Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330135181

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PENYEBARAN HOAX OLEH DIGITAL


NATIVE

Preprint · January 2019

CITATIONS READS

0 9,495

5 authors, including:

Nurul Hidaya.A Nurul Qalby


Universitas Muslim Indonesia Universitas Muslim Indonesia
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Sakiyah Syech Alaydrus Alfina Darmayanti


Universitas Muslim Indonesia Universitas Muslim Indonesia
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PENYEBARAN HOAX OLEH DIGITAL NATIVE View project

All content following this page was uploaded by Nurul Hidaya.A on 04 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PENYEBARAN HOAX
OLEH DIGITAL NATIVE

Nurul Hidaya1), Nurul Qalby2), Sakiyah Syech Alaydrus3), Alviana Darmayanti4),


Alfiah Putri Salsabila5)
1,2,3,4,5)
Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Muslim Indonesia
Jln.Urip Sumoharjo KM 5 Makassar
Email: 06520180109@umi.ac.id

Abstrak: Penelitian ini membahas tentang Pengaruh media sosial terhadap penyebaran
hoax oleh digital natives. Perkembangan teknologi informasi membawa sebuah
perubahan dalam masyarakat. Lahirnya media sosial menjadikan pola perilaku
masyarakat mengalami pergeseran baik budaya, etikan dan norma yang ada.Fenomena
penyebaran hoax yang terjadi di dunia digital telah membawa kecemasan dan
keprihatinan di dalam masyarakat. Keberadaan internet, sepaket dengan kebudayaan yang
terbangun di dalam ruang publik baru membuat masyarakat sulit membedakan informasi
faktual dan hoax Banyak informasi hoax yang disebarkan oknum melalui Social Media
dan Instant Messaging. Ironisnya tidak sedikit pula masyarakat yang tanpa berpikir
panjang langsung menshare informasi tersebut bahkan mereproduksi ulang informasi
tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan setelahnya. Media digital saat ini didominasi
oleh remaja yang lahir di zaman millennium yang merupakan “digital natives” yaitu
generasi yang tidak dapat terpisahkan oleh dunia digital. Jika generasi ini tidak diberikan
amunisi yang cukup untuk memerangi digital hoax, maka dikhawatirkan akan
menimbulkan masalah dan bahaya laten.

