• atau kita diselamatkan oleh kasih karunia + UPAYA kita (menjadi saleh itu
tadi) sehingga kita diharuskan hidup saleh?
Kristus sudah mati bagi kita sebelum kita mengenal Dia. Tidak ada usaha apa
pun (baik amal maupun ibadah) dari kita yang bisa mewujudkan
keselamatan kita.
Yohanes 3:16 mencatat:“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal itu supaya setiap
orang yang percaya dalam Dia tidak binasa,melainkan beroleh hidup yang
kekal.” Sampai di sini tentu semua orang Kristen setuju.
NAH, SEKARANG KITA DATANG KE TEMA KONTROVERSI KITA.
Jika kita diselamatkan oleh kasih karunia Tuhan, lalu mengapa di Alkitab ada
banyak ayat yang mengatakan kita harus begini, harus begitu, tidak boleh
begini, tidak boleh begitu? Jika kita sudah diselamatkan bukan karena
perbuatan kita, mengapa setelah itu kita masih punya kewajiban berbuat
macam-macam? Kita kan sudah diselamatkan! Berarti apa pun perbuatan
kita, itu tidak mempengaruhi keselamatan kita, bukan? Kita toh tidak
diselamatkan karena perbuatan kita? Orang paling benci dengan kewajiban.
Kalau bicara hak pasti diperjuangkan, jangan sampai haknya tidak diperoleh.
Tapi kalau bicara kewajiban, banyak orang alergi. Kalau bisa itu tidak usah
disinggung saja.
Dan sifat tidak menyukai kewajiban inilah yang membuat banyak orang
Kristen memilih konsep “SEKALI SELAMAT SELAMANYA SELAMAT”,
maksudnya perbuatan kita tidak mempengaruhi keselamatan kita.
Penebusan Tuhan Yesus telah membebaskan kita dari segalanya. Perbuatan
kita tidak akan menghapus keselamatan kita karena keselamatan itu tadinya
tidak diberikan berdasarkan perbuatan kita. Dan sebagian besar masyarakat
Kristen menganut faham ini. Gereja-gereja yang mengajarkan konsep “sekali
selamat selamanya selamat” itu sangat populer dan memiliki jumlah jemaat
yang besar. “Bersukacitalah, karena sudah diselamatkan, Surga itu kepastian.
Semua orang yang sudah mengakui Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan
Tuhan, sudah pasti selamat, otomatis masuk Surga.” Itu motto mereka.
Sangat jelas ayat ini berkata apa? “PENGHAKIMAN ITU DIMULAI PADA KITA”.
Siapa “KITA” di sini?
Siapa yang menulis ayat ini? Petrus. Siapa Petrus? Orang atheis? Penyembah
berhala? Bukan. Petrus adalah murid Yesus, orang Kristen, seorang rasul,
murid Yesus angkatan pertama. Jadi bila Petrus berkata “KITA” siapa yang
dimaksud olehnya? Orang atheis? Orang-orang beragama lain? Bukan! “KITA”
adalah orang-orang Kristen yang sama dengan Petrus, orang-orang yang
mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat!
Jadi apakah orang-orang Kristen MASIH PERLU DIHAKIMI? Jelas ayat ini
berkata, justru penghakiman itu dimulai dari orang-orang Kristen!
B I S A S E K A L I !!!
Perbuatan kita yang menentukan apakah kita akan dibawa ke Surga atau
apakah kita akan ditinggalkan mati di dunia. Jadi, bila ada yang mengatakan
“sekali selamat selamanya selamat”, sadarilah, itu bukan ajaran Tuhan, itu
ajaran musuh Tuhan yang sengaja menjebak manusia supaya mereka
nantinya gagal selamat semua. Banyak orang Kristen menganggap karena
mereka sudah Kristen berarti pasti selamat, ternyata tidak begitu ketentuan
Tuhan, mereka telah tertipu. Selama ini mereka sudah tidak hidup sesuai
perintah Tuhan karena menganggap mereka sudah diselamatkan dan
mereka tidak dihakimi, pada akhir zaman mereka baru sadar bahwa mereka
gagal dibawa ke Surga. Pada saat itu sudah terlambat untuk mau mematuhi
perintah Tuhan.
