Anda di halaman 1dari 4

Muslim bermedsos

Teknologi informasi dan komunikasi saat ini berkembang dengan pesat. Lahirnya media digital
berbasis media sosial seperti whatsapp, line, facebook, instagram, dan lain sebagainya turut
mempengaruhi perilaku masyarakat dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Di satu sisi, tidak
dipungkiri bahwa berbagai bentuk media digital berbasis media sosial di atas telah memberikan
manfaat yang luar biasa kepada masyarakat, karena memudahkan mereka untuk saling
berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lainnya secara intens dan cepat tanpa lagi dihalangi
oleh waktu dan jarak. Ikatan persaudaraan (ukhuwah Islamiyah) menjadi semakin kuat.

Penggunaan media sosial terkadang bukanlah tugas yang mudah yang menghilangkan standar
moral untuk kesenangan pribadi dan kolektif. Ketika orang berinteraksi, berkomunikasi dengan
orang lain menjadi penting, tetapi seorang Muslim harus menghormati dalam hubungan, baik
secara langsung atau menggunakan media sosial. Akan tetapi disisi lain, media digital berbasis
media sosial juga bisa menimbulkan dampak negatif (mudharat). Masifnya peredaran berbagai
berita yang tidak benar, hoax, ghibah, kebencian, permusuhan, fitnah, adu domba (namimah)di
media digital berbasis media sosial saat ini sudah sangat meresahkan yang bisa menimbulkan
disharmoni dan disintegrasi hubungan dalam masyarakat.

Seorang Muslim harus mampu membedakan antara apa yang pantas dan apa yang tidak
pantas untuk diungkapkan, dan privasi orang lain harus dihormati. Jangan biarkan media sosial
berbohong dengan membuat lelucon, melontarkan kata-kata yang menghina/menghina seperti
mencela, menyombongkan diri/pamer, iri, merendahkan orang lain atau golongan, hingga saling
melawan tanpa rasa hormat.

Dalam Islam, terdapat banyak ayat dalam Al-Quran dan Hadist Rasulullah saw yang
menjelaskan tentang tata cara berinteraksi yang baik antar sesama. Sebagai contoh, Allah SWT
memerintahkan kepada hambanya untuk melakukan tabayyun (klarifikasi) ketika memperoleh
informasi

َ ‫ُوا َعلَ ٰى َما َف َع ْل ُت ْم ٰ َن ِدم‬


‫ِين‬ ۟ ‫ِين َءا َم ُن ٓو ۟ا ِإن َجٓا َء ُك ْم َفاسِ ۢ ٌق ِب َن َبٍإ َف َت َب َّي ُن ٓو۟@ا َأن ُتصِ يب‬
@۟ ‫ُوا َق ْو ۢ ًما@ ِب َج ٰ َهلَ ٍة َف ُتصْ ِبح‬ َ ‫ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذ‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu
kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu
itu.(: QS. Al-Hujurat: 6).

Hal ini penting dilakukan untuk memastikan agar informasi yang diperoleh memang benar
adanya. Banyaknya berita dan informasi yang disebarkan melalui media sosial tidak boleh serta
merta diterima begitu saja. Mesti diklarifikasi terlebih dahulu kebenarannya agar tidak terjebak
pada perbuatan yang tidak benar. Di ayat lain Allah juga melarang hambanya untuk
menyebarkan praduga dan kecurigaan, mencari keburukan orang serta menggunjing. Fakta
dilapangan, perbuatan di atas telah banyak terjadi dan dilakukan melalui media digital
berbasiskan media sosial dengan berbagai macam motif kepentingan.

‫َولَ ْوٓاَل ا ِْذ َسمِعْ ُتم ُْوهُ قُ ْل ُت ْم مَّا َي ُك ْونُ لَ َنٓا اَنْ َّن َت َكلَّ َم ِب ٰه َذ ۖا ُسب ْٰح َن َك ٰه َذا ُب ْه َتانٌ َعظِ ْي ٌم‬

Dan mengapa kamu tidak berkata ketika mendengarnya, “Tidak pantas bagi kita membicarakan ini.
Mahasuci Engkau, ini adalah kebohongan yang besar.” ( QS. An-Nur 16)

Berdasarkan ayat ini, perbuatan tersebut jelas dilarang dan tidak boleh dilakukan. Demikian
juga Nabi Muhammad saw dalam berbagai Hadisnya yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim juga memerintahkan umatnya untuk berbuat jujur, bertutur kata yang baik, menutupi aib
saudaranya dan melarang untuk berbohong dan melakukan ghibah. Nabi juga melarang umat
muslim untuk terburu-terburu, termasuk terburu-terburu menyebarkan informasi sebelum ada
kejelasannya.

