Anda di halaman 1dari 5

Nama Kelompok : 1. DANIEL F.

N HUTABARAT
2. DELLA SARI MANALU
3. YEMI MAKESIA br SEMBIRING
DEPAN
4. YEMIMA HOT MAULIATE SIMBOLON
5. YENI YESIKA SITUMORANG
6. YOSEF ARMANDO SITUMORANG
7. AMELIA EZRA br PAKPAHAN
8. AMELIA VIA RELLA SARAGIH
9. JENNI ASRI
Prodi : Pendidikan Agama Kristen
Mata Kuliah : Teologi Sistematika
Dosen Pengampu : Dr. Baginda Sitompul, M.Pd.K.

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) TARUTUNG


TAHUN 2022
PEMBAHASAN
Pengajaran Tentang Dosa

G. Sifat universalitas dosa


Baik orang Kristen maupun bukan Kristen menyadari bahwa dosa memiliki sifat yang
universal karena setiap orang sadar atau tidak sadar mengakui kenyataan bahwa manusia
selalu bergumul dengan kejahatan moral di dalam dirinya.bagi orang Kristen sifat
universalitas dosa ini sangat jelas karena Alkitab menyatakan hal itu berkali-kali.ada 4
relasi universalitas dosa yang dapat di jelaskan yaitu
1.dosa sebagai kuasa yang membelenggu.sejaka kejatuhan dalam dosa,di dalam diri
manusia ada kuasa yang mengikat yang mendorong manusia untuk melawan allah.disebut
sebagai kuasa karena seringkali manusia tidak memiliki kekuatan untuk melawannya
sehingga kebebasan manusia menjadi terganggu
2.dosa sebagai kelakuan yang merugikan dosa yang dilakukan didalam tindakan menjadi
perbuatan yang merugikan orang lain,baik sadar atau tidak sadar
3.dosa sebagai alat pemersatuan dengan setan.selain dimengerti sebagai suatu kuasa dan
kelakuan,dosa juga sebagai alat yang dipakai untuk mempersatukan manusia
4.dosa sebagai sikap melawan allah.karena dosa relasi manusia dengan Allah menjadi
rusak.bahkan lebih dari pada hanya rusak karena manusia menjadi berani melawan
Allah,sebaliknya terhadap setan manusia begitu lemah

H.dosa imputasi
1.dosa imputasi adalah dosa yang menyifatkan tiga azas imputasi
A.imputasi dosa Adam kepada keturunannya/umat manusia(Roma 5:12-21)
B.imputasi dosa umat manusia kepada Kristus(2 kor 5:19,1 petrus 2:24)
C.imputasi kebenaran Kristus kepada orang orang beriman(2 kor 5:21)
2.transmisi dosa imputasi:dosa imputasi dipindahkan secara langsung dara Adam kepada
setiap orang dalam setiap generasi.sedangka dosa warisan melalui perantara dalam setiap
generasi(dosa warisan datang kepada saya melalui orang tua saya)
3.pinalti terhadap dosa imputasi:kematian secara fisik merupakan penalty terhadap dosa
imputasi(Roma 5:13-14),sedangkan pinalty terhadap dosa warisan adalah kematian secara
rohani
4.penyelesaian dosa imputasi:obatnya adalah imputasi kebenaran Kristus kepada
manusia.pada saat seseorang menaruh Imannnya kepada Kristus ,pada saat itu kebenaran
Kristus diimputasikan kepada orang tersebut Sama seperti semua di dalam
Adam,demikian juga semua orang beriman di dalam Kristus.berada di dalam Kristus
mempunyai arti bahwa kebenarannya adalah kebenaran kita.