Kata kunci: media sosial, hoax, digital natives

PENDAHULUAN media sosial. Melalui media sosial, ratusan


Pemanfaatan media sosial di bahkan ribuan informasi disebar setiap
Indonesia saat ini berkembang luar biasa. harinya. Kehadiran fitur share, like,
Media sosial muncul dalam media baru hashtag, trending topic, di media sosial
dan selalu mendapat sambutan yang tidak dapat dipungkiri telah sangat
hangat dari pengguna internet. Media berpengaruh dalam membaca minat dan
sosial ini mengijinkan kita untuk dapat konsumsi informasi khalayak. Melalui
bertukar informasi dengan semua orang fitur-fitur tersebut, berita dan informasi
yang merupakan sesama pengguna media dapat dibagikan secara viral.
tersebut. Perilaku penggunaan media sosial Memang, media sosial memberikan
pada masyarakat Indonesia yang kemerdekaan seluas-luasnya bagi para
cenderung konsumtif, membuat informasi pengguna untuk mengekspresikan dirinya,
yang benar dan salah menjadi sikapnya, pandangan hidupnya,
bercampuraduk. pendapatnya, atau mungkin sekadar
Keberadaan internet sebagai media menumpahkan unek-uneknya. Termasuk
online membuat informasi yang belum memberikan kebebasan apakah media
terverifikasi benar dan tidaknya tersebar sosial akan digunakan secara positif atau
cepat. Hanya dalam hitungan detik, suatu negatif. Kita patut prihatin dengan kondisi
peristiwa sudah bisa langsung tersebar dan saat ini, cukup banyak orang yang
diakses oleh pengguna internet melalui
menggunakan media sosial untuk dengan perkara yang tidak diingini -
menyebarkan kebencian dan provokasi. dengan sebab kejahilan kamu
Keadaan tersebut di satu sisi bisa (mengenainya)- sehingga menjadikan
menjadi potensi yang menguntungkan, kamu menyesali apa yang kamu telah
namun di sisi lainnya bisa menjadi sebuah lakukan”.
ancaman atau setidaknya malah Di dalam ayat tersebut kita
memberikan dampak negatif yang diperintahkan untuk memeriksa kembali
mengarah pada perpecahan. Hoax kebenaran sebuah berita dengan kata
merupakan informasi yang direkayasa “Tabayyun” yang secara bahasa memiliki
untuk menutupi informasi sebenarnya. arti mencari kejelasan tentang sesuatu
Dengan kata lain hoax juga bisa diartikan berita hingga jelas benar keadaanya.
sebagai upaya pemutarbalikan fakta Unsur hoax sama dengan unsur
menggunakan informasi yang seolah-olah “penipuan”, Penyebar hoax tidak harus
meyakinkan tetapi tidak dapat diverifikasi memiliki tujuan yang pasti. Oleh
kebenarannya.Tujuan dari hoax yang karenanya, hoax menjadi perbuatan yang
disengaja adalah membuat masyarakat dapat dimasukkan kedalam ruang lingkup
merasa tidak aman, tidak nyaman, dan hukum pidana. Perbuatannya menyebarkan
kebingungan. Hoax sengaja dibuat untuk isu kebohongan yang mempengaruhi
menipu pembaca atau pendengarnya untuk pikiran individu yang terkumpul menjadi
mempercayai sesuatu dan menggiring pikiran masif. Ini sebenarnya ada
opini mereka agar mengikuti kemauan “rantaian” kebohongan yang bersambung
pembuat hoax. dari individu ke individu lainnya. Adapun
Penyebaran hoax menggunakan hoax dapat berkembang karena kesalahan
pendekatan social engineering yaitu individu yang tidak meneliti informasi
manipulasi psikologis dari seseorang yang beredar.
dalam melakukan aksi atau menguak suatu
informasi rahasia. Social engineering PEMBAHASAN
umumnya dilakukan melalui telepon atau Sejarah Media Sosial
internet dan yang paling mudah dilakukan Media sosial adalah sebuah media
melalui media sosial. Mekanisme yang online, dengan para penggunanya bisa
dipakai seperti penggunaan judul atau foto, dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
penggunaan akun-akun samaran (akun menciptakan isi meliputi blog, jejaring
fake) dengan foto perempuan cantik atau sosial, wiki, forum dan dunia virtual,
pria dengan profil meyakinkan di sosial Pendapat lain mengatakan bahwa media
media mengakibatkan orang mudah sosial adalah media online yang
