Anda di halaman 1dari 11

IBADAH SABDA

HARI MINGGU BIASA XXX TAHUN C


MINGGU, 23 OKTOBER 2022
MINGGU MISI
01. TANDA SALIB DAN SALAM
P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.U
: Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih
Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
02. KATA PEMBUKA
P : Hari ini kita merayakan Minggu Ketigapuluh dalam
Masa Biasa. Kita juga merayakan Hari Minggu Misi
Sedunia yang ke-96. Paus Fransiskus mengajak kita
untuk merenungkan bersama kata-kata Yesus
kepada para rasul, “Kamu akan menjadi saksi-Ku…
sampai ke ujung dunia!”(Kis. 1:8). Kita semua
adalah saksi itu. Setiap orang Kristiani dipanggil
untuk menjadi saksi Kristus.
Bacaan-bacaan suci mengajak kita untuk
mernungkan kebaikan Tuhan yang memperhatikan
orang-orang kecil dan yang berharap kepada-Nya.
Kitab Sirakh dalam bacaan pertama mengatakan
dengan jelas bahwa Tuhan mendengar jeritan doa
orang yang susah.
Rasul Paulus dalam bacaan kedua juga menyadari
bahwa Tuhan selalu bersama-Nya sehingga ia bisa
bertahan dalam setiap penderitaan. Ia telah
mencapai garis akhir perjuangan dan ia mengharap-
kan agar kita semua juga bertahan dalam iman kita.
Dalam bacaan Injil, kita diajak untuk tidak sombong.
Melalui perumpamaan orang Farisi dan pemungut
cukai yang berdoa, kita diharapkan untuk tetap
rendah hati dalam hidup kita. [hening sejenak]
03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN
P : Marilah kita mengakui bahwa kita berdosa terutama
karena kita meragukan kehadiran Tuhan dalam
hidup kita. Kita mohon pengampunan agar hati kita
menjadi layak untuk perayaan Sabda ini.
U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan
kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa,
dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan
dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya
sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon
kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat
dan orang kudus dan kepada saudara sekalian,
supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P : (dengan tangan terkatup) Semoga Allah memandang dan
memperhatikan kita. Semoga Ia menunjukkan
kerelaan hati-Nya serta memberikan pengampunan
dosa dan damai sejahtera kepada kita.
U : Amin.

04. MENYANYIKAN LAGU KEMULIAAN


[Dianjurkan untuk memakai Madah Kemuliaan di bawah ini]
P : Kemuliaan kepada Allah di surga U
: dan damai di bumi
kepada orang yang berkenan pada-Nya.
P : Kami memuji Dikau,
U : Kami meluhurkan Dikau. P
: Kami menyembah Dikau, U :
Kami memuliakan Dikau.
P : Kami bersyukur kepada-Mu,
karena kemuliaan-Mu yang besar.
U : Ya Tuhan Allah, raja surgawi,
Allah Bapa yang Mahakuasa.
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Putera yang tunggal.
U : Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putera Bapa.P
: Engkau yang menghapus dosa dunia,
kasihanilah kami.
U : Engkau yang menghapus dosa dunia,
kabulkanlah doa kami.
P : Engkau yang duduk di sisi Bapa,
kasihanilah kami.
U : Karena hanya Engkaulah kudus.P
: Hanya Engkaulah Tuhan.
U : Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus.P
: bersama dengan Roh Kudus,
U : dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.
05. DOA PEMBUKA
P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak]
Allah yang kekal dan kuasa,kami bersyukur atas karya
agung keselamatan atas diri kami yang terjadi dalam
dan melalui Yesus Kristus, Putra-Mu. Semoga kami
selalu membaharui diri kami dan mendekatkan diri
kami kepada-Mu agar kami dapat menciptakan
Kerajaan-Mu di dunia ini dan turut serta dalam
kebahagiaan kekal bersama-Mu kelak.
Demi Kristus, Tuhan kami dan Pengantara kami, yang
hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau, dalam
persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang
segala masa.
U : Amin.