I. Transmisi Dan Hukuman Dosa


Penyebaran Dosa
Dengan cara bagaimanakah keberdosaan dan kesalahan Adam diturunkan
kepada kita? Dosa Adam tidak diturunkan kepada keturunannya karena proses peniruan.
Adam adalah kepala umat manusia sekaligus menjadi wakil manusia. Ketika ia berdosa,
maka semua manusia tercakup di dalam kesalahan akibat dosa dan di dalam
penghukuman akibat dosa (imputasi). Oleh karena itu semua orang yang lahir kemudian
adalah dalam keadaan rusak. Kerusakan itu diturunkan kepada manusia melalui
orangtuanya. Namun demikian Alkitab tidak memberikan penjelasan yang gamblang
tentang bagaimana hal itu terjadi, tapi satu hal kita tahu bahwa dosa Adam adalah dosa
kita.
Dosa yang berasal dari Adam ini membuka kesempatan bagi iblis untuk bekerja
secara leluasa karena keadaan natur manusia yang sudah rusak/tercemar. Kecemaran
dalam diri manusia bagaikan pancaran mata air yang kotor bagi seluruh dosa perbuatan
yang dilakukan manusia. Dosa perbuatan ini adalah dosa-dosa pribadi, yang bersifat
jamak, yang dilakukan manusia baik yang berupa tindakan maupun yang ada dalam
pemikiran manusia, sedangkan dosa asal adalah bersifat tunggal. Dosa asal memberi
kekuatan yang fatal yang menyebabkan manusia secara terus menerus melakukan
tindakan/ perbuatan yang memberontak kepada Allah, yang membawa pada
penghukuman.

J. Orang Kristen dan Dosa


Menjadi seorang Kristen tidak berarti langsung bebas dari berbuat dosa maupun dari
ketaatan terhadap ajaran Kristus. Sering terdapat kesalahpahaman mengenai relasi orang
Kristen dengan dosa. Yaitu, pertama soal kesempurnaan yang palsu dan kedua soal
keadaan tidak berhukum (antinomianisme). Ada sementara pihak yang mengajarkan
bahwa
orang percaya tidak lagi mungkin berbuat dosa. Pandangan seperti ini disebut
kesempurnaan (perfeksionisme) yang tidak berdasarkan Alkitab. Orang percaya dianggap
telah tercabut dari akar dosa. Padahal tidak ada seorang Kristen pun yang dapat
mengalami
kesempurnaan yang sama sekali bebas dari pengaruh dosa di masa hidup ini sebelum tiba
masa kebangkitan. Ada pula ajaran yang sedikit dimodifikasi yang menyatakan bahwa
hidup sempurna tanpa dosa hanyalah dalam arti bahwa orang Kristen dapat hidup tanpa
melakukan dosa selama jangka waktu tertentu. Tetapi tidak melakukan dosa juga berarti
hidup menjadi serupa dengan kehendak Allah.
Antinomianisme mengajarkan bahwa orang Kristen tidak lagi terikat oleh hukum
Taurat. Pandangan antinomianisme mengenai kemerdekaan dari hukum seringkali
menuju
kepada kebebasan. Antinomianisme kadang-kadang diartikan sama dengan kebebasan
