Anda di halaman 1dari 3

JANGAN IKUTI ORANG BERDOSA

(Amsal 1:10-12)

Pendahuluan
Ilustrasi: Tentang Dosa Karena Pilihan Yang Salah
Ada seorang pemain bisbol profesional yang sangat gemilang di dalam karier
olahraganya. Akan tetapi, pada suatu ketika dia dikeluarkan dari timnya ketika sang pelatih
mendapati bahwa ia kecanduan kokain. Kepada para wartawan pemain bisbol itu berkata
bahwa penyalahgunaan obat-obatan itu sebenarnya bukan kesalahannya, melainkan karena
diajak oleh temannya. Kesalahan yang telah dibuatnya berakar dari pilihan untuk berbuat
dosa.

Isi
Tidak jarang kitapun mengalami hal yang serupa seperti pemain bisbol profesional
tadi, yaitu mengikuti jalan orang yang berdosa. Karena itu, untuk mencegahnya, mari kita
melihat peringatan di dalam Amsal ini.
Penulis Amsal memberikan peringatan supaya kita tidak mengikuti atau menyetujui
bujukan orang yang berdosa. Dalam bahasa aslinya orang berdosa itu memiliki arti orang
yang biasa melakukan kejahatan sehingga kehilangan arah hidup yang benar. Dengan
demikian, tujuan hidup yang benar tak akan pernah mereka capai. Mereka adalah orang-orang
yang memiliki karakter moral yang tidak baik dan terbiasa melakukan kejahatan. Mereka
tidak segan-segan melakukan tindakan kekerasan, bahkan pembunuhan demi keuntungan
sendiri.
Apa yang menjadi alasan mengapa kita tidak boleh mengikuti atau menyetujui orang
yang berdosa atau orang yang mengajak untuk berbuat dosa? Sedikitnya penulis Amsal
memberikan 2 alasan, yaitu:

1. Rancangannya Berbahaya (2 Samuel 11:14-15)


Dalam hal ini penulis menggambarkan betapa berbahayanya undangan dan
rancangan orang berdosa tersebut. Kata kerja yang dipakai dalam menyampaikan
undangan, yaitu “marilah ikut bersama kami”, adalah sama dengan kata kerja yang
dipakai oleh pelacur untuk mengundang pelanggannya. Di sini penulis ingin
memperlihatkan bahayanya undangan orang berdosa sama bahayanya dengan undangan
perempuan pelacur. Tujuan undangan orang berdosa tersebut adalah untuk melakukan
rancangan kejahatan bagi perampokan. Rancangan itu memperlihatkan sebuah nafsu
yang besar untuk membunuh demi memperoleh keuntungan yang digambarkan seperti
nafsu dunia kematian menelan orang mati dan segera menenggelamkannya ke dalam
kuburan. Dan kalau bisa, korban tindakan kekerasan tersebut dibinasakan dengan
sempurna.
Aplikasi
Ketika merenungkan hal ini, saya teringat akan kisah Daud yang memiliki niat jahat
untuk membunuh Uria karena menginginkan istrinya Batsyeba. Daud menghampiri
Batsyeba dan kahirnya Batsyeba mengandung. Lalu Daud memiliki rencana untuk
mengirimkan Uria bertempur. Uria diperintahkan supaya berada paling depan supaya
terbunuh dan mati sehingga Daud dapat memiliki Batsyeba sepenuhnya.
Kisah Daud ini merupakan sebuah contoh dari peringatan yang berikan oleh penulis
Amsal. Daud sudah melakukan dosa karena mengingini Batsyeba yang adalah istri dari
Uria. Rencananya adalah sesuatu yang berbahaya hanya untuk sekedar memuaskan
nafsunya. Rencananya memang berhasil, tetapi itu tidak berkenan di hadapan Allah.
Daud ditegur oleh Allah melalui nabi Natan. Bahkan kalau kita melihat kisah-kisah di
Alkitab kita akan menemukan berbagai dosa, kejahatan yang juga di catat dan ditulis
oleh para penulis Alkitab, contohnya tadi Daud, kemudian saat Kain membunuh Habel,
saat saudara-saudara Yusuf membully dan menjual Yusuf, saat Yudas menjual Kristus,
saat Paulus masih menjadi seorang pembunuh, yang membunuh banyak orang percaya,
dan masih banyak lagi. Tidak ada satupun kejahatan yang tersembunyi dan tidak
dituliskan Alkitab, tetapi mengapa Allah menuntun para penulis Alkitab untuk
menuliskan hal-hal tersebut? Tujuannya adalah agar kita umat Allah boleh belajar dari
sebuah kesalahan dan tidak melakukannya. Karena Allah tahu bahwa rancangan dosa
sangat berbahaya dan hukumannya adalah maut.