07. BACAAN PERTAMA (Sir. 35:12-14,16-18) L


: Bacaan dari Kitab Sirakh
Tuhan adalah Hakim, yang tidak memihak. Ia tidak
memihak dalam perkara orang miskin, tetapi doa
orang yang terjepit didengarkan-Nya. Jeritan yatim
piatu tidak diabaikan-Nya, ataupun jeritan janda
yang mencurahkan permohonannya. Tuhan berke-
nan kepada siapa yang dengan sebulat hatiberbakti
kepada-Nya, dan doanya naik sampai ke awan. Doa
orang miskin menembusi awan, dan ia tidak akan
terhibur sampai mencapai tujuannya. Ia tidak
berhenti hingga Yang Mahatinggi memandang- nya,
dan memberikan hak kepada orang benar dan
menjalankan pengadilan.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
08. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPANRefren
(Mzm. 34:7a)
Orang yang tertindas berseru,
dan Tuhan mendengarkan.

Mzm. 34:2-3,17-18,19,23
Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu;
puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku.
Karena TUHAN jiwaku bermegah;
biarlah orang-orang yang rendah hati
mendengarnya dan bersukacita.
(Refren)

Apabila orang-orang benar itu berseru-seru,


maka TUHAN mendengar,
dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya.
TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati,dan
Ia menyelamatkan orang-orang
yang remuk jiwanya.
(Refren)

Kemalangan orang benar banyak,


tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu.
TUHAN membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan
semua orang yang berlindung pada-Nya tidak
akan menanggung hukuman.
(Refren)
09. BACAAN KEDUA (2Tim. 4:6-8,16-18)
L : Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada
Timotius.
Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan
sebagai persembahan dan saat kematianku sudah
dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang
baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah
memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku
mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan
kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-
Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga
kepada semua orang yang merindukan kedatangan-
Nya.
Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak
seorangpun yang membantu aku, semuanya
meninggalkan aku kiranya hal itu jangan
ditanggungkan atas mereka, tetapi Tuhan telah
mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya
dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan
sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi
mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari
mulut singa. Dan Tuhan akan melepaskan aku dari
setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan
aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di
sorga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya!
Amin.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
10. ALLELUIA (2Kor. 5:19) P
: Alleluia
U : Alleluia
P : Dalam Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diri-
Nya, * dan mempercayakan bereita pendamaian itu
kepada kami.
U : Alleluia
11. INJIL (Luk. 18:9-14)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil
Yesus Kristus menurut Lukas.
Kepada beberapa orang yang menganggap dirinya
benar dan memandang rendah semua orang lain,
Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Ada dua
orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang
seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut
cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam
hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur
kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua
orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim,
bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut
cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku
memberikan sepersepuluh dari segala peng-
hasilanku.
Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan
ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia
memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku
orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini
pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan
Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa
meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barang
siapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
P : Demikianlah Injil Tuhan. U
: Terpujilah Kristus.
[Bisa menyanyikan sebuah lagu singkat yang cocok]

