Anda di halaman 1dari 15

BAB.

XII
HAL-HAL YANG DAPAT MERUSAK IMAN
DAN MANFAAT IMAN

Iman yang merupakan modal dasar setiap muslim, maka hendaklah


memeliharanya dari hal-hal yang merusak iman itu sendiri. Dari sekian banyak
yang dapat merusak iman, diantaranya sebagaimana tersebut dibawah ini, yaitu :

A. Berbuat dosa.
1. Pengertian dosa.
Dosa, adalah perbuatan yang melanggar hukum, baik hukum Tuhan
(agama), hukum adat atau hukum negara. Secara istilah, dosa dipahami sebagai
pelanggaran terhadap hukum agama. Dalam fikih istilah dosa berkaitan dengan
siksa (penderitaan sebagai hukuman) (Ensiklopedi Islam I, 1994, 318 ).
Dosa adalah “kesalahan” akibat perbuatan kejahatan (maksiat), yang
dilakukan seseorang terhadap Allah atau terhadap sesama manusia, yang mana
kejahatan tersebut takut diketahui orang lain. Dosa akan membentuk noda hitam
yang tidak terlihat dan akan bersarang dalam qalbu/hati manusia. Dosa, dapat
menjadi beban pikiran hidup manusia, membuat susah dan gelisah. Banyak
kejahatan pasti banyak dosa. Banyak dosa pasti banyak titik-titik noda hitam pada
qalbu/hati nurani manusia. Akhirnya hatipun hitam dan gelap, tidak mampu
membedakan mana benar dan yang mana salah. “ Semua dosa ibarat racun bagi
hati, serta faktor yang menyebabkannya sakit dan rusak. Dosa itulah yang
membuat hati sakit. Bahaya dosa bagi hati, bagaikan bahaya racun bagi
tubuh.(Syekh Ahmad `arif, 2014,34).
Ibnul Mubarak (filosof muslim), menuturkan :
Aku melihat dosa bisa mematikan hati,
Kecanduan dosa bisa membuat hina,
Senantiasa meninggalkan dosa bisa menyebabkan hati hidup,
Sebaik-baik perkara bagimu ialah meninggalkannya”

207
Imam Ghazali, menyatakan bahwa kejahatan-kejahatan manusia itu
muncul karena ada empat sifat yang melekat pada jiwanya, yaitu :
1. Sifat rububiyah (super egoistis), seperti sifat congkak, bangga diri, senang
dipuji, merasa hebat, merasa abadi, merasa berkuasa dan merasa kaya raya.
2. Sifat syaitaniuah (kesetanan), seperti sifat hasad/dengki, iri hati, penipu,
munafiq, adudomba, .
3. Sifat bahimiyah (kehewanan), seperti keinginan untuk memenuhi kepuasan
perut dan farji/ zina, mencuri, memakan harta anak yatim, dan mengumpul
barang-barang yang tidak berguna untuk memenuhi hawa nafsu yang
serakah.
4. Sifat sabaiyah (kebinatangan), seperti sifat marah-marah, sifat memaki, sifat
pembunuh dan sifat merusak harta orang lain. .
Empat sifat inilah yang membawa manusia ke lembah dosa.” Hendaklah
diketahui bahwa dosa dan maksiat sangat berbahaya. Sudah pasti bahwa
bahayanya terhadap hati itu seperti bahaya racun terhadap badan.
“ Apakah di dunia ini ada kejelekan dan penyakit yang sebabnya bukan dosa
dan maksiat? ( Ibnu Qayyim, 2006, 116)
Apa yang menyebabkan Adam dan Hawa keluar dari Surga, sebuah alam
yang sarat kelezatan dan kenikamatan, kesenangan dan kebahagiaan menuju
alam yang penuh dengan kesakitan, kesedihan dan musibah?
Apa yang menyebabkan Iblis keluar dari kerajaan langit, diusir serta
dilaknat, membuat sisi lahir dan batinnya buruk, sehingga bentuknya
menjadi bentuk yang paling buruk dan menakutkan. Dia menukar kedekatan
kepada Allah dengan kejauhan, menukar rahmat dengan laknat, menukar
keindahan dengan kejelekan, menukar surga dengan neraka, menukar iman
dengan kekufuran. Dia pun semakin hina di hadapan Allah. Di mata Allah
kedududkannya sudah melorot menjadi sangat rendah. Dia pantas mendapat
kemurkaan Allah swt.
Apa yang menyebabkan para penduduk bumi tenggelam sehingga air
pasang sampai di atas puncak gunung? Apa sebab berhembusnya angin kencang
pada kaum `Ad sehingga mereka terhempas dan terbanting kepermukaan bumi

