Anda di halaman 1dari 11

Aku memulai dgn mengucapkan hamdalah,setelah itu sholawat kpd R.

sebaik baikny nabi yg d utus

K memulai nazom ini

Adapun baiquni memulai nazom ny dgn basmalah,sebgai tulisan awal.tanpa d masukkan nazom.nazom/
matan

Syarah= penjelasan

Basmalah cmn d kitab

Sebagian pendapat ulama2 ilm.hukumnya makhruh memasukkn bismillah,di nadzom,matan,qosidah2

IMAM baiquni,mengganti kalimat basmalahny dgn hamdalah

Segala kebaikan d dalamnya yg d dlamny tdk d mulai dgn basmlah/hamdalah, jika tdk d mulai dgn
itu,mKA terputus,terpotong,buntung,/ sunnah

Yg tdk ada manfaatnya/ tdk perlu

Mengucapkan basmlah dn hamdalah haram,jika

Meskipun sempurna pekrjaannya,secara zohornya sempurna,secra barokah ny krng,kurang dn sdikit


kebarokahan d dalmnya

BAIT PERTAMA

Mengisyaratkan ada pembagian2 hadist. Beliau menhgarang qosidah ini dgn sturktur

Dn setiap bagian2 ny,akn d datangkan penjelasannya

Akn d jelaskn hadist shohih itu apa,

Dn setiap bagian2 judul2,yg d sebutkan dsniakn d jelaskn beserta penjelasan


Adlh yg sersambung sanadny,tdk ad sat d dlmnya,

Dn terpercaya d pertengahan hafalannya

Syrat hdist shohih

1. Bersambungnya sanad
Ialah riwayt dri seorg murid,dri guru,sampai kpd yg nyampaikan
Dilihat dri tahun lahirnya,kpn wafatny
Dlohat dri tmpt tinggal,damaskus yaman
Hdist shohih hrus bertemu,imam bukhori
D dlm zaamnnya
2. Tdk blh adanya syat; ad sebuah hadist,ad riwaytny sampai R..trnyta riwayt ini d riwayatkan 1
org.misalny udin yg riwaytkan,menurut udin shohih,trnyta Riwayat ini ada jalur lainnya
Ketika ad perawi yg terpercaya,meremehkan perawi yg lebih terpercaya.
Hadist shohih,gk blh ada yg berbeda,harus 10 org yg mengtakan shohih.
Hrus ada org yg lebih terpercaya dri kita,maka kita syat
Ada 3 riwayat ,imam bukhori mengtakan itu shohih

Klau munkar,perawi yg tdk terperccaya,bs jatuh ke doif/maudu’

3. Tidak blh ada I’llah


Kecacatan dlm hadist
Tolabul ilmi faridotun ala kulli muslim wa Muslimah nah itu I’lllah,tdk ada d dllm hadist R.
Suatu perkara yg caca tyg trdpt d dlm kesohihan suatu hadist. Sllu muncul d hadist shohih
Tp scra sohiny,matannya sah sah aja,tp trnyata doif
4. Ittisholu sanad .nyambung sanad ,gk blh loncat2
5. Khulu minassyudud
6. Tdk blh illah
7. A’dalatul rowi [muru’ah]
Perawi harus adil.
Contohny pny 10 apel ,kita bagi 5 5.adil sevcra ilmu hadist.org gk blh buat dosa besar.
,tdk blh mengulang2 dosa kecil, bangun sbuh keisnagan,berkali kali.. Tdk blh seorg perawi yg
adil.mlkukan sesuatu yg memengaruhi harga dirinya,sprit kamu jalan k pasar gk pake baju,harus
mnjaga wibawa,harga diri.
Dn marwah setiap negara dn masa itu berbeda,contohny ulama2 terdahulu.
Makan d tmpt tdk d bungkus,menghilangkn marwah, d zaman dulu.
Co toh d tareem,blm nikah tidur memakai guling,blm nikah
Dsna hrus jalan memakai kopiah,itu termasuk khulu minal muruah