percaya terhadap akun tersebut dan mendukung interaksi sosial dan media
percaya akan berita yang disebarkannya. sosial menggunakan teknologi berbasis
Dalam agama Islam sendiri etika web yang mengubah komunikasi menjadi
berkomunikasi telah ada di kitab suci Al- dialog interaktif.
Qur’an surat Al- Hujurat ayat 6: “Hai Laju perkembangan informasi dan
orang-orang yang beriman, jika datang teknologi dalam bingkai globalisasi yang
kepadamu orang fasik membawa sesuatu semakin pesat turut berpengaruh pada
berita, maka periksalah dengan teliti agar meningkatnya penggunaan media sosial
kamu tidak menimpakan sesuatu kaum
dalam masyarakat. Beberapa media sosial dan kehadirannya sempat menjadi
yang berkembang saat ini, seperti fenomenal. Setelah itu pada tahun 2003
facebook, instagram, dan twitter, menurut sampai saat ini bermunculan berbagai
Mansyur (2016) telah melahirkan gaya sosial media dengan berbagai karakter dan
hidup baru dalam kehidupan sosial kelebihan masing-masing, seperti
bermasyarakat. Dengan menggunakan LinkedIn, MySpace, Facebook, Twitter,
media sosial, seseorang dapat menjalin Wiser, Google+ dan lain sebagainya.
pertemanan dan saling berinteraksi dengan Sosial Media juga kini menjadi
siapapun, kapanpun, dan di mana saja. sarana atau aktivitas digital marketing,
Sosial media mengalami seperti Social Media Maintenance, Social
perkembangan yang sangat signifikan dari Media Endorsement dan Social Media
tahun ke tahun, Jika pada tahun 2002 Activation. Oleh karena itu, Sosial Media
Friendster merajai sosial media karena kini menjadi salah satu servis yang
hanya Friendster yang mendominasi sosial ditawarkan oleh Digital Agency.
media di era tersebut, kini telah banyak Perkembangan media yang begitu pesat di
bermunculan sosial media dengan semua kalangan masyarakat membuat
keunikan dan karakteristik masing-masing. suatu perubahan dalam kehidupan, di mana
Diawali pada era 70-an, yaitu semua masyarakat khususnya remaja akan
ditemukannya sistem papan buletin yang menjadikan media sebagai alat untuk
memungkinkan untuk dapat berhubungan menunjang kehidupan seharihari mereka,
dengan orang lain menggunakan surat mulai dari untuk mencari informasi
elektronik ataupun mengunggah dan maupun dijadikan sebagai gaya hidup.
mengunduh perangkat lunak, semua ini Dapat diketahui bahwa penggunaan
dilakukan masih dengan menggunakan media sosial di masyarakat khususnya
saluran telepon yang terhubung dengaan remaja tidak akan terlepas dari kegiatan
modem. untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pada tahun 1995 lahirlah situs Beberapa motivasi remaja untuk
GeoCities, GeoCities melayani web mengakses internet yaitu untuk mencari
hosting (layanan penyewaan penyimpanan informasi, terhubung dengan teman, dan
data-data website agar website dapat untuk hiburan. Dalam Studi ini juga
diakses dari manapun). GeoCities mengungkapkan bahwa 69% responden
merupakan tonggak awal berdirnya menggunakan komputer untuk mengakses
website. internet, 34% menggunakan laptop, 52
Pada tahun 1997 sampai tahun menggunakan ponsel, 21% untuk
1999 munculah sosial media pertama yaitu smartphone dan hanya 4% untuk tablet.
Sixdegree.com dan Classmates.com. Tak Hadirnya media sosial memang seperti
hanya itu, di tahun tersebut muncul juga candu bagi remaja dalam menggunakan
situs untuk membuat blog pribadi, yaitu media sosial, bahkan media sosial pada
Blogger. situs ini menawarkan saat ini bisa disebut sebagai kebutuhan
penggunanya untuk bisa membuat halaman pokok.
situsnya sendiri. sehingga pengguna dari
Blogger ini bisa memuat hal tentang Klasifikasi Media Sosial
apapun. Pada tahun 2002 Friendster Media sosial teknologimengambil
menjadi sosial media yang sangat booming berbagai bentuktermasuk majalah, forum
internet, weblog, blog sosial, 6. Virtual social world
microblogging, wiki, podcast, foto atau Dunia virtual yang dimana
gambar, video, peringkat dan bookmark penggunanya merasa hidup di dunia