208
laksana tonggak pohon kurma yang roboh, rusak dan berantakan semua yang ada
di atas bumi milik mereka.
Apa yag menyebabkan keluarnya suara melengking yang memekakkan
telinga kaum Tsamud sehingga copot jantung mereka dan pada akhirnya mereka
mati?
Apa yang menyebabkan malaikat mengangkat tanah kaum Luth ke atas
sehingga malaikat bisa mendengar suara lolongan anjing mereka, kemudian
malaikat membalikkannya dan menghempaskannya ke bumi. Tidak hanya itu,
bebatuan yang besar-besar dari langit juga menghujani mereka. Mereka ditimpa
oleh beragam musibah dan siksa yang tidak pernah dialami oleh umat
sebelumnya. Kepada kaum yang melakukan perbuatan sejenis perbuatan mereka
(dosa dan maksiat), akan dikenakan hukuman yang sama.
Apa yang menyebabkan turunnya mendung azab laksana naungan kepada
kaum Syu`aib. Ketika mendung itu tepat di atas mereka tiba-tiba menyambar
lidah-lidah api yang menghanguskan mereka.
Apa yang menyebabkan Fir`aun dan balatentaranya harus tenggelam ke
dalam laut, kemudian ruhnya diangkat menuju neraka Jahannam dan jasadnya
masih tetap tenggelam sementara ruhnya dibakar?
Apa yang menyebabkan tenggelamnya Qarun, rumah, harta dan keluarhanya?
Apa yang menyebabkan generasi sesudah nabi Nuh ditimpa berbagai
siksa, sehingga mereka hancur dan luluh lantak ?
Dalam Musnad Ahmad terdapat hadits riwayat Ummi Salamah yang
berkata bahwa dia mendengar Rasulullah Saw bersabda, (maknanya): Ketika
kemaksiatan sudah menonjol pada umatku, maka Allah akan menimpkan mereka
dengan azab dari sisi-Nya. Lalu aku bertanya! ‘Wahai Rasulullah, bagaimana
kalau diantara mereka ada orang-orang yang saleh? Beliau menjawab: “Walaupun
demikian azab tetap saja datang” Lalu aku bertanya lagi: “ Apa yang dilakukan
Allah pada mereka ? Beliau menjawab : “ Mereka akan tertimpa musibah
sebagaimana manusia lainnya, kemudian mereka mendapat ampunan dan ridha
dari Allah”.( Ibnu Qayyim, 2006, 120)

209
Demikian contoh kenyataan kejadian musibah yang menimpa bagi
manusia terdahulu sebagai konsekwensi perbuatan dosa yang mereka langgar dan
menentang aturan-aturan Allah.