8. Dia mendgr drpd guruny,ap yyg ddia dngr dri guruny ,itu yg keluar dir lisannya
Dhobid sodr,dhobtussodr
Seorg perawi yg menghafalkn dri gurunya dgn ddadanya /kuat hafalannya
Dobid kitab;, dhobtukitab
Seorg perawi menulis apay g dia dngr dri gurunya,an fulan bin fulan,
Apbila dia menghaddistkn ,dia akan buka kitabnya,dn mmbaca ap yg dia dngr drpd gurunya

Jika kitabny hilang dnn sebgainya,maka bs status ny bs turun

Jika perawiny udh tua ,bs d permalahkn

Perawi shohih tu yg kuat hafalannnya,dn kita bs besandar kpd mereka,dgn kekuatannya ,atau
kelancarannnyya d dlm perpindahannya

Rank hadist
Al musnid
Org yg hafalin sanad aja,hadist ny gak
Dia bs menghafalkan sanad ny banyak.1000 sanad
Muhaddist
Org yg menghafalkan hadist,dn merhatikan maknanya,dn makna kaidah2 nya,dn dia mengusai
perawinya,bkn hanya fulan2 aja,tp sampai tentang kehidupannya itu perawi
Dn minimal hadist yg d hafal 1000 hadist. Dn sanadnya
Mufit
Org yg bisa dn ahli mnjdi guru,membagikan faedah2nya,dn enghadirkan majelis2ny,dn
menyampaikan hadist2 yg hafal,dn memahamkan apay g merka yg tdk mereka paham,
Ali,nazil,badal,
Al hafidz
Org yg hafal 1000 hadist,sanadny,dn matan2 nya
Al hujjah
Org yg hafal 300.000 hadist,bsrta sanad2nya
Al hakim
Org2 yg sdh menguasai semua ilmu hadist.illah,sand,nasakh mansudnya.
Amirul muiminina fil hadist
Dia hrus dpt gelar al hakim
Dia hrus d sepakati semua ulama hadist,bahwa dia yg paling alim
Sufyan astauri
Bukhari
Malik

Hasan bin tsabit,nabi menyruh


Tantangan Dakwah Melalui Media Social Dalam Mempengaruhi Perilaku Remaja

Meningkatnya arus globakisai dan modernisasi selain menjadi sebuah peluang dakwah juga menjadi
tantangan yang sangat besar bagi kegiatan dakwah ,dimana banyaknya budaya-budaya dan doktrin-
doktrin orang asing yang masuk ke Indonesia baik melalui internet maupun tidak.

Tantangan dakwah Pada Tahun 1988, Salman Rushdie menulis buku The Satanic Verses dan yang paling
terakhir adalah Majalah Satiris Charlie Hebdo dari Prancis menerbitkan pula 20 karikatur yang menghina
Nabi Muhammad SAW. serta film Innocence of Muslims, yang juga menghina Nabi Muhammad. Film
tersebut kemudian diunggah ke jaringan internet yaitu di YouTube dan Google. Akibat dari kehadiran
film tersebut, telah melukai hati umat Islam .

Tantangan dakwah tidak hanya di akbitkan oleh situasi dari arus globalisasi tetaapi juga di pengaruhi
oleh tingkat dan berkembangnya ilmu pengetahuan . dimana seperti yang sudah di jelaskan menerimaan
informasi dakwah melalui media social yang di telan secara mentah- mentah dapat berakaibat patal
tehadap perilaku penggunanya terutama kaum milenial. Sebagaimana peristiwa yang telah terjadi
adannya permasalahan pemurtadan dan gazw al-Fikr yang dilakukan pihak non-Muslim yang menuduh
Islam dikembangkan dengan pedang dan perang, serta Islam agama teroris Di terima dengan cepatnya
oleh sebagian umat islam tanpa melakukan tabayyun sehingga mereka yang terpengaruh keluar dari
agama islam.

Tantangan dakwah di era globalisasi menggunakan media social tidak hanya memberikan peluang besar
saja,namun juga ada banyak tantangtangan yang harus di hadapi sehingga pemuda,generasi masa depan
umat islam tidak rusak termakan doktrin dan tidak salah mengartikan modernisasi sebagai westernisasi.