sosial. Dengan menerapkan satu setteori- virtual, sama seperti virtual game world,
teori dalam bidang media penelitian berinteraksi dengan yang lain. Namun,
(kehadiran sosial, media kekayaan) dan Virtual Social World lebih bebas, dan
proses sosial (selfpresentasi, self- lebih ke arah kehidupan. Contohnya
disclosure) Kaplan dan Haenlein second life.
menciptakan skema klasifikasi untuk
berbagai jenis media sosial dalam artikel Fungsi Media Sosial
Horizons Bisnis mereka diterbitkan dalam Fungsi media sosial dapat
2010. Menurut Kaplan dan Haenlein ada diketahui melalui sebuah kerangka kerja
enam jenis media sosial: honeycomb. Menurut Kietzmann, etl
1. Proyek Kolaborasi (2011) menggambarkan hubungan
Website mengijinkan usernya kerangka kerja honeycomb sebagai
untuk dapat mengubah, menambah, penyajian sebuah kerangka kerja yang
ataupun me-remove konten-konten yang mendefinisikan media sosial dengan
ada di website ini. Contohnya wikipedia. menggunakan tujuh kotak bangunan fungsi
2. Blog dan microblog yaitu identity, cenversations, sharing,
User lebih bebas dalam presence, relationships, reputation, dan
mengekspresikan sesuatu di blog ini groups.
seperti curhat ataupun mengkritik 1. Identity menggambarkan pengaturan
kebijakan pemerintah. Contohnya twitter identitas para pengguna dalam sebuah
3. Konten media sosial menyangkut nama, usia,
Para user dari pengguna website ini jenis kelamin, profesi, lokasi serta foto.
saling meng-share konten – konten media, 2. Conversations menggambarkan
baik seperti video, ebook, gambar, dan pengaturan para pengguna
lain-lain. Contohnya youtube. berkomunikasi dengan pengguna
4. Situs jejaring sosial lainnya dalam media sosial.
Aplikasi yang mengizinkan user 3. Sharing menggambarkan pertukaran,
untuk dapat terhubung dengan cara pembagian, serta penerimaan konten
membuat informasi pribadi sehingga dapat berupa teks, gambar, atau video yang
terhubung dengan orang lain. Informasi dilakukan oleh para pengguna.
pribadi itu bisa seperti foto-foto. Contoh 4. Presence menggambarkan apakah para
facebook. pengguna dapat mengakses pengguna
5. Virtual game world lainnya maka seseorang akan semakin
Dunia virtual, dimana malas untuk bertemu secara langsung
mengreplikasikan lingkungan 3D, dimana dengan orang lain
user bisa muncul dalam bentuk avatar- 5. Relationship menggambarkan para
avatar yang diinginkan serta berinteraksi pengguna terhubung atau terkait dengan
dengan orang lain selayaknya di dunia pengguna lainnya.
nyata. Contohnya game online. 6. Reputation menggambarkan para
pengguna dapat mengidentifikasi orang
lain serta dirinya sendiri.
7. Groups menggambarkan para pengguna 6. Biaya lebih murah Bila dibandingkan
dapat membentuk komunitas dan sub- dengan media lainnya, maka media
komunitas yang memiliki latar sosial memerlukan biaya yang lebih
belakang, minat, atau demografi. murah karena kita hanya perlu
membayar biaya internet untuk dapat
Dampak Positif dan Dampak Negatif mengakses media sosial
Media Sosial
1. Memudahkan kita untuk berinteraksi Hoax atau Berita Bohong
dengan banyak orang Dengan media Hoax merupakan informasi yang
sosial, kita dapat dengan mudah direkayasa untuk menutupi informasi
berinteraksi dengan siapa saja sebenarnya. Dengan kata lain hoax juga
termasuk artis favorit kita yang juga bisa diartikan sebagai upaya
menggunakan media sosial terkenal pemutarbalikan fakta menggunakan
seperti Facebook dan Twitter. informasi yang seolah-olah meyakinkan
2. Memperluas pergaulan Media sosial tetapi tidak dapat diverifikasi
membuat kita bisa memiliki banyak kebenarannya. Salah satu contoh
koneksi dan jaringan yang luas. Tentu pemberitaan palsu yang paling umum
saja hal ini berdampak positif bagi adalah mengklaim sesuatu barang atau
orang yang ingin mendapatkan teman kejadian dengan suatu sebutan yang
atau pasangan hidup dari tempat yang berbeda dengan barang/ kejadian sejatinya.