B. Macam-macam dosa.
Dalam ensiklopedi Islam I, dijelaskan bahwa, dosa ada dua macam; dosa
kecil dan dosa besar. Dosa kecil adalah pelanggaran hukum atas perbuatan yang
tidak dirinci bahwa pelanggarannya adalah dosa besar, seperti berbohong dan
melihat sesuatu yang dilarang. Sedangkan dosa besar adalah dosa pelanggaran
hukum atas perbuatan yang telah ditentukan, seperti menyekutukan Allah/
musyrik.(Ensiklopedi Islam I, 1994, 318)
Menurut Syekh Badruddin Al-Aini, “Dosa besar dan dosa kecil adalah dua
istilah yang saling terkait satu dengan lainnya, tetapi tidak diketahui bentuknya.
Setiap dosa jika disandarkan kepada dosa yang lainnya yang berada di atasnya,
niscaya akan digolongkan sebagai dosa kecil. Tetapi jika disandarkan kepada dosa
lainnya yang berada di bawahnya, niscaya akan digolongkan sebagai dosa besar.
Dosa terbesar diantara dosa-dosa besar adalah syirik, dan dosa terkecil diantara
dosa-dosa kecil adalah menceritakan seseorang( ghibah, yaitu; engkau
membicarakan saudaramu tentang seseuatu yang tidak disukainya, sahabat rasul
bertanya, Bagaimana bila yang dicarakan itu memang ada padanya? Nabi
menjawab; Jika apa yang engkau bicarakan itu memang ada pada saudaramu,
tetap juga ghibah namanya. Dan jika tidak ada padanya, berarti engkau telah
berbuat dusta padanya ).” Sehingga, bisa dikatakan bahwa besar dan kecilnya
suatu dosa tidak diukur dengan sebarapa besar ancaman siksa yang akan diterima,
namun diukur dari seberapa besar kesadaran orang terhadap dosa yang
dilakukannya. Boleh jadi dosa itu kecil dan remeh, namun jika dilakukan dengan
terus menerus dan tidak disertai istighfar, ia akan menjelma menjadi dosa besar”
(Aam Amiruddin, 2015, 10)
Menurut Abu Al-Laits Assamarqandi, para ulama berbeda pendapat
tentang macam-macam dosa yaitu adanya dosa besar dan dosa kecil. Beda
pendapat mereka ini adanya beda penafsiran pada Al-Qur`an surat An-Nisa, ayat,

210
31. Bermakna :” Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang
dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu
(dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia”.
Dalam ayat ini muncul pemahaman bahwa ada dua macam dosa, yaitu
dosa besar dan dosa kecil. Tetapi perbincangan selanjutnya, dalam menetapkan
mana kejahatan yang mengandung dosa besar dan mana kejahatan yang dosa
kecil?, tidak tuntas.
Mayoritas ulama berpendapat, “Dosa besar ialah dosa yang pelakunya
diancam oleh Allah dengan siksaan seperti yang tertera dalam Al-Qur`an dan As-
Sunah. Akan tetapi mereka menganggap “ratapan” ketika ditimpa musibah
sebagai dosa kecil, padahal ia diancam dengan siksaan. Dalam menjawab
pertanyaan tersebut , mereka berargumentasi bahwa ancaman siksa dalam
perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai peringatan supaya pelakunya jangan
sampai mengeluarkan ratapan yang mengandung kekufuran.(Abu AlLaits
Assamarqandi, 2003, 11)
Sebagian ulama berpendapat bahwa melakukan dosa kecil secara terus
menerus dapat dinilai sama dengan malaksanakan dosa besar.
Manakala seseorang melakukan suatu kesalahan atau kejahatan yang
menjerumuskannya ke dalam perbuatan dosa besar atau kecil, bagaimanakah cara
menghapus dosa tersebut ?
Dalam Ensiklopedi Islam I dinyatakan bahwa, Dosa kecil dapat di hapus
dengan menjalankan perbuatan-perbuatan yang baik, seperti berwudu`, shalat dan
ibadah lainnya. Sement ara untuk menghapus dosa besar haruslah dengan
bertaubat dengan taubat nashuha.
Di dalam tafsir as-Sya`rawi, dijelaskan bahwa, Amru bin Ubaid (salah
seorang ulama Basrah yang zahid), pada suatu hari mendatangi Imam Abu
Abdullah Ja`far bin Sadik (seorang ulama besar, dan sangat memahami isi
kandungan Alqur`an dengan baik). Oleh Amru bin Ubaid meminta kepada Imam
Abu Abdullah Ja`far, apa saja dosa besar itu ?.Oleh Imam Abu Abdullah Ja`far
menjawab, bahwa dosa besar itu adalah :

