Anda di halaman 1dari 7

RESENSI BUKU

JADILAH MANUSIA YANG BERMANFAAT DI ZAMAN MILENNIAL

Oleh:
M.IKHSAN AL-MADANI
NIS: 0117.12318
Kelompok: VIII (Delapan)

TARBIYATUL MU’ALLIMIEN AL-ISLAMIYAH


PONDOK PESANTREN AL-AMIEN PRENDUAN
SUMENEP MADURA JAWA TIMUR
TAHUN AJARAN: 1443-1444 H. / 2021-2022 M.
A.
B. IDENTITAS BUKU
RESENSI BUKU

Judul Resensi : Jadilah Manusia yang Bermanfaat di Zaman Milennial.


Judul Buku : Andai Kita Hidup di Zaman Nabi Musa.
Penulis : M. Ghufran Haramain, M.Sos.
Penerbit : PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Tahun Terbit : 2021
Cetakan : Cetakan Pertama, 2021.
Jumlah Halaman : 190 Halaman.
ISBN : 978-623-00-2641-6
Ukuran : 20 X 14 cm

C. ISI BUKU
JADILAH MANUSIA YANG BERMANFAAT DI ZAMAN MILENNIAL
Buku ini ditulis karena banyak manusia yang hanya hidup sekedarnya saja,
tidak mengetahui manfaat yang ada pada dirinya. Kebanyakan sifat dari manusia
adalah sifat yang bodoh amat dengan urusan orang atau yang biasa disebut dengan
tidak peduli dengan kehidupan orang lain. Dan apa tujuan kita diciptakan oleh
yang Kuasa?
Sebenarnya tujuan kita hidup adalah untuk menyembah atau beribadah
kepada Allah SWT, kalau seorang hamba telah taat kepada-Nya, tentu hasil yang
akan diterima adalah keselamatan dan kebahagiaaan, baik ketika kita hidup di atas
dunia maupun setelah sampaidi negri akhirat. Di dunia ini diwajibkan bagi
muslim dan muslimah untuk mempelajari ilmu-ilmu yang ada di dunia, agar ilmu
itu bermanfaat bagi kita dan orang yang berada di sekitar kita, caranya ialah ilmu
yang kita dapat dan berkahnya harus seayun dan selangkah. Maksudnya, di saat
kita mendapatkan ilmu tersebut kita harus menjaga etika dan adabnya kepada
siapa saja, lebih-lebih kepada guru-guru yang telah berjasa mengajarkannya
berbagai macam ilmu.
Dalam bersosialisasi dengan bermasyarakat kita harus bersikap jujur
kepada orang lain. Dengan kejujuran itu pula seseorang akan menjadi dihormati
dan dikasihi. Di dalam hadist pernah dikatakan bahwasanya, “Berbicara tentang
kejujuran, Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Katakanlah kebenaran itu
walaupun pahit!” (HR. Ibnu Hibban)
Kemudian, mejaga kehormatan diri dan orang lain itu juga sangat penting
di saat kita hidup di tengah-tengah masyarakat. Bagi kaum wanita, hendaknya
berdo’a agar mendapat pendamping hidup yang akhlaknya penuh dengan cinta
dan kasih sayang yang tulus. Betapa bahagia wanita yang di dunia nya
mendaptkan laki-laki yang saleh sebagai pendamping hidupnya. Laki-laki yang
bisa bertanggung jawab dan senantiasa ikhlas membimbing keluarganya menuju
jalan yang di ridhai-Nya.
Sesungguhnya hidup itu adalah keindahan rupa, salah satu keindahan rupa
itu adalah nikmat Allah. Tatkala kita tengah berdiri di depan cermin, coba
perhatikan bentuk anggota tubuh kita. Ternyata susunan anggota tubuh ini begitu
rapi dan indah. Maka tidaklah salah bila kita mengatakan, “Ya Allah, ternyata aku
begitu cantik, Alhamdulillah”. Ternyata jangan sampai kalimat tersebut terdorong
keluar oleh rasa sombong di dalam hati. Namun, kita mengatakan kalimat tersebut
semata-mata sebagai ungkapan kesyukuran kepada Allah SWT, yang telah
menciptakan kita dengan sebaik-baik bentuk.
Dan inti dari buku ini adalah betapa bersyukurnya kita ini yang menjadi
ummat Nabi Muhammad SAW, mengapa? Karena, bahwasanya di zaman Nabi
Musa A.S hukum itu sangatlah ketat atau harus dipatuhi. Salah satunya adalah di
saat kita membeli celana yang haraganya Rp.200.000,00 dan itu masih baru beli
kemarin di saat itu juga ada anjing yang menjilati celana kita, jika hal itu terjadi
maka wajib bagi kita memotong bagian celana yang dijilati oleh anjing tersebut,
itupun kalau kita mau memotongnya tapi, ya itulah salah satu hukum yang ada
pada zaman Nabi Musa A.S. Alhamdulillah, bagi kita yang hidup menjadi ummat
Nabi Muhammad SAW hukum tersebut dicabut oleh Allah. Jadi, jangan pernah
menyesali hidup ini dan buatlah dirimu bermanfaat bagi orang lain.
Seorang penulis M. Gufran menjelaskan secara naluriah bahwasanya kita
adalah ummat yang paling menguntungkan semua hal mudah untuk dikerjakan,
tidak banyak hukum yang ketat salah satunya hukum yang ada pada zaman Nabi
Musa. Dan untuk para pencari ilmu diwajibkan untuk ber-istiqomah karena itu
adalah salah satu cara agar ilmu yang kita peroleh tidak sia-sia dan menjadi
berkah untuk kehidupan di dunia dan di akhirat. Di pembahasan lain penulis juga
menjelaskan bahwa ada 3 penyakit agama yang harus kita jauhi. Yang pertama,
faqihun fajir yaitu, (orang ‘alim yang berbuat dosa). Yang kedua, Imamun Jair
yaitu, (pemimpin yang zalim). Dan yang terakhir, mujtahidun Jahil yaitu,
(pemberi fatwa yang bodoh). Itulah penyakit agama yang seharusnya kita jauhi.
Dalam buku ini, juga memaparkan tanda-tanda orang hidup bahagia.
Orang yang bahagia itu adalah orang yang senantiasa hidup tenag dan damai
dalam menjalankan perintah Allah SWT sekalipun ia dari orang yang tidak
berada, tidak punya jabatan tinggi, dan tidak dari keturuna orang-orang yang
terhomat.
Ada beberapa tanda-tanda orang hidup bahagia di dunia. Yang pertama,
orang yang memiliki istri sholehah. Andaikata ada sesorang yang teramat kaya,
akan tetapi dia mempunyai istri yang tidak patuh terhadapnya dan sering berbicara
kotor, tentu orang tersebut tidak akan merasa bahagia menjalani hidupnya. Yang
kedua, orang yang memiliki anak-anak baik, apalagi di saat itu anak-anak yang
kita memiliki kecerdasan yang tinggi atau yang biasa disebut jenius. Yang ketiga,
orang yang hidup di tengah-tengah lingkungan yang baik. Di saat kita hidup di
lingkungan yang baik maka suasana yang diciptakan akan baik juga, justru
sebaliknya jika kita hidup di lingkungan yang tidak baik maka suasananya juga
tidak akan baik. Yang terakhir, orang yang rizqi-nya ada di dalam negrinya.
Contohnya, jika kita mencari rizqi di luar dari negri kita, pastinya kita kan merasa
jauh dengan anak-anak kita maupun istri kita juga, dan kalau kita mencari rizqi di
dalam negri kita pasti akan tetap merasa nyaman karena pasti kita tidak akan jauh
dari anak-anak kita dan istri kita juga.
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
Buku ini memiliki banyak kelebihan, dari segi non fisik, substansi buku ini
membahas tentang suatu hal yang spektakuler dan efektif, jarang sekali ada
penulis buku yang mengambil topik pembahasan dengan judul serupa. Penulis M.
Gufran juga mampu menyusun dan merangkai kalimat agar si pembaca tertarik
untuk membaca buku tersebut
Tidak hanya itu, dari segi fisik, cover buku ini di desain sedemikian rupa
sehingga mampu menarik perhatian orang untuk membeli dan membacanya,
kertas yang digunakan juga memiliki kualitas yang tak kalah baiknya dengan
cover itu.
Namun disamping kelebihan itu, buku ini juga memiliki beberapa
kekurangan, buku ini tidak semua isinya membahas tentang kehidupan di zaman
Nabi Musa, padahal judul bukunya adalah “Andai Kita Hidup di Zaman Nabi
Musa”. Dan isi yang tercantum adalah kebanyakan tentang ilmu, pengalaman, dan
kisah-kisah masa lalu. Dan masalah tentang judul buku tersebut hanya ada 2 kisah
atau 2 hukum yang dijelaskan di dalam buku tersebut, akan tetapi buku ini sudah
sangat cocok untuk para pemuda yang hanya hidup begitu-begitu saja atau tidak
ada manfaatnya bagi orang lain. Buku ini, menasehati para pemuda tentang
hikmah-hikmah ilmu, dan memberi pengajaran terhadap si pembaca lewat
pengalaman yang dialami oleh si penulis

