Anda di halaman 1dari 5

Tema: Dimerdekakan Dari Dosa

Yohanes 8:34
Kata Yesus kepada mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat
dosa, adalah hamba dosa.

Latar belakang penulis kita Yohanes

Penulis kitab yohanes adalah Rasul Yohanes, murid Yesus. Di seluruh kitab ini dia merujuk pada
dirinya sendiri sebagai “murid yang dikasihi-Nya” atau “murid yang dikasihi Yesus”

Lihat Yohanes 13:23: Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat
kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya (yaitu pada Perjamuan Malam Terakhir);

Yohanes 21:7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus
mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu
terjun ke dalam danau.

Yohanes 21: 20 Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti
mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang
berkata: ”Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?”

Apa itu dosa/pengertian dosa

Dosa (Hamartia) merupakan ketidaktaatan manusia terhadap perintah Allah/pelanggaran perintah Allah

Kembali ke Yohanes 8:34


Setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa. Di sini, Yesus mau menunjukkan kepada orang
Yahudi untuk melawan rasa Percaya Diri/PD yang salah dari mereka. Itu bisa dilihat dari Yohanes 8:33
“Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana
Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?"

Sederhananya, “Karena kami bangsa pilihan maka tidak pernah jadi hamba siapapun”

Secara jasmani mereka diperhamba oleh Mesir, Yunani, Babilonia, Romawi. Secara rohani mereka juga
diperbudak menjadi hamba dosa. Jadi Yesus mau menyadarkan mereka dari rasa percaya diri yang salah
itu.

Berarti semua orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa. Maka sesungguhnya semua manusia selain
Kristus adalah hamba dosa.

Perhatikan roma 6:17


Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan
segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari
dosa dan menjadi hamba kebenaran.

Perhatikan kalimat memang kamu hamba dosa!

Kenapa disebut hamba dosa? Untuk menjawabnya, kita perlu memperhatikan status manusia dalam
tahapan dari sejarah manusia dilihat dari hamartheologis/hamartologi (doktrin dosa)

a. Manusia pra kejatuhan

Manusia mungkin berdosa, mungkin juga tidak berdosa. Baru mungkin! Kalau robot tidak ada
kemungkinan berdosa. Tapi kalau manusia ada kemungkinan berdosa.

Ketika manusia diberi kebebasan pada saat dibilang dalam kitab kejadian 2:16: “Semua pohon dalam
taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas kecuali pohon pengetahuan yang baik dan jahat”, maka
waktu Hawa jalan-jalan dalam taman, muncullah pilihan moral. Kalau makan buah itu maka dikatakan
tidak taat, kalau tidak makan maka dianggap taat. Sebenarnya di situ ada yang namanya kehendak bebas
manusia.

b. Manusia pasca kejatuhan

Setelah Adam dan Hawa jatuh, yang terjadi adalah manusia tidak mungkin tidak berdosa. Jadi pasti
berbuat dosa.

c. Manusia dalam kristus

Hamartologi yang ketiga yaitu manusia kembali ke posisi Adam yaitu manusia mungkin bisa berdosa,
mungkin juga tidak berdosa. Artinya manusia bisa tidak berdosa karena penebusan tapi manusia juga bisa
berdosa karena naturnya.

d. Manusia yang sudah dimuliakan

Manusia yang dimuliakan/sudak naik ke surga menjadi tidak mungkin berdosa


Makanya kalau di surga, tidak lagi bisa berdosa. Karena orang berdosa sudah di neraka. Semua suah
dikuduskan, tidak ada lagi pendosa.
(Di surga tidak ada lagi pemfitnah, tukang maki, tukang sindir, tidak ada lagi air mata di surga)
Posisi kita sekarang ada di posisi bagian b yaitu manusia pasca kejatuhan.

Mustahil ada orang tidak berdosa. Karena itulah kita semua disebut hamba dosa. Itu sebab, kadang ingin
buat baik, tapi justru tidak baik.

Inginnya yang baik tapi serigkali yang terjadi lain. Ini dialami oleh semua orang. Termasuk Paulus dalam
Roma 7:15-21:

7:15 Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku
perbuat , tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. 7:16 Jadi jika aku perbuat apa yang tidak
aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik. 7:17 Kalau demikian bukan aku lagi yang
memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku. 7:18 Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di
dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku,
tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. 7:19 Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang
aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. 7:20 Jadi jika
aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang
diam di dalam aku. 7:21 Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang
baik, yang jahat itu ada padaku.

