Anda di halaman 1dari 63

BAB X

IMAN KEPADA HARI AKHIR

A. Pengertian Hari Kiamat


Defenisi; Apakah yang dimaksudkan Hari Kiamat?
Adapun yang dimaksud dengan hari kiamat itu ada dua macam.
Pertama, kehancuran semua alam dan berakhiranya seluruh kehidupan dunia.
Kedua, datangnya kehidupan akhirat dan permulaan kehidupan abadi di akhirat nanti.
Jika kata “hari akhir” itu menunjukkan hari terakhir kehidupan ini dan hari
pertama serta terakhir dari kehidupan kedua. Sebab hari itu adalah satu dan tiada
duanya sama sekali. Karena itu beriman kedapa hari akhir harus membenarkan
pengabarkan Allah Swt tentang kehancuran kehidupan dunia ini dan tanda-tanda yang
mendahuluinya serta kehancuran berbagai peristiwa yang terjadi di dalamnya
Sebagaimana beriman kepada hari akhir juga harus membenarkan pengabaran
Allah Swt tentang kehidupan akhir dan apa yang terjadi di dalamnya tentang-tenga
peristiwa-peristiwa besar, seperti kebangkitan manusia dari kubur, dikumpulkannya
manusia di padang mahsyar, perhitungan dan pembalasan atau semua amal manusia
yang dilakukan di dunia ini atas kehendak dan pilihan sendiri.
Kemungkinan Kehancuran Dunia
Apakah kehancuran dunia itu mungkin ?
Jawabanya adalah ya. Kehancuran dunia itu mungkin, karena alam semesta ini
tidak azali. Sebab sesuatu yang tidak azali adalah baru, dan setiap yang baru, maka
kehancurannya merupakan sifat yang lazim dan tidak akan terpisah darinya sama
sekali.
Sungguh telah terbukti dengan dalil-dalil akli dan materi sekaligus tentang
barunya lama ini. Dimana perubahan yang terjadi dan berlangsung terus menerus
terhadap alam ini adalah sebagai bukti atas barunya alam, sedangkan barunya alam
menunjukkan atas kebinasaan. Sebagaimana teori perubahan energy telah
menetapkan tentang barunya alam ini, dan demikian itu merupakan teori ilmiah yang

131
benar. Maka hal ini menunjukkan bahwa Allah Swt adalah azali dan Dialah yang
mewujudkan setiap yang ada. Sebagaimana barunya alam ini juga menetapkan
kemungkinan kebinasaan alam ini. Sebab teori ilmiah menunjukkan bahwa panas
selalu berpindah-pindah kepada yang lain. Maka proses yang berjalan terus menerus
ini akan berdampak pada kesamaan panasnya semua yang ada. Dan ketika itu, maka
tidak akan tersisa lagi energi yang berguna lagi bagi kehidupan dalam keaktifan
dimana proses kimiawi alam akan habis. Dan ketika itu maka habislah kehidupan ini.
Dengan demikian, mka batilallah pendapat yang mengatakan bahwa alam ini azali
dan tanpa ada permulaan sebelumnya. Sebab bila alam ini azali, niscaya energi tidak
akan lenyap dan kehidupan tidak ada akhirnya.
Sebagaimana rusaknya alam adalah sebuah kemestian dan ia senantiasa
menuju kesana. Sebab proses perpindahaan energi dari benda yang panas kepada
yang dingin secara terus menerus pasti terjadi dan akan datang suatu masa dimana
panas semua benda sama. Maka, ketika itu berhentilah proses kimiawi alam dan
berakhilah kehidupan, sehingga kehancuran mereka di seluruh alam ini.

B. Naman-nama Hari Kiamat


1. Yaumul Qiamah
Al-Qiamah; 075;001-006

             

             

     


Artinya: aku bersumpah demi hari kiamat, dan aku bersumpah dengan jiwa
yang Amat menyesali (dirinya sendiri), Apakah manusia mengira, bahwa Kami
tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?, bukan demikian,
sebenarnya Kami Kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna,

132
bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus, ia berkata:
"Bilakah hari kiamat itu?"
2. Yaumul Akhir
Al An’am 060;004-006

               

               

             

           

Artinya: dan tidak ada suatu ayatpun dari ayat-ayat Tuhan sampai kepada
mereka, melainkan mereka selalu berpaling dari padanya (mendustakannya),
Sesungguhnya mereka telah mendustakan yang haq (Al-Qur’an) tatkala sampai
kepada mereka, Maka kelak akan sampai kepada mereka (kenyataan dari)
berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan, Apakah mereka tidak
memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum
mereka, Padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka
bumi, Yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami
curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai
mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa
mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.
3. Yaumul Din
Adz. Dzariyat: 051;012

    

Artinya: mereka bertanya: "Bilakah hari pembalasan itu?"


4. Yaumul Fashl
Al Mursalat:077;013-014

133
        

Artinya: Sampai hari keputusan, dan tahukah kamu Apakah hari keputusan itu?
5. Yaumul Fat-hi (As Sajdah:032;029)

           

Artinya : Katakanlah: "Pada hari kemenangan itu tidak berguna bagi orang-
orang kafir, iman mereka dan tidak pula mereka diberi tangguh."
6. Yaumul Thalaq (Al Mu’min 040;015)

              

 
Artinya: (Dialah) yang Maha Tinggi derajat-Nya, yang mempunyai 'Arsy, yang
mengutus Jibril dengan (membawa) perintah-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, supaya Dia memperingatkan
(manusia) tentang hari Pertemuan (hari kiamat).
7. Yaumul Jam’i (Huud:011;103)

               

 
Artinya: Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran
bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. hari kiamat itu adalah suatu
hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi) nya, dan hari itu
adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk).

134
8. Yaumul Hulud (Qaaf 050;030-035)
              

             

               

Artinya: (dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada
Jahannam : "Apakah kamu sudah penuh?" Dia Menjawab : "Masih ada
tambahan?", Dan didekatkanlah syurga itu kepada orang-orang yang bertakwa
pada tempat yang tiada jauh (dari mereka), Inilah yang dijanjikan kepadamu,
(yaitu) kepada Setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi
memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya), (yaitu) orang yang takut kepada
Tuhan yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan Dia
datang dengan hati yang bertaubat,Masukilah syurga itu dengan aman, Itulah
hari kekekalan, Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki;
dan pada sisi Kami ada tambahannya.
9. Yaumul Ba’ats (Ar Ruum; 30;66-57)

               

           

   


Artinya: Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan
(kepada orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam
kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; Maka Inilah hari
berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini(nya).",Maka pada hari itu
tidak bermanfaat (lagi) bagi orang-orang yang zalim permintaan uzur mereka,
dan tidak pula mereka diberi kesempatan bertaubat lagi.

135
10. Yaumul Khuruj (Qaaf; 050;42)

        

Artinya: (yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-


benarnya Itulah hari ke luar (dari kubur).
11. Yaumul Hisab (Shaad; 038;53)

     

Artinya: Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab.


12. Yaumul Hasrah ( Maryam; 019;037-039)

              

              

        


Artinya: Maka berselisihlah golongan-golongan (yang ada) di antara mereka.
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang
besar, Alangkah terangnya pendengaran mereka dan Alangkah tajamnya
penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada kami. tetapi orang-orang
yang zalim pada hari ini (di dunia) berada dalam kesesatan yang nyata, Dan
berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara
telah diputus. dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.
13. Yaumul Tanad (Al Mu’min 40;030-032)

              

               

  

136
Artinya: dan orang yang beriman itu berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya aku
khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti Peristiwa kehancuran golongan
yang bersekutu, (yakni) seperti Keadaan kaum Nuh, 'Aad, Tsamud dan orang-
orang yang datang sesudah mereka. dan Allah tidak menghendaki berbuat
kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya, Hai kaumku, Sesungguhnya aku
khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-memanggil.
14. Yaumul Taghabun (At Taghabun 064;005-009)

              

             

                 

               

               

             

   


Artinya: Apakah belum datang kepadamu (hai orang-orang kafir) berita orang-
orang kafir terdahulu. Maka mereka telah merasakan akibat yang buruk dari
perbuatan mereka dan mereka memperoleh azab yang pedih, Yang demikian itu
adalah karena Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul mereka
membawa keterangan-keterangan lalu mereka berkata: "Apakah manusia yang
akan memberi petunjuk kepada kami?" lalu mereka ingkar dan berpaling; dan
Allah tidak memerlukan (mereka). dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji,
Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan
dibangkitkan. Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan
dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan." yang demikian itu adalah mudah bagi Allah Swt, Maka berimanlah

137
kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Quran) yang telah
Kami turunkan. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan,
(ingatlah) hari (dimana) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan,
Itulah hari dinampakkan kesalahan-kesalahan. dan Barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan beramal saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-
kesalahannya dan memasukkannya ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan
yang besar.
15. Yaumul Aqim ( Al-Hajj:022;055-057)

             

           

          

  


Artinya: Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu- raguan
terhadap Al Qur’an, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan
tiba-tiba atau datang kepada mereka azab hari kiamat. Kekuasaan di hari itu ada
pada Allah, Dia memberi keputusan di antara mereka. Maka orang-orang yang
beriman dan beramal saleh adalah di dalam surga yang penuh kenikmatan. Dan
orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, Maka bagi mereka
azab yang menghinakan.
16. Yaumul Alim ( Az Zukhruf 043;064:065)

             

         


Artinya : Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu Maka
sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus. Maka berselisihlah golongan-

138
golongan (yang terdapat) di antara mereka, lalu kecelakaan yang besarlah bagi
orang-orang yang zalim Yakni siksaan hari yang pedih (kiamat).
17. Yaumul Azifah ( Al- Mu’min 040;018-020)

              

             

            
Artinya: berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu)
ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan.
orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak
(pula) mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya. Dia
mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh
hati. Dan Allah menghukum dengan keadilan. dan sembahan-sembahan yang
mereka sembah selain Allah tiada dapat menghukum dengan sesuatu apapun.
Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha melihat.
18. Yaumul ‘Asir ( Al- Muddatsir 074;008-009)

         

Artinya: apabila ditiup sangkakala. Maka waktu itu adalah waktu (datangnya)
hari yang sulit,
19. Yaumul Azhim (019;037-040)

              

              

               

 

139
Artinya : Maka berselisihlah golongan-golongan (yang ada) di antara mereka.
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang
besar. Alangkah terangnya pendengaran mereka dan Alangkah tajamnya
penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada kami. tetapi orang-orang
yang zalim pada hari ini (di dunia) berada dalam kesesatan yang nyata. Dan
berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara
telah diputus. dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.
Sesungguhnya Kami mewarisi bumi dan semua orang-orang yang ada di
atasnya, dan hanya kepada kamilah mereka dikembalikan.
20. Yaumul Asyhad ( Al Mu’min 40;051-052)

             

         


Artinya: Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang
yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari
kiamat). (yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan
maafnya dan bagi merekalah la'nat dan bagi merekalah tempat tinggal yang
buruk.
21. Yaumul Wa’id ( Qaaf 050;020-021)

              

Artinya: dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman. Dan


datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan Dia seorang Malaikat penggiring dan
seorang Malaikat penyaksi.

140
22. As Saah ( Al Haj 022;001-002)

             

            

      


Artinya: Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya
kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
(ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua
wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah
kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu Lihat manusia dalam Keadaan
mabuk, Padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu
sangat kerasnya.
23. Al Qoriah ( Al Qori’ah 101;003-011)

           

           

              

  


Artinya: tahukah kamu Apakah hari kiamat itu? Pada hari itu manusia adalah
seperti anai-anai yang bertebaran. Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang
dihambur-hamburkan. Dan Adapun orang-orang yang berat timbangan
(kebaikan)nya. Maka Dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan
Adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya. Maka tempat
kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu Apakah neraka Hawiyah
itu? (yaitu) api yang sangat panas.