jauh atau negara asing. Definisi lain menyatakan hoax adalah
3. Jarak dan waktu bukan lagi masalah Di suatu tipuan yang digunakan untuk
era media sosial seperti sekarang ini, mempercayai sesuatu yang salah dan
hubungan jarak jauh bukan lagi seringkali tidak masuk akal yang melalui
halangan besar karena kita tetap dapat media online.
berinteraksi dengan orang lain kapan Hoax bertujuan untuk membuat
saja walaupun dipisahkan oleh jarak opini publik, menggiring opini publik,
yang cukup jauh. membentuk persepsi juga untuk hufing fun
4. Lebih mudah dalam mengekspresikan yang menguji kecerdasan dan kecermatan
diri Media sosial memberikan sarana pengguna internet dan media sosial.
baru bagi manusia dalam Tujuan penyebaran hoax beragam tapi
mengekspresikan diri. Orang biasa, pada umumnya hoax disebarkan sebagai
orang pemalu, atau orang yang selalu bahan lelucon atau sekedar iseng,
gugup mengungkapkan pendapat di menjatuhkan pesaing (black campaign),
depan umum akhirnya mampu promosi dengan penipuan, ataupun ajakan
menyuarakan diri mereka secara bebas. untuk berbuat amalan – amalan baik yang
5. Penyebaran informasi dapat sebenarnya belum ada dalil yang jelas di
berlangsung secara cepat Dengan dalamnya. Namun ini menyebabkan
media sosial, siapapun dapat banyak penerima hoax terpancing untuk
menyebarkan informasi baru kapan segera menyebarkan kepada rekan
saja, sehingga orang lain juga dapat sejawatnya sehingga akhirnya hoax ini
memperoleh informasi yang tersebar di dengan cepat tersebar luas.
media sosial kapan saja Informasi Hoax sering
disebarluaskan dan bersumber dari kabar
bohong dan dibuat dalam satu jaringan pemberitaan apakah berita tersebut benar
sosial untuk menjaga kepentingan pribadi atau tidak.
maupun kelompok. Seringkali secara sadar Untuk mencegah penyebaran Hoax
pengguna media sosial menyebarkan dapat dilakukan dengan literasi media.
kebohongan untuk membantu agenda yang Literasi media adalah perspektif yang
direncanakan. Penyebar Hoax bisa dari dapat digunakan ketika berhubungan
kalangan personal, komunitas, korporasi, dengan media agar dapat
lembaga negara, dan militer kerap menginterpretasikan suatu pesan yang
membuat propaganda kebohongan agar disampaikan oleh pembuat berita. Literasi
kepentingan mereka bisa terjaga. Informasi media adalah pendidikan yang mengajari
Hoax dibuat agar khalayak ramai tak lagi khalayak media agar memiliki kemampuan
fokus pada masalah sebenarnya dan menganalisis pesan media, memahami
selanjutnya akan terjebak pada hal-hal bahwa media memiliki tujuan
bombastis yang bukan jadi permasalahan komersial/bisnis dan politik sehingga
pokok. Posisi penyebar informasi Hoax mereka mampu bertanggungjawab dan
yang dianggap kredibel menjadikan memberikan respon yang benar ketika
pengguna merasa yakin bahwa informasi berhadapan dengan media (Rochimah,
itu benar dan menjadikan itu suatu 2011, p. 28).
kebenaran dan dapat disebarluaskan tanpa
diperiksa kembali. Jenis-jenis Informasi Hoax
Dengan pengetahuan masyarakat 1. Fake news atau berita bohong,
yang masih minim, maka penggiringan merupakan berita yang berusaha
opini melalui berita bohong (hoax) sangat menggantikan berita yang asli. Berita
mudah sekali dilakukan. Faktor utama ini bertujuan untuk memalsukan atau
yang menyebabkan informasi palsu (hoax) memasukkan ketidakbenaran dalam
mudah tersebar di Indonesia adalah suatu berita. Penulis berita bohong
karakter masyarakat Indonesia yang dinilai biasanya menambahkan hal-hal yang
belum terbiasa berpendapat atau tidak benar dan teori persengkokolan,
berdemokrasi secara sehat. Ancaman makin aneh, makin baik. Berita bohong
global yang dapat memecah belah bukanlah komentar humor terhadap
persatuan dan kesatuan Indonesia, salah suatu berita.
satunya dengan maraknya isu-isu berita 2. Clickbait atau autan jebakan,
hoax atau fake news, seringkali merupakan merupakan autan yang diletakkan
