Anda di halaman 1dari 3

Bertahan di Era Globalisasi pada Bidang Komunikasi

Dengan Menjaga Perkataan


Selamat pagi/siang semuanya,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Kepada guru-guru dan teman-teman yang saya kasihi dan hormati,
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul pada pagi/siang hari ini untuk
melaksanakan sumatif pidato.
Pada kesempatan kali ini, saya Cliff Lamariioz ingin menyampaikan tentang globalisasi
di bidang komunikasi dan pidato ini akan memfokuskan ke platform komunikasi media sosial,
dimana perkataan disana bagaikan medan pertempuran yang berisi kebun binatang. Pada hari ini
saya berpidato untuk mengajak dan meyakinkan Anda untuk menghindari dampak negatif dari
media sosial dan memaksimalkan potensi dari media sosial dengan mengikuti pengetahuan ilahi
yang diberikan Allah melalui informasi mengenai cara mencegah diri terkena kenegatifan media
sosial dan cara memperkuat mental agar bisa bertahan ketika berada di tengah permasalahan di
dalam media sosial.
Maka dari itu, mari kita mulai dari apa itu globalisasi? Globalisasi adalah proses integrasi
dan interaksi bertahap di antara individu yang berbeda di seluruh dunia, mudahnya globalisasi
adalah proses mendunianya suatu hal. Efek dari globalisasi kini sangat besar sampai mengubah
kehidupan sosial dan berbudaya masyarakat. Pola kehidupan, pola berpikir, perlengkapan hidup,
perekonomian, sistem kemasyarakatan, bahasa, seni, pengetahuan, dan kepercayaan telah
berubah tidak seperti dahulu akibat budaya luar yang masuk dan tercampur ke dalam budaya asli.
Salah satu contohnya masuknya agama kita, Kristen Protestan dan Kristen Katolik ke Indonesia
yang dibawa oleh para penjajah pada masa Indonesia masih menjadi Nusantara.
Globalisasi memengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, bidang komunikasi pun
termasuk. Globalisasi di bidang komunikasi dipengaruhi oleh perkembangan perangkat atau
gadget dan aplikasi-aplikasi yang semakin canggih seiring zaman berjalan. Akibat globalisasi,
kini media informasi lama seperti koran, , dan buku ditinggalkan karena tergantikan oleh media
digital yang dapat ditemukan secara online dengan internet. Namun ini bukanlah hal yang buruk,
karena globalisasi kita dapat berkomunikasi dengan lebih mudah dan cepat dan berkat hal ini,
manusia dapat berbagi informasi ke seluruh penjuru dunia secara digital tanpa adanya batasan
ruang dan waktu. Jika dulu para nabi membawakan dan memberitakan Firman Tuhan dengan
berkeliling ke seluruh penjuru dunia dan berbicara dengan mulut mereka, sekarang khotbah
dapat ditulis pada website atau blog, bisa juga melalui video yang di upload di media sosial,
media sosial ini adalah salah satu bentuk komunikasi dan memperoleh informasi memakai
gadget.
Media sosial, suatu platform komunikasi dan berbagi informasi yang tercipta seiring
perkembangan teknologi komunikasi. Media sosial pertama yang ada di dunia ditemukan oleh
Samuel Morse pada 24 Mei 1844 berupa serangkaian titik dan garis elektronik yang diketik pada
mesin telegraf, dan media sosial pada masa sekarang dapat memunculkan berbagai macam
informasi dan komunikasi bersama bermacam-macam orang. Dilihat dari sisi positif, inilah
dampak yang dihasilkan oleh keberadaan media sosial; memudahkan untuk berinteraksi dengan
banyak orang karena jarak dan waktu bukan lagi masalah, memperluas pergaulan, lebih mudah
dalam mengekspresikan diri, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat.
Pastinya ada juga sisi negatifnya, yaitu; menjauhkan orang-orang yang sudah dekat dan
sebaliknya, interaksi secara tatap muka cenderung menurun, masalah privasi, terkadang
informasi pribadi dapat bocor. Media sosial dapat menjadi sesuatu yang adiktif, karena luasnya
jaringan yang ada membuat kita bisa merasakan/melihat banyak hal, sebuah penelitian
menjelaskan bahwa membuka media sosial dan saling bertukar informasi di dalamnya akan
memicu beberapa sel dalam otak, dan memberikan efek adiktif sama halnya dengan narkoba.
Luasnya jaringan memungkinkan kalian bisa merasakan hal buruk yang mungkin tidak pernah
dirasakan di dunia nyata, atau untuk beberapa orang mengulangi peristiwa ini, yaitu bullying atau
di dalam dunia digital disebut cyber-bullying. Banyak bagian dari media sosial yang perlu
dihindari, karena dapat merusak diri kita, bahkan menghancurkan karakter jika ikut terlibat
dalam cyber-bullying.
Beberapa orang melakukan hal yang tidak baik di media sosial karena menurut mereka
melakukan hal tersebut dapat menghilangkan rasa stres, menjernihkan pikiran, dan mendapatkan
rasa kebahagiaan, terlebih lagi identitas para pengguna tersembunyi, mereka akan merasa adanya
kebebasan untuk bertindak. Untuk memuaskan hasrat dan mengekspresikan perasaan mereka,
