Anda di halaman 1dari 4

AKIBAT PERBUATAN MAKSIAT

Secara bahasa, maksiat merupakan lawan dari taat. Maksiat juga disebut dengan
dosa atau pembangkangan. Jika seorang umat bermaksiat kepada Allah, artinya dia
menentang Allah Swt. Maksiat adalah segala sesuatu perbuatan mengikuti hawa nafsu
yang melanggar perintah ALLAH

Maksiat terjadi karena lemahnya iman. Selain itu, terjadi karena tidak sabar ketika
menjauhi larangan Allah. Sehingga setan mudah mengombang-ambingkan hati, pikiran,
dan nafsunya.

Maksiat banyak jenisnya diantaranya tiga contoh perbuatan maksiat bebruat syirik,
berjudi, meminum khamar , berzina.

Menurut Abu al Qa'qa' Alu Abdillah, maksiat dapat mengurangi semangat dalam
belajar agama. Dosa dan kemaksiatan adalah sumber dan penyebab dari setiap
kejahatan dan musibah yang terjadi di dunia, baik pada setiap pribadi maupun umat.

Kemajuan dalam teknologi komunikasi, termasuk dalam kemajuan internet atau


dunia maya, dianggap sebagai pedang bermata dua. Di satu sisi, kemajuan teknologi
komunikasi dapat memudahkan orang untuk bisa saling berinteraksi dan berkomunikasi
walaupun terpisah jarak dan tidak perlu memakan waktu yang lama. Di sisi yang lain,
kemajuan teknologi juga memiliki dampak negatif. Terutama dalam kehidupan agama
seorang individu. Untuk itu, seorang Muslim diharapkan bisa mewaspadai perbuatan atau
perilaku di dunia maya yang justru membuat kita terjerumus kepada kemaksiatan dan
dosa.

Kemajuan teknologi komunikasi seperti pedang bermata dua. Satu sisi dapat
memberikan kebaikan dan memudahkan komunikasi manusia, sedangkan di satu sisi
kemajuan teknologi komunikasi juga memiliki bahaya yang cukup luar biasa. Terlebih jika
kita tidak mewaspadai terhadap bahaya-bahaya tersebut. ''Jadi, tergantung dari orang
yang memegang pedang atau alat itu. Jadi, kita harus mempergunakan alat atau
handphone atau smartphone itu benar dan pada tempatnya. Jangan malah menjadi alat
untuk memprovokasi, memfitnah, dan bukan menjadi alat untuk menambah dosa.

Kemaksiatan di dunia maya atau internet bahkan, tidak mengenal waktu dan
tempat. Di mana saja, asal ada sinyal dan paket internet, orang bisa mengakses internet
dan tidak tertutup kemungkinan berbuat maksiat. Karena itu, perlu ada rambu-rambu
yang kita tetapkan sendiri dalam mengunakan dan memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi tersebut.

Rambu-rambu yang dibuat oleh penggunanya harus berdasarkan ilmu dan iman.
Sehingga, penggunanya tidak terjerumus dalam kemaksiatan dan membuka pintu-pintu
dosa. Ada beberapa dosa-dosa yang kerap terjadi di dunia maya. Pertama, soal
pemalsuan identitas saat membuat sebuah akun di media sosial. Hal ini termasuk dosa
karena berdusta dan tidak jujur. ''Banyak mengganggap hal ini sepele, tapi ini sudah
termasuk dosa karena ada perbuatan berdusta, tidak jujur dan menyebarkan
kebohongan. Selama akun itu masih aktif, dosanya bisa mengalir terus,''

Selain itu, ada pula dosa dari melihat hal-hal yang haram di internet, seperti aurat
lawan jenis. Hal ini akan berdampak pada kerusakan akhlak dan mengarah pergaulan
bebas serta hubungan sesama jenis. Pun dengan adanya chatting dengan lawan jenis
yang bukan mahram. Pasalnya, hal ini dikhawatirkan dapat membawa orang ke
perselingkuhan. Tidak hanya itu, ada pula prostitusi via online. ''Ini jelas merupakan dosa.
Seperti yang tertera dalam firman Allah SWT di Surah al-Isra soal larangan mendekati
zina”.

Salah satu pintu dosa yang paling besar di dunia maya adalah mem-posting berita-
berita atau cerita bohong. Allah SWT berfirman tentang hukuman terhadap orang yang
menyebarkan perbuatan-perbuatan keji, seperti yang tertera dalam Surah an-Nur ayat
19.

� َُ َ َ � ‫ﱠ � َ ُ ﱡ َ � َ َ �َٰ َ ُ ف‬
ْ‫ﻮا �ﻟ ُﻬﻢ‬ ‫ﻳﻦ ءاﻣﻨ‬
� ‫ِإن ٱﻟ ِﺬ �ﻳﻦ � ِﺤﺒﻮن أن � ِﺸﻴﻊ ٱﻟﻔ� ِﺤﺸﺔ ِ� ٱﻟ ِﺬ‬
َ ُ �َْ َ ُْ َ ُ�َْ ُ� َ َ َ ْ َ َْ ‫ٌ ف ﱡ‬ ٌ ََ
‫ﻋﺬاب أ ِﻟ�ﻢ ِ� ٱﻟﺪﻧ�ﺎ وٱلء ِاﺧﺮِة ۚ وٱ� �ﻌﻠﻢ وأﻧﺘﻢ � ﺗﻌﻠﻤﻮن‬
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat
keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di
dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.