141
24. Al Ghasyiyah (Al Ghasyiyah 088;001-26)

            

               

              

              

           

            

            

              

     


Artinya: Sudah datangkah kepadamu berita (Tentang) hari pembalasan?.
banyak muka pada hari itu tunduk terhina,. Bekerja keras lagi kepayahan.
Memasuki api yang sangat panas (neraka). Diberi minum (dengan air) dari
sumber yang sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari
pohon yang berduri. Yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan
lapar. Banyak muka pada hari itu berseri-seri. Merasa senang karena usahanya.
Dalam syurga yang tinggi. Tidak kamu dengar di dalamnya Perkataan yang
tidak berguna. Di dalamnya ada mata air yang mengalir. Di dalamnya ada
takhta-takhta yang ditinggikan. Dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya).
Dan bantal-bantal sandaran yang tersusun. Dan permadani-permadani yang
terhampar. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia
diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung
bagaimana ia ditegakkan? San bumi bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah
peringatan, karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi

142
peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka. Tetapi orang
yang berpaling dan kafir. Maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang
besar. Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka. Kemudian
Sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.
25. Al Haqqah ( Al Haqqah 069; 001-003)

         

Artinya: Hari kiamat. Apakah hari kiamat itu?.Dan tahukah kamu Apakah hari
kiamat itu?
26. Al Waqiah (Al Waqiah 056;001-010)

            

             

          

    


Artinya: Apabila terjadi hari kiamat. Tidak seorangpun dapat berdusta tentang
kejadiannya.(Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan
(golongan yang lain). Apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya. Dan
gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya. Maka jadilah ia debu yang
beterbangan. Dan kamu menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan,
alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri, alangkah
sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang beriman paling dahulu,
27. Ash Shakhkhah: Suara yang memekakan telinga (‘Abasa 080;033-042)

             

             

143
            

 
Artinya: Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang
kedua). Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya. Dari ibu dan bapaknya.
Dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai
urusan yang cukup menyibukkannya. Banyak muka pada hari itu berseri-seri.
Tertawa dan bergembira ria. Dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup
debu. Dan ditutup lagi oleh kegelapan. Mereka Itulah orang-orang kafir lagi
durhaka.
28. Ath Thommah ( An Nazi’at 079;034-042)

             

              

              

     


Artinya: Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang.
Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya. Dan
diperlihatkan neraka dengan jelas kepada Setiap orang yang melihat. Adapun
orang yang melampaui batas. Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia. Maka
Sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan Adapun orang-orang yang
takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa
nafsunya. Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). (orang-orang
kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah
terjadinya?
29. Nama-nama lain sesuai dengan peristiwa pada saat itu, misalnya, pada ayat-ayat
berikut ini :

144
               

   


Artinya : Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu)
seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula)
tidak diterima syafa'at[46] dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan
ditolong.
(Ali Imran 003;009)

              

Artinya : "Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia


untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya".
Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.
( Ibrahim 014;042)

            

 

Artinya: dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah


lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah
memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata
(mereka) terbelala.
(ASy Syu’araa 026;088-089)

             

Artinya: (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. Kecuali
orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,

145
( Al Mu’min 040;017)

               

Artinya : Ada hari ini tiap-tiap jiwa diberi Balasan dengan apa yang
diusahakannya. tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah
Amat cepat hisabnya.
(Al Haqaah 069;004)

    

kaum Tsamud dan 'Aad telah mendustakan hari kiamat

C. Hari Kiamat dan Tanda-Tandanya


Beberapa tanda besar dan Kronologisnya
Dari Hudzaifah bin Asid Al-Ghifari Nabi saw bersabda “ Nabi saw melihat
kea rah kami ketika kami sedang berbincang-bincang Beliau bersabda “ apa yang
kalian perbincangkan ? “ Mereka menjawab, “Kami memperbincangkan hari kiamat.
“ Beliau bersabda, “Sesunguhnya hari kiamat itu tidak akan terjadi sampai kalian
melihat sebelumnya sepuluh tanda-lantas Beliau menyebutkannya-Asap, Dajjal,
binatang, terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam,
Ya’juj dan Ma’juj, tiga pembenaman ke dalam bumi: pembenaman di timur,
pembenaman di barat dan pembenaman di jazirah Arab, dan yang terakhir darinya
adalah api yang keluar dari Yaman, mengiringi sekalian manusia menuju tempat
berkumpulnya mereka (masyar) (Hr. Muslim, Shahih Muslim, Kitab Al-Fitan wa
Asyrath As-Saah, hadist no. 2901 (Muslim bi Syarh An-Nawawi (9/255)
Dari Abu Sarihah Hudzaifah bin Asid r.a di berkata : Nabi saw sedang berada
di dalam kamar sedang kami berada di tempat yang lebih rendah dari pada Beliau saw
menghampiri kami seraya bertanya, Apa yang kalian bicarakan?.” Hari Kiamat. “
Beliau saw bersabda, “ Sesungguhnya hari kiamat itu tidak akan terjadi sampai

146
munculnya 10 tanda: pembenaman di timur, pembenaman di barat, pembenaman di
jazirah Arab, asab, Dajjal, binatang bumi, Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya matahari dari
tempat tenggelamnya (barat), dan api yang keluar dari jurang Aden, menjadikan
manusia. “ Syu’bah berkata,”Abdul Aziz bin Rufa’i menceritakan kepadaku dari Abu
Thufail, dari Abu Sarihah, seperti itu tanpa menyebut Nabi saw. Salah satu dari
keduanya berkata tentang tanda yang kesepuluh turunnya Isa bin Maryam. Sedangkan
yang lainnya berkata, Angin yang mencampakkan manusia ke lautan (HR. Muslim,
Shahih Muslim)
Tidak akan terjadi hari kiamat sebelum kita melihat sepuluh tanda:
1. Tanda Asap (Dukhan)
Suatu ketika ada seorang lelaki berbicara panjang lebar di Kindah. Dia
berkata,”Asap akan muncul pada hari Kiamat lalu merampas paksa semua
pendengaran orang-orang munafik dan juga penglihatan mereka, sedangkan bagi
orang mukmin seperti serangan pilek (selesma),” maka kami terkejut. Aku datang
menemui Ibnu Mas’ud, pada awalnya dia duduk bersandar, kemudian dia menjadi
marah dan duduk tegak. Dia berkata,” Siapa saja yang mengetahui hendaklah dia
berkata dan barang siapa yang tidak mengetahui maka hendaklah dia berkata, “Allah
Swt yang lebih mengetahui” karena sebagian dari itu ilmu adalah seseorang berkata
terhadap sesuatu yang dia tidak mengetahuinya, “Aku tidak tahu”, karena Allah Swt
berfirman kepada Nabi-Nya: (Shad 38; 86)

          

Artinya :Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun


padamu atas da'wahku dan bukanlah aku Termasuk orang-orang yang mengada-
adakan.
Ad-Dukhan 44; 10-15

147
             

             

              


Artinya: Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata. Yang
meliputi manusia. Inilah azab yang pedih. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami,
lenyapkanlah dari Kami azab itu. Sesungguhnya Kami akan beriman".
Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, Padahal telah datang
kepada mereka seorang Rasul yang memberi penjelasan. Kemudian mereka
berpaling daripadanya dan berkata: "Dia adalah seorang yang menerima ajaran
(dari orang lain) lagi pula seorang yang gila". Sesungguhnya (kalau) Kami akan
melenyapkan siksaan itu agak sedikit Sesungguhnya kamu akan kembali
(ingkar).
Penjelasan
Rangkaian ayat ini sudah dijelaskan maknanya pada bahasan sebelumnya. Di
sana sudah sampai pada kesimpulan. Tanda ini tidak terjadi dalam bentuk hakiki
seperti yang ditunjukkan oleh pola kalimat pada ayat-ayat di atas, akan tetapi
pendapat yang kuat adalah yang menyatakan bahwa tanda asap ini di tetapkan sebagai
salah satu dati 10 tanda besar hari kiamat.
Hal yang membantu kita untuk memahami demikian adalah penjelasan poin-
poin penting yang di dukung oleh ayat ini, di antaranya adalah sebagai berikut:
Firman Allah Swt ( Ath-Thur 52;44)

         

Artinya : jika mereka melihat sebagian dari langit gugur, mereka akan
mengatakan: "Itu adalah awan yang bertindih-tindih".

148
Penjelasan
Ayat ini, walaupun berbicara tentang sikap orang-orang kafirquraisy yang
berpaling menolak kebenaran, sebagaimana yang dituturkan oleh beberapa ulama ahli
tafsir dan mengandung ancaman untuk mereka, akan tetapi di dalamnya juga terdapat
petunjuk yang menakjubkan, yakni keterkaitan antara potongan besar berupa
bebatuan yang jatuh dengan awan hitam yang tebal atau bertumpuk-tumpuk.
Dengannya kita dapat mencermati seberapa mirip keajaiban ini dan seberapa
tepat kesesuaiannya antara pernyataan para astronom dengan apa yang disebutkan
oleh ayat tersebut tentang akibat jatuhnya potongan dari langit. Demikian juga
dengan apa yang dituturkan oleh ayat-ayat pada surat Ad-Dkhuan, bahwa asap itu
menyelimuti bumi, menutupi mata penduduknya, dan di dalamnya terdapat siksaan
yang menyakitkan.
Ayat-dengan penggambaran seperti ini seolah-olah mengisyaratkan pada
beberapa peristiwa yang akan terjadi dan akan dialami oleh manusia secara nyata.
Inilah yang tidak pernah dialami oleh orang-orang kafir Quraisy.
Dari Abu Hurairah r.a., bersabda Rasulullah saw “ Yang dimaksud dengan
paceklik bukanlah mereka tidak dilimpahi hujan, akan tetapi paceklik itu mereka
tetap diberi hujan dan dilimpahi hujan lagi, tetpi bumi tidak menumbuhkan satu
tanaman pun.
Dari Anas r.a, bersabda Rasulullah saw “ Akan datang kepada manusia suatu
masa yang langit melimpahkan hujan tetapi bumi tidak menumbuhkan tanaman”
Dua hadist ini mengungkapkan fakta terkuat yang menunjukkan jatuhnya
serpihan dari langit. Keduanya menunjukkan perkara yang dikukuhkan secara ilmiah
bahwa paceklik terjadi sesudah jatuhnya meteor. Ahli astronomi mengatakan sesudah
jatuhnya meteor ke bumi, membumbunglah lingkaran asap tebal ke atas hingga
menutupi seluruh bola bumi, menghalangi bumi dari sinar matahari selama paling
tidak setahun penuh. Keadaan ini mengakibatkan matinya lapisan humus dan
terhalangnya pertumbuhan tanaman, baik secara total maupun secara parsial.

149
Disini kita dapat mengamati kesusuaian yang yaris sempurna antara dekripsi
para ilmuwan dengan petunjuk Nabi saw yang menunjukkan terhalangnya
pertumbuhan tanaman walaupun hujan tetap turun sepeerti biasanya. Inilah keadaan
yang diungkapkan oleh Nabi saw sebagai paceklik atau kelaparan, dan beliau tidak
menyatakan bahwa tidak turunnya hujan sendiri sebagai (penyebab) paceklik. Ini
adalah sabda yang menajubkan sekaligus menunjukkan betapa presisi dan telitinya
hadis Nabi saw dalam menggambarkan keadaaan masa depan.

