Anda di halaman 1dari 6

Kejadian 3:8-9 

Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu
pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-
pohonan dalam taman.  (9)  Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di
manakah engkau?”

Ini merupakan sebuah pertanyaan yang pertama dicatat di dalam Alkitab . Pertanyaan ini diajukan oleh Allah
kepada manusia yang pertama dan juga kepada kita saat ini.

Pertanyaan Allah , “ Dimanakah engkau”? menyatakan kepada kita beberapa hal

Pertama: Allah memikirkan kita .

Pabrik jam membuat banyak jam tangan yang bagus dan ada yang memberikan garansi sampai 12 bulan.
Sebuah pabrik HP akan memberikan juga garansi selama 1 tahun. Mobil juga memberikan garansi service
selama 1 tahun, asalkan kita tidak memakai mobil itu seperti dalam iklan di TV, misalnya memakai BMW seperti
James Bond.  Semua benda benda yang bergaransi yang kita beli akan di servis oleh si pembuat dengan baik
kalau rusak. Namun tentu saja pabrik tidak akan memikirkan lagi barang barang yang kita sudah beli.

Saya pernah membeli HP, jam tangan, motor, tidak  pernah tuh…….pabriknya telepon saya menanyakan
bagaimana pak barangnya? Apakah ada kerusakan? Mereka sudah tidak pernah lagi memperhatikan barang
yang sudah saya beli. Hanya sekali kalinya, saya ditelepon oleh pabrik Lenovo dari Amerika,…….. ……saya juga
kaget karena nomor nya asing………CIA ? kah?

Ternata bukan CIA, tetapi dari Lenovo.

Waktu itu HP saya rusak dan servis di BEC. Setelah Servis beberapa bulan kemudian saya dapat telepon dari
Amerika. Kaget juga ,…….saya pikir saya dapat hadiah apa. Ternyata dia survey ke saya bagaimana servisnya di
Indonesia. Saya mesti menjawab 10 pertanyaan.  

Berbeda dengan Tuhan kita. Setelah Dia menciptakan manusia, dia berikan garansi seumur hidup dan Dia
memikirkan ciptaanNya itu. Dia tetap memikirkan diri kita.  Teks kita menyatakan hal ini, bahwa Tuhan
menaruh perhatian terhadap Adam. Tuhan memikirkan Adam yang telah jatuh ke dalam dosa dan datang
menjumpai Adam dan istrinya.

Kejadian 3:8 mengatakan bahwa terdengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu
pada waktu hari sejuk.  Gambaran tentang taman Eden dengan pohon-pohon, sungai sungai, emas dan sebagai
nya menekankan akan kehadiran Allah di tempat tersebut . Oleh sebab itu bukanlah hal yang tidak biasa bagi
Allah berjalan jalan di taman di waktu sejuk. NRSV menerjemahkan lebih terperinci, yakni di sore hari. Diwaktu
sore hari ketika angin sepoi sepoi yang dingin bertiup dan matahari sudah tidak lagi terik. Mungkin saja ini
merupakan waktu yang biasa dipakai oleh Sang Pencipta untuk bertemu dengan ciptaanNya.  Manusia selalu
berada di dalam pikiran dari Sang Pencipta.

Berbeda dengan manusia , setelah jatuh ke dalam dosa, Sang Pencipta tidak lagi berada dalam pikirannya.
Setelah Adam berbuat dosa, yang dia pikirkan bahwa dirinya saat itu telanjang. Hal yang dia pikirkan adalah
jangan ketemu Tuhan sebab dia dan istrinys sudah melangar perintah Tuhan . Adam berusaha untuk menutupi
pelangarannya. Adam tidak sadar bahwa sesungguhnya Allah juga memikirkan dirinya. Mereka masing masing
baik tu Adam maupun Hawa memikirkan dirinya sendiri. Mereka berusaha menutupi ketelenjangan mereka .

