dan si anu,
Beruntung ia, menghindari majelis yang membakar hangus kebaikannya, menghindari majelis yang
menambah banyak dosa
Lalu ia pindah majelis, menyibukkan diri dengan AlQur’an, menyibukkan diri dengan ilmu syariat,
menyibukkan diri memperdalam pemahaman agama.
Jika kebenaran itu panas seperti bara, remaja seperti ini akan sanggup menggenggamnya.
Betapa banyak usahaku menghilangkan riya dari hatiku seakan akan ia tumbuh padanya dengan warna
yang lain.
Yang terhormat, Ketua beserta jajaran, Panitia Lomba Milenial Mandiri dalam menyemarakkan Maulid Nabi
Muhammad SAW.
Di hari yang ceria ini, seceria wajah para peserta sekalian, izinkan saya menyampaikan ceramah singkat
dengan judul : ETIKA DALAM BERMEDIA SOSIAL
Media Sosial terdiri dari 2 kata, Media dan Sosial. Media berarti alat menyampaikan suatu informasi,
sedangkan Sosial berarti masyarakat manusia secara luas. Dengan demikian hadiriiin, Media Sosial adalah
platform digital yang membantu para penggunanya untuk saling berkomunikasi, saling bersosialisasi, saling
berkolaborasi, membagikan tulisan, menyebarkan foto, menampilkan video, secara terbuka kepada publik
secara realtime.
Teman-teman generasi milenial sekalian, baik dampak negatif maupun positif dari media sosial akan
menimbulkan efek luar biasa dalam tatanan kehidupan generasi milenial seumur kita ini. Usia 12 sampai 30
tahun.
Ya, kalau generasi di atas kita … yang sudah ibu-ibu, yang sudah bapak-bapak, mereka telah punya
pengalaman hidup. Mungkin tidak ada di antara mereka yang lebih mencintai gadget dari pada anaknya,
lebih sayang isi gadget dari pada istrinya, lebih terlena kepada gadget daripada masuk kerja. Mungkin
tidaaaak ada.
Tapi pada generasi kita, efek media sosial sangat luar biasa. Ketika kita semua masih mencari jati diri,
berbagai virus siap menjadi hantu dalam pemikiran kita. Oleh karena itu, agar tidak kebablasan, Nabi
Muhammad SAW telah jauh hari memberikan cahayanya yang terang, membimbing kita untuk melangkah
tetap di jalan yang benar. Rasululllah SAW bersabda :
َما َن َه ْي ُت ُك ْم َع ْن ُه َفا ْن َته ُْوا َو َما اَ َمرْ ُت ُك ْم ِب ِه َفْأ ُت ْوا ِم ْن ُه َما اسْ َت َطعْ ُت ْم
“Apa yang telah aku larang kepada kalian, tinggalkanlah secara keseluruhannya. Dan apa yang
aku perintahkan, kerjakanlah sesuai kemampuan kalian”.
Mau berdagang di media sosiaaal … silahkan. Mau cari kawan …. Silahkan. Menunjukkan program,
menunjukkan kegiatan … silahkan. Mencari jodoh pun … silahkan. Asal jangaaaaan …. lupa diri. Remaja,
kalau sudah lupa pesan Rasulullah akan lupa diri. Lupa jadi anak soleh.
Dlm menjelajahi dunia media sosial, mari berpegang kepada etika Islam. Di antaranya Rasulullah bersabda :
Kedua :
و اذا د عاك فاجبه
Apabila diundang maka datanglah
sahabat … jika engkau diundang kepada suatu grup yang baik, yang bermanfaat, jadilah follower. Agar akun
mu selalu dipenuhi informasi positif dari berbagai sumber yang bermanfaat. Manfaatkan undangan
undangan itu pada kehidupan real. Untuk mengupgrade kemampuan kita dan memiliki banyak jaringan
peminatan di media sosial.
Tapi kalau diundang pada perkumpulan gibah, grup adu domba, teman-temaan …. Wajib menghindarinya,
sebab grup itu akan membakar hangus kebaikanmu. Orang itu sedang mengundangmu untuk menambah
banyak dosa, dan melipatgandakannya di media sosial.
Yang ketiga :
Yang keempat :
و اذا عطس فحمد هللا فشمته
Apabila saudaramu bersin dan memuji Allah maka doakanlah dia
Mendukung dan mendoakan seseorang ketika melakukan kebaikan, kegiatan yang positif, dan
mempostingnya di medsos. Tidak malah menjadi hatter apalagi iri dengan pencapaian teman. Tampillah
sebagai kekuatan kepada warga medsos dan Lakukan itu dengan ikhlas sebagai pengamalan kita terhadap
hadis Nabi Muhammad SAW.
Yang kelima :
و اذا مرض فعده
Apabila ia sakit maka jenguklah
Milikilah simpati dan empati. Jangan memposting makanan kpd orang lapar. Memposting jalan-jalan
kepada orang miskin. Apalagi memposting istri kepada teman yang masih bujangan. …. Dalam hal ini
luruskan niat, kalau memang makanan dan jalan-jalan itu diposting dengan niat berbagi momen yang baik
… faltatafaddal …
Yang keenam :
فاذا مات فاتبعه
Apabila ia mati maka uruslah jenazahnya hingga selesai
Dalam dunia nyata, kita diwajibkan menunaikan hak saudara muslim selama hidupnya hingga matinya.
Dalam media sosial, hak dan harga diri seorang manusia itu wajib kita junjung tinggi. Seseorang yang telah
meninggal itu telah selesai dengan dunia ini termasuk media sosialnya. Mari tetap harumkan namanya
jangan dicemari.
Akhirul kalam … ketika media sosial itu malah membuat jiwa jauh dari kebaikan dan ketenangan, ayo
pindah media. Hijrah. Pindah ke AlQur’an, menyibukkan diri dengan ilmu syariat, menyibukkan diri
memperdalam ajaran Nabi Muhammad SAW. Saya doakan kita semua masuk surga.