2. Dajjal
An-Nawawi Menukilkan dari Qadhh ‘Iyadh keterangan yang khusus berkaitan
dengan hadist-hadist tentang Dajjal, dia berkata: Hadist-hadist yang disebutkan oleh
Muslim dan perawi lainnya tentang kisah Dajjal ini merupakan hujah untuk madzhab
Ahlul Haq yang menunjukkan kebenaran adanya Dajjal. Dan bahwasannya Dajjal
adalah sesosok manusia yang dengannya Allah Swt menguji hamba-hamba-Nya dan
Allah Swt memberinya kemampuan untuk melakukan beberapa tindakan yang
meerupakan bagian dari kemahakuasaan-Nya, yakni menghidupkan orang mati yang
dia bunuh dengan tangannya sendiri, munculnya perhiasan dunia dan kesuburan tanah
di pihaknya, surganya, nerakanya, dua sungainya, mengikutinya harta
perbendaharaaan dunia kepadanya, perintanhnya kepada langit agar menurunkan
hujan, peerintahnya kepada bumi agar menumbuhkan tanaman. Semua itu terjadi
karena ketetapan Allah Swt dan atas kehendak-Nya. Kemudian Allah Swt
melemahkannya sesudah itu, sehingga tidak mampu membunh lelaki itu dan juga
orang lainnya, Allah Swt membatalkan perintahnya, dan akhirnya Isa as
membunuhnya. Allah Swt meneguhkan orang-orang yang beriman di atas madzhab
Ahlus Sunnah dan keseluruhan ulama ahli hadist, ahli fiqih, dan yang berwawasan
luas, sebagai bentuk penyelisihan orang yang mengingkarinya, menganggap batal
urusannya dari kalangan kaum khawarij, jahmiyyah, sebagian orang mu’tazilah. Juga
untuk membela Al-Bukhari dalam menghadapi orang Mu’tazila dan yang setuju
dengan pendapat mereka dari kalangan Jahmiyyah dan selainnya bahwa Dajjal

150
memang benar adanya akan tetapi sesuatu yang didakwakan itu adalah khurafat dan
khayalan, tiada wujud hakikatnya. Mereka mendakwakan bahwa Dajjal, walaupun
benar adanya, tetapi tidak di percayai memiliki mukjizat para Nabi, semoga shalawat
dan salam Allah Swt diberikan kepada mereka! Karena Dajjal tidak mengaku sebagai
Nabi sehingga apa yang dia miliki itu sebagai pembenar bagi dirinya, dia hanyalah
mengaku-ngaku sebagai ila. Dia dalam pengakuannya itu, sudah mendustakan
dakwaannya sendiri dengan bentuk lahiriahnya serta adanya dalil-dalil
kemunculannya dalam dirinya, serta cacat fisik dan ketidakmampuannya untuk
menghilangkan cacat yang ada pada kedua matanya.
Kita dapat mengamati redaksional hadits Tamim dan hadits-hadits lainnya,
bahwasannya kita menghadapi sebuah fenomena yang lebih bernuansa iblis daripada
bersifat manusiawi. Dajjal di sini adalah seorang lelaki dewasa yang terikat di pulau
dan dia akankleuar pada akhir zaman dengan wujud seorang pemuda yang berambut
keriting. Tempat kelahirannya tidak di ketahui, umurnya tidak di ketahui, memiliki
kemampuan istimewa yang melebihi kemampuan manusia pada umumnya.
Semua pertanda ini menunjukkan bahwa kita tidak sedang berhdapan dengan
fenomena manusiawi. Sebenarnya kita sedang berhadapan dengan fenomena
bernuansa jin dan setan. Nu’aim bin Hammad menukilkan perkataan dari jabir bin
Nufair, Syuraih bin Yazid, Miqdam bin Ma’dikarib, Amr bin Aswad, dan Katsir bin
Murrah, bahwasannya mereka ini pernah berkata tentang Dajjal:
Dajjal itu bukan manusia. Dia hanyalah setan di salah satu dari sekian banyak
pulau di Yaman. Di terbelenggu dengan 70 rantai. Tidak mengetahui siapa yang
mengikatnya.
Sudah diketahui bahwa Lakm dan Judzam (kabilah-kabilah Tamim dan orang
yang menyertainya dalam belayar) tinggal di sebuah kawasan yang dekat laut Putih
dan juga dekat dengan laut Merah, tepatnya mereka lebih dekat ke laut Merah. Bukti-
bukti fisik menunjukkan bahwa lautan yang merekamaksudkan itu adalah laut Merah,
mungkin dari arah teluk Aqabah atau dari arah lainnya.

151
Kita amati dari hadist-hadist yang bertutur tentang kisah Tamim, kisahnya itu
selalu berangkai dengan jassasah. Termaktub banyak ungkapan beragam yang
menunjukkan hal itu pada sejumlah hadist yang telah diutarakan sebelumnya. Agar
maksudnya menjadi jelas :
Tiba-tiba sesosok binatang melata yang tebal rambutnya menghadang. Mereka
tidak bisa membedakan mana bagian depannya dan mana pula bagian belakangnya,
karena lebatnya rambut yang ia miliki. Makhluk itu menjawab,”Saya ini Jassasah”.
Tatkala jassasah menyebutkan kepada kami nama seorang lelaki tiba-tiba saja
kami khawatir jangan-jangan dia itu sesosok setan betina. Beberapa ungkapan di atas
menunjukkan bahwa Tamim dan orang-orang yang menyertainya mengalami
kebingungan dalam menggambarkan sifat jassasah. Bila melihat lebatnya rambut dan
bulu yang menutupi anggota tubuhnya sehingga tidak dapat diketahui mana bagian
depanya dan mana bagian belakngnya.

Ciri-Ciri Kemunculan Dajjal


Dari Anas r.a bersabda Nabi saw “ Tidak diutus seorang Nabi pun kecuali dia
pasti sudah memperingatkan umatnya dari si buta sebelah dan si tukang dusta.
Ketahuilah, dia itu buta sebelah matanya dan sesungguhnya Pemelihara kalian itu
tidaklah buta sebelah. Dan sungguh di antara kedua matanya (kedua mata Dajjal)
tertulis “Kafir”.
Dari Ubadah bin Shamit r.a, Rasulullah saw bersabda” sesungguhnya aku
sudah menceritakan kepada kalian tentang Dajjal, walaupun begitu aku tetap khawatir
kalau-kalau kalian masih tidak paham. Sesungguhnya Al-Masih Dajjal itu seorang
lelaki yang pendek perawakannya, renggang celah antara kedua betisnya saat
berjalan, buta sebelah dan terhapus matanya, tidak muncul keluar dan juga tidak
belubang ke dalam. Jika kalian masih belum jelas juga, maka ketahuilah bahwa Rabb
kalian itu tidak buta sebelah.

152
Dari Ubay bin Ka’ab r.a, dari Nabi saw “ Bahwasanya Nabi saw menyebut-
nyebut Dajjal di dekatnya, lantas beliau bersabda, “matanya hijau seperti potongan
kaca.
Maka dapat di simpulkan dari beberapa hadist diatas bahwa sifat Dajjal adalah
sebagai berikut:
 Warna kulit
Bersih bersinar, maksudnya putih dengan sediit dicampuri warna merah. Pada
sejumlah hadist ada isyarat warna kulitnya sangat putih, sedangkan pada
beberapa hadist yang lainnya diisyaratkan warna kulitnya merah. Warna merah
itu bisa jadi karena sangat putihnya, dua makna ini hampir sama.
 Tinggi
Perawakan pendek, apabila berjalan maka kedua betisnya menjadi renggang
(afhaja), maksudnya dia cacat dalam berjalan, dengan goyang (miring/bungkuk)
pada bagian atas tubuhnya.
 Tubuh
Penuh, gemuk dan berdaging, dadanya bidang dan berisi, tubuhnya gempal
walaupun pendek. Berdasarkan cirri inilah boleh jadi maksud perkataan Tamim
tentang perawakan Dajjal bahwa dia itu manusia yang paling besar tubuhnya
adalah orang yang sangat gemuk
 Wajah
Wajah Dajjal sangat buruk, kedua matanya cacat, mata yang satu terhapus total
atau tereliminasi sempurna, tidak ada bagian yang Nampak dan tidak pula
berlubang. Mata yang satunya keluar dari batas normalnya dalam bentuk yang
jelek, seolah-olah anggur yang keluar dari tandanya. Apabila mata tersebut
berwarna hijau dan bercacat. Demikianlah Dajjal itu hanya mempunyai satu
mata, itupun dalam kondisi cacat yang sangat parah, keluar dari tempatnya.
Adapun mata yang satunya terhapuskan keseluruhan, yakni tidak ada matanya
dan tidak ada pula alisnya.

153
Ditambahkan lagi dari yang demikian itu adanya kulit kasar, yang menonjol
keluar, tumbuh pada saluran air matanya. Kulit ini menjuntai di atas mata sedemikian
rupa sehingga mirip dengan jengger ayam jago.
Dahinya lebar, tertulis di antara kedua matanya ( ‫ ) کﻒﺮ‬atau ( ‫) كفر‬
berdasarkan sejumlah riwayat. Tulisan ini benar-benar ada, seperti tato atau tahi lalat
pada daging. Ini juga menambah buruknya wajahnya.
Rambutnya sangat kasar dan keriting, banyak, tidak rata dan tegak berdiri di
belakang Dajjal, seolah-olah dahan pohon atau gulungan yang campur aduk

Tanda-tanda kemunculan Dajjal


a. Dibebaskannya Rumawi (Konstatinopel dan Roma)
b. Terjadinya kelaparan dan paceklik
c. Fitnah Duhaima’
d. Terjadinya beberapa perkara besar sebelum munculnya Dajjal
e. Merajalelanya kerusakan, kebodohan, dan kebencian di muka bumi
Para pengikut Dajjal
a. Yahudi
b. Kelompok pendurhaka dan khawarij
c. Pelaku bid’ah dan kesesatan
d. Wanita
e. Setan
f. Tukang sihir
g. Pemuas nafsu syahwat.
Dari Asma’ bin Yazid, dia berkata kami bersama Nabi saw di rumah beliau,
maka beliau bersaba “ Pada 3 tahun sebelum munculnya Dajjal, langit menahan
seperti air hujannya dan bumi menahan seperti tumbuhannya. Pada 2 tahun sebelum
keluarnya Dajjal, langit Manahan dua pertiga hujannya dan bumi menahan
tumbuhannya. Pada tahun ke tiga, langit menahan seluruh air hujannya dan bumi
menahan seluruh tumbuhannya, sehingga tidak tersisa satu pun makhluk yang

154
bersepatu/khuf (manusia) atau makhluk berkuku (binatang) kecuali dia mati. Dajjal
berkata kepadaseseorang lelaki Arab dari kalangan penduduk desa pedalaman,
“Bagaimana pendapatmu, jika kubangkitkan kembali (kuhidupkan kembali) untamu
dengan kondisi unta yang gemuk, ambing susunya besar, demikian juga dengan
punuknya, apakah kamu mengetahui bahwa aku adalah rabb-mu?”. Orang itu
menjawab, “Ya,” Kemudian setan-setan menampakkan diri kepadanya dalam satu
bentuk seekor unta milik lelaki tersebut, lantas dia mengikutinya. Dajjal berkata
kepada orang yang lainnya, “Bagaimana jika kuhidupkan kembali bapakmu, anakmu,
dan orang-orang yang engkau kenal dari kalangan keluargamu, apakah kamu
mengetahui bahwa kau ini rabb-mu?” orang itu menjawab, “ Ya.” Maka setan-setan
pun menjelma dalam satu bentuk anggota keluarganya, lalu dia mengikutinya.
Selanjutnya Rasulullah saw dan beliau (ahlul bait) menangis. Selanjutnya Rasulullah
saw pulang dan kami pun menangis. Beliau bertanya, “Apa yang membuat kalian
menangis?” Aku menjawab,” Wahai Rasulullah saw, apa yang engkau ceritakan
tentang Dajjal itu, demi Allah Swt, sesungguhnya budak perempuan keluarga saya
sedang mengepal-ngepal adonana roti, maka dia tidak sampai menyelesaikan
pekerjaannya dan hampir saja roti yang di buat tidak mengembang akibat dia tidak
mampu bertahan dalam kelaparan. Lalu apa yang harus kami perbuat pada waktu
itu?” Rasulullah saw bersabda, “Sudah mencukupi bagi orang-orang beriman dari
makanan dan minuman pada waktu itu dengan takbir, tasbih, dan tahmid.” Kemudian
Beliau bersabda, “ Jangan kalian menangis, jika Dajjal muncul sedang aku masih ada
di tengah-tengah kalian maka akulah yang akan menghadapinya, tetapi jika dia
muncul sepeninggalku, maka Allah-lah penggantiku yang melindungi setiap muslim
dari Dajjal.
Dajjal hidup dimuka bumi selama 40 hari, akan tetapi 3 hari pertama itu
berbeda dengan hari-hari yang biasa kita jalani sebagaimana yang dijelaskan oleh
zhahir lafal ini. Dajjal mampu memerintahkan kepada langit untuk menurunkan hujan
dengan disaksikan manusia. Dajjal mampu membunuh seorang manusia kemudia dia
menghidupkan orang itu kembali dengan disaksikan manusia, dia tidak diberi