Begitulah sifat dari dosa. Setelah seseorang membunuh atau berzinah atau berbohong, maka dia akan
berusaha menutupi perbuatannya itu agar tidak kelihatan. Yang membunuh akan berusaha menghilangkan alat
bukti yng berzinah berusaha menghilangkan jejak jejak, dan yang berbohong menutupinya dengan menambah
kebohogan yang baru. Adam pun berusaha menutupi hal itu, mungkin dia berharap bahwa Tuhan tidak akan
tahu bahwa mereka sudah memakan buah pohon anggur pengetahuan yang baik dan yang jahat. Mungkin
mereka berharap, bahwa mereka bisa tampil dihadapan Allah seolah lah tidak ada seuatu yang  terjadi. Yang
berubah hanyalah, tadinya Adam dan Hawa telanjang namun sekarang memakai baju dari daun.
Itulah sifat manusia yang berdosa. Mereka tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah memikirkan
mereka .Allah telah memikirkan bagaimana menebus dosa dosa mereka  Allah sudah memikirkan bagaimana
memperbaiki mereka lagi.  Mereka tetap ada dipikiran Allah , baik itu sebelum berdosa maupun setelah mereka
berbuat dosa.

Adam itu bukan seperti sebuah benda yang dibuat manusia,  yang setelah dibuat, dibiarkan oleh pembuatnya
sampai benda itu rusak dan menjadi sampah. Manusia tetap berada dibawah providensia dari Allah . Mereka
tetap berada di bawah pemeliharaan Allah . Mereka tetap berada didalam pikiran dari Allah .

Tuhan memikirkan kita bukan hanya ketika semua berada dalam keadaan baik saja. Bahkan walaupun banyak
hal berada dalam keadaan buruk, kita tetap berada di dalam hati Tuhan. Ketika kita jatuh ke dalam dosa, Tuhan
tetap mengasihiMu dan menantikan pertobatanmu. Ada banyak hal dimana Tuhan menunujukkan bahwa Dia
memperhatikan kita hinngga saat ini. Kasih setiaNya tidak pernah ditarik sampai hari ini untuk kita . Matahari
masih bersniar untuk kita  Oksigen amsih diberikan dengan cuma cuma setiap hari untuk kita . Asalkan kita mau
melihat Tuhan dalam  segala peristiwa, kita tahu bahwa Tuhan itu memperhatikan kita dan kita ada di dalam
pikiranNya.

Pada saat kita berdoa aja, Tuhan mendengar lebih daripada apa yang kita ucapkan, menjawab lebih dari apa
yang kita minta, memberi lebih dari apa yang kita bayangkan, dengan waktu dan caraNya sendiri.

Eph 3:20  Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan,
seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,

Mari kita belajar untuk memikirkan Tuhan dalam hidup kita setiap harinya, sebab kita setiap hari berada di
pikiran Tuhan

Kedua:  Allah berbicara kepada kita

Adam bukan hanya ada dipikiran Allah , tetapi Allah datang menemui Adam dan berbicara kepada Adam.  Allah 
dapat saja membiarkan Adam dan istrinya sepanjang malam tanpa Allah,  sepanjang malam tanpa diriNya
setelah mereka melakukan apa Ia larang.  Allah bisa saja membiarkan Adam dan istrinya sepanjang malam
tanpa tidur, menjalani malam itu dengan penuh ketakutan, malam yang pasti dihantui oleh ribuan ketakutan.
Allah bisa saja membiarknan mereka melalui malam itu dengan  pertanyaan tentang HUKUMAN mereka yang
akan mereka terima, dan masa depan yang  tidak jelas dan menakutkan

Kita pasti  tahu,akan ngerinya suatu penantian.  Jika seseorang mengetahui bahwa ia akan dipenggal kepalanya,
dan kemudian dia disuruh berlutut dengan kepalanya ditaruh di atas balok, dengan pedang sudah berada di
tangan algojo. Namun Algojo itu tidak mengayungkan pedangnya . Dia menunggu dan  menunggu.  dan tidak
tahu kapan kapak itu akan dijatuhkan. Jauh lebih baik pada waktu dia taruh kepalanya di atas balok dan algojo
langsung memotong lehernya. Tetapi kalau algojo tidak langsung memotong lehernya, saya yakin dia akan
terkencing kencing selama masa penantian itu.  Penantian adalah lebih mengerikan daripada kematian. kita
seringkali merasa mengalami beribu kematian ketika kita harus menghadapi ketidakpastian dari satu kematian.