2. Janji-janjinya Kosong Belaka (Kejadian 3:3-5)


Ada banyak janji yang diundang oleh orang berdosa tersebut di antaranya adalah
memperoleh kekayaan berharga yang berlimpah-limpah. Tidak perlu dilakukan usaha
keras, seperti bertani, atau berdagang. Kekayaan akan didapatkan asalkan mau
mengambil bagian dalam rancangan kejahatan tersebut, yaitu merampok dengan
kekerasan. Janji yang terlihat berharga dan sangat menguntungkan yang sebenarnya
kosong belaka.
Aplikasi
Poin ini mengingatkan kita akan kisah Adam dan Hawa yang jatuh ke dalam dosa.
Saat itu iblis menggoda hawa untuk melanggar apa yang Allah perintahkan. Iblis
membujuk Hawa supaya memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat. Iblis
menjanjikan bahwa mereka tidak akan mati dan mereka akan menjadi seperti Allah yang
mengetahui apa yang baik dan jahat. Lalu Hawa mengambil buah itu dan juga
memberikan kepada Adam serta memakannya. Apa yang terjadi selanjutnya? Meraka
diusir oleh Allah.
Ilustrasi: Mencintai Suami Orang Lain
Pada suatu kali ada seorang istri yang sudah merasa bosan dengan suaminya setelah
beberapa belas tahun menikah. Dia merasa bahwa cintanya sudah mulai hilang terhadap
suaminya. Ketika perasaan ini terjadi, dia bertemu dengan seorang pria teman lamanya
waktu SMA dulu yang sudah berkeluarga. Akhirnya mereka pun saling berbagi nomor
telepon. Tidak lama kemudian, jalinan kasih terlarang itu terjadi, yaitu antara wanita tadi
dengan pria yang adalah teman SMA nya waktu dahulu. Mereka bak sepasang kekasih.
Ketika mereka mengobrol, ada banyak impian dan janji kesenangan yang akan digapai
kelak. Mereka lupa dengan pasangannya masing-masing. Mereka lupa untuk mengurus
pasangan dan anak-anaknya. Tuhan tidak membiarkan itu terjadi. Pada suatu ketika
hubungan mereka terbongkar dan impian sukacita itu hilang ditelan bumi.
Dosa hanya memberikan janji yang indah namun sebenarnya kosong belaka.

Penutup
Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan, jangan ukur diri kita dengan orang lain, tetapi
dengan kebenaran Allah. Ukurlah diri kita dengan Kristus. Tetapi ingat, di dalam semangat
hidup, dalam kenyataannya terkadang kita manusia memang tidak mau mencari Allah.
Pencarian manusia hanya untuk memuaskan dirinya, Dan hanya untuk membenarkan
dirinya. Padahal tanpa Allah kita bukan apa-apa. Jadi, secara positif sifat manusia kita tidak
mampu berbuat baik. Secara manusiawi kedagingan tidak ada kekuatan untuk itu. Lalu di sisi
lain, kita tidak mampu menolak dosa. Maka seluruh dosa yang datang menyerbu menjadi
bagian dari hidup kita Ketika manusia menutupi satu tembok, katakanlah dia tidak mencuri
tetapi dia tidak bisa menghindar dari sifat iri hati, misalnya. Artinya ia tidak mampu menolak
dosa. Jadi, semua kembali diukur pada Allah. Sesuatu yang tidak tepat pada ketetapan Allah,
itu sudah menjadi dosa. Nah kalau sudah begini siapa manusia yang tidak berdosa? Seluruh
manusia sudah berdosa. Manusia tidak mampu menolak dosa, karena dosa telah menjadi
tuan atas manusia. Karena dosa sudah menjadi majikan yang berkuasa atas hidup manusia.
Dosa mempermainkan manusia. Jadi, di dalam pemahaman yang seperti inilah kita belajar
membangun suatu pemahaman yang utuh, supaya kita sungguh-sungguh hidup dalam
terang Tuhan. Jadi jemaat yang terkasih didalam Tuhan, manusia berdosa adalah manusia
yang tidak memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri sendiri. Sehingga ketika pun dia
menjadi baik di kemudian hari, itu hanyalah anugerah Allah: solagarcia. Sebagai orang
Kristen kita harus bersyukur dan mendemonstrasikan kerendahan hati, karena kita telah
ditolong oleh-Nya sehingga kita berpindah dari kehidupan yang penuh keberdosaan ke
hidup yang penuh kebahagiaan bersama dengan Tuhan.
Marilah kita menjadi lebih bijak melalui nasihat Amsal ini sehingga kita tidak termakan
dengan rayuan dosa yang sebenarnya menuju kepada jurang yang sangat dalam. Jadilah anak-
anak Tuhan yang senantiasa setia kepada Allah. Terpujilah Kristus. Amin.

Anda mungkin juga menyukai