155
kekuasaan untuk melakukan fitnah seperti itu terhadap manusia lainnya. Dia berkata,
“ Wahai manusia sekalian manusia, tiada yang mampu melakukan yang seperti ini
kecuali rabb yang Maha gagah dan Maha tinggi, “Nabi saw bersabada, “ kaum
muslimin kemudian melarikan diri Jabal Dukhan di Syam, lalu Dajjal mendatangi
mereka di tempat itu lantas menggepung mereka. Pengepungan terhadap kaum
muslimin ini kian dasyat sedahsyat-dahsyatnya. Selanjutnya Isa bin Maryam turun
lalu berseru pada waktu sahur (waktu pagi). Dia berucap, ‘Wahai sekalian manusia,
apa yang menghalangi kalian dari keluar untuk memerangi si tukang dusta yang
busuk itu? Mereka menjawab, ‘Dia itu lelaki sebangsa jin .’ Kemudian mereka
berangkat, ternyata mereka itu sudah bersama Isa bin Maryam, lalu shalai diiqomati,
lantas dikatakan kepada Isa bin Maryam, ‘Majulah, wahai Ruhullah.’ Dia menjawab,’
Hendaknya imam kalian yang maju dan mengimani shalat Shubuh, Dajjal dan bala
tentaranya mendekati mereka. “ Rasulullah saw , “Ketika si pendusta (Dajjal) itu
melihat Isa maka dia meleleh seperti melelhnya garam di dalam air. Lantas Isa
berjalan mendekati Dajjal dan membunuhnya. Akhirnya, pohon dan batu benar-benar
akan berseru,’Wahai Ruhullah, ini orang Yahudi! Isa tidak membiarkan seorang pun
dari kalangan pengikut Dajjal kecuali di membunuhnya.
Ketika Allah Swt mengutus Al-Masih bin Maryam, maka dia turun di dekat
menara putih di wilyah sebelah timur Damaskus. Di antara dua kain yang dicelupkan
dengan warna kuning, dia meletakkan telapak tangannya pada sayap-sayap dua
malaikat. Ketika dia menundukkan kepalanya maka kepalanya meneteskan air, ketika
dia mengangkat kepalanya maka tercucurlah darinya air bagaikan mutiara jernih.
Tidak halal bagi seorang kafir pun yang menciumbaunya kecuali si kafir itu pasti
mati. Nafasnya berakhir pada saat penghabisan pandangan matanya. Isa bin Maryam
mengejar Dajjal hingga dia berhasil menangkapnya di pintu Ludd, lalu dia
membunuh Dajjal. Selanjutnya Isa bin Maryam didatangi oleh suatu kaum yang
dilindungi Allah Swt dari Dajjal, lantas dia mengusap kotoran dari wajah mereka dan
menceritakan kepada mereka tingkatan mereka di surga.

156
3. Turun Nabi Isa as
Allah Swt berfirman Qs. An-Nisa’ 4;159

               

Artinya : tidak ada seorangpun dari ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya
(Isa) sebelum kematiannya, dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi
terhadap mereka.
Ayat ini menurut keterangan yang terkuat dari sekian banyak pendapat ulama
ahli tafsir, maksudnya adalah tiada seorang pun dari kalangan ahli kitab kecuali dia
beriman kepada Isa as pada saat dia diturunkan nanti dan sebelum kematiannya. Di
dalam ayat ini terkandung petunjuk yang kuat akan turunnya Isa as di akhir zaman,
sekaligus membatalkan syubahat orang-orang Yahudi yang mendakwakan bahwa
mereka itu telah membunuhnya serta pernyataan mereka bahwa Isa as tidak dapat
melampaui keadaannya sebagai salah satu dari sekian banyak tukan sihir yang ada.
Pada ayat ini juga terkandung pembatalan terhadap syubahat sebagian orang Nasrani
yang sepakat dengan kaum Yahudi dalam menklaim dan keyakinan mereka bahwa Isa
as telah di salib, serta syubahat mereka (kaum Nasrani) bahwa Isa as adalah anak
laki-laki Allah Swt, Mahatinggi Allah Swt dari apa yang mereka katakana.
Allah Swt berfirman Qs. Az-Zukhuruf 43;61

           

Artinya : dan Sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan


tentang hari kiamat. karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan
ikutilah aku. Inilah jalan yang lurus.
Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah saw bersabda, Hari Kiamat tidak akan
terjadi sampai Ibnu Maryam turun di tengah-tengah kalian sebagai hakim yang adil,
lalu dia menghancurkan salib, membunuh babi dan menghancurkan jizyah, dan

157
sehinggaharta melimpah ruah sampai-sampai tiada seorang pun yang mau menerima
zakatnya.
Dari sejumlah riwayat yang telah dipaparkan, kita dapatkan kejelasan bahwa
kesemuanya menunjukkan adanya kepemimpinan yang akan dipegang oleh seorang
pria dari umat ini, yang mayoritas orang menyatakan bahwa pria tersebut Al-Mahdi.
Adapun Isa as, maka dia menduduki posisi sebagai wakil dari sang imam. Pada
sebagian riwayat dituturkan bahwa keamiran atau kepemimpinan itu dibentuk untuk
Isa as walaupun sebelum kepemimpinan dipegang oleh seorang lelaki shalih dari
kalangan umat ini.
Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi saw yang di dalamnya termaktub “ Lantas
dia (isa) tinggal di bumi selama 40 tahun, kemudian diwafatkan dan kaum muslimin
menyelamatkan jenazahnya”.
Abu Dawud Ath-Thayalisi mengeluarkan riwayat pada Musnad-nya hadist
sebelumnya yang di dalamnya termaktub” Isa as tinggal di bumi sesudah turun
selama 40 tahun, kemudian dia wafat, dan kaum muslimin menyalatkannya.
Nash ini menegaskan bahwa waktu yang lamanya 40 tahun ini hanya
berlangsung sesudah turunnya Isa as ke bumi, dan pemahaman hadist sebelumnya di
bawa sesuai dengan teks hadis ini. Berdasarkan penjelasan yang baru diuraikan, dapat
dikatakan bahwa lama hidup Isa as sesudah turunnya ke duania adalah 40 tahun,
termasuk di dalamnya 7 tahun yang berlangsung sesudah kebinasaan Ya’juj dan
Ma’juj. Pada tahun-tahun itu terwujudlah keamanan dan kedamaian dalam bentuknya
yang luar biasa dan tidak pernah terjadi, bahkan di masa Nabi Muhammad saw
sekalipun, dan juga belum pernah terbayangkan terjadinya masa seperti itu dalam
perjalanan sejarah umat manusia kecuali pada masa Nuh as sesudah banjir banding.
Inilah saat-saat membahagiakan bagi semua penduduk bumi seolah-olah
mereka berada di surga yang tidak kekal, akan tetapi itu hanya berlangsung dalam
waktu 7 tahun saja. Sesudah itu terjadilah kemerosotan serta kemunduran kualitas
hubungan antara sesama manusia dan mulai muncullah tanda-tanda dengan
menyalanya api permusuhan antara individunya dalam level terkecil. Kondisi ini

158
tentunya tidak bermakna tidak ada usaha sama sekali untuk memperbaiki keadaan
secara umum pada umat ini. Bagaimanapun juga inilah awal kemunduran dan tidak
menafikan terjadinya keadaan itu pada masa Isa as, akan tetapi dia pasti telah
berusaha dengan keras untuk menghilangkannya. Karekter bumi yang kita tempati
dan keharusan untuk menerima terpaan ujian memang mengharuskan kemunduran
yang seperti itu terjadi. Berdasarkan hal itu, tidak tertutup kemungkinan bahwa
keadaan ini akan berubah, atau mulia berubah secara bertahap pada era Isa as dan era
sebelum wafat Isa as.
Dalam hadist Nawwas bin Sam’an yang panjang yang membicarakan
kemunculan Dajjal dan turunya Isa as, Rasulullah bersabda “ Ketika Allah Swt telah
mengutus Al-Masih Ibnu Maryam, maka turunlah ia di menera putih di sebuah timur
Damsyik dengan mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan
zafaran, dan kedua telapak tangannya diletakkannya di sayap dua malaikat, bila ia
menundukkan kepala maka menurunlah rambutnya, dan jika diangkatnya kelihatan
landai seperti mutiara. Maka tidak ada orang kafir pun yang mencium nafasnya
kecuali pasti meninggal dunia, padahal nafasnya itu sejauh mata memandang. Lalu
Isa as mencari Dajjal hingga menjumpainya di pintu Lud, lantas dibunuhnya Dajjal.
Kemudian Isa as datang kepada suatu kaum yang di lindungi Allah Swt dari Dajjal,
lalu Isa as mengusap wajah mereka dan member tahu mereka tentang derajat mereka
di Syurga (Shahih Muslim)
Nabi Isa as akan turun pada saat iqamat shalat subuh. Nabi Muhammad saw
bersabda “ Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berjuang membela
kebenaran dengan mendapat pertolongan Allah Swt hingga datangnya hari kiamat.
Kemudian akan turun Isa putra Maryam, lalu pemimpin mereka (Imam Mahdi)
berkata (kepada Isa asa), ‘Kemarilah, silahkan anda mengimami kami shalat!” Lalu
Isa as menjawab, “ Tidak, sesungguhnya sebagian kalian adalah pemimpin bagi
sebgaian yang lain, sebagai penghormatan dari Allah Swt kepada umat ini”. (HR.
Muslim: Kitab Al-Iman No. 225 dan Kitab Al-Imarah No. 35470

159
Menurut Ibnu Katsir, Nabi Isa As akan turun disisi menara sebelah timur
masjid Jami’ Umawi yaitu di sebelah timur Damsyik (Damaskus sekarang, di Syiria
atau Suriah). Menara tersebut telah di perbaiki pada zaman Ibnu Katsir yaitu pada
tahun 741 Hijriah. Pembiayaannya diambil dari harta orang-orang nasrani yang
sebelumnya telah membakar menara tersebut. Hafiz Ibnu Katsir dalam An-Nihayah
berkata, “ inilah pendapat yang lebih masyur tentang tempat turunnya Isa As, yaitu di
menara putih sebelah timur jami’ Damsyik. Dan di Damsyik tidak ada menara yang
dikenal dengan menara dengan menara timur kecuali menara yang berada di timur
jami’ Umawi dan inilah yang lebih cocok dan lebih sesuai karena Isa As turut pada
saat didirikannya shalat.
Seperti apakah Masjid Umawi dalam keterangan di atas? Sekarang masjid
tersebut lebih dikenal sebagai masjid Agung Damaskus, sebagiannya ada yang
menyebutnya sebagai Shalahudin AL-Ayubi karena terdapat makam Shalahudin Al-
Ayubi di samping masjid, di Wikipedia disebut dengan masjid Umayyad. Aus bin
Ats-Tsaqafi meriwayatkan bahwa Rasulullah saw “ “Isa bin Maryam akan turun di
menara putih sebelah timur kota Damsyik (HR Thabrani)

4. Ya’juj dan Ma’juj


Munculnya Ya’juj dan Ma’juj dianggap sebagai salah satu tanda besar hari
kiamat. Pernyataan terang-terangan bahwa kemunculan mereka itu termasuk tanda
hari kiamat mengandung isyarat kemunculan mereka ini menyelisihi keadaan normal
dan tidak selaras dengan berbagai konsep yang ada. Kemunculan mereka ini serupa
dengan munculnya binatang melata dari rekahan bumi atau mirip dengan terbitnya
matahari dari tempat tenggelamnya (barat). Karena itulah sebagian orang mengalami
kebingungan dalam mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan Ya’juj-Ma’juj dari
segi di mana posisi mereka saat ini di bola bumi, terutama di zaman kita ini yang
berbagai informasi dan pengetahuan tentang geografi dapat diakses secara luas oleh
public. Di manakah dinding yang menghalangi mereka dari manusia ? Bagaimanakah
sifat dan karekter mereka? Dan lain-lainnya.