211
1. Syirik (menyekutukan Allah) QS.an-Nisa`/4, ayat, 48. Bermakna;”
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka
sungguh dia telah berbuat dosa yang besar.”
2. Putus asa, QS. Yusuf/12 ayat, 87. Bermakna:” Hai anak-anakku, pergilah
kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari
rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”
3. Orang merasa aman atas murka Allah, QS. Al-`Araf/7 ayat, 99. bermakna:”
Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-
duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang
yang merugi.”
4. Durhaka kepada dua orang tua. QS. Maryam/19, ayat 32.bermakna: “Dan
berbuat baik kepada ibuku dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang
sombong lagi celaka.”
5. Membunuh, QS. An-Nisa`/4, ayat 93.bermakna:” Dan barang siapa yang
membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah neraka
Jahannam, kekal dia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan
mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.”
6. Tuduhan yang keji, QS. An-Nur/ 24 ayat 23, bermakna:” Sesungguhnya
orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik lagi beriman,
mereka kena laknat di dunia dan akhirat dan bagi mereka azab yang besar.”.
7. Riba, QS. Al-Baqarah/2, ayat 275., bermakna:”Orang-orang yang makan
(mengambil) riba tidak akan dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang-orang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.”
8. Lari dari medan perang. QS.al-Anfal/8 ayat. 16. Bermakna: “Dan barang
siapa berbalik belakang pada waktu itu kecuali untuk bersiap menyerang
atau bergabung dengan pasukan sendiri, maka sungguh dia kembali dengan
murka dari Allah dan tempatnya neraka jahannam . Dan amat buruklah
tempat kembalinya.”

212
9. Makan harta anak yatim, QS. An-Nisa`/4 ayat 10., bermakna;
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara aniaya,
sebenarnya yang mereka makan dalam perut mereka adalah api, dan mereka
akan masuk kedalam api neraka yang menyala-nyala.”
10. Zina, QS.al-Furqan/25 ayat, 68-69, bermakna;” Dan orang-orang yang tidak
menyeru tuhan yang lain bersama Allah, dan tidak membunuh jiwa yang
diharamkan Allah melainkan dengan jalan yang benar, dan tidak berzina.
Dan barang siapa yang mengerjakan demikian, niscaya dia akan mendapat
dosa.(68). Dilipat gandakan azab baginya pada hari kiamat dan kekal di
dakamnya dan hina.”.
11. Menyembunyikan kesaksian, QS.al-Baqarah/2 ayat,283. Bermakna;”
.....jangan kamu menyembunyikan kesaksian itu, dan barang siapa yang
menyembunyikannya, sesungguhnya hatinya berdosa. Dan Allah
Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan.”
12. Sumpah palsu, QS. Ali-Imran/3, ayat 77. Bermakna:” Sesungguhnya orang-
orang yang menjual janji Allah dengan sumpah-sumpah mereka dengan
harga yang sedikit (mengorbankan agamanya dengan kepentingan
dunia),mereka itu akan memperoleh bagian (pahala) di akhirat, Dan Allah
tidak akan berkata-kata dengan mereka, tidak akan memandang mereka
pada hari kiamat, tidak pula menyucikan mereka dari dosa, dan untuk
mereka azab yang pedih.”
13 Minum Khamar. QS. Al-Maidah/ 5 ayat 90.bermakna;” Hai orang-orang
yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, berhala, dan
mengundi nasib, adalah keji dan merupakan perbuatan setan. Maka jauhilah
agar kamu mendapat keuntungan.”
14. Meninggalkan Shalat. QS. Al-Muddatsir/74. Ayat. 42-43. “bermakna;
”Apakah yang menyebabkan kamu masuk neraka (42). Mereka menjawab.
Kami tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat (43).
15. Melanggar Janji. QS. Al-Baqarah/ 2. Ayat 27. Bermakna: “Yaitu orang-
orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh dan
memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk

213
menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah
orang-orang yang merugi.”
16. Memutuskan Silaturrahim. QS. Al-Baqarah/2 ayat. 27. Bermakna: Yaitu
orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh
dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk
menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah
orang-orang yang merugi.”
Seluruhnya ini adalah dosa besar yang terdapat dalam Alqur`an, setiap
dosa besar ada hikmahnya. Jawaban yang diberikan oleh Imam Abu Abdullah
Ja`far menunjukkan penguasaannya terhadap Alqur`an secara baik. ( Sya`rawi
Tafsir, 2006, 30)
Dosa ditinjau dari subjek dan objeknya dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Dosa antara hamba dengan Tuhannya yang dikarenakan mengerjakan
sesuatu yang dilarang-Nya dan meninggalkan seuatu yang diperintahkan-
Nya.
2. Dosa antara manusia dengan sesamanya.( Abu Allaits As-samarqabdi,
2003,15)
Manakala seseorang melakukan suatu kesalahan atau kejahatan yang
menjerumuskannya ke dalam perbuatan dosa besar atau kecil, bagaimanakah cara
menghapus dosa tersebut ?
Oleh Abu Allaits Assamarqandi, menjelaskan sebagai berikut :
Pertama : dengan cara bertaubat dari dosa yang terjadi antara hamba
dengan Tuhannya dikarenakan melakukan sesuatu yang dilarang-Nya, yaitu
dengan merasa menyesal dimana perbuatan itu dilakukannya sebagai bentuk
kemaksiatan yang menyebabkan kemurkaan Alllah. Swt. Selanjutnya ia berniat
serta berjanji tidak akan mengulangi kemaksiatan yang sama dan menjauhkan diri
dari kemaksiatan lainnya.
Kedua, cara bertaubat dari dosa yang terjadi antara hamba dengan
Tuhannya karena meninggalkan sesuatu yang diperintahkan-Nya (misalnya,
meninggalkan shalat. dll), yaitu dengan merasa menyesal, dimana perbuatan
tersebut dilakukannya sebagai bentuk perlawanan terhadap-Nya. Kemudian

214
berniat dan berjanji.untuk tidak mengulanginya, serta meng-qadha (mengganti)
sejumlah ibadah yang ditinggalkannya.
Ketiga , cara bertaubat dari dosa yang terjadi antara seseorang dengan
sesamanya, yaitu dengan merasa menyesal telah melakukan suatu perbuatan
maksiat, dan berjanji tidak akan mengulanginya, serta mngembalikan harta atau
sesuatu yang diambilnya, kepada pemiliknya atau kepada ahli warisnya/
keluarganya.
Keempat , taubat tersebut haruslah dilakukan secepatnya dan jangan
ditangguhkannya. Sesuai firmna Allah,(maknanya) :Bertaubatlah kamu sekalian
kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
(QS.an0Nur, ayat 31)
Kelima , bertaubat dari dosa-dosa yang telah ditaubati secara berulang-
ulang dianggap baik, yaitu tidak ada lagi niat mengulangi setelah taubat.
Keenam , dosa-dosa tidak akan terhapus dari pelakunya kecuali dengan
taubat nasuha dan penuh harap akan keampunan Allah.
Mengenai doa-dosa kecil, maka banyak sekali amal ibadah yang dapat
menghapuskannya, seperti shalat lima watu, sebagaimana ditegaskan dalam salah
satu hadits Rasulullah saw. (bermakna) :” Shalat lima waktu menjadi kafarat
(penebus) dari dosa kecil yang dilakukan di antara masing-,masing shalat selama
dijauhi dosa-dosa besar”.(Abu Allaits Assamarqandi,2003, 17)
Dosa kecil dapat dihapuskan dengan mejalankan perbuatan-perbuatan
yang baik, seperti berwuduk, shalat dan ibadah lainnya. Sementara untuk
menghapuskan dosa besar haruslah dengan bertaubat nasuha. (Ensiklopedi Islam
I, 1994, 318).
Imam Ghazali, memberikan solusi untuk menghapuskan dosa-dosa besar
atau kecil hendaklah dilakukan dengan cara bertaubat, dan syarat-syarat taubat
sebagai berikut : yaitu :
1. Menyesali atas perbuatan dosa yang pernah dilakukan.
2. Menyucikan diri / mencabut perbuatan maksiat yang sudah dilakukan. Tidak
ada artinya ia bertaubat padahal ia terus melakukan dosa yang sama dan
tidak memperhatikannya.

