Anda di halaman 1dari 3

Essay

MEMAHAMI KEINGINAN TUHAN


Oleh:Alan Appregi Pedrus.S.Fil,M.Fil,M.Sc
NIM:12203402
FAKULTAS FILSAFAT
(Program Doctoral Study Banding Antar Agama)
UNIVERSITAS GADJAH MADA
DJOGJAKARTA
2022

Mengerti pikiran Tuhan salah satunya adalah belajar melihat hati, bukan melihat yang kasat
mata saja. “Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi
balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil
perbuatannya.” Tuhan berdaulat penuh atas setiap kehidupan

Tidak salah, orang memperhatikan penampilan dirinya agar enak dilihat, demikian juga bila
kita mengatur kata-kata yang diucapkan dan menjaga tingkah laku di depan orang lain.
Semua itu akan menyenangkan bagi orang lain. Mengapa hal ini kita lakukan ? Tidak lain
karena orang tidak bisa melihat isi hati dan pikiran kita, dan orang hanya terbatas untuk
melihat penampilan luar. Hati manusia memang sulit di duga sebagaimana ungkapan
“dalamnya laut bisa di duga, dalam hati siapa tahu?” Tidak demikian dengan Allah. Ia adalah
sang Pencipta, mengetahui segala rancangan, pikiran dan isi hati manusia, yang tidak dapat
dilihat oleh orang lain. Allah tidak hanya melihat dan terkesan dengan penampilan luar,
namun Ia melihat hati.

Setelah Saul, raja Israel tidak taat kepada Allah, Allah ingin Samuel pergi ke Betlehem ke
rumah Isai untuk mencari pengganti Saul. Kepada Isai, Samuel menyampaikan maksudnya,
dan kemudian ia melihat anak-anak Isai. Ketika muncul anak Isai yang pertama yang
bernama Eliab, Samuel terkesan melihat penampilannya yang gagah. Ia berpikir, inilah calon
raja yang tepat menggantikan Saul, tetapi Tuhan berkata:“Janganlah pandang parasnya atau
perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang
dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”
Penilaian Tuhan berbeda dengan penilaian manusia. Manusia hanya dapat melihat
penampilan luar, Tuhan sanggup melihat sampai ke dalam hati.
Hal ini mengingatkan kita untuk tidak menilai seseorang dari penampilan luar. Memang tidak
mudah, namun ini memberi pelajaran penting, bahwa penampilan luar seringkali bisa
mengecewakan. Kita tidak perlu berkecil hati jikalau kurang mengesankan secara fisik, yakin
Tuhan melihat hati; dan karenanya kita perlu menjaga hati kita untuk tetap bersih dan
berkenan kepada Tuhan.

Sebagai manusia, memang kita tidak dapat sepenuhnya memahami Tuhan dengan segala
pikiran dan keputusan-Nya secara sempurna. Daud pun, tokoh yang dikenal semasa hidupnya
sangat dekat dengan Tuhan, “Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar
jumlahnya! Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak daripada pasir…”). Namun,
sebenarnya ada beberapa kebenaran mendasar yang dapat kita pegang agar kita memahami
dan lebih mudah menerima pola pikir-Nya, sehingga kita dapat menuai buah dari penerimaan
itu.

Ada perbedaan yang jauh di antara pikiran Tuhan dan pikiran manusia
Membuat rencana untuk masa depan adalah baik. Menentukan langkah demi langkah
untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan juga adalah benar. Namun, kita harus
menyadari bahwa sepandai-pandainya manusia merencanakan jalan hidup, tidaklah
mungkin baginya untuk menentukan masa depannya hanya dengan keyakinannya sendiri.
Kehidupan tidaklah sesederhana prinsip menghitung satu ditambah satu adalah dua, dan
kita perlu menyadari bahwa jauh di atas dan jauh melampaui pikiran kita, ada faktor
rancangan Tuhan yang menentukan jalan-jalan hidup kita.