160
Karena itulah pada pasal ini mendekatkan petunjuk dalil-dalil yang ada dalam
memahami fenomena ini, jauh dari berbagai tambahan atau peernyataan aneh lagi
ganjil sebgaimana yang telah disebutkan oleh sebagaian orang, khususnya tentang 2
kelompok makhluk ini ketika menjelaskan saat-saat kehancuran dan lokasi negeri
mereka.
Agar menjadi jelas bagi kita siapakah sebenarnya Ya’juj-Ma’juj ini, maka kita
harus mengikuti nash-nash yang menjelaskan hakikat mereka, di antaranya sebagai
berikut:
Dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a, Nabi saw bersabda, Allah ‘Azza wa Jalla
berkalam pada hari kiamat, “ Wahai Adam, “Dia berkata, “Kupenuhi panggilan-Mu
dengan kerelaan hati, wahai Rabb kami, “ Lantas dia dipanggil dengan suara keras, “
Sesungguhnya Allah Swt memerintahkan kamu untuk mengeluarkan dari anak
keturunanmu satu pasukan ke Neraka. “Adam bertanya, “ Wahai Rabb-ku, apakah
pasukan neraka itu? “ Allah Swt berkalam, “Dari setiap 1000 orang- aku menyangka
Dia berkalam -ada 999 orang, maka ketika itu wanita hamil menggugurkan
kandungannya, anak kecil menjadi beruban, dan kamu melihat orang-orang itu
mabuk, pada hal mereka tidak mabuk, akan tetapi itu adalaah siksa Allah Swt yang
dahsyat.” Keadaan itu memberatkan banyak orang sehingga wajah mereka berubah.
Nabi saw bersabda, “Di antra Ya’juj dan Ma’juj 999 dan dari kalian satu. (HR. Al-
Bukhar, Shahih Al-Bukharai) Dalam riwayat lain, Nabi saw bersabda :
Beramallah kalian dan bergembiralah. Demi Dzat Yng jiwa Muhammad
berada di Tangan-Nya, sesungguhnya kalian benar-benar bersama 2 makhluk yang
tidak menyertai sesuatu apapun kecuali keduanya memperbanyak jumlahnya, yakni
Ya’juj dan Ma’juj, dan siapa yang mati dari kalangan Bani Adam dan Bani Iblis (
HR. Tirmidzi)
Hadis ini menjelaskan bahwa Ya’juj dan Ma’juj itu termasuk anak keturunan
Adam as, artinya mereka itu manusia seperti kita. Diriwayatkan dari Ka’ab r.a yang
di nukilkan oleh An-Nawawi, bahwa Ya’juj dan Ma’juj itu berasal dari Adam as
tanpa melibatkan Hawa. Di kisahkan, suatu ketika Adam as bermimpi basah lantas air

161
maninya tumpah sehingga bercampur dengan tanah dan terciptalah darinya Ya’juj
dan Ma’juj, tetapi pendapat ini sangat dha’if sehingga tidak bisa dijadikan hujah sama
sekali. Mengapa ?
Karena para Nabi itu tidak mungkin bermimpi basah. Lagi pula di manakah
mereka berada ketika air bah datang menenggelamkan bumi ini? Pendapat ini juga
bertentangan dengan Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa Allah Swt telah menjadikan
keturunan Nuh as saja yang tersisa di muka bumi sesudah banjir bandang. Allah Swt
berkalam dengan Nuh as, “Dan Kami jadikan keturunannya itulah mereka yang
tersisa (Ash-Shaffat 37;77)
Dari Zainab binti Jahsyi r.ha, Bahwasanya Nabi saw masuk ke kamarnya
dalam keadaan ketakutan, seraya bersabda, “Tiada Ilah kecuali Allah Swt, celakalah
orang-orang Arab dari kejahatan yang sudah semakin dekat, hari ini sudah terbuka
tutup Ya’juj dan Ma’juj seperti ini”, Beliau melingkarkan jempol dan jari telunjuk
Beliau. Aku berkata , “Wahai Rasulullah saw, apakah kita akan binasa sedangkan di
tengah-tengah kita masih ada orang-orang shalih? “ Rasulullah saw menjawab,”Ya,
apabila keburukan merajalela, (HR. Bukhari, Shahih Al-Bukhari)
Dari Abu Hurairah r.a, Nabi saw bersabda” Allah Swt membuka tutup Ya’juj
dan Ma’juj seperti”, Beliau saw melingkarkan tangannya sebilan puluh (HR. Bukhari,
Shahih Al-Bukhari)
Hadist ini dengan beberpa periwayatanya berisikan peringatan bagi orang-
orang Arab dari kejahatan atau keburukan yang sudah dekat, yakni terbukanya tutup
Ya’juj dan Ma’juj
Qs. Al-Kahfi 18;89, 92-96

   

Artinya kemudian Dia menempuh jalan (yang lain).

162
               

             

               

              

           
Artinya: kemudian Dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila
Dia telah sampai di antara dua buah gunung, Dia mendapati di hadapan kedua
bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata:
"Hai Dzulkarnain, Sesungguhnya Ya'juj dan Ma'jujitu orang-orang yang
membuat kerusakan di muka bumi, Maka dapatkah Kami memberikan sesuatu
pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara Kami dan
mereka?"
Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku
terhadapnya adalah lebih baik, Maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia
dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka,
Berilah aku potongan-potongan besi". hingga apabila besi itu telah sama rata
dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)".
hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata:
"Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas
itu".
Qs. Anbiya’ 21;96

          

Artinya: Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka
turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.

163
Qs. Al-Khafi 18; 98-99

                 

Artinya: Dzulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, Maka
apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan
janji Tuhanku itu adalah benar".
Di dalam ayat ini terkandung isyarat tentang akhir usia dinding penutup itu,
yang berakhirnya ada kaitan erat dengan janji Allah Swt. Lalu apakah janji runtuhnya
tembok tersebut sekaligus janji akan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj di akhir zaman
sebagi salah satu dari 10 tanda utama Kiamat? Ataukah ini adalah janji lain yang
mengakibatkan berakhirnya fungsi dinding itu dan robohnya ia hingga rata dengan
tanah sehingga orang-orang yang dahulu sering lewat jalir tersebut kembali ke
kebiasaan asalnya? Kedua perkara ini sama-sama mungkin terjadi.
Disamping itu, pada ayat ini juga terdapat petunjuk bahwa ratanya dinding
penutup ini dengan tanah hanya terjadi karena keputusan Allah Swt secara langsung
dan bukan disebabkan oleh usaha Ya’juj dan Ma’juj yang melubanginya sebagaimana
yang dituturkan pada sejumlah riwayat yang dha’if.
Qs. Anbiya’ 21;96

          

Artinya: hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka
turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.
Ya’juj dan Ma’juj akan dibukakan pintu lantas mereka keluar sebagaimana
kalam Allah Swt “hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka
turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi (Qs. Anbiya’ 21;96), kemudian
mereka mengusai seluruh bumi. Kaum muslimin melarikan diri dari mereka, sampai-
sampai kaum muslimin yang masih tersisa hanya dapat bertahan di perkotaan dan
perbentengan mereka sambil membawa serta binatang ternak mereka sampai Ya’juj

164
dan Ma’juj melewati sungai dan meminum airnya sehingga tidak tersisa sedikipun.
Kemudian orang-orang terakhir dari rombongan Ya’juj dan Ma’juj yang mengikuti di
belakang mereka juga melewati tempat itu, lantas juru bicara dari mereka berkata,
“Sungguh dahalu di tempat ini pernah ada air”
Mereka pun menguasai dunia, hingga juru bicara mereka berucap, “Mereka
itu penduduk bumi, kami telah menyelesaikan urusan dengan mereka. Sungguh kami
akan segera menurunkan penduduk langit! “Maka salah seorang dari mereka
membidikkan tombaknya kea rah langit, kemudian tombak itu kembali dengan
belumuran darah. Maka mereka berkata “ Kami sudah berhasil membunuh penduduk
langit!” Ketika mereka masih dalam keadaan demikian, tiba-tiba Allah Swt mengirim
sejenis binatang seperti cacing yang terdapat di hidung unta, lantas bintang itu
menyerang leher mereka dan mereka pun mati sebagaimana matinya belalang,
sebagaiannya menindih sebagian yang lain.
Kaum muslimin jadi tidak mendengar suara mereka sedikitpun, lantas mereka
berkata, “Siapakah lelaki pemberani yang rela mengorbankan dirinya untuk melihat
apa yan mereka lakukan?”. Seorang lelaki dari mereka keluar dari perbentengan dan
dia telah mempersiapkan dirinya seandainya di dibunuh oleh Ya’juj dan Ma’juj.
Di malam yang ketika itu Rasulullah saw diisra’kan, Beliau saw bertemu
dengan Nabi Ibrahim, Musa, Isa, lantas mereka berbincang-bincang tentang hari
kiamat. Mereka memulainya dengan Nabi Ibrahim as, lantas mereka bertanya tentang
hari kiamat, tetapi Ibrahim as tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu.
Selanjut mereka bertanya kepada Musa as, tetapi dia juga tidak memiliki ilmu tentang
hari kiamat. Akhirnya peembicaraan di kemablikan kepada Isa bin Maryam, lantas ia
berkata, “ Sesungguhnya telah diberitahukan kepadaku selain saat terjdinya. Adapun
saat terjadi kiamat itu, tiada yang mengetahuinya kecuali Allah Swt. “Isa as
menceritakan kemunculan Dajjal, lalu dia berucap, “Lalu aku pun turun kemudian
aku bunuh mereka sehingga orang-orang kembali ke negeri mereka, akan tetapi
mereka dihadang oleh Ya’juj dan Ma’juj. “Dan mereka itu muncul darin semua bukit
dan daratan tinggi. Mereka tidak melewati air kecuali meminumnya dan tidak

165
melewati sesuatu kecuali merusaknya. Maka kaum muslimi memohon perlindungan
kepada Allah Swt agar Dia mematikan mereka, maka bumi pun menjadi busuk karena
bau tubuh mereka. Kemudian orang-orang kembali memohon perlindungan kepada
Allah Swt. Aku berdoa kepada Allah Swt, lantas Allah Swt mengirimkan awan yang
menurunkan aur hujan, lantas air membawa jasad mereka (Ya’juj -Ma’juj) dan
mencampakannya ke laut. Selnajutnya gunung-gunung runtuh dan bumi
dibentangkan sebagaimana dibentangkannya kulit yang disamak. Diberitahukan
kepadaku bahwa kapan itu terjadi maka saat itulah hari Kiamat akn terlahir dari
manusia sebagaimana wanita hamil yang keluarganya tidak mengetahui kapan
saatnya dia mengejutkan mereka dengan kelahir bayinya.
Dari Nawwas bin Sam’an r.a bersabda Rasulullah saw “Kaum muslimin akan
menyalakan fitnah Ya’juj-Ma’juj, kobaran api mereka, dan tameng perisai mereka 7
tahun.
Di dalam ayat 18;98-99 terkandung isyarat kemunculan Ya’juj-Ma’juj dan
akhir usia dinding penutup yang dibangun oleh Dzulqarnain. Di dalamnya juga
terdapat petunjuk berakhirnya dunia sesudah itu, demikian ayat-ayat tadi
mengungkapkan bahwa pada hari kiamat, yakni munculnya Ya’juj dan Ma’juj -
manusia bercampur aduk sebagian mereka pada sebagian yang lain dalam perbedaan
dan kekacauaan samapai terjadinya hari kiamat. Kekacauan hebat ini pasti terjadi
sesudah bertahun-tahun penuh berkah yang dialami oleh kaum muslimin dalam
kelapangan bersama Isa as. Kondisi benar dimulai sesudah terbitnya matahari dari
arah terbenamnya .
5. Binatang Daabatul Ardhi
Allah Swt berfirman Qs. An-Naml 27;82

               

 

166
Artinya: Dan apabila Perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis
binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa
Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.
Ayat ini menerapkan tentang binatang melata yang muncul sebagai salah satu
tanda dari tanda-tanda besar hari Kiamat. Kemunculannya berkaitan dengan jatuhnya
ketetapan terhadap manusia. Dan telah diperselisihkan tentang apa yang dimaksud
dengan ketetapan itu, setidaknya ada beberapa pendapat, apa yang dimaksud dengan
ketetapan itu, setidaknya ada beberapa pendapat, di antaranya: ketika siksa itu telah
diwajibkan terjadinya. Inilah pendapat yang paling shahih. Dikatakan “Yang
dimaksud dengan ketetapan tersebut adalah apa yang dituturkan oleh al-Qur’an yang
berupa peristiwa datangnya hari Kiamat dan kengerian yang ada di dalamnya.
Ulama berbeda pendapat tentang soal kemunculan binatang melata ini dari
dalam bumi. Dikatakan, “Ia keluar dari bukit Shafa di Mekkah. “Dikatakan juga, “Ia
muncul di antara rukun (sudut) Ka’bah dengan maqam Ibrahim. “Di tuturkan juga,
“Ia keluar di Tihamah.” Dikatakan pula, “Ia muncul dari sebuah masjid di Kufah,
karena tungku api sudah memancarkan air. “Dikatakan, “Ia keluar dari negeri Thaif.
“Dikatakan , “Ia muncul dari rekahan pada Ka’bah.” Ada juga yang menuturkan, “ Ia
muncul dari batu besar yang elok.” Disebutkan juga untuknya beberapa tempat
keluar.
Ulama berbeda pendapat tentang isi perkataan bintang melata tersebut.
Dikatakan,”Binatang tersebut berbicara kepada mereka tentang batilnya agama-
agama selain Islam. “Dikatakan pula, “Binatang itu berkata kepada sesuatu yang
membuat mereka sedih.
Abdi menukilkan dari Ar-Razi pada kitab Tafsir-nya, orang-orang
memperbincangkan tentang bintang melata ini dari berbagai sudut padang:
Pertama, tentang ukuran tubuhnya.
Di dalam satu hadist dinyatakan bahwa tingginya 60 hasta. Diriwayatkan juga
bahwa kepalanya itu mencapai awan. Dari Abu Hurairah dinyatakan bahwa ukuran
celah 2 tanduknya itu panjangnya satu farsakh bagi pengendara kuda

