1. Sombong
Dosa pertama yang dilakukan makhluk adalah sombong.
Sifat ini dimiliki iblis dan ditunjukkan disaat Allah swt menyuruhnya untuk bersujud kepada Adam. Iblis
menolak melaksanakan perintah itu dengan memberikan alasan. Ia katakan bahwa ia menolakbersujud
kepada Adam karena Iblis merasa lebih baik dari Adam.
“Saya lebih baik dari dia. Engkau ciptakan saya dari api, sedangkan engkau ciptakan adam dari lumpur”.
Demikian pembelaan iblis kepada Allah. Sejak saat itulah Iblis menjadi makhluk pembangkang, padahal,
sebelumnya ia adalah makhluk yang taat kepada Allah. Sifat sombonglah yang menyebabkan dia akan
menjadi penghuni neraka untuk selamanya.
2. Tamak / Rakus
Sifat ini dimiliki manusia. Adam manusia pertama yang menghuni surga mendapatkan segala yang
diinginkan. Segala kebutuhannya terpenuhi dan segala fasilitas telah tersedia. Beraneka buah dan
makanan yang tersedia diperbolehkan untuk dinikmati, kecuali satu pohon yang tidak boleh didekati.
Ternyata semua kemawahan yang dimiliki Adam tidak membuatnya puas. Ia ingin menikmati semua
yang ada dihadapannya. Larangan untuk mendekati pohon itu malah menambah hasrat untuk
menikmati buahnya. Pada akhirnya buah terlarang itu ia lahap. Petakanpun bermula, Adam terusir dari
surga karena sifat yang dimilikinya.
“Jauhilah tujuh dosa besar, para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apa sajakah dosa-dosa besar itu?”
Nabi bersabda 1. Menyekutukan Allah (Syirik), 2. melakukan sihir, 3. membunuh jiwa yang diharamkan
oleh Allah SWT kecuali dengan cara yang hak, 4. memakan harta riba, 5. makan harta anak yatim, 6
keluar dari medan perang karena takut kepada musuh, 7. menuduh zina kepada wanita mukminat yang
telah bersuami. (HR Bukhari Muslim).
Berdasar pada hadits tersebut, terdapat tujuh dosa besar . Uraiannya secara rinci sebagaimana berikut:
1. Kufur (Kafir)
Dalam Al Qur’an, kafir sangat erat hubungannya antara manusia dengan Allah SWT sebagai sang
pencipta dan hubungannya mayoritas negative. Seperti menolak berhukum dengan hukum Allah SWT
(pelajari Q.S. 5 :44), tidak menjalankan kebaikan atau amal shaleh (pelajari Q.S. 30 : 44), dan
mengingkari karunia Allah SWT (pelajari Q.S. 5 : 44).
Orang yang kafir akan mendapatkan balasan berupa siksaan baik di dunia maupun akhirat (pelajari Q.S.
3 : 56) dan amalnya didunia sia-sia belaka (pelajari Q.S. 2 : 217). Walaupun orang kafir itu berbuat baik
sebaik-baiknya maka tetap dinilai sia-sia belaka alias tidak ada gunanya buat akhirat.
2. Munafiq
Orang yang munafiq memiliki ciri-ciri sebagaimana yang tercantum dalam hadits yang artinya:
“ Tanda-tanda orang munafiq ada tiga yaitu apabila berbicara bohong, apabila berjanji menyelisihi dan
apabila dipercaya berkhianat.” (H.R. Bukhari Muslim)
3. Fasik
Orang fasik adalah orang yang melupakan terhadap Allah SWT sehingga ia meninggalkan kewajiban
dalam beragama Islam. (pelajari Q.S. 59 : 19) dan sikap mental, perilaku, ucapan dan perbuatannya tidak
sesuai dengan peraturan Allah SWT.
4. Syirik
Orang yang berbuat syirik yaitu berupa menyekutukan kepada Allah SWT. Dosa syirik atau musyrik ini
dosa yang berat sehingga Allah SWT tidak mengampuni dosa tersebut sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain
dari syirik itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (Q.S. An Nisa (4) : 48).
5. Membunuh
Membunuh ada dua macam yaitu membunuh terhadap dirinya sendiri (bunuh diri) dan membunuh
terhadap orang lain. Kedua-duanya termasuk dosa besar . Membunuh diri sendiri yang menjadi sasaran
adalah dirinya sendiri seperti gantung diri, minum obat nyamuk, terjun ke jurang dan dengan cara
apapun hukumnya adalah haram dan dosa besar. Firman Allah SWT dalam surat Annisa ayat 29
difirmankan:
artinya: “Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu”. (Q.S. An Nisa (4) : 29).
Sedangkan membunuh orang lain yaitu membunuh dan sasarannya adalah orang lain misalnya factor
dendam, factor persaingan dalam usaha dan lain sebagainya. Yang jelas bunuh membunuh adalah
dilarang oleh Allah SWT . Sebagaimana firman-Nya:
Artinya: “ Dan barang siapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah
Jahannam, kekal ia di dalamnya dan allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab
yang besar baguinya”. (Q.S. An Nisa (4) : 93)
Sabda Rasulullah SAW
Artinya: “ Pertama kali yang akan diadili diantara manusia pada hari kiamat adalah perkara pembunuhan
( HR Bukhari Muslim).