berita yang berisi fitnah dan berita bohong secara stategis di dalam suatu situs
yang tersebar luas melalui perantaraan dengan tujuan untuk menarik orang
media sosial. Sulit untuk meredam masuk ke situs lainnya. Konten di
penyebaran berita bohong atau hoax yang dalam tautan ini sesuai fakta namun
disebarkan oleh orang yang tidak judulnya dibuat berlebihan atau
bertanggungjawab tersebut. Setiap dipasang gambar yang menarik untuk
individu atau kelompok dapat dengan memancing pembaca.
mudah menyebarkan berita yang tidak 3. Confirmation bias atau bias
benar, dan penerima berita seringkali pula konfirmasi, merupakan kecenderungan
dinilai tidak kritis dalam mencerna untuk menginterpretasikan kejadian
yang baru terjadi sebaik bukti dari juga pembuat konten media yang dijadikan
kepercayaan yang sudah ada. sebagai bentuk pesan interaksi di dunia
4. Misinformation, merupakan nformasi maya. Generasi digital native memahami
yang salah atau tidak akurat, terutama bahwa media sosial bersifat konvergen
yang ditujukan untuk menipu. yang mampu menghubungkan satu
5. Satire, merupakan ebuah tulisan yang platform media ke media lain. Oleh karena
menggunakan humor, ironi, hal yang itu, aksesibilitas kepemilikan media sosial
dibesar-besarkan untuk mengkomentari yang mereka gunakan tidak hanya pada
kejadian yang sedang hangat. Berita satu akun media sosial saja, melainkan
satir dapat dijumpai di pertunjukan pada lebih dari satu media sosial.
televisi seperti “Saturday Night Live” Selain fasilitas akses media sosial,
dan “This Hour has 22 Minutes”. tiap akun memiliki ketentuan yang
6. Post-truth atau pasca-kebenaran, berbedabeda. Media sosial Instagram,
merupakan kejadian di mana emosi Line, Whatsapp, Facebook, Snapchat, dan
lebih berperan daripada fakta untuk Twitter memperbolehkan pengguna
membentuk opini publik. membagikan konten foto, video, dan
7. Propaganda, merupakan ktifitas statusnya agar dapat diakses secara global
menyebar luaskan informasi, fakta, maupun privat. Media sosial Youtube
argumen, gosip, setengah-kebenaran, memperbolehkan penggunanya untuk
atau bahkan kebohongan untuk membagikan video dengan syarat tidak
mempengaruhi opini publik. boleh mengandung unsur suku, agama, ras,
kekerasan, dan pornografi. Sedangkan
Digital Native Ask.fm membagi penggunanya menjadi
Generasi yang dibesarkan saat dua jenis, yaitu pengguna yang telah
budaya internet telah lahir disebut dengan terdaftar menjadi user Ask.fm dan
digital native atau generasi milenial. pengguna yang tidak terdaftar. Namun,
Ibrahim (2011) mengatakan bahwa jika pengguna yang tidak terdaftar tersebut
generasi ini dipandang sebagai generasi menggunakan fasilitas.
masa depan yang diasuh dalam lingkungan
budaya baru media digital yang interaktif, PENUTUP
berwatak menyendiri (desosialisasi),
Media sosial memberikan
berkomunikasi secara personal, dan melek
kemerdekaan seluas-luasnya bagi para
komputer. Paparan Supratman dan
pengguna untuk mengekspresikan dirinya,
Wahyudin (2017, h. 51) mengenai digital
sikapnya, pandangan hidupnya,
native berikut menunjukkan hal serupa.
pendapatnya, atau mungkin sekadar
Digital native di Indonesia menempati
menumpahkan unek-uneknya. Termasuk
jumlah populasi terbesar saat ini. Mereka
memberikan kebebasan apakah media
merupakan generasi yang lahir dan tumbuh
sosial akan digunakan secara positif atau
di era digital.
negatif. Kita patut prihatin dengan kondisi
Tingkat pengetahuan para remaja
saat ini, cukup banyak orang yang
generasi Z dan generasi milenial sudah
menggunakan media sosial untuk
memadai untuk mengoperasikan media
menyebarkan berita palsu (hoax),
sosial. Mereka bukan hanya sebagai
kebencian dan provokasi. Keadaan
pengguna media sosial saja, melainkan
tersebut di satu sisi bisa menjadi potensi setidaknya malah memberikan dampak
yang menguntungkan, namun di sisi negatif yang mengarah pada perpecahan.
lainnya bisa menjadi sebuah ancaman atau

