Anda di halaman 1dari 18

D O G M AT I K A I

DOSA
RICHARD LECOURTBUSHE BOGAR
CLARA BERI
DISCLAIMER :
WE ARE SINNER,
WE ARE NOT
W O RT H Y , B U T
WE ARE
REDEEMED,
FORGIVE AND WE
A R E W O RT H Y

I T S O N LY B Y H I S
GRACE
Awal Mula Dosa : Kejadian 3
Dalam keinginan durhaka inilah perhatian Hawa dipusatkan,
dan secara khusus dalam tanggapannya terungkap bisikan,
"Pohon itu menarik hati karena memberi pengertian"
yang justru adalah tahapan menuju aib dan
kemurtadan dalam hati dan pikiran Hawa.

Reaksi Hawa menunjuk kan bahwa Iblis berhasil menjerat


kepercayaan Hawa, dan bahwa Hawa membenarkan dakwaan
Iblis terhadap kebenaran Allah. Reaksi itu juga menunjukkan
bahwa Hawa ingin menjadi sama seperti Allah
tahu yang baik dan yang jahat
Hawa menyetujui serangan Iblis yang bersifat
menghujat kedaulatan Allah. Hawa
menginginkan bagi dirinya hak-hak khusus
Allah. Dalam kesediaannya, Hawa berbincang-
bincang dengan penggoda, dalam ketiadaan
niatnya menolak saran-saran penggoda yang
demikian kasar dan lancung, dan dalam
persetujuan hatinya secara diam-diam terletak
tahapan langkah-langkahnya yg mendahului
tindakannya memakan buah terlarang itu

Di situlah letaknya asal mula dosa dan sifatnya


yang sesungguhnya. Dosa tidak bermula pada
tindakan yg terang terangan, melainkan dosa sendiri
timbul dari hati dan pikiran.
(Mari lihat Markus 7 : 21-23)
Bobot kejahatan dosa pertama terlihat pada kenyataan
bahwa dosa itu melanggar kedaulatan Allah dan
perintah-perintah-Nya dalam hal kekuasaan, kebaikan,
kebijaksanaan, keadilan, kesetiaan, dan kasih karunia-
Nya. Pelanggaran berarti membuang kekuasaan Tuhan,
meragukan kebaikan-Nya, mengingkari kebijaksanaan-Nya,
mengingkari keadilan-Nya, memutarbalikkan kebenaran-Nya,
dan merendahkan rahmat-Nya.
Lawan dari semua kemahakuasaan Allah adalah dosa.
Dan melawannya masih merupakan sifat dosa.
Kebusukan hati terungkap sendiri dalam perbuatan
melanggar perintah Allah. Adam dan Hawa mula-mula
tersesat dari Allah, barulah kemudian mereka melakukan
pelanggaran-pelanggaran nyata. Mereka dihanyutkan oleh
hawa nafsu sendiri dan tergoda.
Dosa tidak berasal dari
Allah
Alkitab tidak memberikan tempat untuk Allah
dipandang bertanggung jawab atas dosa.
Mengenai hal ini, satu hal yang dapat kita lihat
dari Alkitab adalah satu ijin yang misterius
untuk munculnya kejahatan sebagai akibat dari
salah penggunaan akan kebebasan yang diciptakan

Dosa tidak berasal dari Allah. Dalam Alkitab


hanya terdapat sedikit keterangan tentang asal
mula dosa. 2 Tesalonika 2:7 mengatakan bahwa
kedurhakaan itu bekerja secara rahasia
Roma 5:12 TB
Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh
satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu
telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah
berbuat dosa.

Allah memutuskan bahwa seluruh manusia adalah orang


berdosa di dalam Adam, sama halnya dengan la
memutuskan bahwa semua orang percaya menjadi benar
dalam Yesus Kristus. 4 Hal yang membuat Dosa masuk
kedalam dunia :

1.Karena Tertipu (1 Timotius 2:14)


2. Karena tidak taat kepada hukum Allah (Roma. 5:19)
3. Karena mendengar bujukan si ular (Kejadian. 3:1-6)
4. Karena Iblis menggoda dan merusak (Wahyu. 12:9)
Universalitas Dosa
Rasul Paulus dengan jelas mengatakan
bahwa dosa bersifat universal. Rasul Paulus
berkata bahwa mereka oleh natur mereka
adalah anak-anak yang dimurkai,

dosa adalah sesuatu yang asli yang dilakukan


semua manusia dan menjadikan mereka bersalah
di hadapan Allah. bahkan lebih lanjut Rasul
Paulus berargumen bahwa maut dialami
bahkan oleh mereka yang tidak pernah
melakukan suatu pilihan pribadi yang
dilakukan dengan sadar

Ayat Rujukan : Roma. 3:1-12, 19-23, 5:12-14;


Galatia. 3:22. Efesus 2 : 3
Berangkat dari statement Paulus diatas kita dapat menemukan
sebuah pemikiran dogmatika tentang Dosa Turunan. Ajaran
tentang dosa-turunan" dikemukakan dengan keras oleh
Augustinus dalam menentang Pelagius

Pelagius beranggapan bahwa manusia pada saat kelahirannya


lepas dari noda dosa dan sama bersihnya dengan Adam sebelum
kejatuhannya. Malahan, menurut ajaran Pelagius maka manusia
tetap sanggup juga melakukan apa yang baik, sebab ia masih tetap
mempunyai,kehendak yang bebas, sehingga dapatlah ia memilih
antara yang baik dan yang jahat.
Augustinus hendak memperkukuh ajarannya tentang
dosa-turunan itu dengan suatu penjelasan bersifat historis
bahwa sekalian manusia menjadi sedarah dan sedaging oleh
sebab kita sekalian menjadi keturunan manusia yang pertama itu,
adalah Adam yang telah hidup pada permulaan
sejarah dunia dan manusia.
Kita sekalian adalah satu didalam Adam. Ungkapan
ini tidak mau menyatakan, bahwa akhirnya kita
sekalian berasal dari ibu bapa yang berdosa satu yaitu
Adam dan Hawa.