Oleh sebab itu Allah tidak meninggalkan Adam dan Hawa dalam ketidakpastian sepanjang malam, setelah
mereka berdosa terhadap diriNya…..Namun Ia menghampiri mereka…di waktu hari sejuk.  Dia berbicara
kepada mereka . Dia mencari Adam.  Adam, dimanakah engkau? Dia hendak membereskan dosa Adam. Dia
akan memberikan janj yang akan menerangi kegelapan mereka.

Tuhan lah yang mencari Adam. Adam dimanakah engkau?

Kalimat Allah ini mebuat kita tertegun: Tuhan yang mencari Adam? Bukan Adam yang mencari Tuhan.  Adam
tidak bertanya

“dimana Engkau Tuhan?

“ saya sudah berdosa.”


Sebaliknya, Allah yang bertanya , Adam dimanakah engkau?

Manusia tidak mencari Allah, sebaliknya Allah yang mencari manusia. Semua agama mengatakan bahwa
manusia mencari Tuhan? Sebenarnya, jika kita meneliti dengan tepat, agama bukannya mencari Tuhan. Agama
mau mencari damai, agama mau mencari perasaan aman diri, agama mencari kesuksesan diri, agama mencari
berkat Tuhan, agama mau mencari kenikmatan di dalam Tuhan, tetapi bukan mencari Tuhan. Tidak ada dalam
Alkitab yang mengatakan di dalam agama manusia mencari Tuhan. Menusia mengatakan agama mencari
Tuhan, tetapi Tuhan berkata bahwa Ia “memandang kebawah dari sorga kepada anak-anak manusia, untuk
melihat apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.” (Mazmur 53:3-4).  “Tidak ada yang benar,
seorang pun tidak.Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah.” (Roma
3:10-12).  Allah menyelidiki dari sorga dan Allah mau melihat kehidupan manusia yang terdalam, dan ternyata
tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Tidak ada seorang pun yang mengerti kebenaran. Tidak ada
seorangpun yang melakukan kebajikan. Semua sudah menyimpang dari kebenaran, semua sudah
memberontak melawan Tuhan, semua sudah berjalan di dalam kejahatan,termasuk orang-orang beragama.

John Stott, professor dan teolog terkenal Kekristenan saat ini, di dalam kongres Lausanne II mengatakan:

“Agama bukan mencari Allah, tetapi agama adalah salah satu usaha manusia untuk melarikan diri dari Allah.”

Sejak awal kejatuhan manusia sudah dinyatakan kepada kita bahwa bukan manusia yang mencari Allah tetapi
Allah yang mencari manusia . Tuhan yang datang berbicara kepada manusia .   Hari itu adalah hari kejatuhan
Adam, dan hari itu adalah juga hari perjanjian Allah. Hari itu adalah hari Adam harus diusir keluar dari Taman
Eden, tetapi hari itu, sebelum diusir, Adam diberikan pengharapan bahwa Juruselamat akan datang. Tuhan
berkata :  “ keturunan dari perempuan ini akan meremukkan kepalamu”  . Ini merupakan janji tentang
Juruseamat. . Inilah iman kristen.  Inilah Tuhan Allah kita . Inilah Injil. Sejak awal Tuhan sudah sudah
menyediakan Juruselamat. Ia sudah menjanjikan ada satu Juruselamat, yang akan menjadi penolong dan yang
akan berdiri di antara Allah dan manusia berdosa untuk menyelesaikan penyelewengan dan dosa kita. Siapakah
yang menghibur hati kita ketika kita jatuh ke dalam doa? Siapakah yang menghapus airmata kita ketika telah
berbuat dosa ?   Siapakah yang menanggung dosaku? Hanyalah Tuhan Yesus!

Tuhan tidak akan membiarkan satu malam pun berlalu tanpa berbicara kepada kita setelah kita jatuh ke dalam
dosa. Tidak untuk satu malam sekalipun, anak anak Tuhan yang telah jatuh dalam dosa ini dibiarkan tanpa
setidaknya  ada cahaya untuk menyinari kegelapan yang menimpa kita

Dengarkanlah suara Tuhan yang selalu berbicara kepada kita yang memanggilmu untuk bertobat kembali.
Jangan abaikan ketika Dia berbicara. Saat ketika Dia berbicara melalui hati nurani kita, melalui pembacaan dan
pendengaran akan firman Tuhan , merupakan saat saat anugerah untuk kita. Jangan diabaikan saat saat ketika
Tuhan berbicara. Itu adalah saat yang mengubahkan hidup kita.  Itu adalah saat saat yang memberikan kepada
kita pengharapan. 