215
3. Bertekad bulat tidak akan mengulangi lagi akan perbuatan yang maksiat,
selagi hayat dikandung badan.
Ketiga syarat inilah yang selalu mengiringi setiap taubat dari kejahatan
yang berhubungan antara manusia dengan Tuhannya. Akan tetapi jika perbuatan
dosa itu berhubungan dengan manusia, maka kecuali ketiga syarat di atas,
diwajibkan pula memenuhi syarat yang keempat, yaitu tindak penyelesaiannya
terhadap orang yang bersangkutan. Umpamanya; Jika anda menganiaya diri
seseorang manusia, mencederakannya, menyentuh kehormatannya atau merampas
hartanya, maka hendaklah anda menebus haknya, yaitu anda harus
mengembalikan semua harta atau barang kepada yang empunya atau kirabatnya,
dan jika yang mengenai kehormatan, maka hendaklah anda mohon dimaafkan
akan segala kekhilafan anda itu.
Setelah bertaubat dari dosa-dosanya sebagaimana telah dijelaskan di atas,
maka senantiasalah seseorang meletakkan dirinya antara takut dan harap.
Barharap supaya Allah menerima taubatnya, dan takut taubatnya tidak diterima
Allah.
Allah telah memerintahkan kepada hambanya supaya melakukan taubat
dan mengucapkan kalimat Istighfar (mohon ampun) kepada Allah sebanyak
mungkin siang dan malam dengan penuh kesadaran.
Allah senantiasa membuka pintu taubat bagi hamba-Nya, menunjukkan
Allah memiliki sifat rahman dan rahim-Nya. Oleh karana itu sngat merugi
mereka-mereka yang tidak mau mempergunakan taubat pengampunan dosa atas
kesalahan dirinya.

C. Syirik, Kufur dan Nifaq


Sebelum menjelaskan pengertian syirik, terlebih dahulu dijelaskan bahwa
harus dibedakan kata-kata,“merusak iman/tauhid” dengan makna membatalkan
iman/tauhid”, dan “merusak iman/tauhid dengan makna tidak sampai
membatalkan iman/tauhid”
Maka pembatal iman/tauhid, adalah segala hal yang jika terdapat pada diri
seorang muslim syirk perbuatan dan atau perkataan, berarti dia telah keluar dari

216
agama Allah secara keseluruhan. Pembatalan-pembatalannya terangkum dalam
syirik akbar, kufur akbar dan nifaq akbar. Atau disebut juga syirik jali, kufur jali
dan nifaq jali.( jali artinya jelas)
Adapun yang merusak iman/tauhid, makudnya adalah beberapa hal yang
mengurangi kesempurnaan iman/tauhid, tetapi tidak sampai membatalkannya
secara keseluruhannya. Jika hal ini terdapat pada diri seorang muslim, maka akan
menodai iman/tauhidnya namun tidak keluar dari agama Allah (Islam). Yaitu
kemksiatan-kemaksiatan yang tergolong pada syirik ashgar, kufur ashgar dan
nifaq ashgar atau disebut juga syirik khafi, kufur khafi dan nifaq khafi.(khafi
artinya terselubung).
Syirik Akbar, ialah, seseorang muslim menjadikan tandingan Allah dengan
sesuatu, seperti menyembah berhala, atau sejenisnya.
Muslim yang melakukan syirik akbar akan mandapatkan hukuman Allah :
1. Allah tidak akan memberi ampunan-Nya. Jika pelakunya mati sebelum
bertaubat darinya. Allah berfirman QS. An-Nisa` ayat 48, bermakna : “
Sesungguhnya Allah tidak akn mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
2. Allah akan menghapus amal ibadah muslim yang manjdi syirik. (QS.az-
Zumar, ayat 65) bermakna: “ Jika kamu mempersekutukan Allah, niscaya
akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang
merugi”
3. Muslim yang syirik, haram masuk surga, dia masuk neraka dan kekal
didalamnya. Firman Allah QS.al-Maidah ayat 72, bermakna: “
Sesungguhnya orang mempersekutukan Allah, maka Allah mengharamkan
mask surga, dan ditempatkannya di neraka, tidak ada bagi mereka yang
zhalim itu penolong.”
Kufur Akbar ialah muslim yang murtad. Jika muslim yang jatuh ke dalam
kekufuran atau kemusyrikan, maka ia adalah murtad (Syekh Abdullah bin Abdul
Aziz al-Jibrin, 2007, 98). Hukuman bagi muslim yang murtad adalah kafir,
berdasarkan firman Allah, bermakna : “Barang siapa diantara kamu murtad dari
agamanya (Islam), lalu ia mati dalam kekafiran, gugurlah amalnya di dunia, dan di