DAFTAR PUSTAKA
Aini, Fithratul. 2018. Kesadaran Kritis Mahasiswa Aceh Terhadap Informasi Hoax (Studi
Deskriptif Kualitatif Literasi Media Tentang Kesadaran Kritis Mahasiswa
Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Ar-Raniry Terhadap Informasi Hoax di Media
Sosial Facebook). (Online, http://www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP/article/download
/8315/3821).
Astuti, Yanti Dwi. 2017. Peperangan Digital Natives Melawan Digital Hoax melalui
Kompetisi Kreatif. (Online, https://www.researchgate.net/publication/322249597_
Peperangan_Generasi_Digital_Natives_Melawan_Digital_Hoax_Melalui_Kompetisi_
Kreatif).
Cahyono, Anang Sugeng. Pengaruh Media Sosialterhadap Perubahan Sosial Masyarakat di
Indonesia (Online, http://www.jurnal-unita.org/index.php/publiciana/article/viewFile/
79/73).
Gumilar, Gumgum. 2017. Literasi Media: Cerdas Menggunakan Media Sosial dalam
Menanggulangi Berita Palsu (Hoax) oleh Siswa SMA. (Online,
http://jurnal.unpad.ac.id/pkm/article/download/16275/7939).
Juliswara, Vibriza. 2017. Mengembangkan Model Literasi Media yang Berkebhinnekaan
dalam Menganalisis Informasi Berita Palsu (Hoax) di Media Sosial (Online,
https://www.researchgate.net/publication/320079651_Mengembangkan_Model_Liter
asi_Media_yang_Berkebhinnekaan_dalam_Menganalisis_Informasi_Berita_Palsu_Ho
ax_di_Media_Sosial).
Mansyur, Umar. 2016. Bahasa Indonesia dalam Belitan Media Sosial: Dari Cabe-Cabean
Hingga Tafsir Al-Maidah 51. In Prosiding Seminar Nasional & Dialog Kebangsaan
dalam Rangka Bulan Bahasa 2016 (pp. 145–155). Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Hasanuddin. https://doi.org/10.31227/osf.io/7vpjh
Mansyur, Umar. 2018. Belajar Memahami Bahasa Generasi Milenial.
https://doi.org/10.31227/osf.io/sxhp8
Muttaqin, Misbah Zaenal. Kemampuan Literasi Media (Media Literacy) di Kalangan Remaja
Rural Kabupaten Lamongan (Online, http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
ln8b2e03a1eafull.pdf )
Rahadi, Dedi Rianto. 2017. Perilaku Pengguna dan Informasi Hoax di Media Sosial. (Online,
https://www.researchgate.net/publication/326591388_perilaku_pengguna_dan_inform
asi_hoax_di_media_sosial).
Supratman, Lucy Pujasari. 2018. Penggunaan Media Sosial oleh Digital Native. (Online,
https://www.researchgate.net/publication/325533154_Penggunaan_Media_Sosial_ole
h_Digital_Native.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai