Anda di halaman 1dari 6

MATERI VII

DOSA

Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran Hukum Allah (1 yohanes
3 ayat 4).
Tetapi barang siapa yang bimbang kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan
iman, dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa (Roma 14 ayat 23). Dapat didefinisikan dosa
yaitu pelanggaran hukum Allah dan sesuatu yang tidak berdasarkan iman.

Definisi diatas berdasarkan Alkitab, dan bila dilihat dari konteks iman, bahwa iman merupakan suatu hal yang
kontinyu dan bukan diskrit karena tingkat iman seseorang tentu berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga sulit
sekali membedakan mana yang berdasarkan iman dan mana yang tidak.

Manusia mencari petunjuk-petunjuk untuk menentukan antara dosa atau tidak. Setiap orang memiliki penentuan
yang berbeda-beda melihat dosa menurut Alkitab.
Pada awal penciptaan, Allah menciptakan langit dan bumi, setelah itu Allah menciptakan segala sesuatunya juga
diciptakanNYA manusia untuk merawat dan menjaga segala ciptaanNYA di taman eden, bahkan Allah melarang
memakan buah yang ada di taman tersebut tetapi dengan bujukan iblis, kedua manusia itu jatuh dalam dosa dan
melanggar perintah Allah. Iblis inilah yang membuat dosa itu ada.
Pada mulanya malaikat memiliki kehendak bebas untuk menentukan dan melakukan sesuatu yang mereka ingin
lakukan. Adanya pemberontakan malaikat pada Tuhan membuat berubahnya malaikat menjadi iblis.
Sama seperti malaikat, Tuhan telah mengaruniakan kita dengan tiga kemampuan yang membuat kita berbeda dengan
Ciptaan Allah yang lain. Kemampuan itu adalah kehendak bebas, akal budi, dan hati nurani.
Kehendak bebas adalah kemampuan yang kita miliki dalam memilih dan memutuskan untuk melakukan suatu hal
baik, hal yang benar ataupun hal yang salah.
Ada banyak persepsi yang salah mengenai dosa. Banyak yang menjelaskan bahwa dosa berasal dari orang tua atau
bahkan berasal dari adam dan hawa dengan penjabaran beberapa versi berikut ini ;
1. Berasal dari Adam dan Hawa
pada pandangan yang pertama ini, kebanyakan orang menganggap bahwa semua
manusia di bumi memiliki dosa asal, karena kita semua adalah Keturunan Adam dan Hawa
Hal ini dikarenakan mereka berdua adalah manusia yang berada di bumi sebelum ada
manusia lainnya dan mereka berdua melakukan perbuatan dosa dan ada keturunannya.
Pada pandangan ini, dapat dikatakan bahwa setiap manusia yang ada di bumi mewarisi dosa yang telah dilakukan
oleh Adam dan Hawa. Mungkin beberapa orang yang memiliki anggapan seperti ini seringkali lupa akan tujuan
Kedatangan Tuhan Yesus ke dunia. Penebusan dilakukan oleh Tuhan Yesus dan dengan kehadiranNYA, Ia
mengembalikan hubungan manusia dan Allah yang telah terputus akibat perbuatan dosa Adam dan Hawa.
2. Berasal dari orangtua
Pada pandangan kedua adalah adanya pemahaman akan dosa keturunan, yang dimiliki
sejak kita lahir berasal dari orangtua. Dosa asal ini juga dikenal sebagai dosa keturunan.
Semenjak kita berada didalam kandungan ibu kita dosa itu telah ada dan melekat pada diri
kita.
Dosa telah membuat manusia kehilangan kemuliaan Allah yang telah melekat pada manusia sebagai makhluk ciptaan
Allah yang tertinggi dan termulia (Roma 3 ayat 23). Perbuatan salah, sikap yang salah, dan perkataan yang salah
dihadapan Tuhan merupakan suatu keadaan yang menyebabkan manusia terpisah dari Allah sehingga memalingkan
arah kehidupan dari segala rancangan yang dikehendaki.
Keputusan manusia untuk melawan perintah Allah adalah pilihannya sendiri karena menuruti pengaruh/bujukan tipu
daya iblis (Peristiwa taman eden – secara bertahap).
Iblis adalah musuh Allah, dia sangat ingin menjadi seperti Allah (iblis merasa congkak dan
menganggap setara dengan Allah.
Sejak penciptaan, iblis telah memulai usahanya “merekrut sekutu” dengan bujuk yang penuh tipu daya dan dusta
agar manusia tergoda oleh bujuk mautnya untuk mengikuti dia bersama-sama memberontak kepada Allah.
Dosa terbesar Adam dan Hawa sebenarnya bukanlah makan buah terlarang itu.
Dosa terbesar yang mereka perbuat adalah ketidaktaatan/pemberontakan/pelanggaran terhadap perintah Allah.
Lawan dari segenap Kemaha-sempurnaan Allah ialah dosa.
Bobot kejahatan dosa yang pertama itu, tampak dalam kenyataan bahwa dosa itu melawan kedaulatan Allah dan
perintahNYA dalam hal kekuasaan, kebaikan, hikmat, keadilan, kesetiaam dan kasih karuniaNYA.
Pelanggaran berarti membuang kekuasaan Allah, meragukan kebaikan hatiNYA, menolak keadilanNYA,
memutarbalikan kebenaranNYA, dan menghinakan kasih karuniaNYA.
Dengan mengikuti kehendak iblis, maka manusia telah memilih untuk memberontak kepada Allah, dan kondisi
manusia menjadi rusak total dan cenderung kepada dosa, sehingga manusia menjadi sekutu iblis, dan akhirnya
menjadi musuh Allah.

Seiring dengan kejatuhan manusia, duniapun mengalami kerusakan dan hal itu membuat Adam dan keturunannya
menderita sakit bersalin sehingga terus berlangsung hal ini hingga manusia dalam berbagai kesusahan dan
penderitaan secara universal mempengaruhi segala hal.
Namun demikian, Allah sejak dari mulanya, Ia telah menyatakan rencana keselamatan atas kesalahan yang
dilakukan Adam, semuanya telah tergenapi dengan kematian Yesus Kristus di kayu salib, darahNYA tertumpah
sebagai Korban bagi dosa manusia.

Kekristenan mengajarkan moralitas, cara hidup yang baik, yang suci, yang taathukum, dan lain-lain tetapi lebih dari
itu Kekristenan mengajarkan bahwa Keselamatan itu diperoleh melalui Sang Penebus Dosa (Yesus Kristus).
Saat ini manusia sedang hidup dalam satu dunia yang penuh dengan berbagai kesusahan, peperangan, kelaparan dan
malapetaka.
Setiap hari manusia menghadapi krisis dalam berbagai bentuk.
Sebenarnya istilah pendosa ditujukan pada Lucifer, pemimpin para malaikat, pemberontak terhadap Alllah,
penciptanya.
Jadi secara historical dosa berasal dari lucifer.

Pembahasan tentang dosa akan berkaitan dengan pengampunan dosa.


Semua dosa manusia telah diselesaikan di atas kayu salib (pengampunan) oleh kematian Yesus Kristus bagi semua
orang, tetapi hingga kini manusia masih berpotensi berbuat dosa, dan ini
menjadi masalah, makanya pentingnya manusia diberikan kesempatan untuk bertobat dari dosa.
Pentingnya pembaharuan diri yaitu pertobatan setiap hari.
Kita harus menaklukan dosa atas hidup kita dan ini tidak mudah, butuh proses panjang tidak singkat untuk
mengambil keputusan atas reaksi suatu keadaan dengan cara berpikir yang baik dalam pengalaman perjalanan
hidupnya.

Pengampunan dosa memiliki tujuan yang bertalian langsung dengan perubahan diri.
Karena ada penghakiman nanti, maka pentingnya pemberesan dosa selama menumpang di dunia untuk hidup dalam
ketaatan.

Dalam kenyataan hidup saat ini sangat jarang sekali orang mau hidup terlepas dari ikatan dosa, tetapi Tuhan tetap
memberi kesempatan dan gunakan kesempatan itu agar saat kita menghadap SANG PENCIPTA nanti kita layak ada
di KerajaanNYA menjadi orang-orang yang berkenan masuk di kehidupan nanti yaitu keberadaan hidup dalam
kekekalan di Langit Baru dan bumi baru.

Anda mungkin juga menyukai