16

Siapa yang tidak kenal dengan Daud, tokoh terkenal di dalam Alkitab?  Daud
adalah anak bungsu Isai;  masa mudanya banyak dihabiskan di padang untuk
menggembalakan domba.  Daud benar-benar berasal dari orang biasa, bukan
dari keluarga elite.  Tetapi kita tahu bahwa Tuhan mengangkat hidup Daud. 
Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan!  Ia meninggikan Daud menjadi raja atas
Israel.  Sungguh benar bahwa  "...bukan dari timur atau dari barat dan bukan
dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: 
direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain."  (Mazmur 75:7-
8).  Betapa hebatnya kasih karunia Tuhan yang dianugerahkan kepada Daud.
Oleh sebab itu Daud tidak pernah berhenti untuk mengucap syukur.  Ia tidak
pernah melupakan kebaikan Tuhan.  "Aku hendak mengingat perbuatan-
perbuatan Tuhan, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari
zaman purbakala."  (Mazmur 77:12).

     Sudahkah kita mengingat selalu akan kebaikan Tuhan dalam hidup kita? 
Siapakah kita ini dulu?  Kita dahulu adalah debu yang tiada berarti;  kita
adalah orang-orang berdoasa yang patut dimurkai.  Tetapi Tuhan Yesus rela
mengorbankan nyawaNya bagi kita supaya kita diselamatkan,  "dan oleh
kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam
Kristus Yesus." (Roma 3:24).  Kini kita bukan lagi menjadi hamba dosa
melainkan menjadi hamba kebenaran.  Bahkan oleh karena Kristus kita
diangkat sebagai anak-anak Allah.  Tapi sayang, masih banyak orang Kristen
yang menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan ini.  Apa buktinya kalau kita
menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan?  Kita masih hidup dalam dosa dan
belum sepenuhnya meninggalkan kehidupan lama kita.  Padahal di dalam
Kristus kita adalah ciptaan baru.

     Bagi orang Kristen yang masih saja hidup dalam dosa, Alkitab menyatakan
dengan keras:  "Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang
benar ini:  'Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali
lagi ke kubangannya.' "  (Petrus 2:22).  Di hari Minggu bak malaikat yang
alimnya tak tertandingi, tetapi hari-hari lainnya kita ditemukan sedang
berendam dalam kubangan yang kotor (hidup dalam dosa).
======================== \

renungan Anak 1 Tawarikh 17: 16-20 (Keluarga yang Diberkati). Daud adalah


seorang pria yang dipilih Tuhan untuk menjadi raja atas bangsa Israel. Daud dipilih
karena ia takut akan Tuhan dan taat kepada firman-Nya. Meskipun ia pernah
disepelekan oleh orang lain, ia tetap mengandalkan Tuhan dalam hidupnya.

Saat ia telah menjadi raja yang besar, ia menaikkan doa syukur kepada Tuhan. la
melihat betapa besar kebaikan Tuhan kepada keluarganya. Daud merasa tidak layak,
tetapi Tuhan memberkati keluarganya. Teman-teman, Tuhan melihat sikap kita selama
kita hidup. la juga melihat hati kita.

Tuhan berjanji jika kita setia, rnaka rumah kita akan diberkati dengan melimpah. Orang
tua yang baik, keluarga yang diberkati, dan rumah yang nyaman adalah hadiah dari
Tuhan. Kita harus senantiasa bersyukur atas semua itu. Jangan membandingkan
keluarga kita dengan orang lain. Mari kita bawa dalam setiap doa, agar keluarga kita
selalu mendapat kemurahan dari Tuhan.

Doa

Tuhan Yesus, terima kasih karena memberikan apa yang baik dalam hidupku. Ajarlah
aku untuk selatu bersyukur. Amin.