Tuhan ingin kita mengenal diri-Nya dan memahami kehendak-Nya


“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,
yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”Makin kita mengenal Allah, makin kita
mudah untuk percaya dan memercayakan diri kepada-Nya. Kita akan dapat memahami
kehendak-Nya jika pola pikir kita terus menerus diperbaharui oleh Firman Tuhan kita dan
melalui ajaran-ajaran nabi kita.
Tuhan melihat dan menyelidiki setiap hatiTuhan melihat hati sedangkan manusia
melihat apa yang di depan mata. Di hadapan Tuhan, yang kita butuhkan adalah
iman.“Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah.” Tuhan tidak menilai
kita berdasarkan kemampuan, perbuatan, prestasi, atau bahkan karakter kita. Ketika Nabi
dan Rasul percaya kepada Tuhan, saat itu juga Tuhan memperhitungkan hal tersebut
sebagai kebenaran, bukan ketika Nabi dan Rasul sudah “berhasil” taat. Tuhan
menyatakan Nabi benar pada saat Nabi percaya, bukan pada saat Nabi berbuat sesuatu.
Sebaliknya, manusia cenderung melihat apa yang ada di terlihat oleh mata. Di mata
sesama manusia, penampilan, karakter, perilaku, tutur kata, dan kemampuan kita
sangatlah penting; dan demikian pula cara kita memandang orang lain. Mengerti pikiran
Tuhan salah satunya adalah belajar melihat hati, bukan melihat yang kasat mata saja.
Tuhan berdaulat penuh atas setiap kehidupan
“TUHAN mematikan dan menghidupkan, Dia menurunkan ke dalam dunia orang mati
dan mengangkat dari sana. TUHAN bisa membuat hambaNya miskin dan bisa membuat
kaya; TUHAN mampu merendahkan, dan meninggikan juga.Kekuasaanya meliputi
semesta dan isinya,apa yang ada di langit dan semua yang ada di bumi.Kekuasaan Tuhan
itu absolute dan tidak terbantah
Alkitab mendefinisikan kedaulatan Allah melalui hidup dan karya-Nya secara aktif: Dia
menciptakan, memelihara, dan memerintah atas segala sesuatu yang dilakukan-Nya
secara sempurna . Bukti Allah berdaulat dan berkuasa nyata dalam perbuatan-Nya sebagai
Allah pencipta dan pemelihara, menurunkan air bahkan yang menutupi seluruh
permukaan bumi karena murka-Nya atas kejahatan manusia di zaman nabi Nuh.Dan
menjungkir balikkan kaum Samud serta menghujani batu meteor dari neraka kepada
kaum Soddom yang berlaku laknat.Dan ingatlah Ketika Allah menyelamatkan Nabi
Yunus dari perut ikan paus,serta Ketika membelahkan laut untuk nabi Musa dan kaum
Bani Israil yang sedang dikejar oleh Fir’aun.Dan ingatlah bagaimana Allah memberi
karunia kepada nabi Sulaiman (Solomon) dengan bisa menundukkan kaum jin dan iblis
serta mampu berbincang dengan bahasa hewan.Dan ingatlah Ketika Allah mengutus Jibril
untuk menyampaikan wahyu kepada nabi Muhammad,dimana Ketika itu nabi
Muhammad yang buta huruf dan tidak bisa membaca tiba-tiba bisa menerima mukjizat
AL QUR’AN yang suci.

Tuhan Menyukai Hamba Yang Bisa Menahan Nafsu


Sejatinya manusia diberi akal dan pikran oleh-Nya.Maka Rasul-Rasul dan nabi diutus
oleh Allah untuk mengajarkan tentang ilmu dan adab kepada semua umatNya.Terlebih
perkara menahan nafsu dan syahwat.Karena melaui nafsu syetan dan iblis
menjerumuskan anak Adam dan keturunannya supaya tergelincir kepada kesesatan dan
jalan neraka.Banyak cara untuk menahan nafsu,missal dengan cara perbanyak ibadah
seperti puasa sunnah atau selalu mengingat Allah.Sejatinya manusia diberi nafsu untuk
menikmati rezeki dan karunia dari Allah,namun kebanyakan manusia justru melampaui
batas itu dan cenderung tidak tau rasa syukur kepada Tuhannya.

Sebagai hamba,kita wajib mencoba memahami perintah-perintah Tuhan kita,dan


menjauhi larangnNya.Karena itulah salah satu cara kita untuk memahami Tuhan kita.Dan
wajib bagi kita untuk selalu memuliakan Tuhan kita dimanapun berada.Karena kita bisa
hidup dan sampai mati itu semua juga karena kehendakNya.

Anda mungkin juga menyukai