Lukas 14:15-24
Bila kita membaca secara keseluruhan Lukas 14, ada satu kesimpulan yang bisa diambil dari
sana. Lukas 14 berbicara tentang hal mengikut Yesus. Sikap hati seperti apa yang harus dimiliki
oleh kita.
Baiklah, kita kembali ke ayat di atas. Kristus berkata,"Berbahagialah orang yang akan dijamu
dalam Kerajaan Allah." Suatu perjamuan tentunya memiliki tamu dan tamu yang datang adalah
tamu-tamu yang diundang. Namun, anehnya, para undangan memilih untuk tidak datang ke
perjamuan yang sudah disiapkan. Ada tiga dalih yang bisa kita lihat yaitu, membeli ladang dan
harus melihatnya, membeli lembu dan harus mencobanya, dan yang terakhir mereka baru kawin.
Kita akan membaginya menjadi dua bagian penting untuk ketiga dalih ini. Pokok yang pertama:
Berdalih karena harta kekayaan dan kesenangan duniawi. Pokok yang kedua: Berdalih karena
suatu hubungan dengan manusia lainnya.
Yesus mengajak para undangan. Yesus mengajak orang-orang yang telah Ia kenal. Namun,
betapa kecewanya Dia ketika mendengar orang-orang yang Ia undang justru menolak untuk
datang ke perjamuan. Dan bila kita hayati lebih dalam, Yesus berbicara dalam emosi yang penuh
dengan kekecewaan dan marah.
Adakah di antara kita memiliki sikap hati dan keputusan seperti para undangan itu. Kita lebih
memilih menuruti keinginan kita sendiri daripada keinginan Tuhan. Kita telah mengalami kasih
anugerah Tuhan namun menjadi lupa dan buta karena perkara-perkara dunia ini. Pengejaran akan
materi menjadi yang terutama menggantikan pengejaran akan Allah. Hubungan dengan
seseorang menjadi lebih penting daripada hubungan kita dengan Tuhan.
Kita menyia-nyiakan pekerjaan dan anugerah-Nya. Kita merasa cukup akan diri kita sendiri.
Orang yang merasa dirinya sendiri cukup adalah orang tidak bergantung kepada Tuhan. Dia akan
berpikir bahwa Tuhan saat ini tidak perlu membantu dia, mungkin kalau ada kesulitan sedikit
baru minta tolong kepada Tuhan. Suatu sikap hati yang sombong dan merendahkan Tuhan.
Bila kita memilih untuk berkompromi dan berlama-lama dengan dosa, kita sebenarnya sedang
berkata."Tanpa Tuhan aku bisa hidup." Semua aspek kehidupan kita menjadi tercemar dan
melawan Allah.
Adakah di antara kita yang karena hubungan kita dengan seseorang menjadikan kita malah
menjauh dari Tuhan? Salah satu masalah utama generasi muda sekarang ini adalah pacaran.
Banyak dari antara kita yang berpacaran dengan semaunya dan di luar batas. Lebih menuruti
hawa nafsu dan emosi daripada menuruti Allah. Camkan baik-baik, saudaraku, suatu hubungan
yang dimulai dengan hawa nafsu akan berakhir dengan kehancuran. Suatu hubungan yang
mengabaikan Firman Tuhan akan berakhir dengan kehancuran. Bila hubunganmu dengan
seseorang membuatmu justru mengabaikan Firman Tuhan, ini saatnya bagimu untuk berpikir dan
kembali ke jalurnya Tuhan. Butuh sikap yang tegas untuk menuntaskannya. Tapi bila engkau
memilih untuk terus dalam suatu hubungan yang tidak membangun itu, engkau mengecewakan
Tuhan dan kau sendiri yang akan menanggung akibatnya.
Ada suatu pola tertentu atau frase tertentu yang sering terlontar dari mulut kita, "Aku belum
siap.Mungkin besok atau nanti aku akan mengambil keputusan yang benar." Benar-benar suatu
alasan yang dibuat-buat sebab sebenarnya di balik frase itu, tersembunyi frase lain dengan makna
yang sebenarnya,"Aku belum mau. Aku masih menikmatinya." Tidak perlu berdalih dengan
kalimat yang dimodifikasi. Tuhan tahu isi hatimu.
Tuhan mejadi kecewa dan marah ketika mendengar dalih orang-orang yang diundang-Nya. Ia
akhirnya, menyuruh hamba-Nya untuk membawa orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan
orang-orang buta dan orang-orang lumpuh untuk ikut dalam perjamuan. Mengapa? Karena Yesus
tahu orang-orang seperti ini tidak akan menolak undangan-Nya. Mereka adalah orang-orang
yang berkekurangan. Apa yang dapat dipertahankan? Harta dan harga diri mereka telah habis dan
hancur. Mereka tidak memiliki satu hal pun untuk diandalkan. Bagi mereka, orang yang
mengundang itu adalah orang yang baik hati sebab memperhatikan mereka yang hina ini.
