1. Penyambutan Mempelai
Imam:
Kedua mempelai, Keluarga dan saudara-saudari yang terkasih;
Saya mengucapkan selamat datang dalam Upacara Perkawinan
Waldus dan Gunda. Gereja menyambut saudara-saudari
dengan gembira dalam perayaan cinta kasih ini.
2. Penyerahan Mempelai
Wakil Keluarga:
Bapak Pastor yang kami hormati, seluruh keluarga kedua
mempelai ini, menghantar Wolfhardus Kosat dan Radegunda
Bano yang sepakat untuk memasuki hidup perkawinan; kami
mohon, semoga Bapak Pastor berkenan meneguhkan
perkawinan mereka sesuai ajaran dan tata perayaan Gereja
Katolik.
Imam :
Terimakasih atas permintaan dan kepercayaan keluarga kepada
saya selalu Pejabat Gereja untuk meresmikan dan meneguhka n
perkawinan putera dan puteri saudara. Marilh kita menghadap
Tuhan dengan hati yang suci dan saya akan mereciki kalian
semua dengan air suci; semoga Allah memberi rahmat dan
berkat-Nya, agar saudara-saudari menghadap-Nya dengan hati
yang suci...(direciki dengan air berkat...)
Umat : Amin.
3
II. LITURGI SABDA
1. BACAAN I : 1 Kor.13: 1 – 13.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di
Korintus
Kasih
13:1 Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa
manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai
kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang
yang gemerincing. 13:2 Sekalipun aku mempunyai karunia
untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan
memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki
iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika
aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. 13:3
Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada
padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika
aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya
bagiku. 13:4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak
cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. 13:5 Ia
tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari
keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan
kesalahan orang lain. 13:6 Ia tidak bersukacita karena
ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. 13:7 Ia menutupi segala
sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu,
sabar menanggung segala sesuatu. 13:8 Kasih tidak
berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti;
pengetahuan akan lenyap. 13:9 Sebab pengetahuan kita tidak
lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. 13:10 Tetapi jika yang
sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
13:11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-
kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti
4
kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku
meninggalkan sifat kanak-kanak itu. 13:12 Karena sekarang kita
melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi
nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya
mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan
mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. 13:13
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan
kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
2. Mazmur Tanggapan
3. Bait Pengantar Injil
Lektor: Alleluia ………………..
“Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di
dalam Kasih-Ku, seperti aku menuruti perintah Bapa-Ku dan
tinggal di dalam Kasih-Nya.
Alleluia ………………..
6
5. Homili
KASIH AMPUN
1Kor.13:1-13. Mat.18:21-35
Agak mudah menarik garis penghubung antara pertemuan
beberapa tahun silam dan peristiwa hari ini. Kita tidak tahu siapa
yang duluan berdebar & melirik, serta siapa yang duluan berkata:
“maukah kau menikah denganku.” Kita juga bukan saksi. Hanya
keduanya, bersama Tuhan yang tahu. Tapi kita boleh yakin bahwa
garis yang menghubungkan keduanya adalah: Garis IMAN,
HARAPAN dan KASIH. Terbukti, I.. H.. K yang tumbuh pada
saat jumpa pertama sampai saat keduanya ada di depan altar Tuhan
ini masih tetap berkobar. Dan saya yakin model cinta yang mereka
bangun mudah-mudahan sama atau mendekati “Cinta Kristus yang
tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-
lamanya.”(bdk.Ibr.13:8).
Mempelai berdua yang bahagia, izinkan saya mengajukan
beberapa pertanyaan sederhana & ringan sbb:
1. Siapa yang duluan memulai hubungan ini..?
2. Siapa yang pertama mengatakan kita menikah ?
3. Waldus, Gunda orang I atau orang kesekian...?
4. Gunda, Waldus orang ke berapa..?
5. Apa kalian berdua berbahagia untuk saling memiliki?
6. Selain Kasih, apakah kalian saling PERCAYA..?
Saudaraku...., kalian masih hidup sebagai manusia dan bukan
malaikat. Tapi dari dialog singkat tadi saya ingin menarik
perhatian saudara-saudari pada pertanyaan ke-6 tadi. Bahwa
meskipun anda tidak sempurna, namun apabila ada
kepercayaan antar pasangan, maka anda akan kuat untuk
bertahan dalam duka dan kecemasan, kegembiraan dan
7
harapan dalam mengarungi lautan cinta sbg suami dan istri
Katolik yang beriman dan bermartabat.
Ada 3 hal harus ada dalam sebuah Keluarga: Rumah, Beras dan
Kepercayaan. Boleh tidak ada rumah, boleh tidak ada beras,
tetapi Kepercayaan antar pasuti & anak harus ada! Jika lenyap,
Keluarga akan hancur: karena anda akan saling
menghancurkan.
Saudaraku terkasih...., faktor utama setiap pasangan katolik
bertahan hidup bersama sampai maut memisahkan, karena ada
Tuhan Yesus dalam Sakramen Perkawinan yang
menyatukanmu dan mengangkatmu menjadi lambang
hubungan-Nya dengan Gereja. Maka, apa yang telah
dipersatukan Tuhan, tidak boleh diceraikan manusia! (sebut
1..2..,contoh)
Jika Tuhan Yesus ada dalam perkawinanmu, maka pasti ada
KASIH. Santo Paulus dalam Bacaan I tadi menjelaskan apa itu
KASIH dengan begitu tuntas dan indah: Madah Kasih.
Ada 2 hal menarik dari Madah Kasih ini:
1. Jika tidak ada Kasih, diri kita ibarat : Gong yang
berkumandang, canang yang gemerincing, tidak berguna,
dan tidak berfaedah.
2. KASIH itu : Sabar, Murah hati, tidak cemburu, tidak
memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan yang
tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak
pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang, Kasih
menutupi segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu,
sabar menanggung segala sesuatu, tak berkesudahan..dst
8
Kita renungkan beberapa point soal KASIH.
1. Kesabaran – Sabar : orang yang sabar akan merasa sakit,
namun rasa sakit itu akan berbuah kedamaian. Ibu-ibu yang
sabar – akan merasa bahwa surga sungguh ada ditelapak
kakinya. Ibu-ibu yang kurang sabar, surga tetap ada di
telapak kakinya, tapi neraka ada di ujung bibirnya.
2. Kemurahan hati – searti dengan semangat berbagi dalam
keadaan berkelimpahan atau kekurangan. Tidak pelit, baik
hati, pengasih dan penyayang. Pasutri yang murah hati, masa
tuanya pasti bahagia, karena dikelilingi anak-cucu.
3. Tidak memegahkan diri – saya sering menyaksikan pasutri
yang tampil beda. Istri tampil seperti tokoh emas berjalan,
wajahnya seperti labu lilin, suami tampil seperti pajangan
rombengan. Nah...., ketika melihat pasutri yang seragam, sama-
sama pake kalung emas, cincin emas...dstnya, saya kagum, tapi
istri selalu lebih.....
4. Menyimpan kesalahan, menutup aib – kalo saling mengasihi,
janganlah ceritakan kesalahan pasanganmu kepada
tetanggamu...simpan dan tutup rapat-rapat dalam hati dan
merenungkannya. Mengapa itu terjadi...? Sta.Maria..
5. Mengharapkan & menanggung segala sesuatu - pasanganmu
adalah tumpuan harapanmu, tetapi beban pasanganmu, juga
harus menjadi bebanmu. Kaisa makam mak nan ho derita
kum....!
Saudara terkasih...., Allah yang menyatukanmu, kasih-Nya
kekal abadi. Allah akan terus menyalakan api cinta-Nya
dalam hidupmu sebagai pasutri. Namun sebagai manusia,
sering kita memadamkan Kasih Allah itu, maka setiap saat
kehidupanmu sebagai pasutri butuh PENGAMPUNAN.
Pengampunan merupakan wujud kasih yang paling nyata.
Pengampunan: salah satu bukti Iman sejati akan Allah yang
9
maharahim dan mahamurah, karena itu tindakan pengampunan
harus tanpa batas, sampai menghasilkan rekonsiliasi. Paus
Alexander: berbuat salah itu manusiawi,tai mengampuni itu ilahi.
Kita butuh pengampunan dari Allah, tetapi juga pengampunan dari
sesama. Sebagai pasutri, saya yakin anda tidak mampu mengingat
dan menghitung pengampunan yang telah diberikan kepada
pasanganmu. Dan itu tentu sangat mulia. Pasangan yang suka
menghitung kesalahan, bahkan pengampunan yang telah diberikan
menurut saya, dia bukan anak Allah. Karena dia pasti merencanakan
pembalasan yang setimpal dan merencanakan pengadilan untuk
pasangannya.
10
2. Doa Restu Orangtua : (Salah satu mewakili)
YA Allah Bapa yang mahakasih, kami bersyukur kepada-
Mu karena Engkau telah menganugerahkan dan
mempercayakan kepada kami putera – puteri-Mu ini.
Mereka adalah bukti kasih dan kebaikan-Mu. Kami telah
berusaha dengan segenap hati membesarkan, mendidik,
membimbing dan mendampingi mereka. Kini mereka telah
dewasa dan hendak membangun rumah tangga sendiri.
Maka dengan rela dan iklas hati kami menyerahkan mereka
kepada-Mu untuk memberkati dan menyucikan
perkawinan mereka. Jauhkanlah dari mereka segala
sesuatu yang menghalangi cinta mereka: teristimewa di
saat-saat sulit yang menantang keutuhan hidup rumah
tangga mereka; semoga Engkau selalu bersama mereka
dalam membangun hidup keluarga sesuai kehendak-Mu.
Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, kini dan
sepanjang segala masa. Amin.