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya zina itu merupakan perbuatan yang keji
dan suatu jalan yang buruk.”(Q.S. Al Isra’ (17) : 32)
Ayat diatas menegaskan bahwa dekat saja dilarang apalagi melakukannya. Zina merupakan perbuatan
yang dilarang oleh Allah SWT. Apabila ada manusia yang melanggar dinilai dosa besar. Yang dimaksud
dengan zina adalah hubungan badan layaknya suami istri tanpa adanya suatu ikatan pernikahan. Orang
yang berzina, apabila masih bujang hukumannya berupa didera atau dicambuk 100 kali dan disingkirkan
selama satu tahun. Sedangkan yang sudah menikah dan masih melakukan zina maka hukumannya
dirajam sampai mati.
Hakikat taubat adalah: Menyesal terhadap apa yang telah terjadi,meninggalkan perbuatan
tersebut saat ini juga, dan ber-azam yang kuat untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut dimasa yang
akan datang.
Kata “taubat” yang sudah menjadi kosa kata bahasa Indonesia berasal dari kata bahasa arab. Didalam
kamus besar bahasa Indonesia, kata “taubat” mengandung dua pengertian. Pertama, taubat berarti
sadar dan menyasali dosanya (perbuatan salah atau jahat) dan berniat akan memperbaiki tingkah laku
dan perbuatannya. Kedua, kata taubat berarti kembali kepada agama (jalan) yang benar. “Bertaubat”
berarti menyadari, menyesali, dan berniat hendak memperbaiki (perbuatan yang salah).
Dalam bahasa Arab kata Taubat, menurut bahasa berasal dari kata (Tâba- Yatûbu-Taubatan)
yang artinya kembali. Orang yang kembali disebut Tâib dan yang kembalinya berulang-ulang dan terus-
menerus disebut Tawwâb. Secara istilah taubat berarti kembali kepada dengan melepaskansegala
ikatan penyimpanganyang pernah dilakukan, kemudian bertekad untuk melaksanakan semua hak-hak
allah swt.
Hakikat taubat adalah: Menyesal terhadap apa yang telah terjadi, meninggalkan perbuatan
tersebut saat ini juga, dan ber-azam yang kuat untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut dimasa yang
akan datang.
Hadist tentang bertaubat.
Artinya : “Dari Abi Burdah dari seorang laki-laki dari sebagian sahabat Muhajirin beliau mengatakan
kami telah mendengar Nabi Muhammad bersabda “Wahai ingatlah manusia, bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah dan mohonlah pengampunan kami sekalian kepada-Nya, maka sesungguhnya
kami bertaubat kepada Allah dan kami mohon pengampunan kepada-Nya pada tiap hari 100 kali atau
lebih”.
Firman Allah SWT
Yang Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-murninya).” (QS. At -Tahrim: 8)
Taubat nashuha ialah kembalinya seorang hamba kepada Allah Ta’ala, tiada sekutu bagi-NYA
dari dosa yang pernah dia lakukan baik karena sengaja atau lupa dengan kembali secara benar, ikhlas,
percaya, dan berhukum dengan ketaatan yang akan menghantarkan hamba tersebut kepada kedudukan
para wali Allah yang bertaqwa serta menjauhkan antara dia dengan jalan-jalan syaitan.
Di antara hal yang memperkuat akan wajibnya taubat nashuha untuk dilakukan secara
berkelanjutan dan secepat mungkin adalah bahwa manusia manapun tidak akan pernah lepas dan tidak
akan selamat dari kekurangan, namun setiap makhluk bertingkat-tingkat dalam kekurangan tersebut
sesuai dengan takdirnya masing-masing, bahkan pada dasarnya mereka pasti memiliki kekurangan.
Sehingga hal tersebut harus ditutupi dengan taubat nashuha. Allah SWT telah menganjurkan untuk
melakukan taubat dan beristighfar, karena hal itu lebih baik daripada gemar melakukan dosa secara
terus-menerus.
Dalam bertaubat, ada tiga tahapan atau tingkatan., tahap pertama yaitu berpaling dari dosa
karena takut kepada Allah SWT. Tahapan seperti ini merupakan tahapan orang mukmin biasa. Kedua
yaitu inabat, yaitu taubat karena ingin mendapat balasan atau pahala dari Allah SWT, Inabat merupakan
tahapan para wali dan yang diridhai Allah SWT. Ketiga yaitu aubat, aubat adalah taubat karena
mematuhi perintah allah SWT, bukan karena menginginkan pahala atau takut kepada Allah SWT. Aubat
merupakan tahapan para nabi dan rasul.
Untuk benar-benar bertaubat, manusia harus berupaya merenung, bertafakur dan beramal
serta menyadari bahwa menjadi orang yang dicintai allah itu merupakan sesuatu yang tidak terhingga
harga dan nilainya. Hanya allahlah yang tahu kegemilangan spiritual dan kesempurnaan sang hamba,
dan apa yang akan menjadi bentuk akhirati dari kecintaan-Nya itu. Dan hanya allah yang tahu
bagaimana perlakuan-Nya terhadap orang-orang yang dicintai-Nya ini.