mereka sering melibatkan perkataan yang kasar dan tidak sopan yang dilontarkan kepada target
mereka. Tindakan ini seharusnya tidak boleh dilakukan, karena seperti yang tertulis pada Amsal
12:18 yang berbunyi, “Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah
orang bijak mendatangkan kesembuhan.”, ayat ini berkata bahwa perkataan seseorang bisa
menikam hati kita seperti senjata perang atau bisa juga menyegarkan jiwa kita, hal ini tergantung
dengan akal budi dan nalar dari orang tersebut dan hal ini pun juga berlaku kepada kita, apakah
kebijaksanaan kita sudah cukup untuk membuat diri kita berperilaku seperti Kristus.
Jika ada cyber-bullying, apakah artinya media sosial tidak boleh dipakai? Media sosial
adalah tempat yang sebenarnya tidak berbahaya, justru yang bermasalah adalah para pengguna,
jika tidak berhati-hati dengan orang-orang yang tidak dikenal di dunia maya dalam sekejap
pikiran kita dapat terusak karena melihat perkataan yang menyerang dan terkadang lebih
parahnya informasi pribadi kita dapat tersebar. Yang perlu dilakukan adalah menghindari segala
permasalahan dan bermain aman, pikir dua kali sebelum melakukan sesuatu, jika ada sesuatu
yang kita pandang tidak sesuai dengan apa yang kita ketahui, abaikan, pandangan mereka sulit
diubah dan ada kemungkinan tindakan tersebut memperbesar masalah. Tapi, tentunya akan ada
situasi dimana kita terpaksa ikut terlibat dalam masalah ini. Untuk bisa mencegah akal sehat kita
terpecah-pecah sampai depresi, kita perlu bersiap menguatkan mental, jangan pedulikan
perkataan orang lain, jika ada perkataan yang positif ambil dan jadikan pelajaran, yang negatif
bisa diabaikan lalu kembali menjalani hidup. Lakukan semua hal di internet dengan akal dan
nalar, jangan biarkan diri terbawa oleh emosi dan hawa nafsu, lakukan secukupnya dan jika
sudah terasa berbahaya jangan urus lagi karena pikiran orang yang dituju ada di luar kendali dan
pasti akan sulit untuk diubah.
Memangnya kenapa kalau dikontrol hawa nafsu? Bukankah punya keinginan itu normal?
Galatia 5:24 berkata, “Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging
dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.”, di ayat ini tertulis bagi manusia yang percaya
kepada Yesus untuk membuang segala keinginan duniawi, keinginan untuk mendapatkan
kebahagiaan melalui hal-hal di dunia. Manusia diciptakan dengan nalar dan hati yang
mempercayai suatu dasar yang menjadi landasan, hamba Tuhan pasti membuat Firman sebagai
dasar kehidupannya dan melakukan segalanya menurut kehendak Allah yang benar, jangan
biarkan nafsu mengalahkan nalar kita dan membuat diri kita bergerak tidak sesuai dengan
manusia yang diciptakan dengan akal budi, inilah perbedaan paling menonjol antara binatang
dan manusia, karena itu maksimalkan yang dapat akal budimu lakukan dan jangan hidup
melenceng dari alam karena hal tersebut hanya membawa hasil yang negatif dan
ketidakbahagiaan.
Jangan juga menjadi pelaku, karena mencaci maki adalah dosa, semua kejahatan pasti ada
hukuman, dan hukuman dosa adalah maut. Firman Tuhan juga berkata pada Efesus 4:29,
“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk
membangun, dimana perlu. Supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia.”, kita
diingatkan untuk menjaga mulut kita dan memakainya sebagai pemberita Firman Tuhan yang
telah dipilih Allah untuk membangun diri seseorang. Yakobus 3:5 juga mendukung, “Demikian
juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara
yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.”. Dari sini
bisa didapat bahwa efek yang dapat ditimbulkan jika manusia menyalahgunakan hak mereka
untuk berkata-kata sangatlah besar, dapat memperbesar suatu perkara yang kecil menjadi besar..
Untuk mengakhiri penyampaian ini, akan saya simpulkan pidato saya pada hari ini, media
sosial adalah platform komunikasi, kita dapat bertukar pesan dan membuat panggilan. Namun,
komunikasi yang dilakukan dapat bersama orang yang kita kenal dan juga orang yang kita temui
di internet. Bersama yang dikenal ataupun tidak, kita tetap harus menjaga sopan santun dan
menjadi bijak dalam menjaga perkataan. Bahaya dapat datang dari internet jika kita tidak
menjaga diri dan memakai media sosial dengan aman. Jangan juga menjadi bahaya itu sendiri,
Anda adalah seseorang yang seharusnya membawa berita damai, bukan berita yang
menghancurkan orang lain, karena itu pakailah kepintaran dari Allah untuk memuliakan nama-
Nya.
Sekian pidato dari saya. Mohon maaf jika ada kekurangan dan kesalahan dari tutur kata
saya. Saya harap setiap perkataan yang saya keluarkan dapat bermanfaat untuk kita semua.
Terima kasih dan semoga Tuhan Yesus memberkati kalian semua.

Anda mungkin juga menyukai