Kristen dan sudah tentu penyamaan ini keliru. Lawan dari kebebasan adalah perhambaan
dan orang percaya telah dibawa dari perhambaan terhadap dosa menuju suatu kedudukan
yang merdeka dari perhambaan itu di dalam Kristus. Lawan dari antinomianisme adalah
ketaatan kepada hukum. Pertanyaannya adalah hukum yang mana. Sebab ada beberapa
hukum di sepanjang sejarah menurut Alkitab. Bagi orang percaya sekarang tentu ya ng
dimaksudkan adalah hukum Kristus (Gal. 6:2).
Ringkasnya, standar kehidupan Kristen adalah kesucian Allah. Tuntutan yang harus
kita penuhi adalah hidup di dalam terang. Pengalaman kita haruslah senantiasa bertumbuh
menjadi dewasa. Inilah kesempurnaan yang sesungguhnya menurut Alkitab.
 Pergumulan orang Kristen dan dosa (1 Yoh. 2:16) terdapat dalam tiga bidang berikut
ini:
a. dunia (Yun. kosmos) – yaitu keinginan mata, keinginan daging, dan keangkuhan
hidup; dunia ini di bawah penguasaan Setan (1 Yoh. 5:19), penuh dengan
kebodohan (1 Kor. 3:19), tidak bermoral (1 Kor. 5:10), dan bersifat menentang
Allah (Yak. 4:4). Setiap orang Kristen harus tersalib bagi dunia (Gal. 6:14).
b. daging (Yun; sarx) – yaitu sarana kehendak dosa (Roma 7:17-20), penuh dengan
hawa nafsu dan mengendalikan pikiran (Efs. 2:3); harus dilawan dengan kuasa
Roh Kudus (Roma 8:2 dst.), dan pembaharuan akal budi (Roma 12:1) yang
menyebabkan daging itu tersalib (Roma 6:6).
c. Iblis – yaitu musuh setiap manusia sejak mulanya. Ia harus dilawan dengan iman
yang teguh (1 Pet. 5:8; Yak. 4:7); setiap orang percaya harus mengenakan
selengkap senjata Allah agar dapat mematahkan setiap serangan Iblis (Efs. 6:10-
17).
 Penyediaan
Dalam bergumul melawan dosa, Allah menyertai dan memberikan pertolongan
kepada setiap orang percaya, agar selalu mengalami kemenangan. Inilah yang
Allah sediakan:
a. Firman Allah – memiliki manfaat yang sangat besar (2 Tim. 3:16-17), yang
mampu mencegah kita berbuat dosa (Mzm. 119:9-16); Firman Allah
membersihkan (Efs. 5:26), dan menyucikan (Yoh. 17:17), serta jaminan
jawaban doa (Yoh. 15:7).
b. Pengantaraan atau Syafaat Kristus – yang siap mengampuni kita jika kita
mengaku dosa kita (1 Yoh. 2:1); Ia terus berdoa agar semua orang percaya aman
(Yoh. 17:11), tetap bersukacita (Yoh. 17:13), perlindungan dari Setan (Yoh.
17:15), dan tetap tinggal di dalam Kristus (Yoh. 17:25).
c. Roh Kudus yang tinggal di dalam kita – Ia diam di dalam kita (Roma 8:9),
mengurapi (1 Yoh. 2:20; 4:4), memeteraikan (Efs. 1:13; 4:30), memberi kuasa
(Kisah 1:8), memenuhi (Efs. 5:18), dan memampukan orang percaya untuk
tetap hidup oleh Roh (Gal. 5:16).