Kristus mencari orang-orang yang mau bergantung sepenuhnya kepada Dia. Kristus ingin agar
kita menghargai dan mengasihi Dia sebagai seorang pribadi dan tidak menyalahgunakan kasih
karunia-Nya. Kristus ingin agar kita senatiasa menuruti Firman-Nya dan tidak berdalih. Betapa
Dia rindu akan jiwa-jiwa yang berbalik kepada-Nya. Karena masih banyak tempat, Dia kembali
menyuruh hamba-Nya untuk mengajak lebih banyak orang bahkan memaksa mereka untuk
masuk. Dia rindu agar perjamuan itu berlangsung meriah dan tempat terisi penuh. Dialah Tuhan
yang mengasihi kita.
Berdalih adalah suatu sikap yang harus kita tolak dalam kehidupan kita sebagai orang percaya.
Sembilan puluh sembilan persen dari kegagalan berasal dari orang-orang yang mempunyai
kebiasaan membuat dalih-dalih. Mereka yang tidak setia akan selalu membuat dalih dan mereka
yang setia akan mencari jalan. Setiap dalih yang kita buat akan mendahului kegagalan. Bagi
setiap dosa, setan siap untuk menyediakan sebuah dalih. Tidaklah mengherankan bila kita
menjadi ahli dalam berdalih karena kita mempunyai seorang tuan yang merupakan ahli dari
segala ahli dalam membuat dalih.
Zaman semakin jahat dan tantangan semakin berat. Kita sebagai generasi di jaman akhir ini
harus berdiri teguh dan menjunjung tinggi kebenaran Firman Tuhan. Hidup dalam kekudusan
dan menjadi pelaku Firman. Jangan sampai kita mejadi orang-orang yang akhirnya tidak ikut
dalam perjamuan karena keputusan yang kita ambil dan dalih yang kita buat. Tuhan itu sabar,
tetapi Dia juga Allah yang pencemburu dan dapat murka akibat kejahatan kita.
13 Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini",
supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.
14 Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai
kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula.
15 Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah
keraskan hatimu seperti dalam kegeraman",
16 siapakah mereka yang membangkitkan amarah Allah, sekalipun mereka mendengar suara-
Nya? Bukankah mereka semua yang keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa?
17 Dan siapakah yang Ia murkai empat puluh tahun lamanya? Bukankah mereka yang berbuat
dosa dan yang mayatnya bergelimpangan di padang gurun?
18 Dan siapakah yang telah Ia sumpahi, bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Nya?
Bukankah mereka yang tidak taat?
19 Demikianlah kita lihat, bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan
mereka. Ibrani 3:13-19
Nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, supaya jangan ada di antara kamu yang
menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa
PENJELASAN
Injil–Injil Sinoptis (Markus–Matius–Lukas) acapkali menuliskan pengajaran Tuhan
Yesus dengan menggunakan metode / cara PERUMPAMAAN (KOMPARASI), di mana
Dia membandingkan sikap yang sedang dilakukan, dan apa yang seharusnya
dikerjakan. PERUMPAMAAN JAMUAN MAKAN merupakan cerita yang dipakai
Tuhann Yesus untuk menjelaskan tentang KERAJAAN ALLAH.
BAHAGIAN I
1. PERJAMUAN
d.1. ISRAEL SEBAGAI UMAT PILIHAN. Istilah “orang banyak” (ay. 16) tidak ditujukan
Lukas pada orang-orang di luar umat Israel. Istilah tersebut menunjuk pada Israel
sebagai umat pilihan Allah. Israel adalah “orang-orang khusus, pilihan Allah”.
Merekalah yang pertama-tama diundang oleh Allah untuk merayakan pesta
jamuan KESELAMATAN yang dikerjakanNya.
d.2.1. Kelompok pemuka masyarakat dan pemuka agama Israel, tetapi mereka menolak
undangan Allah;
d.2.2. “Orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-
orang lumpuh” (ay.21). Mereka ini dianggap orang-orang yang tidak layak ataupun
orang berdosa yang dikucilkan dari pergaulan masyarakat Israel.
d.2.3. “Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ,
masuk, karena rumahku harus penuh” (ay. 23). Mereka ini adalah bangsa-bangsa yang
tidak menyembah Allah Israel, yakni : orang-orang non-Yahudi yang menerima
undangan Allah (atau juga disebut menerima Injil Kerajaan Allah yang diberitakan oleh
Yesus Kristus).
a.1. Yang pertama berkata kepadanya : Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi
melihatnya; aku minta dimaafkan.
a.2. Yang lain berkata : Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi
mencobanya; aku minta dimaafkan.
a.3. Yang lain lagi berkata : Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.
Melalui alasan-alasan itu Lukas, si penulis Injil, ingin mengungkapk motovasi yang
melatar belakangi penolakan/ ketidak hadiran orang-orang yang diundang menghadiri
pesta jamuan makan.
2.b. APLIKASI.
Acapkali kita menemukan berbagai alasan yang dikemukakan seseorang yang tidak
menghadiri undangan, seperti :
b.1. Musim hujan….
b.2. Undangan disampaikan terlambat, sebaiknya seminggu sebelumnya.
b.3. Pekerjaan / urusan keluarga yang tidak dapat ditinggalkan,…
b.4. dan lain-lain sejenisnya.