12. RENUNGAN SINGKAT


Kita barusan mendengarkan Injil yang berbicara
tentang kerendahan hati. Yesus menjelaskannya
dengan memakai perumpamaan dengan dua tokoh
yang dihadirkan yaitu orang Farisi dan Pemungut
Cukai.
Pertama, Orang Farisi adalah kelompok orang yang
berusaha untuk menjalankan Hukum Taurat secara
utuh dan sempurna. Mereka menjalankannya dengan
konsekuen. Mereka juga berusaha untuk meminta
orang lain untuk menjalankan Hukum Taurat dengan
setia. Tidak jarang mereka bentrok dengan Yesus,
karena Yesus lebih mengutamakan inti dari Hukum
Taurat yaitu cinta kasih dan bukan pelaksanaan buta
atas hukum.
Karena itu, kita dapa mengerti bahwa ketika berada di
hadapan Tuhan, orang Farisi itu melaporkan aktivitas
rohaninya. Ia menghitung semua kegiatan yang
dilakukannya. Semuanya berjalan sempurna. Berdoa
dengan setia, amal dengan baik, dan berpuasa
dengan tetap. Namun, Yesus mengecam sikapnya ini.
Yang dipersoalkan bukanlah ketaatan terhadap
hukum tetapi kesombongannya. Dia membanding-
bandingkannya dengan perampok, pezinah, pemungut
cukai dan sebagainya.
Dari sini kita belajar untuk bersikap rendah hati. Kita
melaksanakan kegiatan rohani kita bukan pertama-
tama untuk menciptakan perlombaan dengan
sesama. Kita melakukannya karena kecintaan kita
kepada Tuhan. Kegiatan rohani itu dimaksudkan
untuk mendekatkan kita dengan sesama dan dengan
Tuhan. Kesombongan rohani akan membuat orang
lain jauh dari Tuhan dan sesama.
Kedua, Pemungut cukai adalah orang yang bertugas
memungut pajak untuk pemerintahan Roma.
Kelompok ini dianggap sebagai pendosa dan
pengkhianat karena ia dianggap bekerja untuk para
penjajah. Ia tidak digaji oleh Roma. Ia hanya bisa
memperoleh untung dari kelebihan pemungutan
pajak. Karena itu, mereka juga dianggap sebagai
perampok. Mereka dipandang rendah.
Inilah yang melatarbelakangi pemungut cukai untuk
berdiri jauh-jauh. Ia merasa tidak layak di hadapan
Tuhan karena ia berdosa. Doanya juga
mengungkapkan penyesalan dan memohonkan
ampun berlimpah. Doa ini berangkat dari kedalaman
hati yang menyadari kedosaan dan ketaklayakan
hidup di hadapan Tuhan. Ia tahu, hanya Tuhan yang
bisa menolongnya.
Dari kisah pemungut cukai ini kita belajar untuk selalu
membaharui diri kita dan memohonkan pengam-
punan dari Tuhan. Kita tidak bisa membenarkan diri
kita di hadapan Tuhan, karena kita manusia berdosa.
Pengampunan akan diperoleh kalau orang mengakui
kesalahannya dan memohonkan pengampunan.
Tuhan tahu isi hati dan tingkah laku kita. Kita tidak
perlu menyembunyikan dosa kita daripada-Nya.
Yang bisa kita buat adalah dengan rendah hati
mengakui kita bersalah dan memohonkan pengam-
punan daripada-Nya. SIkap ini juga akan membantu
kita mengevaluasi hidup kita dan membangun hidup
yang lebih baik. Semoga Tuhan membantu kita
membangun hidup yang semakin baik.
13. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan
mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada
Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku
percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..

14. DOA UMAT


P : Saudara-saudari terkasih, sebagai anggota tubuh
mistik Kristus, kita masing-masing diberi bakat dan
talenta untuk kepentingan bersama, maka marilah
memanjatkan doa-doa ini..
P : Bagi Sri Paus, para Uskup dan para imam. Semoga
para pemimpin Gereja sebagai pilihan Allah dapat
menjadi tanda kehadiran-Nya yang penuh belas
kasih di tengah umat manusia. Marilah kita
mohon….
P : Bagi para pejabat pemerintahan. Semoga Allah Bapa
membimbing mereka agar dalam proses
pembangunan demi kesejahteraan masyarakat,
tidak menyalahgunakan kuasa dan harta benda
untuk kepentingan diri sendiri dan kelompok.
Marilah kita mohon….
P : Bagi orang-orang yang kurang mendapat perhatian
dalam masyarakat. Semoga mereka dikuatkan oleh
kehadiran sesama umat paroki atau stasi atau
lingkungan yang tela mendampingi, membantu dan
memberi kepercayaan dalam hal-hal yang dapat
mereka kerjakan. Marilah kita mohon….
P : Bagi kita semua. Semoga hati kita terbuka untuk
membangn kerja sama yang baik dan memohon
pendampingan Bapa agar tidak dikecewakan oleh
sikap-sikap sesama yang kurang mendukung.
Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan
permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Allah Bapa yang mahabijaksana, kami sangat
mengharapkan bantuan-Mu dalam segala usaha
untuk membangun hidup berparoki atau stasi yang
baik. Semuanya ini kami mohon kepada-Mu dengan
pengantaraan Kristus Tuhan kami.
U : Amin
15. DOA PUJIAN
P : Saudara-saudari yang terkasih, Allah begitu baik
kepada kita, umat-Nya. Dalam kebaikan-Nya itu, Ia
selalu membimbing kita dalam segala tingkah dan
perbuatan kita. Maka marilah kita memuji Dia:
Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau. U
: Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Allah yang maha pengasih dan penyayang,
Engkaulah penyelenggara segala hal-ikhwal hidup
kami. Dalam kebaikan-Mu yang tak terhingga,
Engkau menciptakan kami dan menganugerahi
kami kehidupan. Maka kami memuji Engkau:
U : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Bapa, amat besarlah cinta-Mu kepada kami. Ketika
dalam perjalanan hidup ini kami jatuh, Engkau
menyelamatkan kami. Bahkan Putra-Mu yang
tunggal Engkau serahkan untuk kami. Maka kami
memuji Engkau:
U : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Dan seperti belum cukuplah kebaikan-Mu kepada
kami, Engkau masih mencurahkan Roh Kudus-Mu
untuk menyempurnakan rencana penyelamatan-Mu
dalam diri kami. Maka kami memuji Engkau:
U : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Setiap hari kami Engkau limpahi dengan karunia dan
berkat, sehingga kami dapat menunaikan tugas
sehari-hari, yakni berbakti kepada-Mu dan melayani
sesama lewat karya-karya kami. Maka kami memuji
Engkau:
U : Ya Allah yang kekal, sungguh baiklah Engkau.
P : Maka, ya Bapa, dengan gembira hati, bersama
seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan
Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama
Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor
paroki setempat],, kami melambungkan madah pujian
bagi-Mu dengan bernyanyi:
[menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur]