E. PENUTUP
Akhir kata, buku ini banyak memberi wawasan dan pengetahuan baru bagi
saya maupun para pembaca karena didalamnya penulis M. Gufran menguraikan
tentang betapa beruntungnya kita sebagai ummat Nabi Muhammad yang hidup
serba mudah tidak ada yang mengikat hukum-hukum, dan juga kita perlu
mencontoh atau mengambil intisari dari buku tersebut sebab, kita diberi nasihat
yang perlu kita teladani di akhir zaman ini, karena banyak manusia yang hidup,
tapi dia tidak bermanfaat bagi orang lain seperti halnya debu yang bertaburan
entah kemana arah tujuan nya. Jadi, hidup itu perbanyaklah solawat, do’a, ibadah
dan jangan lupa untuk membatu sesama muslim ataupun muslimah, jangan saling
mengejek ataupun berdebat tentang hal-hal yang tidak bergunan sama sekali untuk
hidup ini. Tetap optimis walau bumi ini, sudah lumayan tua. Dan yang terakhir,
semoga bagi para pembaca yang membaca buku ini dapat berubah hidupnya
menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, tidak lupa saya mendo’akan si
penulis yang lebih tepatnya M. Gufran Haramain semoga tetap pada lindung Allah
SWT.

SELAMAT MEMBACA

Al-Amien Prenduan, 17 Muharram 1444 H.


15 Agustus 2022 M.

Resensator

(M. Ikhsan Al-Madani)

Anda mungkin juga menyukai