Anda di halaman 1dari 4

''Hanya Dekat Allah Saja Aku Tenang''

Siapakah yang dapat menjamin keselamatan Anda? Apakah uang, Sekuriti, bodyguard, senjata,
sistim pengamanan atau ilmu bela diri?

Menurut Bunga D Kusuma “banyak orang kaya yang mempekerjakan banyak bodyguard untuk


menjaga keamanan mereka.

Berbagai fasilitas keamanan juga mereka beli untuk memproteksi diri dari berbagai bahaya yang
dapat mengancam hidup.

Terkadang ada benarnya kalau uang itu bisa membuat kita lebih aman.

Tapi ada berbagai hal yang tidak dapat kita kontrol dengan uang.

Iklan untuk Anda: Cara rahasia menghilangkan papiloma, ambil sendok


Advertisement by

Sebagai contoh, serangan jantung dapat tiba-tiba menyerang kita dan para bodyguard pun tidak
akan mampu menolong.

Mungkin saja dengan asuransi dapat memproteksi kita dari berbagai biaya yang diperlukan untuk
pengobatan rumah sakit.

Tetapi tidak ada yang dapat memproteksi kita apabila waktu kematian sudah di depan mata,
termasuk uang” . https://www.moneysmart.id/5-mitos-keuangan-justru-menjauhkanmu-
kebebasan-finansial-lho

Tidak satupun yang dapat menjamin keamanan sejati, kecuali  Tuhan Allah!

Demikian pendapat Raja Daud dalam Mazmur 62:

“Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung
batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.

Berapa lamakah kamu hendak menyerbu seseorang, hendak meremukkan dia, hai kamu sekalian,
seperti terhadap dinding yang miring, terhadap tembok yang hendak roboh?  

Mereka hanya bermaksud menghempaskan dia dari kedudukannya yang tinggi; mereka suka
kepada dusta; dengan mulutnya mereka memberkati, tetapi dalam hatinya mereka mengutuki. 

Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.

 Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.  
Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat
perlindunganku ialah Allah.  

Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah
ialah tempat perlindungan kita. 

Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta saja orang-orang yang mulia.

Pada neraca mereka naik ke atas, mereka sekalian lebih ringan dari pada angin.

Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh harap yang sia-sia kepada perampasan;
apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya.  

Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya,  dan dari
pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas setiap orang menurut
perbuatannya”.

Mazmur ini merupakan suatu pengakuan Daud bahwa ia bergantung kepada Allah untuk
ketenangan hidupnya.

 “Hanya dekat  Allah saja aku tenang”, demikian pengakuan Radja Daud, Raja Israel yang kedua
ini.

Ketengannya dan keselamatannya bukan bergantung pada  tukang pukul, atau para tentaranya,
tetap hanya dekat Tuhan semata!

Kita bisa dengan segala keterampilan dan pengalaman dapat dipakai sebagai modal untuk meraih
sukses di dalam pekerjaan dan usaha kita, namun kesuksesan tidak menjamin bahwa kehidupan
batiniah  kita mengalami ketenangan. Ini dibuktikan oleh Daud .

Karena itu Daud berusaha untuk selalu mendekatkan diriNya pada Tuhan.

Makna dekat dengan Tuhan

Daud menggambarkan kedekatannya dengan Tuhan juga pada bagian mazmur yang lainnya.

"Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau” (Mazmur
63:3). Bagi Daud, kasih setia Tuhan lebih besar dari hidup itu sendiri.

Di kemudian Hari penulis Perjanjian Baru misalnya Yakobus menegaskan kembali pemahaman
ini, dan ia mengatakan "Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu." (Yakobus
4:8a).

Menurut Daud ketenangan diperoleh melalui pengenalan akan Allah melalui firman-Nya.
Semakin orang mengenal Allah semakin dia merasa nyaman, namun sebaliknya semakin  jauh ia
semakin tidak aman

Membangun kedekatan dengan Tuhan dan Sesama

Membangun kedekatan dengan Tuhan dan  sesama, butuh perjuangan.

Sepasang suami istri yang tinggal satu rumah bisa saja tidak mempunyai kedekatan satu sama
lain, apalagi kalau mereka sedang bertengkar. 

Kenapa bangsa-bangsa rusuh, karena hati mereka jauh satu sama lain.

Sikap-sikap yang membuat kita jauh dari Tuhan dan sesama kita sehingga kita tidak hidup
tenang

Sebagai orang beriman sebetulnya kita ingin selalu dekat dengan Tuhan .

Akan tetapi entah disadari atau tidak sikap-sikap kita justru semakin membuat kita jauh dari
Tuhan dan sesama kita. Hal ini nampak dalam sikap-sikap kita.

Pertama, kita lebih banyak mengeluh dari pada bersyukur.

Kita kurang membiasakan diri atau berlatih untuk berpikir positif. 

Bagi Paulus sikap positif akan melahirkan perbuatan positif sebaliknya sikap negatif akan
melahirkan perbuatan negatif pula.

Karena itu Paulus mengajak orang beriman di Fiipi untuk memulai dari pikiran hal-hal positif.

“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua
yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan
patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu”.(Filipi 4:8).  

Kedua, terkadang kita lebih suka mengejar harta dan kekayaan dunia dari pada Tuhan.

Mengejar harta, kekuasaan dan kesenangan dunia seumpama orang minum air laut, makin
minum makin haus, selain itu air laut tidak akan habis kalau diminum.

Dari pada jatuh pada kedua bahaya di atas, maka ada baiknya orang beriman membangun pola
hidup sederhana.

Cobalah lihat kesederhanaan dan kepolosan  orang-orang di  desa, sepertinya mereka lebih
menikmati  hidup yang Tuhan karuniakan, bila dibandingkan dengan orang-orang di kota, yang
sibuk sepanjang hari tetapi mengalami stress dan tekanan dalam pekerjaan mereka.
Sikap kedua yang bisa menolong kita menikmati kehidupan ini adalah berusahalah untuk sedapat
mungkin untuk membantu orang lain dan membuat orang lain senyum.

Salah satu hal yang bisa membuat hati tenang dan damai adalah ketika kita melihat senyum 
orang lain.

Para pembaca yang budiman terutama yang pria, hendaknya jangan hanya dengan nona manis
saja kita buat mereka senyum, tetapi dengan siapa saja terutama orang-orang miskin dan
sengsara.

Membantu orang lain menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi, membuat hati kita juga
ikut senang.

Memberikan sumbangsi terbaik dari  kita untuk mereka, sesuai dengan apa yang kita punya,
adalah contoh upaya-upaya kecil yang dapat kita lakukan untuk memperoleh kebahagian.  

Kesadaran bahwa kita akan mati mungkin juga menolong kita untuk menjaga sikap dan tindak-
tanduk hidup kita.

Harus menjadi kesadaran bersama bahwa kita akan mati.

Orang yang ingat bahwa ia akan mati, akan memotivasi hidupnya untuk lebih baik.

Oleh karena itu, Daud menasehati kita sekalian untuk percaya kepada Tuhan Allah setiap waktu
serta mencurahkan isi hati kita di hadapan Tuhan yang menjamin ketenangan hari ini dan
keselamatan di masa depan.

"Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku." (Mazmur 62:2). (*)

Anda mungkin juga menyukai