BAHAYA MEDIA SOSIAL

Dibalik layanan yang mudah dan cepat, serta banyak manfaat yang bisa diraih dengannya,
media sosial juga menyimpan banyak bahaya yang sangat besar.

Facebook, Twitter, Youtube, WhatsApp, Telegram, dan jejaring sosial lainnya ternyata juga
berpotensi besar dalam menghancurkan akidah dan moral umat islam, terutama dari kalangan
generasi muda. berapa banyak rumah tangga menjadi berantakan, anak gadis terengut
kehormatannya, bahkan seorang da’i menjadi tergelincir gara-gara jejaring sosial/medsos…!

Berikut beberapa kerusakan akibat media sosial :

1. Ajang tersebarnya propoganda kebatilan


Akses yang sangat cepat dan mudah di medsos/jejaring sosial, membuat berbagai kerusakan
dan kebatilan juga tersebar dengan cepat. Ajakan-ajakan kepada kemaksiatan, misalnya
berupa gambar-gambar yang membuka aurat, dll dengan mudah di-shere atau dicopas di
medsos. Demikian juga kaum komunis, kaum syi’ah, atau kaumteroris (ISIS/al-Qaeda)
menggunakan medsos sebagai media propoganda untuk mempengaruhi generasi muda kaum
muslimin.

2. Lupa beribadah

Karena terlalu asyik dengan medsos, banyak dari para penggunanya yang lupa atau terlambat
shalat berjama’ah di masjid, semakin jarang membaca al-Qur’an, dan sebagainya.

3. Pergaulan Bebas tanpa Batas

Dunia medsos merupakan dunia internet, yang berarti dunia tanpa batas. Di medsos seseorang
bisa berjumpa dengan siapa saja. Apa jadinya pengguna medsos yang minim bekal iman dan
bekal ilmu mana kala bertemu dengan lawan jenisnya, atau bahkan berteman akrab dengan
seorang yang beda agama dengannya..?

Banyak kasus terjadi anak gadis dibawa pacarnya yang bermula dari pertemanan di dunia
maya (internet), bahkan terenggut kehormatannya..! Subhanallah… sangat miris
mendengarnya.

4. Merusak Rumah Tangga

Suami sibuk dengan gadged-nya, si istri bisa berjam-jam asyik dengan WhatsApp atau
Facebook-nya. Anak-anak pun juga demikian. Apa jadinya rumah tangga yang seperti ini..?

Terlalu banyak kasus perselingkuhan dan perceraian terjadi, bermula dari atau gara-gara
medsos..?

Maka dari itu kita sebagai umat islam harus memahami seberapa berbahayanya medsos bila
mana kita tidak bisa meletakkan medsos pada tempatnya.Dan tetap berpegang teguh bahwa
allah selalu mengawasi kita dalam kehidupan kita .Dengan begitu kita sebagai umat islam
diharapkan dapat lebih sadar dalam penggunaan medsos agar kita dapat mengambil ilmu yang
bermanfaat didalam dan dapat mengajak orang ke dalam kebajikan dengan wasilah media sosial.
Tentang Penulis

Muhammad arlin syah ramadhan lahir pada senin,25 Desember 2000 di Sidoarjo Jawa Timur.Berasal dari
keluarga berkultur jawa.Pernah bersekolah di SD Muhammadiyah 1-2 Sepanjang lalu melanjutkan
jenjang SMP dan SMA di ARRAHMAH BOARDING SCHOOL yang berlokasi di kota Malang dan
melanjutkan gelar sarjana di STIBA ARRAYYAH Sukabumi sampai sekarang ini.Dan untuk kedepannya
diharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi orang lain dan dapat menjadi ladang bagi penulis untuk
kedepannya aaminnn.

Anda mungkin juga menyukai