Peluang Dakwah Melalui Media Social Dalam Mempengaruhi Perilaku Remaja

Secara lebih khusus, kehadiran media massa baik media cetak maupun media elektronik adalah
konsekuensi dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Ibnu Hammad, kemajuan
teknologi komunikasi dan informasi (Information and Communication Technology-ICT), khususnya
telepon, komputer dan satelit yang telah membentuk jaringan komunikasi di alam maya (cyber), kini
informasi sudah menjelma dalam segala bentuk (omniform), berada dimana-mana (omniplace) dan
untuk berbagai keperluan (omnipurpose). Keberadaannya social media khusunya internet menawarkan
peluang bagi kegiatan dakwah untuk menyampaikana pesan-pesan dakwah (massage) serta memberi
stimulus kepada para pengguna media social teruata remaja supaya semakin paham terhadap agama
islam .selain itu pula adanya internet menjangkau lapisan masyarakat yang ada diluruh dunia .
Adanya teknologi dakwah yang berbasis internet ini menjadi peluang besar dalam penyampaian
dakwah,serta pengembangan skill para da;I dalam menyampaikan pesan dakwahnya dengan berbagai
bentuk kontek supaya tidak membosankan dan terlihat menarik,sehingga mampu memberikan daya
tarik kepada generasi muda untuk lebih suka menonton konten yang bermanfaat dari pada yang bersifat
merusak. Untuk itu, umat Islam, khususnya pengelola lembaga dakwah dan dai harus terampil
memanfaatkan media-media tersebut. Usaha ke depan, apakah bersifat akademik, kultural atau politis,
harus memperhitungkan perkembangan media audio visual dan teknologi komunikasi.

m.

Media dakwah adalah alat objektif yang menjadi saluran yang dapat

menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan merupakan urat nadi

dalam totalitas dakwah yang keberadaannya sangat urgent dalam menentukan

perjalanan dakwah. Fleksibilitas media dakwah memungkinkan semua sarana

komunikasi dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah. Perkembangan teknologi

komunikasi mengharuskan subjek dakwah dapat memanfaatnya sebagai media

m.

Media Dakwah dan Teknologi Komunikasi

Dalam era global yang ditandai dengan perkembangan teknologi komunikasi

seperti saat ini mengharuskan dakwah Islam memanfaatkan media yang relevan

dan sedang digandrungi oleh masyarakat. Berikut dijelaskan beberapa media

dakwah yang dinilai tepat pada era global dengan memanfaatkan kemajuan

teknologi komunikasi.

A. Media Cetak
Media cetak pada era sekarang telah bermunculan, bagaikan buah

rambutan yang sedang berbuah, baik itu majalah, koran, ataupun buletin-buletin

lainnya. Hal ini merupakan wujud nyata dari sebuah era informasi dan

keterbukaan. Oleh sebab itu, alangkah baiknya jika para muballigh mampu

memanfaatkan media-media cetak yang ada sebagai sarana untuk berdakwah.

Melihat persaingan media cetak yang begitu hebat, maka para muballigh

hendaknya segera menyiapkan diri untuk menjadi penulis-penulis handal

sehingga mampu bersaing dalam amar ma`ruf nahyi munkar di bidang media

cetak. Mengingat media cetak merupakan media informasi yang cukup banyak

peminatnya. Media cetak yang berkembang selama ini lebih berpegang pada

keterbukaan dan kebebasannya. Dan inilah problem besar bagi para pelaku

dakwah selama ini.

Di samping Surat Kabar, media dakwah lainnya dalam kategori media

cetak adalah majalah. Majalah memiliki peran sentral dalam penyampaian nilainilai Islam dengan
memadukan dua pendekatan sekaligus; pendekatan tulisan

dan visual. Majalah pop tentang dunia remaja sementara ini masih

mendominasi liputan-liputan dan dirancang untuk dunianya. Persoalan cinta,

konsumsi, fashion dan feminisme merupakan topik-topik yang paling dimunati.