167
Kedua, Tentang bentuk penampilan fisiknya.
Diriwayatkan bahwa ia mempunyai 4 kaki, bulu yang halus, bulu pada muka,
dan dua sayap. Dari Ibnu Juraij diriwayatkan tentang cirri fisik binatang ini, bahwa
kepalanya adalah kepala kambing, matanya seperti mata babi, telinganya mirip
telinga gajah, tanduknya adalah tanduk rusa, dadanya adalah dada singa, warna
kulitnya bagai warnakulit harimau, lambungnya mirip lambung sapi, ekornya seperti
ekor domba jantan, dan tapak kakinya adalah tapak kaki unta.
Ketiga, tentang bagaimana kemunculannya
Dari Ali r.a diriwayatkan bahwa bintang itu keluar selama 3 hari dan orang-
orang menunggu sedang bintang itu tidak keluar kecuali hanya sepertiga saja. Dari
Al-Hasan, Dia berkata, “Keluarnya binatang itu tidak sempurna kecuali sesudah 3
hari.”
Keempat, tentang kemunculannya.
Nabi saw ditanyai,”Dari manakah binatang itu muncul? “ Beliau menjawab,
“Dari masjid yang paling agung keharamannya bagi Allah Swt, yakni Masjidil
Haram.” Dikatakan pula, “Binatang itu keluar dari bukit Shafa, lantas ia berbicara
kepada mereka dengan menggunakan bahasa Arab.”
Kelima, Jumlah kemunculannya.
Diriwayatkan bahwa ia muncul sebanyak 3 kali, ia muncul dari wilayah paling
ujung Yaman, kemudian ia bersembunyi, kemudian ia muncul lagi di perbukitan, lalu
ia bersembunyi dalam kurun waktu yang lama, lantas orang-orang menyaksikan
keberadaannya di masjid yang paling agung keharamannya dan paling mulia bagi
Allah Swt. Tiada yang menakutkan bagi mereka kecuali kemunculannya di antara
rukun (sudut Ka’bah), di seberang perkampungan Bani Makhzum, arah kanan luar
dari Majidil Haram, maka sebagian orang ada yang lari dan ada juga berdiri berhenti.
Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah saw bersabad: “ Binatang melata akn
muncul, bersamanya ada cicin stempel Sulaiman as dan tongkat Musa as, lantas ia
menjdikan cemerlang wajah orang beriman dan menstempel hidung orang kafir
dengan cicin itu, sampai benar-benar para penghianat berkumpul dan berkata, “ Inilah

168
wahai mukmin.”, dan dikatakan, “Inilah wahai kafir.” Dia berkata, “Inilah, wajah
kafir, dan inilah wahai mukmin (HR. At-Tirmidzi)
6. Angin dari Yaman timur
Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a dia berkata, “ Kiamat tidak akan terjadi
kecuali menimpa manusia-manusia yang paling jahat, mereka itu lebih jahat dari pada
jahiliyah, mereka tidak berdoa kepada Allah Swt dengan menyebut sesuatu pun
kecuali Allah Swt pasti menolok permintaan mereka. “ Ketika mereka masih dalam
keadaan seperti itu, Uqbah bin Amir datang. Lalu Maslamah berkata kepadanya,
“Wahai Uqbah, dengarlah apa yang dikatakan oleh Abdullah. “Uqbah berkata, “Dia
memang lebih tahu. Adapun akau , maka aku pernah mendengarkan Rasulullah saw
bersabda, “Senantiasa ada satu kelompok dari kalangan umatku yang berperang atas
dasar perintah Allah Swt, mereka selalu unggul terhadap musuh mereka, siapapun
yang menyelisihi mereka masih menjalani keadaan itu’. “ Abdullah berkata, “Ya,
kemudian Allah Swt mengirimkan bau wangi seperti wangi kasturi (misk),
sentuhannya bagaikan satu orang pun yang di dalam hatinya terdapat iman walau
hanya seberat biji kecuali ia pasti mencabut nyawanya, kemudian tinggallah orang-
orang yang buruk saja, terhadap mereka inilah hari Kiamat menerpa (HR. Muslim)
Dari Aisyah r.ha, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,
“Tidak akan hilang malam dan siang samapi Lata dan Uzza disembah lagi.” Lalu aku
berkata, “Ya Rasulullah saw, sungguh aku menyangka ketika Allah Swt menurunkan
ayat: ‘Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan petujuk dan agama kebenaran untuk
Dia memenangkannya atas seluruh agama yang ada, walaupun orang-orang musyrik
membencinya’, bahwa itu sempurna (Islam tetap jaya sampai hari Kiamat dan
kemusyrikan tidak kembali lagi khususnya di jazirah Arab), “Beliau bersabda
“Sesungguhnya akan terjadi dari yang demikian itu (Islam memang seperti isyarat
ayat tadi) selama waktu yang dikehendaki Allah Swt, kemudian Allah Swt
mengirimkan angin yang berbau harum mewangi, lantas angin itu mematikan semua
orang yang di dalam hatinya ada iman walau hanya seberat biji sawi, sehingga

169
tersisalah orang yang tiada kebaikan pada dirinya, lalu mereka kemabali kepada
agama kakek moyang mereka (HR. Muslim)
Hadis ini menjelaskan dengan gambling bahwa Islam masih memiliki peluang
menjadi unggul untuk yang kedua kalinya, di saat itulah agama ini menyebar ke
seluruh penjuru dunia sekaligus membatalkan seluruh agama lainnya. Inilah yang
akan terjadi pada era Al-MAhdi dan Isa as. Selanjutnya Allah Swt mengirm angin
yang mencabut nyawa orang-orang yang beriman atau siapa saja yang di dalam
hatinya ada keimanan walau seberat biji sawi. Selanjutnya jahiliyah akan kembali
sebagaimana bentuk awalnya. Pada sejumlah riwayat, kejahiliyahan di masa itu lebih
dahsyat dari pada era jahiliyah yang pertama dahulu. Fakta-fakta masa sekarang ini
dan redaksi hadist tersebut memang menguatkan bahwa kondisi kejahiliyahan
merupakan era yang paling buruk dari pada periode manapun yang pernah di alami
oleh bola bumi kita.
Dari Abu Hurairah r.a bersabda Rasulullah saw “Sesungguhnya Allah Swt
mengirim angin dari Yaman yang lebih halus dari pada sutera, tidak membiarkan
seorang pun yang di dalam hatinya-Abu Alqamah brkata, “Seberat biji”. Abdul Aziz
berkata, “Seberat dzarrah-berapa iman kecuali ia pasti akan mencabut nyamanya
(HR. Muslim, Shahih Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa kemunculan angin ini dari arah Yaman, dan
terbayangkan terjadinya peristiwa itu sesudah terbitnya matahari dan munculnya
binatang, saat itulah pintu taubat benar-benar telah tertutup taubat rapat. Oleh
karenanya sama sekali tidak terbayangkan bahwa masih ada orang-orang beriman
sesudah itu.
7. Terbitnya matahari dari barat
Ibnu Hajar menyatakan hal itu ketika dia mengomentari hadits yang dia nukil
dari Abdu bin Humaid pada kitab Tafsir-nya, yaitu manakala dia mengeluarkan
hadist Abdullah bin Abi Aufa r.a dia berkata :
Lailatul Qodr (malam kemuliaan) datang dalam 3 malam, tiada yang
mengetahuinya kecuali orang-orang yang melakukan shalat tahajud, dia berdiri

170
mengerjakan shalat lantas membaca hizbnya (dzikir dan doa yang biasa dibaca)
kemudian dia tidur, kemudian dia bangun , dan membaca Al-Qur’an. Lantas dia tidur,
kemudian dia bangun lagi. Pada waktu itulah manusia datang rombongan demi
rombongan tanpa terputus serta bercampur-baur sebaian mereka mengerjakan shalat
subuh dan mereka duduk. Tiba-tiba saja matahari muncul darai arah tenggelamnya,
lantas manusia pun mengalami hiruk pikuk dan heboh yang luas biasa karena sangat
ketakutan, sampai ketika matahari sudah berada di tengah-tengah langit, ia kembali
ke barat. (Fath Al-Bari)
Nu’aim bin Muhmmad meriwayatkan dari arah yang lain dari Abdullah bin
Amr r.a dia berkata:Kalian tidak hidup sesudah Ya’juj-Ma’juj kecuali sebentarsaja,
sampai matahari terbit dari arah tenggelamnya (dari barat), lantas orang yang tidak
mempunyai bagian kebaikan di ahirat berkata,”Kami tidak peduli apabila Allah Swt
mengembalikan cahayanya kepada kami dari arah mana saja dia terbit, baik dari
tempat terbitnya (timur) maupun dari arah tenggelamnya (barat). “Abdullah bin Amr
r.a berkata, “Lantas mereka mendengar seruan dari langit, Wahai orang-orang yang
beriman, sungguh telah ditrima dari diri kalian . Dan wahai orang-orang yang kafir,
sungguh telah di tutup pintu-pintu taubat, pena pencatat amal telah dikeringkan, dan
lembaran catatan amal telah digulung (dilipat). (Ensiklopedi Akhir zaman: 986)
Pada kitab Al-‘Azhamah juga termaktub hadist panjang yang mengisyaratkan
keadaan yang sangat mengerikan dan kekacauan yang menimpa manusia disebabkan
oleh tertundanya matahari terbit.
Dari Abu Hurairah r.a, bersabda Rasulullah saw , “Tidak akan terjadi sampai
matahari terbit dari arah tenggelamnya (barat), ketika matahari itu terbit dari sana dan
orang-orang melihatnya, maka mereka semua beriman, dan itulah saat yang tidak
bermanfaat bagi manusia keimanannya (kemudian beliau membaca ayat ini surat Al-
An’am:158 (HR. Muslim)
8. Munculnya Api Yaman dan hancurnya belahan timur dan barat ( 8,9,10)
Api yang mengumpulkan inilah yang pertama dati tanda-tanda kehancuran dan
terjadinya Kiamat.

171
Dari Anas r.a, dia berkata : Sampailah kepada Abdullah bin Salam berita
kedatangan Rasulullah saw ke Madinah, lalu dia menjumpai beliau. Abdullah bin
Salam berkata, “Sesungguhnya aku bertanya kepada anda tentang 3 hal yang tidak
mengetahuinya kecuali seorang Nabi. “Abdullah bertanya, “Apakah tanda hari
Kiamat yang pertama? Apa makanan pertama penduduk surga? Dari sesuatu apakah
seorang anak menyerupai bapaknya? Dan dari apa pula dia menyerupai paman-
pamanya dari pihak ibu? “Rasulullah saw bersabda, “Jibril memberitahu jawaban
dari 4 pertanyaan itu tadi.
Anas berkata, “Maka Abdullah berkata, ‘(Jibril) itulah musuh kaum yahudi
dari kalangan malaikat! “ Maka Rasulullah saw bersabda, :Adapun tanda hari Kiamat
yang pertama adalah api yang menggiring manusia dari belahan timur sampai belahan
barat.(HR. Al-Bukhari)
Sudah jelas dari pertalian hubungan di dalam hadist ini berisi pertyanyaan
kepada Rasulullah saw yang dilontarkan oleh salah seorang cendikiawan Yahudi
sebelum dia masuk Islam. Karenanya jawaban dari Rasulullah saw juga selaras
dengan karekter pertanyaan itu, yakni sesuai dengan ilmu-ilmu yang dimiliki oleh
Bani Israil. Karekter pertanyaan itu berkaitan dengan tanda awal dan berakhirnya
dunia, maka Nabi saw pun memberitahukan bahwa tanda awal tersebut adalah api
yang mengumpulkan manusia. Ini tidak bertentangan dengan hadits-hadist
sebelumnya yang menyebutkan 10 tanda utama, atau 3 tanda.
Kesepuluh tanda itu menunjuk pada tanda-tanda khusus untuk umat
Muhammad saw dan di dalamnya terdapat penjelasan terperinci terhadap peristiwa-
peristiwa besar sebelum terjadinya Kiamat. Sedangkan pertanda yang 3 berkaitan
dengan hadits yang di dalamnya berisi tentang akhir ujian iman dan kafir. Sedangkan
pertanyaan pada hadits ini berkaitan dengan saat terjadinya hari Kiamat. Karena
itulah jawaban tentang tanda pertama itu adalah api yang mengumpulkan manusia,
kemudian di iringi dengan suara yang keras dan tiupan sangkakala yang pertama,
maka hancurlah sistem penganturan alam ini secara menyeluruh.