• Umpama kita ini domba-domba ya. Orang Kristen kan sering dilambangkan
oleh domba. Kita ini tadinya domba-domba liar, hidup liar, tersebar di mana-
mana, pemilik domba-domba itu (yaitu Setan) memberi kebebasan semua
dombanya untuk hidup sesuka hati. Setan tidak punya hukum, tidak punya
peraturan, ikut Setan tidak ada larangan apa pun. Bebas semaunya boleh.
Enak, kan?
• Domba-domba yang dibiarkan liar sesukanya ini tentu saja tidak tahu
bahwa sebenarnya mereka sedang digiring kepada kebinasaan.
• Seorang Gembala yang baik melihat domba-domba yang bakal binasa itu,
lalu mau menyelamatkan mereka. Dia beli semua domba itu dari pemiliknya.
Dia bayar dengan harga yang sangat mahal. Dan semua domba itu pun
menjadi miliknya.
• Tapi tidak semua domba mau datang kepada Gembala yang telah membeli
mereka. Banyak yang memilih tetap hidup bebas dan liar karena sudah
terbiasa hidup demikian.
• Gembala ini tidak memaksa supaya semua domba yang sudah dibelinya
harus mau mengikutinya. Hanya domba-domba yang datang kepadanya
yang dihampirinya.
• Hingga tiba di tempat Gembala. Jadi domba itu tiba di tempat Gembala
100% adalah jasa Sang Gembala. Domba itu tidak berbuat apa-apa sama
sekali.
Jadi kapan domba ini memiliki kewajiban patuh kepada Gembalanya? Ketika
dia SUDAH dibawa masuk ke kandang milik Gembala. Sebelum itu dia tidak
punya kewajiban untuk patuh karena Gembala itu bukan tuannya. Tapi
sekarang, Gembala itu menjadi tuannya, maka domba itu harus patuh
kepada tuannya.
Sekarang, susah tidak buat domba yang tadinya liar, hidup sesukanya untuk
berubah dan hidup menurut perintah Gembalanya? Susah, pada awalnya.
Semua perubahan itu susah. Begitu juga kita. Yang tadinya hidup sesuka
hati, makan sesuka hati, berbuat sesuka hati, sekarang harus belajar tunduk
pada perintah Tuhan. Susah.
Seperti domba liar itu sudah mau dibawa pulang, kita juga sudah mau
diselamatkan, maka langkah selanjutnya, kita perlu mau dididik dan dilatih
oleh Gembala kita untuk mematuhi perintah-perintahNya. Supaya apa?
Supaya kita diidentifikasi sebagai milikNya.
Jadi sekali lagi, sebelum domba itu dibawa pulang ke kandang Gembala, dia
tidak usah berbuat apa-apa, cukup asal dia mau saja digendong Sang
Gembala. Semuanya dilakukan oleh Sang Gembala.
Begitu juga kita. Sebelum kita diselamatkan, kita tidak usah berbuat apa-apa.
Semuanya sudah dilakukan oleh Tuhan bagi kita. Kita tinggal mau
menerimanya saja.
Tetapi setelah domba itu dibawa ke kandang Sang Gembala, maka domba itu
harus berbuat sesuatu untuk kelangsungan hidupnya di sana.
Begitu juga kita. Setelah kita masuk ke kandang Yesus Kristus, kita harus
“bertekun” dan “memastikan” kita tetap ada di sana, kita harus “bertekun”
dan “memastikan” bahwa panggilan kita dan terpilihnya kita itu tidak
berakhir cuma-cuma, melainkan akan bertahan terus hingga kita tiba di
“Kerajaan kekal milik Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.”
Marilah kita bersama-sama “bertekun” dan “memastikan” kita akan tiba di
“Kerajaan kekal milik Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.”Amin.