Angela McRobbie mengindentifikasi empat strategi, mengapa majalh remaja

memiliki daya tarik. Keempat strategi tersebut, yaitu, 1) kode

roman/percintaan; 2) kode kehidupan personal/domestic; 3) kode fashion dan

kecantikan; dan 4) kode musik pop.198

Perihal penyampaian pesan-pesan Islam melalui majalah, pertama-tama

yang harus diperhatikan berkaca pada majalah-majalah sebagaimana tersebut di

muka adalah bagaimana memosisikan pesan-pesan Islam memasuki segmen


pasar itu. Bagaimana remaja solehah misalnya, tidak hanya kata-kata yang

keluar dari mulut, apalagi mulutnya bau, tapi terpampang dalam majalah dalam

bentuk visual. Kata saleh tidak hanya terpampang dalam kitab-kitab kuning

atau Quran yang suci, tetapi terpampang dalam majalah yang putih, juga

berwarna, dan “tidak suci” sehingga mudah disentuh oleh siapa saja. Strategi

dakwah demikian, bukan saja makin mengakrabkan dunia Islami dengan dunia

manusiawi, lebih dari itu, Islam memang harus membumi dalam konteks ruang

dan waktu. Inilah gambaran nilai aktualisasi Islam sebagai rahmat bagi semesta

alam.

1. Radio

Radio adalah siaran atau pengiriman suara atau bunyi melalui udara.

Segala sesuatu dapat disiarkan melalui radio, seperti berita, musik, pidato, puisi,

drama, dan dakwah yang dapat didengar oleh masyarakat. Siaran radio dapat

diterima atau didengar bukan hanya oleh yang berpendidikan tinggi saja, tetapi

oleh orang yang berpendidikan rendah. Radio mendapat banyak khalayak,

198Angela McRobbie, Feminism and Youth Culture (London: Routledge, 1991),35.

2. Film

Film dikenal juga dengan nama “gambar hidup” atau “wayang gambar”.

Film dapat memberikan pengaruh yang cukup besar kepada jiwa manusia yang

sedang menyaksikannya. Disaat sedang menonton film, terjadi suatu gejala

yang menurut ilmu jiwa sosial sebagai indentifikasi psikologis. Ketika proses

decoding terjadi, penonton kerap menyamakan atau meniru seluruh pribadinya

dengan salah seorang pemeran film. Melihat pengaruh film begitu besar kepada

jiwa yang sedang menontonnya,maka alangkah besarnya manfaat film itu, jika
dijadikan sebagai media untuk berdakwah.

Pada mulanya film dipelajari dari segi potensinya sebagai momenmomen yang hebat. Film-film bintang,
dan sutradara tekhnologi film, film

dikutuk sebagai industry budaya dan film didiskusikan sebagai situs penting

bagi produksi subjektivitas individu dan indentitas nasional. Dalam tradisi

akademik Barat, film sangat didominasi oleh filsafat strukturalisme yang

merupakan mahakarya ahli bahasa Swiss Fernindand de Saussure.199

Saussure terkenal karena pembagiannya atas bahasa kepada dua

komponen yang bersama sama menghasilkan komponen ketiga. Misalnya,

199Lihat Acep Aripudin, Sosiologi Dakwah (Bandung: Rosda Karya, 2013),36.

ketika menulis kata “kucing”, maka dihasilkan tulisan “kucing”, termasuk

gambaran mental tentang kucing, yaitu sebagai seekor binatang berkaki empat

yang mengeong. Saussure menyebut yang pertama sebagai “penanda” dan yang

kedua sebagai “petanda”, kemudian kedua-duanya membentuk tanda. Ia lebih

lanjur berpendapat bahwa hubungan anatara penanda dan petanda bersifat

“arbiter”. Artinya bahwa kata kucing tidak menyandang sifat-sifat seperti

kucing, tidak ada alas an yang penting mengapa penanda “kucing”

menghasilkan petanda”kucing” (binatang berkaki empat dan mengeong).

Hubungan antara keduanya hanya semata-mata hasil konvensi atau kesepakatan

cultural.