Ketiga:   Allah mengetahui bahwa  kita sudah  menyimpang

Tuhan bertanya: “Di manakah engkau?” MengapaTuhan bertanya demikian? Di sini kita perlu mengerti suatu
hakikat yang sangat penting, yaitu “pergeseran status”.

Dosa tidak menanyakan apa yang Kita perbuat, atau apa yang Kita sudah makan, tetapi dosa menanyakan di
mana posisi Kita sekarang. Dosa harus dimengerti sebagai kondisi status yang sudah bergeser. Dosa adalah saat
Kita sudah pergi dari tempat asl kita, sehingga tempat asli kita sekarang dalam kondisi kosong. Untuk itu, Kita
harus dikembalikan ke tempat asal, kembali kepada Allah, kembali ke sasaran yang ditetapkan oleh Tuhan
Allah.  

“Di manakah engkau, Adam?”  Tuhan telah menetapkan tempat dan status yang asli bagi manusia, tetapi
manusia telah menggeser diri dan pergi ke tempat yang lain. Manusia sudah melepaskan sasaran yang Tuhan
tetapkan, dan menggantinya dengan sasaran-sasaran hidup yang dibuatnya sendiri. Manusia sudah
meninggalkan kemuliaan Allah yang seharusnya dipancarkan dalam hidupnya, dan masuk ke dalam kehinaan
dengan pergeseran status. Manusia itu sudah menyimpang. Tadinya manusia berjalan bersama dengan Allah ,
hidup bergaul dengan Allah , namun sekarang manusia dan istrinya itu bersembunyi dari Allah di dalam
ketakutan.  Mereka ditipu mentah mentah oleh Iblis.

Tadinya mereka ingin menjadi seperti Allah , namun kenyataannya setelah mereka melanggar perintah Allah ,
mereka bukannya mendapatkan hal tersebut , malahan mereka takut untuk bertemu dan bersekutu dengan
Allah. Mereka telah menyimpang. Mereka mengalami pergeseran status

Tadinya mendengarkan suara Tuhan itu adalah hal yang paling menyenangkan bagi manusia . Tadinya
kunjungan Tuhan ke Taman itu merupakan hal yang menyenangkan bagi manusia , namun setelah mereka
melanggar perintah Allah, maka mereka menjadi takut dengan suara Allah dan  mereka bersembunyi ketika
mendengar bunyi langkah Tuhan Allah .

Tadnya manusia dan istrinya itu tidak ada ketakutan seperti itu, tetapi hari itu sudah digantikan dengan
ketakutan dan perasaan bersalah karena sudah melanggar perintah Allah . Mereka telah menyimpang

Tadinya  Pohon-pohon dalam taman eden diciptakan oleh Allah untuk dilihat karena menarik, kini pohon itu
dipakai sebagai tempat persembunyian agar Allah tidak dapat melihat mereka.

Dari kejdian 1-3 pohon memainkan peran sentral dalam menggambarkan perubahan hubungan antara Allah
dan manusia .

Pertama, di dalam Kej 1 dan 2, Pohon dan buahnya merupakan tanda dari pemeliharaan Allah yang berlimpah.
Mereka, Adam dan Hawa bsia mendapatkan buah yang berlimpah tanpa susah payah dari pohon yang  ada di
Taman Eden. Tetapi ketika mereka melnggar perintah  Tuhan , dengan memakan pohon pengetahuan yang baik
dna jahat, maka mereka mengalami penyimpangan. Pohon yang ada di taman tidak lagi sedap kelihatannya
tetapi sudah menjadi tempat persembunyian mereka . dan karena penyimpangan itu mereka dijauhkan dari
pohon kehidupan , mereka diusir keluar dari taman eden .

Pertanyaan Allah kepada Adam bukan menanyakan posisi keberadaan fisiknya, tetapi dimana keberadaan hati,
sifat asli, karakter yang dimiliki Adam mula-mula? 

Pernahkah kita bertanya pada diri sendiri, dimanakah kita sekarang? Apakah kita lebih banyak berada dalam
hadirat Allah ataukah di dalam keduniawian ? Kalau Allah masih mau menanyakan dimana kita sekarang? Maka
ini adalah anugerahNya yang terbesar bagi kita, manusia berdosa yang masih mendapat perhatian khusus Allah
sehingga kita masih mempunyai kesempatan untuk kembali kepadaNya.  