Orang bisa janji mau buat yang baik, tapi seringkali melanggarnya dengan dalih khilaf.

Semua itu menujukkan bahwa kita dijajah atau diperbudak oleh dosa. Kita benci buat dosa tapi kita terus
lakukan itu. Nah itu sama dengan yang Socrates katakan: “dia mencintai sekaligus membenci dosa”

Benci dosa tapi lakukan juga. Setelah lakukan, jengkel lagi. Itu berarti bahwa situasi perbudakan kita di
bawah kuasa dosa itu hanya bisa dilepas oleh 1 jalan keluar saja yaitu melalui kematian dan kebangkitan
Kristus dari antara orang mati.

Roma 6:5-6
6:5 Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan
menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. 6:6 Karena kita tahu, bahwa manusia
lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan
diri lagi kepada dosa.

Yohanes 8:36
Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”

Kalau begitu, hanya Kristus yang sanggup membuat manusia berdosa mengalami kemerdekaan dari dosa.
Dengan percaya kepada Kristus yang bengkit dari antara orang mati dan beriman kepada Dia, maka kita
akan mengalami kemerdekaan.

Ingat! Setelah merdeka ada nasehat:

1 Petrus 2:16
Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu
untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.
Galatia 5:13
Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka . Tetapi janganlah kamu mempergunakan
kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan
yang lain oleh kasih.

Roma 6:22
Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu
beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang
kekal. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus,
Tuhan kita.

Mengapa bisa dikatakan merdeka?

Ketika kita percaya kepada Yesus, ada Roh Kudus yang masuk dan Roh Kudus itu yang menolong kita
untuk terlepas dari dosa. Setelah Roh kudus masuk, Dia akan mengerjakan pengudusan. Maka muncullah
yang namanya buah Roh.

Tadinya suka dendam orang, sekarang tidak lagi. Suka maki orang, sekarang tidak lagi. Kalau semua ini
terjadi, tidakkah hidup kita akan lebih baik?

Kalau begitu perhambaan dosa hanya bisa dikalahkan kalau Kristus sungguh-sungguh masuk
dalam kehidupan kita.

Pernahkah merasa jengkel karena terus berbuat dosa yang sama berulang-ulang? Kalau pernah, maka
saudara butuh Yesus Kristus untuk membebaskan saudara dari dosa tersebut.

Aplikasi:

1. Jangan percaya diri/bangga pada hal-hal yang salah atau bersifat dosa (contoh: bangga karena
bisa membully teman, bangga bisa mencuri, dll -bisa ditambahkan sendiri-)
2. Sadari bahwa manusia adalah hamba dosa/budak dosa/dijajah oleh dosa jadi tidak boleh sombong
jika sudah melakukan suatu kebaikan karena yang namanya hamba dosa, pasti akan jatuh dalam
dosa lainnya juga (jadi harus tetap rendah hati dan tetap meminta pertolongan ROh Kudus untuk
berjuang melawab dosa)
3. Kita tidak akan bisa terlepas dari dosa jika tidak sungguh-sungguh percaya Yesus yang mati dan
bangkit mengalahkan dosa itu
4. Jika sudah dimerdekakan dari dosa, harus taat dan tidak menyalahgunakan kemerdekaan itu
secara sembarangan (jangan berpikir bahwa saudara/anak-anak sudah ditebus lalu saudara/anak-
anak menganggap bisa berbuat dosa seenaknya karena sudah ada penebus. Jika berpikir seperti
itu, maka sesungguhnya saudara/anak-anak bukanlah Kristen sejati)
5. Bentuk praktis merdeka dari dosa adalah menolak dosa tersebut dengan kuat atau membenci dosa.

Penjelasan untuk kelas kecil:


a. Menjelaskan keadaan Indonesia dalam penjajahan dan setelah merdeka.
b. Bertanya jawab tentang tokoh yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia.
c. Analogikan ke hamba dosa yang berarti dijajah dosa.
d. Mengarahkan siswa ke sosok yang bisa memerdekakan kita dari dosa adalah Yesus yang mati dan
bangkit bagi kita.
e. Menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan oleh orang yang sudah dimerdekakan (perhatikan point
4 pada bagian aplikasi)

Ayat hafalan:

1 Petrus 2:16
Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu
untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.

Lagu:
Jagalah Hatimu Terhadap Dosa
Buah-Buah Roh
Yesus Memerdekakan
Cuip-Cuip

Anda mungkin juga menyukai