17A. Cara A: DENGAN KOMUNI


18A. BAPA KAMI Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran
Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami .............
Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.

19A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI


Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya
sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa
dunia.
Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat:
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya.
Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada
saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan
sembuh.
P : Tubuh Kristus. U
: Amin.

17B. Cara B. TANPA KOMUNI


P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni
kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati
kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati
kita masing-masing.
18B. BAPA KAMI Berdiri
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan
oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri
Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa
sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-
Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki
pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami;
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
19B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut
kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih
karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok
anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau
kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).
[hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam
Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari
segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu
dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak
dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi,
datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke
dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telahdatang.
Aku memeluk-Mu dan mempersatukan diriku
sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku
terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing
menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di
sini bersama kita.
Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan
mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
20. MENDOAKAN MAZMUR 23

TUHAN adalah gembalaku,


takkan kekurangan aku.

Ia membaringkan aku
di padang yang berumput hijau,
Ia membimbing aku ke air yang tenang;

Ia menyegarkan jiwaku.
Ia menuntun aku di jalan yang benar
oleh karena nama-Nya.

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,


aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;
gada-Mu dan tongkat-Mu,
itulah yang menghibur aku.

Engkau menyediakan hidangan bagiku,di


hadapan lawanku;
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;pialaku
penuh melimpah.

Kebajikan dan kemurahan belaka akan


mengikuti aku, seumur hidupku;
dan aku akan diam dalam rumah TUHANsepanjang
masa.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus,
seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan
sepanjang segala abad. Amin
21. AMANAT PENGUTUSAN
P : Saudara-saudari, di hadapan Allah yang maha
sempurna, kita semua adalah orang-orang yang
lemah dan berdosa. Kalau ada kebaikan yang kita
terima, hal itu tidak dapat dijadikan alasan untuk
meninggikan diri seolah-olah semuanya itu diperoleh
berkat jasa pribadi saja. Hidup yang benar di mata
Tuhan adalah hidup yang penuh kerendahan hati
dan berusaha untuk selalu memperbaiki kekurangan
yang ada dalam diri sendiri agar lebih pantas hidup
bersama Allah.
Marilah kita kembali ke dalam hidup harian kita dan
menjadi saksi kebaikan Tuhan. Kita saling mendu-
kung satu sama lain agar kita tidak merasa sendirian
dan kita secara bersama-sama mewujudkan
Kerajaan Allah di dunia ini.
22. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa,
Ya Tuhan, kami telah merenungkan bersama
Sabda-Mu yang menjadi tuntunan hidup kami.
Semoga kami sanggup untuk saling menolong agar
hiduplah Sabda-Mu di tengah-tengah kami. Demi
Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
23. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita
menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita
terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.U
: Syukur kepada Allah.
24. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutusU
: Amin.

Anda mungkin juga menyukai