11
Imam : Wolfhardus dan Radegunda, Sungguhkah kalian
berdua dengan hati bebas dan tulus ikhlas hendak
meresmikan perkawinan ini?
Mempelai : YA, sungguh.
Imam : Selama menjalankan perkawinan nanti,
bersediakah kalian untuk saling mengasihi dan
saling menghormati sepanjang hidup?
Mempelai : YA, kami bersedia.
4. Kesepakatan Perkawinan:
Imam :
Untuk mengikrarkan Perkawinan Suci ini, saya persilakan
kalian berdua saling berhadapan, saling berjabat tangan
kanan dan meletakkannya di atas Kitab Suci serta
menyatakan kesepakatan kalian di hadapan Allah dan
Gereja-Nya.
(Mengucapkan janji secara bergantian dimulai dari mempelai
laki-laki).
Mempelai Laki-laki:
Saya, WOLFHARDUS KOSAT, dengan tulus ikhlas
memilih engkau RADEGUNDA BANO menjadi istri saya.
Saya berjanji untuk setia dan mengabdikan diri kepadamu
dalam untung dan malang; diwaktu sehat dan sakit. Saya
12
mau mengasihi dan menghormati engkau sepanjang hidup
saya. Demikianlah janji saya demi Allah dan Injil Suci ini.
Mempelai Wanita:
Saya, RADEGUNDA BANO dengan tulus ikhlas memilih
engkau WOLFHARDUS KOSAT menjadi suami saya. Saya
berjanji untuk setia dan mengabdikan diri kepadamu
dalam untung dan malang; diwaktu sehat dan sakit. Saya
mau mengasihi dan menghormati engkau sepanjang hidup
saya. Demikianlah janji saya demi Allah dan Injil Suci ini.
13
6. Ritus Pelengkap
1. Pemberkatan dan Pengenaan Cincin :
Imam : Ya Allah, sumber kesetiaan, berkatilah (+) kedua
cincin ini, supaya menjadi lambang cinta dan kesetiaan
bagi suami-istri ini; semoga mereka selalu tinggal
dalam damai dan hidup menurut kehendak-Mu. Demi
Kristus, Tuhan dan pengantara kami. (cincin direciki
dengan air berkat).
Umat : Amin.
Mempelai Laki-laki :
Radegunda Bano terimalah cincin ini sebagai lambang
cinta dan kesetiaanku kepadamu. Dalam nama Bapa dan
Putera dan Roh Kudus.
Mempelai Wanita :
Wolfhardus Kosat terimalah cincin ini sebagai
lambang cinta dan kesetiaanku kepadamu. Dalam nama
Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
14
2. Pemberkatan Sarana Rohani :
Imam : Ya Allah, berkatilah Kitab Suci ini (+) agar dapat
dipergunakan oleh keluarga baru ini sebagai sumber
pengharapan dan penghiburan serta kekuatan yang mampu
membangkitkan cinta kasih sejati. Berkatilah Salib (+) ini
agar menjadi tanda kehadiran-Mu di tengah keluarga ini dan
memberikan dorongan untuk selalu siap berkorban demi
kebahagiaan pasangannya. Berkati pula Rosario ini (+) agar
menjadi tanda perlindungan Bunda Maria bagi keluarga baru
ini. Demi Kristus, pengantara kami. (Direciki dengan air
berkat)
Umat : Amin
7. Doa Umat :
15
Imam : Saudara – saudari terkasih, Tuhan telah berkenan
menyempurnakan dan menguduskan cinta kasih
Waldus dan Gunda, maka sambil menyenangkan
anugerah kebaikan dan cinta istimewa yang telah
mereka terima, marilah kita menyerahkan mereka
kepada Tuhan melalui doa-doa permohonan kita :
Lektor
1. Semoga mereka yang dipersatukan dalam perkawinan suci
ini, membangun hidup keluarga dengan semangat cinta kasih
dan damai, sehingga rahmat Kristus selalu bersinar dalam
rumah tangga mereka. Marilah kita mohon.................
18
Engkau telah menguduskan ikatan suami-istri ini dan
mengangkat perjanjian nikah menjadi lambang persatuan
Kristus dan Gereja-Nya.
19
9. Salam Damai
Imam : Damai Tuhan bersamamu
Umat : Dan bersama rohmu.
V. RITUS PENUTUP
1. Doa Kepada Bunda Maria : oleh
mempelai.
Ya Bunda Maria, Bunda tersuci yang penuh cinta kasih,
puji dan syukur kami panjatkan kepadamu pada hari yang
indah ini. Hari dimana kami berdua merasakan kebahagiaan
yang istimewa, karena kami berdua telah mengucapkan
janji setia dalam Sakramen Perkawinan yang kudus. Kami
percaya ya Bunda, apa yang terjadi hari ini adalah
20
kehendak Bapa di surga yang menaruh kasih-Nya kepada
kami.
21
dan kenalan, dan hidup damai sejati dengan
semua orang.
Umat : Amin
22
23
24
25
26