======================
Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-
Mu" Mazmur 17:8

Mata adalah bagian tubuh manusia yang sangat vital dan berharga. Alkitab
menulis, "Mata adalah pelita tubuh." (Matius 6:22a). Berbagai upaya
dilakukan untuk menjaga dan melindungi mata dari segala macam gangguan:
debu atau tangan jahil orang; tak satu pun orang kita ijinkan menyentuh mata
kita. Jadi tak terbayangkan bila kita disebut 'biji mata' Tuhan, pastilah kita ini
orang yang sangat istimewa bagiNya dan diperlakukan secara khusus
olehNya seperti tertulis, "...siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji
mataNya-:" (Zakharia 2:8).
Tidak sembarang orang berani berkata kepada Tuhan agar memeliharanya
seperti biji mataNya apabila ia tidak memiliki hubungan karib dengan Dia.
Daud berani berkata demikian karena ia memiliki kedekatan dengan Tuhan
sehingga Daud senantiasa mempersilahkan Tuhan menyelidiki dan
mengoreksi hatinya; tidak ada sesuatu pun yang ia sembunyikan. Daud
menyadari bahwa setiap organ tubuhnya tidak yang tersembunyi bagi Tuhan,
termasuk hatinya. Ia berkata, "Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud.
TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Sebab Engkaulah yang
membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. mata-
Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-
hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya." (Mazmur
139:1,13,16). Daud tidak takut bila hatinya terus dikoreksi dan diselidiki Tuhan
sehingga dia sendiri mengundang Tuhan untuk melakukannya, "Selidikilah
aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-
pikiranku;" (Mazmur 139:23).
Kita harus menyadari bahwa mata Tuhan tak dapat dikelabui. Dia dapat
melihat keberadaan hidup kita sampai ke relung-relung hati yang terdalam.
Jadi jangan menyembunyikan sesuatu dari Tuhan. Bila ada sesuatu yang
tidak benar, berkatalah jujur pada Roh Kudus, maka Dia akan memimpin kita
ke jalan yang benar. Bila Roh Kudus memerintahkan kita untuk melakukan
sesuatu, kita harus taat. Namun untuk menjadi biji mata Tuhan kita harus
memiliki kehidupan yang berkenan dan senantiasa menyenangkan hatiNya.

Taat melakukan kehendak Tuhan adalah langkah untuk menjadi biji


mataNya!

===================
Roma 11:36

Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi
Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

Bacaan Alkitab Setahun [kitab]Mazmu128[/kitab] ; [kitab]Yohan5[/kitab] ;


[kitab]Yerem32-33[/kitab]

Segala sesuatu ditujukan untuk kemuliaan Allah, itulah yang dinyatakan


dalam Roma 11:36 di atas. Hanya dari Tuhan, oleh Tuhan dan kepada
Tuhanlah kemuliaan. Hasil akhir dari hidup kita adalah untuk memuliakan
Dia.

Paulus menyatakan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah. Itu artinya
bahwa Tuhanlah sumber dan juga alasan segala sesuatu ada dalam
kehidupan ini. Lalu ahirnya, segala sesuatu bagi Dia. Dia adalah tujuan
akhirnya, karena segala sesuatu kembali kepadanya dan untuk memuliakan
Dia selamanya.

Hal ini sangat penting untuk kita mengerti, karena jika tidak maka hidup kita
akan keluar dari kehendak Allah. Saat kita salah memahami, maka tujuan
hidup kita bukanlah Tuhan, sebaliknya tujuan kita adalah memuliakan diri
sendiri, mencapai kesuksesan pribadi, menggenapi obsesi diri, yang pada
akhirnya membuat kita tidak mengalami kepuasan, sebaliknya hanya
merasakan kekosongan yang mendalam.

Satu-satunya pribadi yang bisa mengisi kekosongan dalam hidup kita


hanyalah pribadi Tuhan yang kita panggil dalam nama Yesus Kristus. Dialah
tujuan hidup kita, untuk Dialah kita ada dan hidup.

Jika kita menetapkan tujuan hidup hanya untuk mencapai visi dan ambisi
pribadi kita, maka target itu terlalu rendah. Manusia tidak dirancang dan
diciptakan untuk hal itu, kita dirancang untuk hidup menggenapi tujuan
Ilahi, untuk memuliakan Dia. Itulah yang seharusnya menjadi tujuan seluruh
mahluk, untuk menyatakan kemuliaan Allah dan untuk memuliakan Dia.

===================

Anda mungkin juga menyukai