Dalam ayat tersebut, orang yang menginginkan berita tentang kemungkaran


tersebar di kalangan orang beriman dengan tujuan untuk merusak keimanan kaum
Muslimin maka orang itu akan menerima azab yang sangat pedih di dunia dan akhirat.

Pengaruh terhadap generasi penerus, muncul klitih karena mencoba


mempraktekan geng-geng atau gerombolan yang ada diluar negeri agar dibilang gaul,
gagah, syarat masuk geng atau gerombolan harus melakukan kejahatan, pembunuhan,
penganiayaan dan sebagainya.

Melakukan adu domba dan provokasi di dunia maya juga termasuk pintu dosa
yang ada di dunia maya. Terlebih, adu domba ini dilakukan oleh oknum-oknum tertentu
yang ditujukan kepada umat Islam, antar-Ormas Islam, antara pemerintah dan rakyat.
Terkait hal ini, Rasulullah SAW pernah bersabda, ''Tidak akan masuk surga orang yang
melakukan adu domba.''

Saya menyarankan kepada para jamaah untuk tidak menggunjing dan


menyebarkan aib orang lain di media sosial ataupun grup-grup chatting. ''Padahal,
seorang Muslim disuruh untuk menutup aib orang lain. Rasulullah SAW bersabda, barang
siapa yang menutup aib orang lain, Allah SWT akan menutup aibnya di hari kiamat.''
Dalam menggunakan dan memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi, Umat
Islam, sebaiknya meninggalkan kemubaziran dan tidak menghabiskan waktu secara sia-
sia. Untuk itu, dia pun mengajak jamaah untuk kembali introspeksi diri dan merenungkan
kembali fungsi dari alat-alat komunikasi tersebut. ''Apakah kita sudah menggunakan alat
tersebut sudah semestinya, atau kita justru malah merusak diri sendiri, merusak agama
kita,''.

“Seorang mukmin jika berbuat satu dosa, maka ternodalah hatinya dengan senoktah
warna hitam. Jika dia bertobat dan beristighfar, hatinya akan kembali putih bersih. Jika
ditambah dengan dosa lain, noktah itu pun bertambah hingga menutupi hatinya.

Akibat berbuat maksiat diantaranya:

1. Maksiat akan menghalangi diri kita untuk mendapatkan ilmu pengetahuan


Ilmu adalah cahaya yang dipancarkan ke dalam hati. Tapi ketahuilah, kemaksiatan dalam
hati kita dapat menghalangi dan memadamkan cahaya itu.

2. Maksiat akan menghalangi Rezeki


Jika ketakwaan adalah penyebab datangnya rezeki, maka meninggalkan ketakwaan
berarti menimbulkan kefakiran. Rasulullah saw. pernah bersabda, “Seorang hamba
dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya.” (HR. Ahmad)
Karena itu, wahai Saudaraku sekalian, kita harus meyakini bahwa takwa adalah
penyebab yang akan mendatangkan rezeki dan memudahkan rezeki kita. Jika saat ini
kita merasakan betapa sulitnya mendapatkan rezeki Allah, maka tinggalkan kemaksiatan!
Jangan kita penuhi jiwa kita dengan debu-debu maksiat.

3. Maksiat membuat kita berjarak dengan Allah.


Diriwayatkan ada seorang laki-laki yang mengeluh kepada seorang arif tentang
kesunyian jiwanya. Sang arif berpesan, “Jika kegersangan hatimu akibat dosa-dosa,
maka tinggalkanlah perbuatan dosa itu. Dalam hati kita, tak ada perkara yang lebih pahit
daripada kegersangan dosa di atas dosa.”

4. Kita akan punya jarak dengan orang-orang baik.


Semakin banyak dan semakin berat maksiat yang kita lakukan, akan semakin jauh pula
jarak kita dengan orang-orang baik. Sungguh jiwa kita akan kesepian. Sunyi. Dan jiwa
kita yang gersang tanpa sentuhan orang-orang baik itu, akan berdampak pada hubungan
kita dengan keluarga, istri, anak-anak, dan bahkan hati nuraninya sendiri. Seorang salaf
berkata, “Sesungguhnya aku bermaksiat kepada Allah, maka aku lihat pengaruhnya pada
perilaku binatang (kendaraan) dan isteriku.”

5. Maksiat membuat sulit semua urusan kita


Jika ketakwaan dapat memudahkan segala urusan, maka kemaksiatan akan mempesulit
segala urusan pelakunya. Ketaatan adalah cahaya, sedangkan maksiat adalah gelap
gulita. Ibnu Abbas r.a. berkata, “Sesungguhnya perbuatan baik itu mendatangkan
kecerahan pada wajah dan cahaya pada hati, kekuatan badan dan kecintaan.
Sebaliknya, perbuatan buruk itu mengundang ketidakceriaan pada raut muka, kegelapan
di dalam kubur dan di hati, kelemahan badan, susutnya rezeki dan kebencian makhluk.”
Begitulah, wahai Saudaraku, jika kita gemar bermaksiat, semua urusan kita akan menjadi
sulit karena semua makhluk di alam semesta benci pada diri kita. Air yang kita minum
tidak ridha kita minum. Makanan yang kita makan tidak suka kita makan. Orang-orang
tidak mau berurusan dengan kita karena benci.

Anda mungkin juga menyukai