217
akhirat mereka akan menjadi penghuni neraka yang kekal selama-lamanya”. (
Q.S.al-Baqarah : 217
Nifaq Akbar adalah menampakkan keimanan kepada Allah, pada malaikat-
Nya, Rasul-Nya dan kepada kaum muslimin, tetapi hatinya menentang Allah dan
rasul-Nya serta menipu muslihat kaum muslimin.” Seperti tidak mengimani
risalah Islam, Meyakini bahwa agama Nasrani, agama Yahudi dan agama lainnya
lebih benar daripada agama Islam. Atau berkata dan atau meyakini bahwa agama
Islam tidak cocok lagi dengan sekarang, dll.” Adapun hukuman orang munafiq
adalah sama seperti hukuman yang melakukan syirik akbar. Karena orang-orang
munafiq pada dasarnya adalah kafir, walaupun sebenarnya mereka lebih buruk
daripada orang kafir yang lainnya. Mereka lebih berbahaya terhadap kaum
muslimin, kareena mereka masuk diantara orang-orang Islam sedangkan niat
mereka adalah untuk memerangi Islam. Maka Allah memasukkan orang-orang
munafiq itu kedalam neraka yang paling dalam. Firman Allah, QS.an-Nisa` /
ayat145, bermakna :”Orang-orang munafiq itu ditempatkan pada tingkatan yang
paling bawah dari neraka.”
Adapun yang tergolong pada :
1. Syirik ashgar atau syiriq khafi(tersembunyi), adalah sikap keyakinan yang
mendua. Seperti, meminta turun hujan kepada Allah, tetapi dengan cara
memandikan binatang (antara lain kucing), atau meminta sesuatu tetapi
pergi ke kuburan yang dianggap wali. atau meyakini bahwa kerisnya,
cincinnya, tongkatnya itulah yang memberhasilkan dalam segala hal.
demikian seterusnya
2. Kufur asghar atau kufur khafi(tersembunyi), yaitu, sifat yang tidak
mensyukuri nikmat Allah. Atau berkata, bahwa keberhasilannya adalah
karena hasil kerja kerasnya, karena kehebatan dirinya atau kekuatannya,
kehebatan ilmunya, melupakan keberadaan Allah.
3. Nifaq ashgar atau nifaq khafi (munafiq terselubung)., ialah sikap hidup yang
keislamannnya berpura-pura, seperti: Seseorang shalat, tetapi shalatnya
bermain-main atau malas mengerjakannya. Atau ia shalat tetapi supaya

218
orang melihatnya (ria), atau zikirnya kepada Allah sangat sedikit sekali,
artinya malas berzikir. dll..
Mereka yang melakukan hal yang demikian akan berdosa, namun tidak
sampai menggugurkan keislaman dan keimanannya. Tetapi bila hal ini dilakukan
secara istimrar (terus menerus) akan menjadi dosa besar dan dapat menggugurkan
keimanan.

D. Manfaat beriman.
Di kalangan manusia ada yang tidak percaya akan adanya sesuatu yang
tidak mereka indra. Bagi mereka yang tidak dapat menangkap dengan indranya,
berarti tidak ada. Sebagian manusia lain yang berpendirian bahwa mereka hanya
dapat menerima kebenaran sesuatu, bila hai itu rasional atau diterima akal. Orang
seperti ini hanya mempergunakan akalnya untuk menerim sesuatu, tanpa
melibatkan unsur kepercayaan. Padahal pada kenyataan sehari-hari sseorang tidak
mungkin melepaskan diri dari kepercayaan.
Pengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar, diantaranya :
1. Iman mampu melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda.
Orang yang beriman hanya percaya kepada kekuatan dan kekuasaan Allah
semata. Manakala Allah hendak memberikan pertolongan-Nya, maka tidak ada
satu kekuatanpun yang dapat mencegahnya. Sebaliknya, manakala Allah hendak
menimpakan suatu bencana, maka tidak ada satu kekuatanpun yang sanggup
menahan dan mencegahnya.
Kepercayaan dan keyakinan yang demikian akan menghilangkan sifat
mendewa-dewakan manusia yang kebetulan sedang memegang kekuasaan;
menghilangkan kepercayaan pada kesaktian benda-benda keramat. Dll.
2. Iman mampu menanamkan semangat berani menghadapi maut.
Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut. Banyak
diantara manusai yang tidak beranii mengemukakan kebenaran karena takut
menghadapi resiko. Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian
itu di tangan Allah. Hal ini berpegang pada firman Allah QS. An-Nisa`/4,
ayat 78; (bermakna): Di mana saja kamu berada, kematian akan datang