Keempat: Allah mengundangmu untuk  menjelaskan penyimpangan itu.

Pertanyaan Allah , dimanakah engkau? Merupakan sebuah panggilan yang menunut manusia agar
bertanggungjawab atas tndakan yang  sudah dia lakukan. Tuhan tahu dimana manusia sembunyi. Pertanyaan
Tuhan Allah kepada manusia ini bukan karena Tuhan tidak tahu di pohon yang mana manusia itu bersembunyi.
Sama halnya ketika Allah  bertanya kepada Kain:  “dimana adikmu Habel?

Lalu Kain menjawab:  aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” 

Kemudian Tuhan berfirmanlah Tuhan : kepada Kain  “Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu
berteriak kepada-Ku dari tanah.

Allah tahu bahwa Habel telah dibunuh oleh Kain. Pertanyaan itu bukan hendak mendapatkan informasi dari
Kain. Demikian juga pertanyaan Allah kepada Adam : “dimanakah engkau?, bukan karena Allah sudah putus asa
mencari Adam sembunyi dimana. Allah itu Mahatahu. Allah sedang menyuruh Adam keluar dari tempat
perembunyiannya untuk menjelaskan perbuatan yang sudah mereka lakukan.  Allah mengundang Adam keluar
untuk menjelaskan penyimpangan yang  sudah dia lakukan.

Adam mengerti akan hal ini , bahwa mereka diminta Allah untuk menjelaskan akan tindakan mereka yang
melanggar akan perintah Allah . Mereka bertiga, yakni Adam, Hawa dan ular harus keluar untuk
mempertanggungjawabkaakan pelanggaran tersebut .
Setiap pribadi tidak bsia lari dari penghakiman  Allah. Akan tiba harinya dimana Tuhan akan memanggil nama
kita dan kita harus berdiri dihadapan Tuhan mempertanggungjawabkan hidup kita selama ini. Sesungguhnya
kesalahan dan doaa kita   tidak tersembunyi dari pandangan Tuhan  dan kesalahan kita pun tidak terlindung di
depan mata Tuhan. (Jer 16:16-17)

Rev 20:12-13  Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka
semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut
perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.  (13)  Maka laut menyerahkan
orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada
di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya.

Kita tidak bisa lolos dari penghakiman Allah, sebab itu kita harus mempersiapkan diri menghadapi akan
penghakiman Allah . dan penghakiman Allah itu di dasarkan kepada perbuatan kita. 

Mengapa penghakiman di dasarkan kepada perbuatan baik, padahal keselamatan hanya di dapatkan melalui
iman di dalam Kristus dan tidak mungkin melalui perbuatan baik.?  Jawabannya adalah karena kaitan antara
iman dan perbuatan baik itu sangatlah erat (Yak 2:26;  Mat 7:21)

Iman harus terwujud dalam perbuatan baik dan perbuatan baik yang benar tidak lain adalah bukti bagi iman
yang sejati. Sebagaimana John Calvin berkata:” iman sajalah yang membenarkan kita, namun iman yang
mendatangkan kebenaran , tidaklah berdiri sendiri. Hal ini juga jelas dalam pernyataan Yakobus

Yakobus  2:26  Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan
adalah mati.

Mat 7:21  Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Penghakiman menurut perbuatan baik pada hakekatnya adalah penghakiman menurut iman, yaitu iman yang
dinyatakan dalam perbuatan baik. Jika iman itu murni, maka perbuatan baik yang dihasilkan juga murni; jika
tidak ada perbuatan baik yang dihasilkan, maka itu bukanlah iman yang sejati.

Kelak hari penghakiman akan menyingkapkan bahwa keselamatan dan berkat hidup kekal akan bergantung
kepada relasi seseorang dengan Yesus Kristus. Namun ini bukan berarti kita bisa hidup semaunya kita, karena
kelak penghakiman menuntut pertanggungjawaban dari setiap kita dan penghakiman menegaskan betapa
seriusnya pergumulan moral dalam hidup kita. Pergumulan moral itu bukan hal yang bisa kita abaikan begitu
saja karena kita merasa sudah memiliki keselamatan dan akan lolos dari pengadilan Allah.