172
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa api yang mengumpulkan ini
merupakan rantai penghubung antara tanda-tanda besar (tanda-tanda utama) dengan
hancurnya dunia. Karena inilah ia menempati urutan terakhir di antara 10 tanda besar
hari Kiamat, tetapi menempati urutan yang pertama di dalam tanda kehancuran alam
semesta.
9. Penghancuran bumi dari timur
10. Penghancuran bumi dari barat
11. Penghancuran bumi dari Jajirah arab dan Syam

Dalil-Dalil Tentang Hari Kiamat


1. Al-Baqarah, 2;62

           

            
Artinya: Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-
orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-
benar beriman kepada Allah], hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan
menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka,
dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
2. Qs. Al-Baqarah, 2;4

            

Artinya: Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah
diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta
mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.

173
3. Qs. al-Baqarah 2;177

              

          

          

              

   


Artinya: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta
yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;
dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat;
dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang
yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka
Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang
bertakwa.
4. Qs.An-Nisa’ 4;136

            

              

 
Artinya:Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab
yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian,
Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.

174
5. Qs. Al-Hajj, 22;7

            

Artinya : Dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan
padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.
6. Qs. Al-Ankabut, 29;64

               

 
Artinya dan Tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-
main. dan Sesungguhnya akhirat Itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau
mereka mengetahui.

D. Hikmah Beriman Kepada Hari Kiamat


Beriman kepada hari Kiamat akan mendatangkan banyak hikmah bagi kita,
hikmah-hikmah tersebut antara lain :
1. Dengan selalu mengingat akan adanya hari Kiamat , seseorang akan berupaya
disiplin dan berusahauntuk berbuat baik, beribadah dan menjalankan perintah
Allah Swt sebagai bekal persiapan di akhirat nanti. Karena ia yakin bahwa tidak
satu pun amalan perbuatan yang luput dari pencatatan dan perhitungan kelak di
akhirat.
2. Dengan adanya penggambaran yang detail tentang Surga dan Neraka dengan
kenikmatan dan siksaannya, seseorang kan terdorong untuk merasakan
kenikmatan itu, dan takut untuk merasakan siksaan. Hal tersebut tentu akan
membuatnya selalu ingin melaksanakan kebaikan dan tidak mau melaksanakan
kemaksiatan.
3. Beriman kepada hari Kiamat sebagai terapi kejut bagi mereka yang sering
melalaikan ajaran agama, karena terpengaruh oleh lingkungan hidup di dunia.

175
4. Mempelajari hari Kiamat dengan seksama diharapkan dapat mematahkan
argumentasi para penentangnya atau mematahkan dalil-dalil yang sebenarnya
tidak ilmiah dari orang-orang yang tidak percaya denganadanya hari Kiamat.
5. Memberikan motivasi untuk selalu berbuat baik secara ikhlas walaupun tidak
dibalas di dunia tetapi meyakini sepenuh hati balasan Allah Swt lebih sempurna
di akhirat nanti.

E. Surga dan Neraka


1. Surga
Syaikh Ath-Thihawi dalam Al-Aqidah As-Salafiyah yang juga dikenal dengan
aqidah Ath-Thihawiyah berkata, “sesungguhnya surga dan neraka, keduanya adalah
makhluk, tidak fana, selama-lamanya, dan tidak abadi. Sesungguhnya Allah Swt,
telah menciptakan surga dan neraka sebelum menciptakan manusia, kemudian
menciptakan calon-colon penghuninya. Barang siapa yang di kehendaki Allah Swt,
akan dimasukan kedalam neraka sebagai keadilan dari-Nya. Setiap amal sesuai
dengan apa yang telah ditentukan baginya. Kebaikan dan keburukan telah ditentukan
atas tiap-tiap hamba.
Tidak di ragukan lagi bahwa kebahagian orang-orang beriman adalah ketika
mereka sampai di depannya, pintu-pintu surga itu terbuka, kemudian para malaikat
yang mulia menyambut mereka dengan mengucapkan selamat atas kedatangan
mereka setelah melewati berbagai kesulitan dan kesusahan. Allah Swt berfirman Qs.
Az-Zumar 39;73

              

      


Artinya: Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam
syurga berombong-rombongan (pula). sehingga apabila mereka sampai ke
syurga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka

176
penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah
kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya".
Rombongan pertama yang akan masuk surga dari umat ini adalah mereka
yang memiliki tingkat iman takwa dan amal shalih yang paling tinggi, dan istiqomah
di atas agama yang lurus. Mereka ibarat satu shaf , dimana barisan pertama dari
mereka tidak akan masuk sebelum barisan terakhir dari mereka yang juga masuk.
Wajah mereka penuh cahaya bagai bulan purnama. Imam Bukhari dalam kitab
Shahihnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata bahwa Rasulullah saw
bersabda, “ Rombongan pertama yang akan memasuki surga memiliki wajah seperti
bulan purnama. Di sana mereka tidak meludah, tidak beringus, dan tidak berak.
Disana wadah-wadah mereka terbuat dari emas dan perak. Kerikil mereka dari
permata, dan keringat mereka berupa misik. Setiap orang dari mereka memiliki dua
istri dari bidadari yang amat cantik, sampai-sampai sumsum tulangnya kelihatan dari
balik dagingnya. Tidak ada perselisihan maupun kebencian di antara mereka, hati
mereka seperti hati satu orang, dan merekabertasbih pada pagidan sore hari”
Dalam Shahih Bukhari diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, berkata bahwa Nabi
saw, bersabda,
“Telah diperlihatkan kepadaku umat. Maka seorangNabi lewat bersamanya
umatnya, kemudian seorang Nabi lagi lewat bersamanya beberapa orang,
kemudian seorang Nabi lagi lewat bersama sepuluh orang, kemudian seorang
Nabi lagi lewat bersama lima orang, kemudian ada seorang Nabi yang lewat
sendirian. Kemudian aku memandang, ternyata ada rombongan orang banyak
sekali. Akuberkata, “ Wahai Jibril, apakah rombongan yang banyak sekali itu
umatku? ‘Dia berkata, ‘Bukan, tetapi lihatlah lihatlah ke ufuk itu! “Aku
melihat ternyata ada serombongantujuh puluh ribu orang yang tidak ada
hisabnya maupun azab ke atas mereka.’Aku berkata, ‘Mengapa? ‘Dia
menjawab, ‘Meraka tidak berobat dengan api, tidak minta di ruqyah (sejenis
mantera, tidak meramal, dan mereka selalu bertawakal kepada Tuhannya.
Kemudian Ukasyah bin Mihshan berdiri dan berkata kepadanya , ‘Berdoalah

177
kepada Allah Swt agar Dia menjadiakan aku termasuk dari mereka’ Beliau
bersabda, ‘ Ya Allah Swt, jadikanlah ia termasuk dari mereka! ‘Kemudian
seorang lelaki berdiri dan berkata kepada beliau, ‘Doakanlah agar Allah Swt
menjadikan aku termasuk dari mereka! ‘Beliau bersabda, ‘Ukasyah telah
mendahuluimi!” (Shahih Bukhari)
Mereka adalah orang-orang yang Allah Swt sebut sebagai Al- Muqarrabun (
orang-orang denkat dengan Tuhannya), atau As-Sabiquun (orang-orang yang
mendahului) Allah Swt Qs. Al-Waqi’ah 56:10-12)

         

Artinya: Dan orang-orang yang beriman paling dahulu. Mereka Itulah yang
didekatkan (kepada Allah). Berada dalam jannah kenikmatan.
Dan mereka itu segolongan besar dari orang-orang yang kemudian.
Sebagaimana firman Allah Swt Qs. Al-Waqi’ah: 56;13-14

       

Artinya: segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu. Dan segolongan


kecil dari orang-orang yang kemudian.
1. Surga itu abadi, para penghuninya juga Abadi
Kenikmatan surga itu berada di luar penjelasan maupun bayangan manusia.
Bahkan kesenangannya juga melebihi apa yang pernah didapatkan oleh manusia di
dunia, betapapun ia sangat kaya raya. Kesenangan dan kenikmatan apa pun yang
pernah didapatkan oleh manusia di dunia sangat sedikit bila di bandingkan dengan
kesenangan dan kenikmatan di surga. Surga, seperti yang dijelaskan banyak hadits,
adalah di atas apa yang dapat di bayangkan dalam pikiran manusia. “Ia adalah cahaya
yang gemerlapan, bau yang semerbak harum, gedung yang megah, sungai yang indah,
buah-buahan yang segar, istri yang sngat cantik, perhiasan yang banyak, di tempat

178
yang abadi, dalam keelokan dan kemewahan, dalam gedung-gedung yang tinggi dan
menakjubkan.” (HR. Ibnu Majah)
Surga itu abadi, tidak hancur dan tidak binasa, demikian pula para
penghuninya abadi selamnya. Mereka tidak pindah darinya, tidak binasa, dan tidak
mati.
Allah Swt berfirman Qs. Ad-Dukhan 44;56

           

Artinya: Mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia.
dan Allah memelihara mereka dari azab neraka,
Qs. Al-Kahfi, ;107-108

             

   


Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi
mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di
dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya.
Qs. Al-Araf, ;43

               

                 

     


Artinya: Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada
mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: "Segala
puji bagi Allah yang telah menunjuki Kami kepada (surga) ini. dan Kami
sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi Kami
petunjuk. Sesungguhnya telah datang Rasul-rasul Tuhan Kami, membawa

179
kebenaran." dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang diwariskan
kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan."
2. Pintu Surga
Surga itu memiliki pintu-pintu masuk yang dilalui oleh para malaikat dan
orang-oramg beriman. (Qs. Shad,38 ;50)

     

Artinya : (yaitu) syurga 'Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka.