3. UTUSAN ALLAH
BAHAGIAN II
3. GAGASAN LUKAS. Menurut Lukas, Allah telah memanggil dan mengutus Israel
pada masa Perjanjian Lama untuk melaksanakan Ibadah kepadaNya. Ibadah itu
bertujuan menghadirkan damai-sejahtera dan sukacita, keadilan dan kebenaran,
kasih-sayang dan rachmat-kebaikan dari Allah ke atas kehidupan manusia dan alam
semesta. Akan tetapi para pelayan / hamba TUHAN (nabi-nabi) dibantai dan dibunuh.
PERANG ALLAH. Yesus, Utusan Allah, bekerja memerangi kuasa kegelapan yang
telah mengasai dan membuat umat Israel (manusia) menderita. Pekerjaan yang
dilakukanNya memperlihatkan bagaimana Allah melakukan penyelamatan dari dosa
dan pembebasan dari penderitaan yang membelenggu Israel (manusia). Kematian dan
kebangkitanNya membuktikan, bahwa KUASA ALLAH yang bekerja dalam Yesus
mampu menaklukkan kuasa Iblis (dosa). Di sinilah landasan kesukacitaan umat.
Sayangnya, Israel menolak undangan Allah yang disampaikan oleh Yesus.
JAMUAN MAKAN BERSAMA. Kematian dan kebangkitan Yesus itulah dasar kokoh
bagi pesta iman dalam gagasan teologi Perjanjian Baru, di mana seluruh umat manusia,
bukan saja orang Israel, tetapi juga orang-orang miskin, orang-orang buta, orang-
orang lumpuh dan orang-orang cacat (Luk. 14:21) diundang Allah untuk
merayakannya.
a. PESERTA PERJAMUAN, yaitu : “Orang akan datang dari Timur dan Barat dan
dari Utara dan Selatan.”
b. AKTIFTAS. Orang-orang itu melakukan aktifitas yang sama “akan duduk makan.”
c. TEMPAT AKTIFITAS, yakni : “Kerajaan Allah.”
Orang-orang yang mengikuti Perjamuan Makan – Minum yang disediakan Allah, sejak
dari bumi yang sekarang ini akan menikmati hal yang sama di dalam Kerajaan Allah.
Hal ini terkait pada PENGHARAPAN KRISTEN tentang kedatangan Yesus Raja pada
zaman akhir. Pada saat itu, semua pengikut Yesus akan dikumpulkan dari utara dan
selatan, timur dan barat dalam arak-arakan keselamatan untuk masuk, duduk dan
makan bersama (dalam persekutuan dengan) Yesus Raja di dalam Kerajaan-Nya.
BAHAGIAN III
BAHAGIAN IV
RENUNGAN SINGKAT
Saudara-saudara seiman !
Oleh karena kekecewaan dan kemarahannya, tuan pemilik pesta itu menyuruh utusan
untuk mengundang orang berdosa, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh, orang-
orang miskin dan orang-orang buta. Meskipun mereka ini adalah umat Allah (Israel),
tetapi mereka bukanlah warga kelas satu dan tidak terpandang dalam masyarakat.
Bukan hanya orang-orang itu saja; tetapi ketika tuan pemilik pesta melihat masih
banyak tempat yang kosong, ia menyuruh utusannya “pergi ke semua jalan dan
lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena
rumahku harus penuh” untuk memanggil siapapun yang ditemui, supaya datang
ke dalam pesta itu. Barulah pesta itu dilaksanakan.
Allah tidak berhenti bekerja untuk mewujudkan maksudNya atas manusia. Dia
menyuruh utusannya memanggil orang-orang berdosa, orang-orang yang tidak
memiliki harapan akan masa depan; malahan bangsa-bangsa non-Israelipun
diundangNya, agar mereka semua datang dan menikmati rachmat kebaikan yang
diberikanNya di dalam persekutuan jamuan makan bersama Dia. Ketika orang-
orang terpandang dari umat Israel tidak menjawab undanganNya, Allah
membuka kesempatan kepada orang lain untuk menikmati anugerah
keselamatanNya.
Melalui cerita perumpamaan yang diucapkan Yesus, kita sebagai orang kristen
diingatkan, pertama, kita tidak boleh berpandangan dan bersikap seperti umat
Israel. Kita tidak boleh menyombongkan diri, karena kedudukan sebagai anak-anak
Allah. Tidak boleh sombong rohani. Sebaliknya kita diajak untuk mewaspadai diri
sendiri melalui pendengaran akan firman Allah. Tuhan Allah mengasihi kita, Dia
mengutus hamba-hamba/pelayan-pelayanNya untuk memberitakan Injil
keselamatan. Injil itu merupakan undangan Allah bagi kita yang sedang berada
dalam belenggu dosa dan penderitaan. Oleh karena itu, janganlah kita mencari-cari
alanan supaya tidak memenuhi undangan Allah. Selayaknya kita membuka telinga
dan hati untuk mendengarkan suaraNya yang akan selalu membebaskan hidup kita
dari penderitaan. SuaraNya adalah firman yang akan menuntun kita
menuju rachmatNya.