Dewasa ini manusia mampu menciptakan kemajuan dalam berbagai bidang seperti
transportasi, teknologi-informasi, tranformasi komunikasi dan digitalisasi.
Oleh karena itu, kita harus membentengi diri dalam menyikapi akhir zaman yang penuh
dengan fitnah dan permusuhan. Bahkan Imam Ali Bin Abi Tholib mengatakan
أفضل الناس هو الحق في االستجابة لعصره.
“Sebaik-baik orang adalah yang tepat dalam menyikapi jamannya” (HR. Bukhori)
Perkembangan teknologi yang semakin pesat memberikan kemudahan dalam mengakses
informasi dari berbagai penjuru. Keberadaan media sosial pun tidak bisa terlepas dari segala
sisi kehidupan masa kini.
Berikut adalah beberapa etika yang harus diperhatikan dalam menggunakan jejaring sosial:
1) Jadikan Sebagai Sarana untuk Menebar Kebaikan
Informasi yang tersebar di media sosial sedikit banyak mendeskripsikan kejernihan
akhlak penulisnya. Mereka yang memiliki pandangan menyebarkan manfaat melalui
tulisan dan berwawasan luas tidak akan tergesa-gesa dalam mem-posting berita.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini terjadi disebabkan tidak arif dan bijaksananya
manusia dengan perkembangan yang ada.
Dengan demikian dari uaraian ini dapat disimpulkan bahwa perkembangan media sosial
sangatlah cepat akan mampu melahirkan generasi yang berkualitas dan berakhlak.
Perkembangan media sosial pun akan bisa memunculkan generasi tak berahlak.
Pasalnya, bermain media sosial ibarat menghunus sebuah pedang. Jika salah
mengayunkannya, maka kita sendiri yang akan tertebas. Sedikitnya ada 10 etika
yang mesti diperhatikan agar tak salah langkah dalam menjelajah akses internet
yang canggih tersebut. Etika pertama yakni merasa selalu diawasi oleh Allah.
1. Muraqabah,
Etika pertama yakni merasa selalu diawasi oleh Allah. Apapun yang kita
posting, termasuk niat dibalik postingan tersebut, sadarilah selalu bahwa
semua itu diketahui oleh Sang Maha Tahu. Dengan selalu merasa diawasi
Allah, maka pastilah kita takut melanggar batasan-batasan agama dalam
memanfaatkan medsos.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Jika kamu menampakkan sesuatu
atau menyembunyikannya, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab: 54).
2. Hisab,
Ingatlah selalu bahwa ada hisab atau perhitungan atas setiap apa yang kita
lakukan, meski seberat dzarrah. Setiap kalimat, foto, video yang kita
unggah, akan dipertanyakan kelak di akhirat. Allah berfirman, “Maka
barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat Dzarrah, niscaya dia akan
melihat balasannya. Barangsiapa mengerjakan kejahatan sebesar Dzarrah,
niscaya dia akan melihat balasannya.” (QS. Az-Zalzalah: 7-8).
3. Istifadah,
Yakni menggunakan sarana yang ada untuk diambil manfaatnya. Jika media
sosial bermanfaat bagi kehidupan kita, maka tak ada salahnya untuk
memanfaatkannya. Namun jika medsos justru membawa lebih banyak
kerugian daripada manfaatnya, maka etika seorang muslim pastilah
menghentikan aktivitas tersebut.
Rasulullah bersabda, “Di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah
ia meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. At Tirmidzi).
4. Bertanggung jawab,
Menggunakan medsos berarti kita bertanggung jawab atas semua yang
diposting ke publik, termasuk saat follow, share, Iike, retweet, repost,
comment dan lain sebagainya. Seorang muslim beretika baik akan berhati-
hati dalam menyampaikan sesuatu atau menanggapi sesuatu. “Dan
janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena
pendengaran, penglihatan dan hati akan diminta pertanggung jawabannya.”
(QS. Al-Isra’: 36)
7. Wasilah
Etika muslim berikutnya yakni menjadikan medsos sebagai penghantar
atau sarana atau wasilah kepada kebaikan. Artinya, manfaatkanlah medsos
untuk menebar kebaikan. Sebagai contoh, memposting ayat-ayat Al-Qur’an,
hadits, kata mutiara para shahabat Rasulullah, permasalahan agama dan
lain sebagainya.
8. Tidak lalai,
Inilah yang sering luput jika sudah asyik bermain medsos. Kita mudah
terlalaikan hingga waktu yang berhaga terbuang begitu saja.
9. Mengumpulkan kebaikan,
Etika muslim dalam bermedia sosial dengan menjadikannya sebagai sarana
pengumpul ilmu dan kebaikan. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang
memberi teladan dalam agama ini suatu kebaikan, maka baginya pahala
setiap orang yang mengamalkannya hingga hari Kiamat tanpa mengurangi
pahala mereka sedikitpun.”
10. Ikhlas,
Selalu menjaga keikhlasan menjadi salah satu etika yang harus dilakukan
muslimin saat bermedia sosial. Termasuk didalamnya agar tidak
memposting sesuatu dengan maksud ria. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa
yang mampu merahasiakan amal salehnya, maka hendaknya ia lakukan.”
(HR. Al Khatib)
Ibnu Rajab pernah berkata, “Tidaklah seseorang yang ingin dilihat itu
mencari perhatian makhluk. Akan tetapi mereka melakukannya akibat
kejahilan (kebodohan) diri akan keagungan Sang Khalik.”