Rasul petrus mengingatkan kita agar

 ………sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan
pengetahuan,  (6)  dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada
ketekunan kesalehan

Jangan merasa aman dan tenang kalau kita tidak punya kesalehan. Kesalehan itu bukti bahwa kita memiliki
iman yang sejati. Kita tentu tidak mau tersandung di penghakiman akhir. Kita tentu tidak mau kalau sampai
Tuhan mengatakan ” Aku tidak mengenalmu”.

Tanda yang paling aman untuk mengenali bahwa kita akan diterima pada saat penghakiman akhir adalah
apakah ada kekudusan hidup dalam diri kita.

Iman yang menyelamatkan itu bukan masalah pengetahuan alkitab yang hebat, doktrin yang luar biasa. Iman
yang menyelamatkan memang membutuhkan pengetahuan, tetapi belum tentu mereka yang punya
pengetahuan sudah memiliki iman yang menyelamatkan. Itu tidak diukur dengan pengetahuan, dengan
hebatnya dan banyaknya  pelayanan kita.

Iman yang menyelamatkan itu diukur dari meningkatnya kesalehan kita, dinilai dengan semakin kudusnya
hidup kita dalam segala bidang.
David Koresh adalah seorang pemimpin  sekte Kristen, dan dia menghapal ayat-ayat Alkitab, bisa berkotbah
berjam jam dengan memakai ayat Alktab tanpa teks. David Koresh tahu akan kuasa Allah dan tahu akan
keadilan Allah. Dia seringkali menyatakan bahwa dirinya memiliki kuasa dari Allah, sehingga pengikut-
pengikutnya menjadi takut dengan ancaman-ancamannya. Tetapi satu hal yang David Koresh tidak tahu, yaitu
kekudusan Allah. Inilah yang tidak bisa dilihat oleh orang yang tidak memiliki iman yang menyelamatkan. 
Orang yang belum dilahirkan baru, mengetahui sesuatu tentang kuasa Allah dan keadilan Allah, tetapi tidak
bisa melihat apa yang hanya dapat dilihat oleh orang yang sudah dilahirkan kembali yakni indahnya kekudusan
Allah.

Jangan merasa aman dan tenang kalau kita hari ini masih terus menerus melakukan dosa dan kejahatan dan
tidak ada penyesalan. Jangan sampai itu merupakan rasa aman palsu dan kemudian kita tersandung di
penghakiman akhir dimana Tuhan mengatakan “Aku tidak mengenalmu, Enyahkan, kamu hai pembuat
kejahatan.

Kita Kita yang dikasihi oleh Tuhan . Ada hal yang sangat penting untuk kita lakukan ketika tiba di rumah nanti,
yakni tanyakanla pertanyaan yang diajukan Allah kepada Adam dan Kain yang sudah berbuat dosa

 Perhatikanlah pertanyaan pertanyaan Allah kepada Adam Sebelum Allah memberikan penghakimanNya,
kalimat apakah yang di ucapkan Allah kepada manusia yang memberontak?

Kalimat yang diajukan Allah adalah kalimat  kalimat pertanyaan :

” Dimanakah engkau?” (Kej 3:9)

“Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah
pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Gen 3:11

“Apakah yang telah kauperbuat ini?” (Kej 3:13)

Ini sama halnya yang terjadi kemudian ketika Kain membunuh Habel. Sebelum Allah menjatuhkan
penghakiman kepada Kain, Dia bertanya kepada Kain

 “Di mana Habel, adikmu itu?”  (Kej 4: 9)

“Apakah yang telah kauperbuat ini?  (Kej 4: 10)

Tanyakalah pertanyaan ini kepada diri kita :

Dimanakah saya? Dimana posisi kerohanian saya?

Apakah yang telah kuperbuat ini?

Apakah yang telah kuperbuat ini?

Pertanyaan –pertanyaan ini akan menolong kita untuk menjelaskan kepada Tuhan dimana posisi kerohanianmu
dan dosa dosa apa yang kita sudah perbuat. Serta bagaimana kita memakai hidupmu selama ini. Ini akan
menolong kita memperbaharui kembali hIdup  kita dengan Tuhan di tahun 2016 ini.

Anda mungkin juga menyukai