Alkitab mencoba menempatkan dosa sebagai


permulaan dari sejarah dunia. Penyelidikan tentang
asal usul manusia boleh kita serahkan kepada ilmu
lain. Tetapi di dalam ilmu teologi dan Gereja dan
alkitab menggunakan istilah keturunan Adam itu
sebagai makna mendasar bahwa kita sekalian memiliki
natur dosa yang sama.

Kata Adam" berarti manusia". Inilah manusia:


manusia yang memberontak kepada Allah. Sama
seperti Paulus mencoba menggambarkan adam sebagai
natur alamia dosa dalam Roma 5.
Akibat Dosa
Sikap Manusia Terhadap Allah : Manusia diciptakan untuk Hidup di Hadapan Allah. Namun
sejak Dosa masuk ke dunia, manusia menjadi takut bertemu dengan Allah. Rasa malu dan
ketakutanlah yang sekarang menggerogoti hati manusia
Sikap Allah Terhadap Manusia : Dosa menimbulkan amarah dan kegusaran Allah, dan
memang harus demikian sebab dosa bertentangan mutlak dengan hakikat Allah. Mustahil
Allah masa bodoh terhadap dosa, karena mustahil pula Allah menyangkali diriNya sendiri.
Alam Raya dan Dosa : Bencana kejatuhan manusia ke dalam dosa mendatangkan bencana
laknat atas alam semesta, yang tadinya manusia telah dikaruniai kuasa. Dosa adalah
peristiwa dalam kawasan rohani manusia, yang akibatnya menimpa seluruh alam
semesta. Alam Raya mengalami perubahan system, didukung dengan natur dosa manusia yang
menguasai secara berlebihan bumi dan segala isinya.
Lepas dari perbudakan Dosa.
Sejatinya manusia diciptakan sebagai makhluk
penyembah dan tujuan penciptaan manusia adalah
menjadikan manusia sebagai makhluk penyembah
Allah. Namun dosa sudah membelokkan kodrat
manusia sebagai penyembah Allah menjadi
penyembah dosa (iblis).

Hal ini berakibat sadar atau tidak sadar manusia


secara alamiah memiliki potensi berbuat dosa.
Tujuan dosa adalah mendapatkan
ketidaksetiaan.

Sejak dosa pertama, manusia dijadikan hamba


dosa. Berdasarkan penciptaan, tubuh adalah
sepenuhnya milik Allah, tetapi akibat kejatuhan
manusia dalam dosa, tubuh menjadi hamba dosa.
Tubuh dosa adalah tubuh yang terbelenggu di
bawah kuasa dosa
Alkitab menawarkan pengharapan dan optimisme
dalam menghadapi dosa. Inti berita Alkitab adalah
prakarsa akbar ilahi mengatasi dosa, yaitu
rencana Allah menyelamatkan manusia yg berpusat
pada Tuhan Yesus Kristus, Adam yang terakhir, Anak
Yang Kekal, Juruselamat manusia. 2 Korintus 5 :
20, berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

Kita harus berjalan ke dalam kebenaran untuk


memasukinya. Kita harus melekatkan kembali diri
kita pada pokok anggur yang memberi kita
kehidupan. Karena pokok anggur yang terputus
darinya pada akhirnya akan binasa.

Daging kita rapuh, tetapi Roh Allah tinggal di


dalam kita dan adalah manusia yang berkuasa.
Mintalah kekuatan kepada Tuhan dalam doa-
doa. Roh memang penurut, tetapi daging lemah
(Matius 26 : 41)
Alkitab adalah terang bagi kaki kita. Firman Tuhan
memiliki kuasa untuk membimbing kita di jalan yang
lurus dan sempit. Orang Kristen mendapat
kekuatan dari Alkitab untuk kehidupan sehari-
hari. Beri makan jiwa makanan yang benar setiap
hari, yaitu mendengarkan Firman Tuhan.
Mazmur 119 : 9 Dengan apakah seorang muda
mempertahankan kelakuannya bersih?
Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.
Firman Tuhan menjadi satu-satunya yang
terutama, yang membantu kita menetralisir
racun iblis yang merasuk dalam natur kita
Jangan pernah menyerah dan terus berpegang
teguh pada Tuhan. Faktanya, Tuhan selalu ada dan
dengan sabar menunggu untuk kembali kepada-Nya.
Dia adalah sumber keberanian kita, harapan kita, dan
cinta sejati yang dapat kita alami dalam hidup ini.
”Aku pun tidak menghukum
engkau. Pergilah, dan jangan
berbuat dosa lagi mulai dari
sekarang.”

YOHANES 8 : 11
Literatur Referensi Kelompok :

Dogmatika Masa Kini (Dr. G.C. Van Niftrik & Dr. B.J. Boland)
Understanding Christian Doctrine (Ian S. Markham)
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini (YKB)
Teologi Sistematika (Louise Berkhof)
Iman Kristen ( Harun Hadiwijono)
"Sekian presentasi dari
kami, semoga tidak terlalu
sulit. Karna yang begitu
sulit cuma melupakan
reyhan, apalagi reyhan
baik."
Tuhan Yesus Memberkati,
mari berdiskusi.....

Anda mungkin juga menyukai