K. Penanggulangan Dosa
Pada dasarnya dosa merupakan pelanggaran terhadap ALLAH. Oleh karena itu hanya
ALLAH yang dapat menyelesaikan dan membuang pelanggaran itu. Oleh diri sendiri, kita
tidak mempunyai kekuatan untuk mengubah atau membuat sesuatu menjadi benar dalam
hubungan dengan ALLAH. Alkitab berkata, manusia tidak ada kekuatan. Semua usaha
manusia akan sia-sia, walaupun apa yang terbaik di lakukan, tidaklah cukup, kebenaran
manusia sangat kotor dan menjijikan. (Yes.64:6). Dan Karena semua manusia telah
berdosa
dan kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23), maka manusia tidak akan pernah dapat
menyelamatkan dirinya sendiri. Manusia membutuhkan seorang Juruselamat. Allah yang
menciptakan manusia dan memandangnya begitu berharga dan mulia, telah menyediakan
jalan keselamatan bagi manusia dari dosa-dosa mereka, baik dosa yang diwarisi dari
Adam
maupun hasil dosanya sendiri.

L. Dosa Yang Tidak Dapat Diampuni Penjelasan Alkitab berkenaan dengan adanya suatu
dosa yang tidak dapat diampuni telah menimbulkan keresahan didalam hati orang-orang
yang berpikir mereka mungkin telah melakukan dosa itu. Meskipun injil menawarkan
pengampunan yang berdasarkan kasih karunia bagi mereka yang bertobat dari dosa-
dosanya, tetapi rupanya ada batasan untuk kejahatan yang satu ini. Dosa yang tidak dapat
diampuni, yang diperingatkan oleh Tuhan Yesus berkenaan dengan penghujatan terhadap
Roh Kudus. Yesus menyatakan bahwa dosa semacam ini tidak dapat diampuni baik pada
masa ini, maupun pada masa yang akan datang: Matius 12:31-32 "Sebab itu Aku berkata
kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh
Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak
Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni,
di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak." Berbagai macam usaha telah
dilakukan untuk mengidentifikasi kejahatan khusus yang bagaimanakah, yang tidak dapat
diampuni ini. Ada yang mengatakan bahwa dosa itu adalah dosa pebunuhan atau
perzinahan. Namun meskipun dosa-dosa itu adalah dosa yang sangat keji pada pandangan
Allah, Firman Tuhan tetap menyatakan secara jelas, bahwa dosa-dosa itu dapat diampuni
apabila pertobatan yang tulus dilakukan. Daud dapat diambil sebagai contoh, dia bersalah
atas kedua macam dosa di atas, dan dia telah dipulihkan kembali berdasarkan anugerah.
Seringkali dosa yang tidak dapat diampuni dikaitkan dengan ketidak percayaan seseorang
pada Kristus secara terus menerus sampai pada akhirnya. Kematian merupakan batas
kesempatan bagi manusia untuk bertobat dari dosa dan menerima Kristus, oleh karena itu,
apabila seseorang tetap tidak bertobat dan tidak menerima Kristus sampai kepada akhir
hidupnya, maka pengharapan untuk pengampunannya telah berakhir. Penjelasan diatas
tetap tidak cukup untuk menjelaskan penjelasan Tuhan Yesus berkenaan dengan
peringatan-Nya untuk tidak menghujat Roh Kudus. Penghujatan dapat dilakukan oleh
seseorang baik secara lisan maupun tulisan. Dengan kata lain, penghujatan selalu
melibatkan kata-kata. Meskipun segala bentuk penghujatan merupakan serangan yang
serius terhadap karakter Allah, tetapi biasanya dapat diampuni. Pada waktu Yesus
memperingatakan tentang dosa yang tidak dapat diampuni, konteksnya adalah orang yang
menuduh Dia bekerjasama dengan Setan. Peringatan-Nya merupakan peringatan yang
serius dena sangat menakutkan. Tetapi pada kenyataanya Yesus diatas kayu salib berdoa
mohon pengampunan untuk orang-orang yang telah menghujat-Nya atas dasar
ketidaktuhuan mereka:"Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang
mereka perbuat." (Lukas 23:34). Pada saat seseorang telah diterangi oleh Roh Kudus
sampai tahap dia dapat mengetahui Yesus sebagai benar-benar Kristus, dan kemudian
orang itu menuduh Kristus berasal dari Setan, maka orang itu telah melakukan dosa yang
tidak dapat diampuni. Apabila orang
113
Kristen mengandalkan kekuatannya sendiri, maka ia dapat melakukan dosa yang tidak
dapat diampuni ini, tetapi kita yakin bahwa Allah dengan pemeliharaan yang berdasarkan
kasih karunia-Nya tetap akan menjaga orang-orang kudus untuk tidak jatuh pada dosa
yang semacam itu. Orang Kristen yang tulus dan merasa takut telah melakukan dosa yang
semacam itu, menunjukkan bahwa dia sebenarnya tidak melakukan dosa itu. Orang yang
telah melakukan dosa yang semacam itu, hatinya sangat keras dan tetap tinggal dalam
dosa mereka dan tidak merasa bersalah pada waktu melakukannya. Sebenarnya, di dalam
kebudayaan dimana orang-orang tidak mau mengakui kedaulatan Allah di dalam hidup,
orang-orang tetap enggan untuk terlalu jauh atau keterlaluan pada waktu mereka
menghujat Allah dan Kristus. Meskipun Nama Kristus telah dipakai seenaknya dan injil
dilecehkan dengan humor-humor dan komentar-komentar yang tidak pantas, orang-orang
tetap tidak berani untuk mengaitkan Yesus dengan Setan. Meskipun okultisme dan
setanisme memberikan kemungkinan yang berbahaya bagi seseorang untuk melakukan
dosa yang tidak dapat diampuni itu, pada kasus seseorang menghujat Roh Kudus oleh
karena ketidaktahuannya dan dia belum diterangi oleh Roh Kudus, maka dosa itu masih
dapat diampuni. (R.C. Sproul, Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen 1999: 203-205).

Anda mungkin juga menyukai