• Penggunaan media sosial di masyarakat akhir-akhir ini cukup memprihatinkan, terutama di kalangan
remaja. Media sosial yang seyogyanya digunakan sebagai sarana interaksi dan sosialisasi agar
silaturahmi tetap terjaga tanpa terhalang oleh waktu dan tempat, kini sering disalahgunakan. Media
sosial cenderung digunakan sebagai ajang pamer, seperti pamer harta, pamer kemesraan dengan
pasangan, pamer kata-kata bijak agar dianggap baik dan pintar, pamer beribadah agar dianggap alim,
pamer bersedekah agar dianggap dermawan, pamer kesuksesan, dan pamer hal-hal lain yang
berujung pada unsur ria atau sombong serta ingin dipuji; ajang maksiat seperti mengekpos berita-
berita bohong, gibah, fitnah, ujaran kebencian, memamerkan keindahan tubuh (kecantikan,
kegantengan), atau mengekspos gambar atau video yang tidak layak; serta perbuatan-perbuatan
maksiat lainnya.
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL MENURUT ISLAM
• Perkembangan zaman menuntut manusia sebagai • Ada juga orang yang menggunakan media sosial sebagai
mahluk individu dan mahluk sosial tidak terlepas dari sarana dakwah, bisnis, silaturahmi, sarana informasi dan
teknologi media sosial seperti di zaman sekarang ini. komunikasi, bahkan komunikasi dengan orang yang belum
Penggunaan media sosial, seperti facebook, twitter, dikenal sebelumnya. Penggunaan media sosial terkadang
tidak sedikit yang mengesampingkan moral demi
instagram, telegram, michat, dan whatsapp, seolah-
kesenangan pribadi dan golongan. Sebagai makhluk sosial,
olah sudah menjadi kebutuhan yang tidak dapat
bersosialisasi dengan orang lain sudah menjadi kebutuhan,
dipisahkan dari kehidupan manusia. Ada yang sekadar
namun seorang muslim hendaklah santun dalam
ingin mengekspresikan hal-hal yang ada pada dirinya bersosialisasi, baik secara langsung maupun dengan
lalu diperlihatkan kepada orang lain, baik secara sadar menggunakan media sosial. Seorang muslim harus dapat
maupun tidak, dengan mengabaikan privasinya menjaga perasaannya agar jangan sampai terbawa emosi,
sehingga menjadi konsumsi publik dengan saling serta menjaga perasaan orang lain maupun
memberi komentar. golongan/kelompok.
MENGHINDARI NAMIMAH ATAU MENGADU DOMBA
Sukhriyah berarti merendahkan atau mengolok-ngolok orang lain. Mengolok-ngolok, merendahkan orang lain,
mencaci-maki, atau melakukan tindakan penghinaan dapat menumbuhkan kebencian. Dalam QS. al-Hujurat ayat
11 dijelaskan bahwa Allah melarang orang beriman laki-laki atau perempuan mengolok-olok satu dengan yang
lainnya. Boleh jadi yang diolok-olok lebih mulia di sisi Allah. Karaktristik dunia maya sangat bebas dan seolah-olah
tanpa batas menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan tingkatan umur tanpa terkecuali anak-anak bahkan
balitapun sudah dapat mengakses dunia maya. Kondisi ini memungkinkan setiap orang melakukan
tindakantindakan negatif yang dapat merugikan pihak lain, baik pribadi maupun kelompok, dengan modus tanpa
identitas (anonim) maupun ditujukan/disebutkan secara langsung atau terangterangan, sehingga memicu
provokasi dan adu domba (flamming dan trolling). Untuk itu, para pengguna media sosial perlu menjaga kehati-
hatian dan adab kesopanan dalam bertutur kata di media sosial. Dengan mengolok-olok orang lain, mencaci
maki, menghina secara langsung apalagi dengan men-share ke media sosial yang dampaknya lebih luas lagi, justru
dapat membongkar aib diri sendiri, bahwa orang tersebut suka mencaci maki, menghina, tidak punya sopan
santun, dan tidak beradab, karena hal-hal yang di-share merupakan cerminkan jati dirinya
BIJAK DALAM BERMEDIA SOSIAL.
1
Sarana komunikasi dan silaturahmi 3
Sebagai makhluk sosial, manusia
2 Sarana untuk berbisnis
membutuhkan interaksi dengan
Berkembangnya media sosial
manusia lainnya, baik yang berada di Sarana untuk berdakwah
dapat mengubah perilaku
sekitarnya maupun yang jauh Seseorang dalam berkomunikasi
darinya. Kegiatan interaksi sekarang masyarakat, termasuk transaksi
pada zaman sekarang lebih aktif
ini cenderung lebih aktif dilakukan di jual beli. Untuk memenuhi
atau lebih senang
media sosial ketimbang secara kebutuhan hidup, seseorang
berkomunikasi menggunakan
langsung, bahkan dengan orang yang dapat dengan mudah tanpa
tinggal di sekitarnya. Interaksi dapat media sosial ketimbang
harus datang langsung ke
dilakukan dimana saja seolah-olah berkomunikasi secara langsung
tempat penjual
tanpa ada batasan yang menghalangi meskipun terkadang pokok
pembahasan yang dibicarakan
sepele atau tidak penting.
TERIMA KASIH