219
mendapatkanmu kendatipun kamu berada di dalam benteng tinggi lagi
kokoh.”
3. Iman dapat menanamkan sikap “self helf” percaya diri dalam kehidupan.
Mata pencaharian atau rezeki memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia. Banyak orang yang melepaskan pendiriannya karena kepentingan
kehidupannya. Kadang kala manusia tidak segan-segan melepaskan perinsip
hidupnya, menjual kehormatannya, bermuka dua, memperbudak dirinya
karena kepentingan dirinya. Padahal Allah menyatakan dalam QS.Hud/11,
ayat 6. Bermakna : “Tidak satu binatang melatapun di bumi melainkan
Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam
binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab
yang benar (lauh magfud).”
4. Iman dapat memberikan ketenangan jiwa.
Manusia sering dilanda duka cita, susah payah, resah gelisah akibat
goncangan oleh keraguan dan kebimbangan adanya kondisi, tantangan yang
sulit mencari solusinya. Orang yang beriman mempunyai keseimbangan,
hatinya tenteram, tenang, karena mampu mencari dan mendapatkan
solusinya, dengan cara menyerahkan dan mengembalikan semua problem
kepada Allah serta banyak berzikir kepada Allah di samping usaha dan
ikhtiar berjalan berdampingan. Hal ini berpedoman pada firman Allah QS.
Ar-Rad/ 13. Ayat 28. Bermakna :” ....(yaitu) orang-orang beriman dan hati
menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingat lah, hanya dengan
mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” Pada ayat lain, Allah berfirman
QS.al-Fatah/48, ayat 4. Bermakna: “Allah-lah yang menurunkan ketenangan
ke dalam hati orang-orang yang mukmin supaya keimanan mereka
bertambah di samping keimanan mereka yang telah ada.”
5. Iman dapat mewujudkan kehidupan yang baik.
Kehidupan yang baik ialah kehidupan orang-orang yang selalu melakukan
kebaikan, mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik. Hal ini dapat dilihat
firman Allah QS.an-Nahal/16, ayat 97. Bermakna: Barang siapa yang
mengerjakan amal saleh laki-laki maupun perempuan dalam keadaan

220
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.”
6. Iman dapat melahirkan sikap ikhlas dan konsekwen.
Iman akan mampu memberikan pengaruh positif bagi seseorang untuk
selalu berbuat ikhlas, tanpa pamrih, kecuali mengharap keridhaan Allah.
Orang yang beriman akan senantiasa konsekwen dengan apa yang telah
diikrarkannya, baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya, karena ia
berpedoman dengan firman Allah QS. Al-An`am/6, ayat 162. Bermakna :”
Katakanlah; sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku
hanyalah untuk Allah. Tuhan semesta alam.”
7. Iman dapat memberikan keuntungan.
Orang beriman tetap berjalan pada arah yang benar karena Allah
membimbing dan mengarahkannya kepada tujuan hidup yang hakiki.
Dengan demikian oran-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang
beruntung dalam hidupnya. Hal ini Allah mengisyaratkan dalam QS.al-
Baqarah/2 ayat, 5. Bermakna :” Mereka itulah orang-orang yang tetap
mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang
beruntung.”( Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada PT Umum, 2000,
135)
Begitulah besarnya pengaruh dan manfaat beriman dalam kehidupan
manusia, ia bukan hanya sekedar kepercayaan yang berada pada hati, tetapi akan
menjadi kekuatan yang dapat mendorong dan membentuk sikap dan perilaku
hidup. Apabila masyarakat terdiri dari orang-orang yang beriman maka akan
terbentuklah masyarakat yang aman, tenteram, damai, dan sejahtera, hidup
harmonis berkeadilan. Hal ini digambarkan Allah dalam QS. Al-`Araf/ 7, ayat. 96.
Bermakna:” Dan sekiranya penduduk negeri itu beriman dan bertqwa, pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka disebabkan apa
yang mereka kerjakan.”

221

Anda mungkin juga menyukai