Acep Aripudin mengutip pendapat-pendapat tersebut untuk

mempermudah pembahasan tentang film sebagai media tablig popular. Sebagai

ilustrasi, pertama-tama penulis membagi film pada unsur-unsur khalayak

(penonton), teks film, dan institusi. Dalam situasi menonton atau membaca

memengaruhi makna dan kesenangan akan sebuah karya dengan mengajukan


serangkaian determinasi ke dalam pertukaran cultural, baik kontradiktif maupun

ditolak. Resistensi dan kontradiktif karena perbedaan cultural dan social

pembaca atau penonton menurut kelas, gender, ras, usia, sejarah, agama,

pribadi, dan seterusnya.200

Penyampaian pesan-pesan Islam tidak lagi dengan kata-kata bahwa

berkerudung itu wajib, menutup aurat itu kemestian seorang muslimah, apalagi

bahasa-bahasa seperti hijab (arti katanya adalah menutup). Karena kata-kata

tersebut kurang mengena arus kultur masyarakat, atau dalam bahasa lain, katakata tersebut tidak sesuai
dengan perkembangan budaya masyarakat, dalam hal

ini adalah budaya pop. Inilah salah satu kelebihan berdakwah melalui media,

seperti televi dan film.

3. Televisi

Televisi adalah media penyiaran yang serumpun dengan radio. Jika radio

hanya menyiarkan suara, maka televisi mampu menyalurkan suara dan gambar

sekaligus, sehingga televisi dapat dipandang sebagai penggabung film dan

radio. Televisi untuk menjadi media dakwah, atau menyalurkan pesan-pesan

dakwah. Hal ini telan banyak dilakukan di Indonesia. Pada umumnya lembaga

penyiaran televisi di Indonesia menyediakan waktu kegiatan dakwah, seperti

200Acep Aripudin, Sosiologi…37.

126

adzan maghrib atau acara-acara khusus pada bulan ramadhan dan lain-lainnya.

Televisi juga dapat bermanfaat sebagai media yang menyajikan dialog-dialog

tentang berbagai masalah yang dihadapi oleh umat Islam.

Televisi merupakan media informasi sekaligus media hiburan yang dapat

di jumpai di mana-mana, baik di rumah kecil maupun di rumah mewah, baik di

warung-warung kopi maupun di restoran. Televisi merupakan media informasi


yang bersifat netral. Televisi juga merupakan media audio-visual, yang juga

seing disebut sebagai media pandang dengar. Maksudnya, selain televisi dapat

kita dengar juga bisa kita lihat secara langsung. Oleh sebab itu, alangkah

besarnya jika televisi itu lebih banyak menyuguhkan siaran-siaran yang mampu

merubah pemirsa dari kondisi yang tidak baik menjadi kondisi yang lebih baik.

Hingga saat ini menurut Acep Aripudin201, televisi masih berfungsi

sebagai media yang mengayomi arus tren tahun dua ribuan sebagai media

hiburan (fun), media informasi (information), media politik (politic) dan media

pendidikan (education). Sekarang, dengan pergeseran budaya masyarakat yang

terus berubah, fungsi televisi digunakan sebagai media dakwah bagi berbagai

agama baik secara terpisah, seperti melalui program khusus siraman keagamaan

maupun secara inhem melalui muatan-muatan nilai yang terkandung dalam

program acara televi. Dalam film Mahayo Ghanea yang dibintangi Amir Khan

dan Aishwarys Rai misalnya, isinya mengutarakan topik konflik rumah tangga,

tetapi nilai-nilai yang ditampilkan adalah nilai-nilai religi Hidup. Begitu juga

dengan film Ayat-ayat cinta yang dibintangi Fedi Nuril dan Rinati Cartwright

dengan topik cerita kesetiaan pada kemanusiaan (cinta), Ketika Cinta Bertasbih,

Perempuan Berkalung Sorban, atau sinetron Tukang Bubur Naik Haji. Nilai-nilai

yang ditampilkan menyentuh religi Islami.

Meskipun fungsi dakwah dalam televisi masih sangat minim tidak

menutup kemungkinan, apabila televisi dengan segala unsurnya mulai melempar

acara-acara dengan kemasan nilai-nilai agama Islam, maka Islam “dalam tataran

sosiologi” akan makin menggema melalui dakwah di media televisi. Tuntutan

mubalig televisi mengharuskan memiliki ketrampilan-ketrampilan sebagai

mubalig yang tidak buta pertelevisian, mengenal seluk- beluk entertainment,


menguasai wawasan Islam, mengenal seluk-beluk bisnis dan mengetahui

201Acep Aripudin, Sosiolog

Anda mungkin juga menyukai