Sedangkan malaikat-malikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu.
Qs. Ar-Rad: 13;23-24

           

             
Artinya: (yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama
dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak
cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua
pintu, (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka
Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.
Allah Swt telah menceritakan kepada kita pintu-pintu akan dibuka ketika
orang-orang beriman telah datang ke sana, dan para malaikat akan menyambut
kedatang mereka. Allah Swt berfirman Qs. Az-Zumar:39;73

              

      

Artinya: Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam


syurga berombong-rombongan (pula). sehingga apabila mereka sampai ke
syurga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka

180
penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah
kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya".
Jumlah pintu itu ada delapan. Salah satunya bernama Ar-Rayyan, yaitu pintu
khusus untuk orang-orang ahli puasa. Disana juga ada pintu khusus untukn orang-
orang yang memperbanyak shalatnya. Kemudian ada pintu untuk orang-orang yang
ahli sedekah, dan pintu untuk orang-orang yang ahli berjihad.
Surga itu bertingkat-tingkat, demikian pula para penghuninya. Tempat mereka
berbeda sesuai dengan tingkat kemuliannya Allah Swt berfirman Qs. Thaha: 20;75

          

Artinya: Dan Barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam Keadaan beriman,


lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, Maka mereka Itulah orang-orang
yang memperoleh tempat-tempat yang Tinggi (mulia),
Imam Muslim dalam Kitab Shahihnya meriwayatkan dari Mughairah bin
Syu’bah bahwa Rasulullah saw bersabda, “Musa telah bertanya kepada
Tuhannya,”Siapakah penghuni surga yang paling rendah? “Allah Swt
berfirman,”Seorang lelaki datang setelah ahli surga memasuki surga. Kemudian
dikatakan kepadaanya, “Masuklah kamu ke surga! “Dia berkata berkata,”Wahai
Tuhan, bagaimana mungkin, sedangkan orang-orang telah mengambil bagian mereka
masing-masing? “Kemudian dikatakan kepadanya,”Apakah kamu suka jika diberikan
untuknya satu kerajaan seorang raja dari raja-araj di dunia? “Ia berkata,”Aku rela
wahai Tuhan.”Kemudian Allah Swt berfirman, “untukmu seumpamanya,
seumpamanya, seumpamanya, dan seumpamanya. “Maka ia berkata pada kali yang
kelima, “aku rela wahai Tuhanku.”Kemudian Allah Swt berfirman lagi,”Untukmu ini,
dan sepuluh kalinya, dan untukmu apa yang diinginkan oleh nafsumu, dan enak
dipandang oleh matamu. “Maka ia berkata, “Aku rela, wahai Tuhan. “musa bertanya
lagi, “Kemudian bagaimanakah mereka yang tertinggi di tempatmu tempatnya?
“Allah Swt berfirman, “Mereka adalah orang-orang yang Aku kehendaki kemuliaan

181
bagi mereka yang belum pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengan oleh
telinga, dan belum pernah terlintas dalam pikiran manusia. “Nabi saw bersabda, “Hal
itu sesuai dengan Firman Allah Swt Qs. As-Sajadah: 32;17

             

Artinya: Tidak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang


indah dipandang sebagai Balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.
3. Keadaan Ahli Surga dan Kenikmatan Di Dalamnya
Kenikmatan di dunia telah terjadi dan dapat disaksikan, sedangkan kenikamatan
di surga adalah sesuatu yang dijanjikan, dan masih ghaib. Memang, manusia
lebih terlihat pada kenikmatan yang telah mereka lihat, bahkan mereka berat
untuk meninggalkannya guna mencapai kenikmatan yang abadi kelak. Maka
bagaimana jika kenikmatan di dunia dengan kenikmatan di surga. Allah Swt
menjelaskan bahwa kenikmatan di surga lebih baik dan lebih utama daripada
kenikmatan di dunia. Bahkan Allah Swt banyak mencela dunia dan
menerangkan keutamakan akhirat.
Qs. Az-Zumar : 39;73-74

              

           

            
Artinya: Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam
syurga berombong-rombongan (pula). sehingga apabila mereka sampai ke
syurga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka
penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah
kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya".
Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi
janji-Nya kepada Kami dan telah (memberi) kepada Kami tempat ini sedang Kami

182
(diperkenankan) menempati tempat dalam syurga di mana saja yang Kami kehendaki;
Maka syurga Itulah Sebaik-baik Balasan bagi orang-orang yang beramal".
Al Hasan bin ‘Ufah berkata, Ismail bin Abbas meriwayatkan kepada kami dari
Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Jabar dari Syahar bin Hausyab dari Mu’adz bin
jabal, ia mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda,”Kunci surga adalah kesaksian
la ilaha illallah.
Dalam Shahih al-Bukhari dikatakn, ditanyakan kepada Wahab bin Munabbih,
“Bukankah la ilaha illallah adalah kunci surga? “Ia mengatakan, “Ya benar. Akan
tetapi apabila engkau datang dengan membawa kunci yang mempunyai gerigi, mala
dibuatkan untukmu. Kalau tidak, maka tidak dibukakan untukmu. “Maksud dari itu
adalaah hendaknya dibarengi dengan tauhid, perbuatan baik dari perbuatan ketaatan
dan menjahui hal-hal yang diharamkan.
Qs. Ar-Rahman 55;46-78

             

             

             

             

             

            

            

           

            

            

183
             

             

            

Artinya: Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua
syurga. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?,
Jedua syurga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan. Maka nikmat
Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?, di dalam kedua syurga itu
ada dua buah mata air yang mengalir. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah
yang kamu dustakan?, di dalam kedua syurga itu terdapat segala macam buah-
buahan yang berpasangan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang
kamu dustakan?, mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya
dari sutera. dan buah-buahan di kedua syurga itu dapat (dipetik) dari dekat.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? ,di dalam
syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak
pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga
yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Tuhan
kamu yang manakah yang kamu dustakan?,seakan-akan bidadari itu permata
yakut dan marjan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan?, tidak ada Balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). Maka nikmat
Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? , dan selain dari dua syurga
itu ada dua syurga lagi. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan?, kedua syurga itu (kelihatan) hijau tua warnanya. Maka nikmat
Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?, di dalam kedua syurga itu
ada dua buah mata air yang memancar.Maka nikmat Tuhan kamu yang
manakah yang kamu dustakan? di dalam keduanya (ada macam-macam) buah-
buahan dan kurma serta delima. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang

184
kamu dustakan?, di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik- baik lagi
cantik-cantik. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?,
(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah. Maka
nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?, mereka tidak pernah
disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang
menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Tuhan kamu
yang manakah yang kamu dustakan? . Mereka bertelekan pada bantal-bantal
yang hijau dan permadani-permadani yang indah. Maka nikmat Tuhan kamu
yang manakah yang kamu dustakan?. Maha Agung nama Tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan karunia.
Imam Ahmad berkata, Affan meriwayatkan kepada kami dari Hamam dari
Zaid bin Aslam dari ‘Atha’ bin Yasar dari Ubadah bin ash-Shamit dari Nabi saw
beliau mengatakan, “Surga itu seratus tingkat. Dan jarak di antara setiap dua tingkat
adalah seratus tahun (HR. Imam at-Tirmidzi)
Ibnu ‘Affan mengatakan, ‘Sebagaimana antara langit dan bumi. Dan Firdaus
adalah tingkat yang tertinggi dan darinya terpancar empat sungai-sungai. Dan ‘Arsy
ada di atasnya. Maka apabila kalian meminta kepada Allah Swt maka mintalah
firdaus. Qs. Al-Ihsan 76;20

       

Artinya: Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat
berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.
Qs. Az-Zumar 39;20

                  

   


Artinya: Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat
tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang

185
Tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan
sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.
Dalam shahihain dengan lafazh dari Muslim dari hadits Malik dari Shafwan bin
Sulaiman dari ‘Atha bin Yasar dari Abu Sa’id al-Khudri sesungguhnya
Rasulullah saw berkata”
“Sesungguhnya penduduk surga melihat kepada penghuni tempat-tempat yang
tinggi sebagaimana mereka melihat sebuah bintang yang bercahaya yang ada di
ufuk dari timur atau barat di karenakan keutamakan di antara mereka. “Mereka
bertaya, “Wahai Rasulullah saw, apakah itu rumah-rumah para nabi yang tidak
bisa mencapainya kecuali mereka? “Beliau menjawab, “Ya, benar. Dan demi
Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, yaitu orang-orang yang beriman kepada
Allah Swt dan membenarkan para Rasul.”

4. Nama-Nama Surga
a. Surga “Adn
Qs. Ar-Raad: 13; 22-24

           

           

            

        

Artinya : Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya,


mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada
mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan
kebaikan; orang-orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),
(yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan
orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya,

186
sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;
(sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum".Maka Alangkah
baiknya tempat kesudahan itu.
b. Surga Na’iim
Qs. Al-Waqiah: 56;12

   

Artinya: Berada dalam jannah kenikmatan.


c. Surga Ma’wa
Qs. As-Sajadah: 32;19

            

Artinya: Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, Maka
bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang mereka
kerjakan.
d. Surga Firdaus
Qs. al-Kahfi 18;107

          

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi


mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal
e. Surga Darus salam
Qs. Al-An’am 06;127

            

Artinya: bagi mereka (disediakan) darussalam (syurga) pada sisi Tuhannya dan
Dialah pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka
kerjakan.

187
f. Surga Darul Khulud
Qs. Qaaf: 50;34

      

Artinya: Masukilah syurga itu dengan aman, Itulah hari kekekalan.


g. Surga Darul Muqamah
Qs. Faathir 35;35

             
Artinya: yang menempatkan Kami dalam tempat yang kekal (surga) dari
karunia-Nya; didalamnya Kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu".
h. Surga Maqam Amin
Qs. Dukhan 44;51

     

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang


aman.

2. Neraka
Qs. At-Tahrim: ;6

            

         


Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.

188
Qs. al-Baqarah:2;24

              

Artinya: Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak
akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya
manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
Qs. Ali Imran: 3;131

     

Artinya: Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-
orang yang kafir.
Qs. al-Lail: 92;14

   

Artinya: Maka, Kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-


nyala.
5. Nama-Nama Neraka
a. Neraka Jahim
Qs.Al-Infhitar 82;14-16

             

Artinya: Dan Sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada


dalam neraka.Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan.Dan mereka
sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu.
b. Neraka Jahannam
Qs. At-Takatsur 102;06

  

189
Artinya: Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim
c. Neraka Hawiyah
Qs. Al-Qor’ah: 101;08-10

            

Artinya: Dan Adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya. Maka


tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.Tahukah kamu Apakah neraka
Hawiyah itu?
d. Neraka Huthomah
Qs. Al-Humazah: 104;01-09

            

              

            

 
Artinya : Kecelakaanlah bagi Setiap pengumpat lagi pencela, yang
mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, Dia mengira bahwa hartanya itu
dapat mengkekalkannya,sekali-kali tidak! Sesungguhnya Dia benar-benar akan
dilemparkan ke dalam Huthamah. dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu)
api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati.
Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka,(sedang mereka itu) diikat pada
tiang-tiang yang panjang.
e. Neraka Saqar
Qs. Al-Muddatstsir 74; 26-54

              

             

190
           

             

               

               

             

              

           

            

           

            

            

             

   


Artinya: aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. tahukah kamu
Apakah (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak
membiarkan. (neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. dan di atasnya ada
sembilan belas (Malaikat penjaga). dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu
melainkan dari Malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu
melainkan untuk Jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang
diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah
imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al kitab dan orng-orang mukmin
itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit

191
dan orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan
bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah membiarkan
sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa
yang dikehendaki-Nya. dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu
melainkan Dia sendiri. dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi
manusia. sekali-kali tidak, demi bulan, dan malam ketika telah berlalu, dan
subuh apabila mulai terang. Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana
yang Amat besar, sebagai ancaman bagi manusia. (yaitu) bagi siapa di antaramu
yang berkehendak akan maju atau mundur. tiap-tiap diri bertanggung jawab
atas apa yang telah diperbuatnya, kecuali golongan kanan, berada di dalam
syurga, mereka tanya menanya,
tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa, "Apakah yang memasukkan
kamu ke dalam Saqar (neraka)?" mereka menjawab: "Kami dahulu tidak
Termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan Kami tidak (pula)
memberi Makan orang miskin, dan adalah Kami membicarakan yang bathil,
bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah Kami
mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada Kami kematian". Maka
tidak berguna lagi bagi mereka syafa'at dari orang-orang yang memberikan
syafa'at. Maka mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan
(Allah)?, seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut, lari daripada
singa. bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan
kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka. ekali-kali tidak. sebenarnya
mereka tidak takut kepada negeri akhirat. sekali-kali tidak demikian halnya.
Sesungguhnya Al Quran itu adalah peringatan.
f. Neraka Sa’iir
Qs.Al-Mulk: 67;07-11
               

             

192
                 

           


Artinya: Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara
neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, Hampir-hampir
(neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke
dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu)
bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di
dunia) seorang pemberi peringatan?" mereka menjawab: "Benar ada",
Sesungguhnya telah datang kepada Kami seorang pemberi peringatan, Maka
Kami mendustakan(nya) dan Kami katakan: "Allah tidak menurunkan
sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar". dan
mereka berkata: "Sekiranya Kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan
itu) niscaya tidaklah Kami Termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-
nyala". mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-
penghuni neraka yang menyala-nyala.

g. Neraka Lazha
Qs. al-Lail 92;12-16

             

       


Artinya: Sesungguhnya kewajiban kamilah memberi petunjuk, dan
Sesungguhnya kepunyaan kamilah akhirat dan dunia. Maka, Kami
memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala.tidak ada yang
masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka, yang mendustakan
(kebenaran) dan berpaling (dari iman).

193

Anda mungkin juga menyukai